Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

DASAR-DASAR ILMU KEPELATIHAN

Dosen Pengampu:

Dr.Imran Akhmad, S.Pd. M.Pd / Argubi Silawan, M.Pd

Disusun oleh:

Willy Owen Nicholas Sihombing

(6211121001)

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGHANTAR

Puji beserta syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karna berkat rahmat dan karunia-NYA
kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report Materi ajar “DASAR-DASAR ILMU
KEPELATIHAN” Saya sangat berharap semoga tugas ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi Anatomi, dan kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan yang jauh dari kata
sempurna baik itu dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas kami ini
dan sekaligus kami meminta maaf. Semoga tugas yang sederhana ini dapat di pahami oleh
siapapun yang membacanya dan sekiranya tugas ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun pembacanya.

Medan, 21 oktober 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB 1: PENDAHULUAN......................................................................................................
A. MANFAAT..............................................................................................................
B. TUJUAN..................................................................................................................
C. IDENTITAS BUKU....................................................................................................
BAB II: RINGKASAN ISI BUKU.............................................................................................
BAB III: PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. KEUNGGULAN........................................................................................................
B. KELEMAHAN..........................................................................................................
BAB IV: PENUTUP..............................................................................................................
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………………....
B. SARAN …………………………………………………………………………………………………….........
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan tercapai setelah mengkritik buku ini adalah:
1. Memahami dengan jelas materi yang terkandung didalam buku ini.
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yang lebih baik
dan bermutu.
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang buku ini.
B. TUJUAN
1. Mengulas isi buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang terdapat dalam buku.
3. Membandingkan isi buku utama dan buku pembanding.
C. IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
1. Judul : Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Dr. Hasyim, S.Pd., M.Pd / Dr. Saharullah, S.Pd., M.Pd
4. Penerbit : Universitas Negeri Makasar
5. Kota Terbit : Makasar
6. Tahun Terbit : 2019
7. ISBN : 978-623-7496-27-4
BUKU PEMBANDING
1. Judul : Ilmu Kepelatihan Sebagai Dasar Melatih Olahraga
2. Edisi :-
3. Pengarang : Hisar Edy Irwanto
4. Penerbit : Universitas Negeri Medan
5. Kota Terbit : Medan
6. Tahun Terbit : 2018
7. ISBN : 978-602-53100-0-3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

Latihan adalah, segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik
dengan proses yang sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah
beban, waktu atau intensitasnya. Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara
berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban. Latihan untuk
menguasai suatu keterampilan membutuhkan suatu program dengan waktu yang panjang
serta terencana. Kegiatan latihan harus menggunakan prinsip belajar yaitu dalam belajar
memiliki tujuan untuk menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan dilakukan melalui
beberapa tahapan. Begitu pula dengan latihan harus diberikan melalui tahapan yaitu dari
tahap yang mudah mengarah tahap yang lebih sulit, dari yang sederhana menuju tahapan
yang lebih komleks dan diberikan secara berkesinambungan pula (Amir Supriadi, 2015).
Berbagai macam bentuk latihan / olah raga yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
kesegaran jasmani. Seperti Senam, berenang, bersepeda, berjalan atau lari dan lain-lain.
Perkembangan dunia olahraga dewasa ini semakin berkembang dan maju. Indonesia
merupakan Negara berkembang yang selalu dipertimbangkan dalam percaturan dunia
olahraga. Ada cabang-cabang olahraga yang dapat mengharumkan nama bangsa ini, dalam
upaya meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga tersebut di Negara ini, maka
upaya tersebut tidak terlepas dari sumber daya manusia yang menjadikan objek tersebut
berkembang. Objek yang dimaksud adalah atlet dan pelatih. Pelatih merupakan ujung
tombak dalam upaya menunjang keberhasilan prestasi olahragawan. Agar atlet mencapai
prestasi dengan baik, maka pelatih harus menguasai teori dan metodologi latihan atau
prinsip-prinsip melatih, bekal dasar ilmu melatih tersebut merupakan landasan yang
berpedoman pada pembinaan dan peningkatan kondisi fisik, beban latihan, meningkatkan
keterampilan, teknik, taktik dan strategi. Kebanyakan pelatih yang mapan berpendapat
bahwa pelatih yang berhasil itu adalah sebagian seni dan sebagaian lainnya ilmu. Hal ini
mengandung pengertian bahwa pelatihan menuntut kreativitas dan interpretasi mengenai
cabang perorangan maupun situasinya.
BAB III
PEMBAHASAN

BUKU UTAMA
Ilmu kepelatihan adalah suatu ilmu yang mempelajari sistematika latihan dan pertandingan
dalam olahraga untuk mencapai tujuan prestasi yang semaksimal mungkin. Dalam ilmu
kepelatihan ada beberapa unsur yang dapat meningkatkan pencapaian prestasi mencakup,
Sport training dengan peraturan-peraturannya, beban latihan, latihan kondisi fisik, latihan
teknik, taktik, pembinaan mental, kematangan juara, planning (perencanaan), teori
pertandingan, dan talent scouting. Pengertian latihan adalah suatu bentuk olahraga yang
memerlukan latihan dan pengembangan atlet untuk mencapai kemampuan jasmani dan
rohani setinggi-tingginya dalam waktu yang telah direncanakan.
A. CIRI-CIRI PELATIHAN OLAHRAGA
1. Pelatihan olahraga merupakan proses pembentukan individu secara keseluruhan.
2. Mengembangkan atlet sehari-hari sesuai dengan disiplin tata tertib dan etika sesuai
cabang olahraga yang diikutinya.
3. Latihan harus kontinu dan teratur.
4. Try out.
5. Sadar akan pengorbanan waktu, tenaga dan materi dalam menjalankan pelatihan
olahraga. 6. Pelatihan olahraga harus bersifat sebagai kesenangan dan sukarela.
6. Pelatihan olahraga sebagai rekreasi.
7. Pelatihan olahraga harus memiliki peraturan yang harus ditaati dalam
menjalankannya.
B. TUGAS UTAMA PELATIHAN OLAHRAGA
Sesuai dengan urutan penekanan latihan sebagai berikut:
1. Pembentukan fisik serta latihan-latihan kondisi fisik. Unsurunsur yang dibentuk serta
dikembangkan meliputi: kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan,
stamina, kekuatan, koordinasi, keseimbangan.
2. Pembentukan teknik dasar maupun teknik tinggi untuk menjadikan otomatisasi
gerak sesuai dengan cabang yang diikutinya.
3. Pembentukan taktik dalam arti mematangkan sistem pola dan tipenya bertahan dan
menyerang.
4. Pembentukan mental bertanding sesuai dengan unsur-unsur pisikologi yang
diperlukan dalam cabang olahraganya,
5. Pembentukan kematangan juara dalam arti mematangkan keselarasan antara
tindakan dan proses mental dalam bertanding. Hal ini dapat dicapai dengan
memperbanyak uji coba serta bentuk-bentuk bertanding lainnya
C. FAKTOR-FAKTOR PENENTU BERPRESTASI DALAM OLAHRAGA
1. Faktor Atlet (factor endogen) yang ditinjau dalam segi:
a. Anatomi, cacat apa tidak memungkinkan untuk berprestasi tinggi atau
sebaliknya.
b. Psikologisnya mendukung untuk tercapainya prestasi maksimal seperti: daya
pikirnya, kedisiplinan, kemauannya, kerajinan, ketekunan dan sifat-sifat
kepribadiannya.
c. Bakat atau pembawaan kemampuan jasmaninya, menunjang untuk berprestasi.
d. Kesehatan yang baik dari atlet.
2. Faktor Pelatih
Pelatih yang baik harus bertindak sebagai orang tua. Pendidik, teman, pengayom,
hakim dari atlet yang dilatihnya. Ciri-ciri pelatih yang baik iala:
a. Pengetahuan yang luas dan ilmiah
b. Karakter dan kepribadian yang baik untuk dicontoh oleh para atlet binaanya.
c. Memiliki skill yang baik dalam cabang olahraga yang dilatih.
d. Pengalaman yang cukup sebagai atlet, organisator dan sebagai pendidik maupun
sebagai pelatih.
e. Mempunyai sifat human relation yang baik terhadap sesamanya.
f. Jujur, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
g. Berlisensi pelatih sesuai dengan cabang olahraganya.
h. Sehat jasmani dan rohani.
i. Mempunyai sifat humor.
j. Kreatif, mudah menerima kritik serta berkemauan keras dan berdisiplin tinggi.
D. FAKTOR ORGANISASI
Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang
posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih. Organisasi yang baik apabila kompenen yang berada di dalam organisasi
tersebut mampu bekerjasama, pemimpin mampu menempatkan dirinya, mengetahui
potensi yang dimiliki anggotanya sehingga dapat menempatkan anggotanya sesuai
dengan keahlian masing-masing, serta tidak membuat suasana mencekam dan tegang.
Baik organisasi yang bersifat kedinasan maupun partikulir harus berjalan dengan
prosedur yang baik dan teratur. Faktor organisasi sebenarnya wadah dari kegiatan
olahraga untuk berprestasi sehingga hal ini perlu dukungan dari pemerintah maupun
masyarakat setempat.
E. FAKTOR SARANA DAN PRASARANA
Faktor-faktor untuk mencapai prestasi dalam hal olahraga tidak terlepas dari faktor
sarana dan prasarana. Sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani dan mudah dipindah bahkan dibawa oleh
pelakunya atau atlet. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi atlet
untuk bergerak aktif, sehingga atlet sanggup melakukan aktivitas dengan
sungguhsungguh yang akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Prasarana atau perkakas
adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pelatihan atlet dan sifatnya mudah
dipindah (bisa semi permanen) akan tetapi berat atau sulit. Contohnya seperti matras,
peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis
meja, dan trampolin. Sedangkan prasarana atau fasilitas adalah segala sesuatu yang
diperlukan dalam proses pelatihan atau pembelajran pendidikan jasmani, bersifat
permanen atau tidak dapat dipindah- pindahkan. Faktor ini merupakan penggerak serta
spirit untuk meningkatkan prestasi atlet, masalah ini erat kaitannya dengan keuangan
untuk biaya pelaksanaan serta tempat dan alat-alat latihan.
F. FAKTOR MELIAU (Alam Sekitar)
1. Penghidupan atlet:
a. Tidur yang teratur.
b. Hindari merokok dan alcohol.
c. Makanan segar sesuai dengan ilmu gizi dalam menunya.
d. Harus ada waktu untuk rekreasi,
e. Kesehatan harus dikontrol.
2. Alam Sekitarnya
a. Rumah bersih, penerangan cukup.
b. Suara-suara dijaga jangan gaduh.
c. Menjaga etika dengan keluarga atau teman harus baik.
d. Kerja dan latihan harus serasi
e. Jaminan keamanan harus terjaga
3. Udara dan Cuaca
a. Kelembaban udara dalam lapangan dan gedung harus baik.
b. Pentilasi udara dalam gedung.
c. Cuaca outdoor, indoor serta lapangan dipantai dan digunung.
4. Syarat Material
a. Perlengkapan atlet dan lapangan harus memadai.
b. Kesejahtraan atlet diperhatikan.
G. PARTISIPASI PEMERINTAH
Prestasi dibidang olahraga tidak terlepas partisipasi dengan dukungan pemerintah
sebagai berikut:
1. Perkenalan kepada olahraga: untuk mempelajari kemampuan dasar, pengetahuan
dan sikap yang benar dalam berolahraga.
2. Olahraga hiburan: untuk kesempatan berpartisipasi sebanyak-banyaknya dalam
olahraga, mengedepankan hiburan, kesehatan, interaksi sosial dan relaksasi.
3. Olahraga kompetitif: kesempatan untuk berkembang secara sistematis dan
mengukur performa dengan partisipasi lainnya didalam kompetisi yang aman dan
nyaman.
4. Olahraga tingkat tinggi: secara sistematis memperoleh hasil kelas dunia pada level
tertinggi di kompetisi internasional dengan prinsip adil dan mengedepankan fairpaly.
5. Pengembangan olahraga: olahraga digunakan sebagai alat untuk perkembangan
sosial dan ekonomi, dan mempromosikan nilai-nilai positif di dalam dan di luar
negeri
Hal ini tidak terjadi secara instan, butuh waktu bertahun-tahun, sama seperti negara
maju untuk meningkatkan prestasinya. Secara umum beberapa strategi efektif yang
mereka lakukan adalah dengan memperbolehkan anak-anak, baik laki-laki,
perempuan dan berbagi macam etnis untuk berpartisipasi di olahraga sejak dini,
bahkan bisa jadi kewajiban di tingkat sekolah melalui pendidikan jasmani dan
olahraga.
BUKU PEMBANDING
Pelatihan sebagai proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya
(Harsono, 1988:101), Rothig (1972). Pelatihan adalah semua upaya yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan kemampuan dalam pertandingan olahraga. Harre (ed,1982)
menjelaskan dalam pengertian luas, pelatihan olahraga adalah keseluruhan proses
persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi. Pelatihan adalah suatu
proses berlatih yang berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu,
metodis, dari mudah kesukar, teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek yang dilakukan
secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Tujuan
utama pelatihan adalah untuk mengembangkan keterampilan dan performa atlet. Tujuan
pelatihan atau training adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan
prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang
harus dilatih, yaitu Fisik, Teknik, Taktik, Mental. (Harsono: 1988). Tujuan umum pelatihan
disamping memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan penyempurnaan yaitu:
1. Fisik secara multilateral
2. Fisik secara khusus sesuai dengan cabor
3. Teknik cabornya
4. Taktik/strategi yang dibutuhkan
5. Kualitas kesiapan bertanding
6. Persiapan optimal olahraga beregu
7. Keadilan kesehatan atlet
8. Pengetahuan atlet
PRINSIP-PRINSIP LATIHAN
a. Lama latihan
b. Volume latihan
c. Intensitas latihan
d. Kualitas latihan
e. Beban lebih (overload)
f. Perkembangan menyeluruh (multiteral)
g. spesialisai
h. Individualisasi
A. LAMA LATIHAN
Lama latihan adalah jumlah waktu yang dipakai untuk latihan. Misalnya kita latihan
dari jam 14.00 sampai jam 17.00, berarti lama latihan adalah 3 jam. Yang harus
diperhatikan: “. . . as soo as bad features creep into the performance, that particular
practice must stop.” (Thomas: 1970)
B. VOLUME LATIHAN
Volume latihan adalah jumlah waktu yang dipakai aktif selama latihan. Misalnya kita
latihan dari jam 14.00 sampai jam 17.00, jumlah istirahat selama latihan adalah satu
jam
Rumusnya adalah
VL = WA – WI jadi VL = 180’ – 60’
VL = 120’
C. INTENSITAS LATIHAN
Berat atau ringannya beban latihan yang diberiakan oleh pelatih. Cara menghitung
intensitas latihan menurut teori Katch dan Mc Ardle (1983): DNM = 220 – Umur
(dalam tahun)
D. KUALITAS LATIHAN
Latihan yang berkualitas adalah latihan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
atlet, dan apabila koreksi-koreksi yang konstruktif sering diberikan, apabila
pengawasan dilakukan sampai ke detail-detail gerakan, dan apabila prinsip overload
diberikan.
E. BEBAN LATIHAN (Overload)
Latihan yang diberikan haruslah lebih berat dari kemampuan yang dimiliki oleh atlet
tersebut. Harsono (1988) mengatakan: “berapa lama pun kita berlatih, betapa sering
pun kita berlatih, atau sampai bagaimana capik pun kita mengulang-ngulang latihan
tersebut, kalau tidak menerapkan prinsip beban lebih maka peningkatan prestasi
tidak akan dapat dicapai.
F. PERKEMBANGAN MENYELURUH (Multilateral)
Meskipun seseorang pada akhirnya mempunyai satu spesialisasi keterampilan,
sebaiknya pada permulaan berlatih dia dilibatkan dalam berbagai aspek kegiatan hal
ini dilakukan agar kelak pada masa spesialisasi mempunyai dasar-dasar yang kokoh
“The multilateral principle should be employed mostly when training children and
junior (Bompa, 1994).
G. SPESIALISASI
Spesialisasi berarti mencurahkan segala kemampuan, baik fisik maupun psikis pada
satu cabang tertentu. Ozolin dalam (Bompa,1988) mengungkapkan: “agar aktivitas-
aktivitas motorik yang khusus mempunyai pengaruh yang baik terhadap latihan,
maka latihan harus didasarkan kepada dua hal:
1. Melakukan latihan-latihan yang khas bagi cabang olahraga spesialisasi tersebut.
2. Melakukan latihan-latihan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan
biomotorik yang dibutuhkan oleh cabang olahraga tersebut.
H. INDIVIDUALISASI
Tidak ada dua orang yang rupanya persis sama dan tidak ada pula dua orang yang
secara fisiologis dan psikologis persis sama.
Kemampuan usaha atlet ditentukan oleh:
1. Usia biologis dan kronologis atlet
2. Pengalaman dalam melakukan olahraga
3. Kemampuan kerja dan prestasi individu
4. Status kesehatan
5. Kegiatan diluar latihan

A. KEUNGGULAN
1. Pembuatan cover pada bukunya sangat menarik dan pemilihan warnanya juga sesuai
dengan gambarnya.
2. Setiap judul bab pada buku ini sangat berkaitan dengan pembahasannya sehingga
ada keterkaitan antara judul dan pembahasannya
3. Pada buku ini juga di sediakan bentuk gambar yang lengkap setiap proses
pergerakan yang di bahas per babnya sehingga pembaca dapat lebih mudah
memahami isi materinya karena di perjelas dengan gambar.
B. KELEMAHAN
1. Penyatuan (pengeleman) lembaran buku terlalu panjang sehingga pembaca sedikit
kesulitan membuka dan membacanya.
2. Perlu penalaran yang cukup kuat untuk memahami buku ini.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Hakikat dan ruang lingkup pelatihan terdiri dari:
a. Definisi latihan
b. Tujuan dan ruang lingkup pelatihan
c. Landasan system pembinaan olahraga
d. Komponen-komponen system latihan
2. Latihan terdiri dari:
a. Pengertian latihan
b. Tujuan latihan
c. Prinsip-prinsip latihan
d. Lama latihan
e. Volume latihan
f. Intensitas latihan
g. Kualitas latihan
h. Beban lebih (overload)
i. Perkembangan menyeluruh (multilateral)
j. Spesialiasi
B. SARAN
Untuk setiap atlet yang berkecimpung di bidang olahraga manapun di harap kan agar
bisa meningkatkan kondisi fisiknya masing – masing, sehingga dalam suatu pertandingan
tidak mengalami kelelahan atau pun cedera pada saat latihan, di era yang kaya akan
teknologi dan pengertian dan pemahaman dalam peningkatan fisik perlu peningkatan
mutu gizi juga. Setiap pelatih dalam setiap bidang olahraga haruskan mengerti dan
memahami cara peningkatan kualitas fisik atlet dan bukan hanya fisik saja yang harus
dimengerti oleh seorang pelatih tetapi juga tentang kebutuhan gizi setiap atlet harus
diperhatikan oleh setiap pelatih. Agar kedepanya para pelatih dapat menciptakan atlet
yang mempunyai kualitas fisik bagus dan sehat.

DAFTAR PUSAKA

Harsono. 2017. Kepelatihan Olahraga. Teori dan Metodologi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Amir Supriadi. 2015. Hubungan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Keterampilan
Menggiirng Bola Pada Permainan Sepakbola. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol 14 N0 1. 1-
14.

Anda mungkin juga menyukai