Anda di halaman 1dari 15

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN

Dosen Pengampu: Dr. Haidir, M.Pd

TUGAS TERSTRUKTUR PERTAMA


DISUSUN OLEH,
KELOMPOK : I/TBI-1/SEMESTER V
Aulia Khairunnisa Lubis 0304191026
Hariati 0304191017
Risna Febriani 0304191041
Zahara Safrina Aini Lubis 0304191031

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari bapak dosen pembimbing mata kuliah statistika yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 13 September 2021

Penulis,

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Validitas...................................................................................................................3
B. Macam-Macam Validitas.........................................................................................4
C. Reabilitas.................................................................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Validasi dan reabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam melakukan


fungsinya dan reabilitas adalah kecermatan suatu pengukur tersebut.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi
ukurannya (Azwar 1986). Validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian
validitas itu mengacu pada sejauh mana suatu instrument dalam
menjalankan fungsi. Instrument dikatakan valid jika instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Menurut
Sugiyono (2008:363). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel
yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef,
2006).

Sedangkan Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks


yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten,
maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala
yang sama. Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas
menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat
dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki
tingkat konsistensi dan kemantapan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan validitas?
2. Ada berapa macam-macam validitas?
3. Bagaimana cara menentukan validitas?
4. Apa yang dimaksud dengan reliabilitas?
5. Bagaimana cara menentukan reliabilitas?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami pengertian validitas
2. Untuk mengetahui ada berapa macam validitas
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan validitas
4. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan reliabilitas
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan reliabilitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Validitas
1. Pengertian

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau


kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh
mana suatu instrument dalam menjalankan fungsi. Instrument dikatakan valid
jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur (Menurut Sugiyono (2008:363). Sebagai contoh, ingin mengukur
kemampuan siswa dalam matematika. Kemudian diberikan soal dengan
kalimat yang panjang dan yang berbelit-belit sehingga sukar ditangkap
maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab, akibat tidak memahami
pertanyaannya. Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan berbicara,
tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak.
Pengukur tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak berlaku universal sebab
bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid
untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.

Sugiyono (2006) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu


langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instumen,
dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian. Dalam pengembangan model pengajaran berbasis
multimedia, maka uji validitas dimaksudkan untuk menguji sejauhmana model
e-media yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu model media
pengajaran, sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan
penggunaan media tersebut. Suryabrata (2000: 41) menyatakan bahwa

3
validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suatu
tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes.

Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar


mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes
mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya
dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan.
Sudjana (2004: 12) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan
alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa
yang seharusnya dinilai. Suatu tes yang valid untuk tujuan tertentu atau
pengambilan keputusan tertentu, mungkin tidak valid untuk tujuan atau
pengambilan keputusan lain. Jadi validitas suatu tes, harus selalu dikaitkan
dengan tujuan atau pengambilan keputusan tertentu. Tes masuk di SMA
misalnya harus selalu dikaitkan dengan seberapa jauh tes masuk tersebut dapat
mencerminkan prestasi atau hasil belajar para calon peserta didik baru setelah
belajar nanti.

B. Macam-Macam Validitas
a) Validitas isi

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi


yang harus diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi
suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar
bidang studi IPS, harus bisa mengungkap isi bidang studi tersebut. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari kurikulum
bidang studi yang hendak diukur. Di samping kurikulum dapat juga
diperkaya dengan melihat/mengkaji buku sumber. Sehingga tes hasil
belajar tidak mungkin dapat mengungkap semua materi yang ada dalam
bidang studi tertentu sekalipun hanya untuk satu semester. Oleh sebab itu
harus diambil sebagian dari materi dalam bentuk sampel tes. Sebagai

4
sampel maka harus dapat mencerminkan materi yang terkandung dari
seluruh materi bidang studi.

Cara yang ditempuh dalam menetapkansampel tes adalah memilih


konsep-konsep yang esensial dari materi yang di dalamnya. Misalnya
menetapkan sejumlah konsep dari setiap pokokbahasan yang ada. Dari
setiap konsep dikembangkan beberapa pertanyaan tes.

b) Validitas bangun pengertian (Construct validity)


Validitas bangun pengertian (Construct validity) berkenaan dengan
kesanggupan alat ukur mengukur pengertian-pengertian yang terkandung
dalam materi yang diukurnya. Pengertian-pengertian yang terkandung
dalam konsep kemampuan, minat, sebagai variabel penelitian dalam
berbagai bidang kajian harus jelas apa yang hendak diukurnya.
Konsep-konsep tersebut masih abstrak, memerlukan penjabaran yang lebih
spesifik, sehingga mudah diukur. Ini berarti setiap konsep harus
dikembangkan indikator-indikatomya. Dengan adanya indikator dari setiap
konsep maka bangun pengertian akan nampak dan memudahkan dalam
menetapkan cara pengukuran. Untuk variabel tertentu,
dimungkinkan penggunaan alat ukur yang beraneka ragam dengan cara
mengukurnya yang berlainan. Menetapkan indikator suatu konsep dapat
dilakukan dalam dua cara, yakni:
a) menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar teori pengetahuan
ilmiah dan
b) menggunakan pengalaman empiris, yakni apa yang terjadi dalam kehidupan
nyata. Contoh: Konsep mengenai “Hubungan Sosial”, dilihat dari
pengalaman, indikatornya empiris adalah keterkaitan dari:
- bisa bergaul dengan orang lain
- disenangi atau banyak teman-temannya
- menerima pendapat orang lain
- tidak memaksakan pendapatnya\

5
- bisa bekerja sama dengan siapa pun, dan lain-lain.

Mengukur indikator-indikator tersebut, berarti mengukur bangun


pengertian yang terdapat dalam konsep hubungan sosial. Contoh lain: Konsep
sikap dapat dilihat dari indikatornya secara teoretik (deduksi teori) antara lain
keterkaitan dari

- kesediaan menerima stimulus objek sikap


- kemauan mereaksi stimulus objek sikap
- menilai stimulus objek sikap
- menyusun/mengorganisasi objek sikap
- internalisasi nilai yang ada dalam objek sikap.

Apabila hasil tes menunjukkan indikator-indikator tes yang tidak


berhubungan secara positif satu sama lain, berarti ukuran tersebut tidak memiliki
validitas bangun pengertian. Atas da sar itu indikatornya perlu ditinjau atau
diperbaiki kembali. Cara lain untuk menetapkan validitas bangun pengertian suatu
alat ukur adalah menghubungkan (korelasi) antara alat ukur yang dibuat dengan
alat ukur yang sudah baku/standardized, seandainya telah ada yang baku. Bila
menunjukkan koefisien korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut memenuhi
validitasnya.

c) Validitas ramalan (predictive validity)

Validitas ramalan artinya dikaitkan dengan kriteria tertentu. Dalam validitas


ini yang diutamakan bukan isi tes tapi kriterianya, apakah alat ukur tersebut dapat
digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau perilaku tertentu atau kriteria tertentu
yang diinginkan. Misalnya alat ukur motivasi belajar, apakah dapat digunakan
untuk meramal prestasi belajar yang dicapai. Artinya terdapat hubungan yang
positif antara motivasi dengan prestasi. Dengan kata lain dalam validitas ini
mengandung ciri adanya relevansi dan keajegan atau ketetapan (reliability).
Motivasi dapat digunakan meramal prestasi bila skor-skor yang diperoleh dari

6
ukuran motivasi berkorelasi positif dengan skor prestasi. Validitas
ramalanmengandung dua makna. Pertama validitas jangka pendek dan kedua
jangka panjang. Validitas jangka pendek, artinya daya ramal alat ukur tersebut
hanya untuk masa yang tidak lama. Artinya, skor tersebut berkorelasi pada waktu
yang sama. Misalnya, ketetapan (reliability) terjadi pada semester dua artinya
daya ramal berlaku pada semester dua, dan belum tentu terjadi pada semester
berikutnya. Sedangkan validitas jangka panjang mengandung makna skor tersebut
akan berkorelasi juga di kemudian hari. Mengingat validitas ini lebih menekankan
pada adanya korelasi, maka faktor yang berkenaan dongan persyaratan terjadinya
korelasi harus dipenuhi. Faktor tersebut antara lain hubungan dari konsep dan
variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengetahuan ilmiah, minimal masuk akal
sehat dan tidak mengada-ada. Faktor lain adalah skor yang dikorelasikan
memenuhi linieritas. Ketiga validitas yang dijelaskan di atas idealnya dapat
digunakan dalam menyusun instrumen penelitian, minimal dua validitas, yakni
validitas isi dan validitas bangun pengertian. Validitas isi dan bangun pengertian
mutlak diperlukan dan bisa diupayakan tanpa melakukan pengujian secara
statistika.

C. Reabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang
sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang
diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Nur (1987: 47) menyatakan
bahwa reliabilitas ukuran menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu,
atau skor-z, relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan
pengadministrasian dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen. Azwar
(2003 : 176) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan salah-satu ciri atau
karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Arifin (1991: 122)

7
menyatakan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil
yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau
kesempatan yang berbeda. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur
berkaitan erat dengan masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran
sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi
apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang sama.

Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur


berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel yang mengacu
pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada
kelompok yang berbeda. Sudjana (2004: 16) menyatakan bahwa reliabilitas
alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa
yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan
memberikan hasil yang relatif sama. Djaali (2000: 81) menyatakan bahwa
reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan,
dan reliabilitas konsistensi gabungan butir. Reliabilitas konsistensi tanggapan
responden mempersoalkan apakah tanggapan responden atau obyek ukur
terhadap tes atau instrumen tersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal ini
apabila suatu tes atau instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran
terhadap obyek ukur kemudian dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek
ukur yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran
sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakkonsistenan
maka jelas hasil pengukuran itu tidak mencerminkan keadaan obyek ukur
yang sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah tanggapan terhadap tes atau
instrumen itu mantap, konsisten atau tidak plin-plan, dapat dilakukan dengan
cara memberikan tes yang sama secara berulang kali (dua kali) kepada obyek
ukur atau responden yang sama. Pengetesan dua kali merupakan syarat
minimal untuk mengetahui apakah tanggapan obyek ukur terhadap tes tersebut
konsisten atau tidak. Dalam pelaksanaan pengetesan dua kali ini dapat
ditempupuh berbagai cara yaitu kita melakukan pengetesan dua kali dengan

8
tes sama terhadap obyek ukur yang sama, atau dengan melakukan pengetesan
sekali dengan menggunakan dua tes yang butir-butirnya setara.

Jika kita menggunakan pengetesan sekali maka kesamaan atau


kesetaraan tes yang digunakan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi,
karena kemantapan atau konsistensi tanggapan terhadap butir-butir yang akan
diperiksa. Pada teknik belah dua ini pengukuran dilakukan dengan dua
kelompok butir yang setara pada saat yang sama. Karena setiap kelompok
butir merupakan separuh dari seluruh tes, maka biasanya kelompok butir
pertama diambil dari butir-butir tes yang bernomor ganjil, sedangkan
kelompok butir yang kedua diambil dari butir-butir tes yang bernomor genap.
Perlu diketahui bahwa reliabilitas dengan teknik ini sangat relatif, karena
reliabilitas akan tergantung pada cara penomoran dan pengelompokan butir
yang diambil.Di sini pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua tes
yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes
dalam waktu yang bersamaan. Skor dari kedua kelompok butir tes tersebut
dikorelasikan untuk mendapatkan reliabilitas tes.

Djaali (2000: 81) menyatakan bahwa reliabilitas konsistensi gabungan


butir berkaitan dengan kemantapan antara butir suatu tes. Hal ini dapat
diungkapkan dengan pertanyaan, apakah terhadap obyek ukur yang sama,
butir yang satu menunjukkan hasil ukur yang sama dengan butir yang lainnya?
Dengan kata lain bahwa terhadap bagian obyek ukur yang sama, apakah hasil
ukur butir yang satu tidak kontradiksi dengan hasil ukur butir yang lain. Jika
terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui butir yang satu
kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui butir yang lain
maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat
dipercaya. Dengan kata lain tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk
mengungkap ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur. Kalau
hasil pengukuran pada bagian obyek ukur yang sama antara butir yang satu
dengan butir yang lain saling kontradiksi atau tidak konsisten maka kita
jangan menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang dipersalah-

9
kan dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliabel terhadap obyek yang
diukur. Koefisien reliabilitas konsistensi gabungan butir untuk skor butir
dikotomi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson yang
dikenal dengan nama KR-20 (Djaali, 2000: 77) dengan rumus:KR-20 =

Keterangan:

k = cacah butir.

piqi = varians skor butir.

Pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i.

Qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i.

St2 = varians skor total responden.

Keterangan:

rii = koefisien reliabilitas.

k = cacah butir.

Si2 = varians skor butir.

St2 = varians skor total responden.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Instrumen merupakan suatu alat yang karena memenuhi


persyaratan akadegmis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu
variabel. Validitas isi mempermasalahkan sejauh mana suatu tes
mengukur tingkat penguasaan terhadap isi atau materi tertentu yang
seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran dan validitas isi
tidak mempunyai besaran. Validitas konstruk mempermasalahkan
seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-benar
hendak diukur sesuai dengan definisi konseptual yang telah ditetapkan.

Validitas empiris (validitas kriteria) yang berarti bahwa validitas


ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria
eksternal. Reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran
yang relatif sama. Penentukan koefisien reliabilitas instrumen untuk
skor butir dikotomi digunakan rumus KR-20, sedang untuk skor
politomi digunakan rumus Alpha. Interpretasi terhadap koefisien
reliabilitas merupakan intrepretasi relatif, artinya tidak ada batasan
mutlak yang menunjukkan berapa angka koefisien minimal yang harus
dicapai agar suatu pengukuran dapat disebut reliabel. Namun,
memberikan informasi tentang hubungan varians skor teramati dengan
varians skor sejati kelompok individu.

11
REFERENSI

Anshori, Muslich, and Sri Iswati. 2009. “Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Penelitian Kuantitatif.” Jurnal Ilmiah Kependidikan 7(1): 17–23.

Zhang, Hao Ming, Lian Soon Peh, and Ying Hai Wang. 2014. “Servo Motor
Control System and Method of Auto-Detection of Types of Servo Motors.”
Applied Mechanics and Materials 496–500(1): 1510–15.

Sugiono. 2018. “Teori Validitas Dan Rehabiloitas.” Jurnal Kebidanan.

Fitriani, WITA. 2020. Artikel Pengenalan Sistem Informasi.

Adri, Mohammed, and Muhammad Adri. “Uji Validitas Dan Reliabilitas Paket
Multimedia Interaktif "

12

Anda mungkin juga menyukai