Anda di halaman 1dari 18

CRITIKAL JURNAL RIVIEW

NAMA :MUHAMMAD AQIL HABIB

NIM : 62231211130
DOSEN PENGAMPU : ARGUBI SILWAN M.PD

MATAKULIAH :DASAR DASAR KEPELATIHAN

PRODI : PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang MahaEsa atas berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas Critical JurnalReview (CJR) ini dengan jurnal utama yang berjudul “Pengaruh
lari jarak menegah(800 meter) terhadap peningkatan Vo2max” dan juranal pembanding yang berjudul “
KORELASI ANTARA DAYA TAHAN KECEPATAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL LARI
800 METER”.
Critical jurnal review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Filsafat
Pendidikan PKO, semoga CJR ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk saya maupun
parapembaca.
Dalam penulisan critical jurnal reviewini, saya tentu tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan
dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih pada dosen penganmpu,bapak ARGUBI
SILWAN M.PD

Saya menyadari CJR ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan.Oleh karenaitu,
saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun
guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini kedepannya. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca
dan semoga materi yang ada dalam CJR yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagai mana
semestinya bagi para pembaca,trimakasih.

Medan,November 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Critical Jurnal Review yang saya susun melalai makalah ini membandingkan
dua jurnal yaitu jurnal utama dan jurnal pembanding. Makalah ini akan
membahas kesimpulan, kelebihan dana kelemahan dua jurnal yang dimana
kedua jurnal inimengenaifilsafat pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penulisan CJR ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana riview maupun ringkasan jurnal tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?

C. TUJUAN

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penulisan CJR ini
adalahuntuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai
pembahasan isi jurnal tersebut dan memudahkan pembaca dalam memilih jurnal
yang ingin dibaca sesuai dengan judul yang diinginkan.
RIVIEW JURNAL UTAMA

A. IDENTITAS JURNAL UTAMA

Judul : HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN


HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE SISWA
PUTRA KELAS X SMK YPS PRABUMULIH
Jurnal : Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 16 (1),
Download : https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/download/6449/5646
Tahun :2017
Penulis :Zulpikar Ilham

B. RINGKASAN JURNAL

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian dari kurikulum dan standar
bagi lembaga pendidikan dasar, menengah dan atas. Dengan proses pembelajaran yang tepat dapat
berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial peserta didik. Pendidikan
jasmani itu sendiri adalah suatu bidang kajian yang sesungguhnya luas.Titik perhatiannya adalah
peningkatan gerak manusia.Lebih khususnya lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara
gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya.Hubungan dari perkembangan tubuh-fisik pikiran dan
jiwa. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan
aspek lain dari manusia itu sendiri yang menjadikannya unik. Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan
sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui aktivitas fisik yang bertujuan untuk
mengembangkan individu secara organik, neuromeskuler, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual.Dari
definisi tersebut tampak pendidikan jasmani mempunyai peran dan fungsi yang strategis dalam
mengembangkan subjek didik secara totalitas (Syafrudin dkk, 2011:122). Gerak dasar Atletik yang meliputi
gerak jalan, lari, lempar dan lompat adalah cabang olahraga yang paling tua di dunia, yang masing-masing
nomor tersebut memiliki teknik dasar.Olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang
terpenting dalam pelaksanaan olimpiade modern. Cabang atletik dilaksanakan di semua negara, karena
nilai-nilai pendidikan yang terkandung didalamnya memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kondisi fisik, sering pula menjadi dasar pokok untuk pengembangan/peningkatan prestasi
yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan menjadi suatu tolak ukur kemajuan suatu
Negara.Seiring dengan perkembangan zaman yang didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Perkembangan prestasi di bidang atletik, terutama pada nomor lompat tinggi khususnya
mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat.

Pengertian Atletik
Atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua yang telah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba
hingga sekarang.Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia dimuka bumi ini.Dalam bahasa inggris,
nomor-nomor dalam perlombaan atletik seperti nomor jalan cepat, lari, lempar dan lompat dinamakan
dengan istilah track and field yang artinya perlombaan yang dilakukan di lintasan dan di lapangan.Atletik
berasal dari kata “athlon” yang berarti berlomba. Atletik merupakan aktivitas jasmani atau latihan fisik,
berisikan gerakan-gerakan alamiah dan wajar sesuai dengan apa yang dilaksanakan pada kehidupan kita
sehari-hari. Seperti jalan, lari, lompat, lempar dan loncat (Sukirno, 2011:17). “cabang olahraga atletik
merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki keistimewaan, dibandingkan dengan cabang
olahraga lainnya. Lebih dari lima puluh juta masyarakat di dunia melibatkan diri pada kegiatan atletik
dengan memilih lebih dari seratus ribu club atletik yang terlibat dalam kegiatan kompetisi”.
Atletik yang meliputi gerakan jalan, lari, lempar, dan lompat adalah cabang olahraga yang paling tua di
dunia. Hal ini karena umur olahraga atletik ini sama tuanya dengan mulai adanya manusia-manusia yang
pertama di dunia.
Lompat Tinggi
Lompat tinggi adalah salah satu jenis keterampilan untuk melewati mistar yang berada di antara kedua
tiang. Lompat tinggi memiliki tujuan untuk memproyeksikan gaya berat badan pelompat di udara dengan
kecepatan bergerak kedepan secara maksimal. Ketinggian lompatan yang dicapai tergantung kemampuan
pelompat dari gerakan lari menjadi gerakan ke atas.Menurut Sukirno (2012:146),secara umum teknik dasar
lompat tinggi hampir sama dengan lompat jauh, yang meliputi: (1) awalan untuk mendapatkan kecepatan
horizontal, (2) tolakan untuk mendapatkan kecepatan vertikal dan melakukan gaya lompatan pada saat di
atas mistar.

Gaya Lompat Tinggi


Gaya adalah faktor yang sangat penting untuk dapat mencapai ketinggian maksimal. Ada tiga gaya dasar
yang sering digunakan dalam lompat tinggi, yaitu gaya gunting, gaya straddle dan gaya flop (Mane,
2008:41). Di lihat dari posis kaki tolak terhadap mistar pada saat menolak, hanya dua jenis lompatan yang
ada dalam lompat tinggi. Yaitu “lompatan gaya guling dan lompatan gaya gunting”. Jenis lompatan gaya
guling adalah semua gaya yang dilakukan dengan menggunakan kaki yang terdekat dengan mistar sebagai
kaki tumpu dan mendarat dengan kaki lainnya (kecuali tempat pendaratannya empuk). Sedangkan jenis
lompatan gunting adalah semua lompatan yang menggunakan kaki tumpu yang terjauh dengan mistar
lompatan dan mendarat dengan kaki yang sama kecuali tempat pendaratannya empuk.

Urutan Gerakan Lompat Tinggi Gaya Straddle


Lompat tinggi terbagi dalam fase-fase, lari awalan (approach), bertumpu/bertolak (take-of), melayang (flight)
dan mendarat (landing) (Sidik, 2011:76). Menurut Hamid dan Rithaudin (2011:196) “ untuk mencapai
loncatan yang maksimal, para peloncat berusaha memperbaiki teknik melalui latihan berulang-ulang,
terutama pada awalan. Tolakan untuk melewati mistar dimanfaatkan seefektif mungkin”. Gaya straddle
merupakan salah satu gaya dalam lompat tinggi di mana posisi badan telungkup untuk melewati mistar.
Karakteristik dalam pelaksanaan gayastraddle diawali dengan gerakan awalan, tolakan/tumpuan, sikap
badan di atas mistar, dan mendarat.Berikut ini fase-fase lompat tinggi Gaya Guling Perut (Straddle):

Awalan
Melakukan awalan lompat tinggi bertujuan untuk membangkitkan daya gerak, dari gerak mendatar kearah
vertikal.Pada mulanya, atlit menggunakan awalan dengan langkah lari cepat dalam garis lurus, kemudian
menuju pertengahan mistar yang dipasang dengan sudut 450 dari sisi sudut kaki loncat. Ujung kaki
menuju keluar pada waktu melakukan awalan 7-9 langkah pertama dipercepat.
Tolakan
Persiapan menolak dengan kaki yang akan digunakan untuk tolakan diluruskan kedepan, sedangkan kaki
ditekuk ke belakang dan badan condong ke belakang. Tolakkan kaki, kemudian ayunkan tungkai ke
belakang dan ke atas sehingga tingginya sebahu dengan mengayunkan kedua lengan ke atas.Sementara itu
kepala ditengadahkan bersamaan dengan menolakkan kaki/menghentakkan kaki.Pada saat kaki melewati

mistar, segera badan dan tangan yang jauh dari mistar menuju ke atas mistar, kemudian lengan segera
rapatkan pada perut atau punggung.
Posisi di Atas Mistar
Posisi badan di atas mistar yaitu setelah tungkai yang diayunkan melewati mistar, posisi badan telungkup
di atas mistar, dengan posisi pinggul lebih tinggi dari punggung. Kaki tolak dengan lutut dibengkokkan

menuju ke samping. Sementara itu, kepala di miringkan kebawah mistar, tubuh akan jatuh menuju tempat
pendaratannya.

Mendarat
Lakukan pendaratan di atas matras agar keselamatan terjaga.Jangan sampai salah tumpuan.Sikap mendarat
dimulai dengan jari-jari tangan ke punggung tangan, kemudian ke bahu dan punggung lalu berguling.
Daya Ledak Otot Tungkai
Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan
derajat kesegaran jasmani.Terwujudnya gerakan disebabkan oleh berkontraksinya otot atau sekelompok
otot dalam mengatasi hambatan atau beban.Beban tersebut dapat berupa berat tubuh sendiri atau benda di
luar tubuh yang digunakan dalam aktivitas olahraga.Macam atau jenis kekuatan dilihat dari aspek
tujuan/sasaran latihan dapat dibedakan atas kekuatan maksimal, daya ledak dan daya tahan kekuatan serta
elemen-elemennya.Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik.Tanpa kekuatan orang tidak bisa
melompat, meloncat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat dan lain sebagainya.Begitu juga tanpa
kekuatan orang tidak bisa berlari cepat, melempar, memukul dan lain-lain.

Hubungan antara Daya Ledak Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Tinggi.
Dalam melakukan lompat tinggi kekuatan otot tungkai kaki akan menghasilkan daya ledak pada saat
melakukan tumpuan. Apabila dari benda yang bergerak diketahui berat dan kecepatannya maka energi
yang dipakai dapat dihitung.Ada dua macam konsep pengukuran power yaitu dengan athletic power
measurement dan work power measurement.

SIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa lompat tinggi merupakan olahraga melompat setinggi
mungkin dengan melewati mistar lompat. Permainan lompat tinggi membutuhkan tempat yang tidak
terlalu luas untuk memainkannya dan dapat dilakukan oleh pria maupun wanita.
RIVIEW JURNAL PEMBANDING

IDENTITAS JURNAL

Judul : EVALUASI KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA


KELAS X SMA NEGERI 6 TAKENGON
KABUPATEN ACAH TENGAH
Jurnal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1
Download : https://media.neliti.com/media/publications/188131-ID-evaluasi-kemampuan-lompat-
tinggi-siswa-p.pdf
Tahun :2015
Penulis :Iwan tonadi

RINGKASAN JURNAL

PENDAHULUAN
Kegiatan olahraga tidak lepas dari kegiatan atletik yang merupakan cabang olahraga
yang mendasar bagi cabang olahraga yang lain dan disebut juga sebagai induk dari semua
cabang olahraga. Sebutan tersebut adalah sangat berasalan, karena dalam setiap cabang
olahraga ada unsur atletik dan menjadi dasar dari unsur gerak dalam penampilannya, seperti
jalan, lari, dan lompat.
Lompat tinggi merupakan salah satu nomor yang sangat bergengsi dan membutuhkan
kelentukan-kelentukan tenaga eksplosive dalam melahirkan prestasi. Oleh karena itu, latihan
dan penyusun program latihan haruslah tepat sesuai dengan kebutuhan dalam nomor ini.
Perencanaan program latihan bagi atlet harus didasarkan pada fungsi organ-organ tubuh dan
perubahan yang terjadi setelah diberikan latihan-latihan tertentu.
Dalam hal ini soemosadjuno (1990 : 19) mengatakan bahwa : program latihan yang
disusun harus sesuai dengan kebutuhan atlet masing-masing, dengan kecepatan pertumbuhan
dan juga dengan kekuatan dan kelemahan atlet yang bersangkutan.
Dengan demikian dapat dipertegas bahwa,nomor lompat tinggi, pencapaian prestasi yang baik dapat
mempergunakan berbagai macam gaya tersebut yang kiranya sesuai dengan postur tubuh yang dimiliki
namun perlu diketahui
dari sekian banyak gaya yang ada khususnya dalam nomor lompat tinggi. gaya yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini adalah gaya flop, karena gaya ini dianggap paling efektif
untuk nomor lompat tinggi.
Disamping gaya yang dipergunakan, bentuk tubuh atau tinggi badan dan panjang
tungkai sangat menentukan tingginya lompatan. Di dalam permasalahan ini penulis khusus membicarakan
masalah adanya kemampuan
lompat tinggi di sekolah menengah atas dimana program mata pelajaran lompat tinggi sudah
ada dalam kurikulum KTSP di sekolah menengah atas, selanjutnya kemampuan lompat tinggi
di SMA Negeri 6 Takengon Kabupaten Aceh Tengah sangat menarik untuk diketahui dan
menurut pengamatan penulis ini sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa/siswi
SMA Negeri 6 Takengon, karena jarak sekolah sangat jauh dari pemukiman tempat tinggal
siswa/siswi SMA Negeri Takengon.
lebih sempurna akan memudahkan siswa dalam melompat dengan hasil yang baik.

Pengertian Atletik
Istilah atletik berasal dari bahasa yunani, yaitu ³$WKORQ´ yang memiliki makna
bertanding atau berlomba. Istilah athlom hingga saat ini masih sering digunakan seperti yang
kita dengar ³3HQWDWKORQ´ atau ³’HFDWKORQ´_ Pentathlon memiliki makna panca lomba yakni
perlombaan yang terdiri dari lima jenis lomba, sedangkan decathlon adalah Dasa lomba dengan
perlombaan ini terdiri dari sepuluh jenis lomba (Andang suherman, 2001 : 5).
Sejarah Atletik
Perkembangan atletik sejak zaman kuno hingga kini perlu, dipakai sebab ada pepetah
mengetahui masalalu diharapkan dapat dibangkitkan kesadaran anak bangsa untuk menata
masa depan yang lebih baik. Sejarah dunia mencatat bahwa atletik merupakan salah satu
cabang olahraga yang memiliki nilai- nilai yang unik, telah dan melahirkan manusia yang
untuk bertahan hidup hingga menjadi manusia yang kaya raya. Atletik hanya terdiri dari jalan,
lari, lompat, dan lempar boleh dikatakan cabang olahraga yang tertua sama tuanya dengan usia
manusia pertama di dunia. Halini sangat dipahami karena manusia saat itu harus berjalan, lari,
lompat, dan lempat untuk meempertahankan hidupnya (Yudha M Saputra, 2001). Jalan, lari, lompat dan
lempar adalah bentuk gerakan yang tidak ternilai artinya bagi
hidup manusia. Semua tercakup dalam atletik, bahkan gerakan- gerakan tersbut menjadi
substansi dari semua cabang olahraga. Tentu saja penguasaan teknik dalam jalan, lari, lompat
dan lempar pada waktu itu masih sangat sederhana. Demikian pula keadaan alat- alat dan
fasilitas yang dipakai. Keadaan itu sangat berbeda dengan perkembangan atletik modern yang
diurus dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi.

Pengertian Evaluasi
Evaluasi dalam proses pembelajaran pada dasarnya memfokuskan bagaimana guru
dapat mengetahui efektivitas hasil pengajaran yang telah ia lakukan. Melalui evaluasi guru,
dapat diketahui sejauh mana siswa telah mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan . Evaluasi berasal dari kata evaluation diukur secara kuantitatif atau jumlah, Masrial ( 1993:93).
Sedangkan Drs Hartono Kasmadi
(2005:93) menjelaskan bahwa :
Penilaian selalu dikaitkan dengan manusia yang hendak mencapai suatu target tertentu.
Suatu proses pengamatan- pengukuran yang berkelanjutan sampai murid selesai belajar. Proses
penilaian tidak akan berhenti belajar bahan pengajaran yang bersangkutan sehingga pemecahan evaluasi.

Pengertian Lompat Tinggi


Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat keatas dengan mengangkat kaki
kedepan atas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin jatuh
(mendarat). Lompat tinggi dilakukan dengan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai
ketinggian tertentu. (Muhajir, 2006 : 131).
Sesuai dengan nama lompatannya, lompat tinggi bertujuan untuk melewati mistar yang
setinggi-tingginya. Untuk memperoleh lompatan yang lebih tinggi ini banyak dipengaruhi oleh
kekuatan dan kecepatan tungkai tolak, posisi tubuh ketika melewati mistar, dan kemampuan
melakukan lari awalan yang menunjang terhadap tolakan yang efektip.

Teknik Lompat Tinggi


Menurut Jerver
tersebut maka pelaksanaan dalam lompat tinggi dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu
lompatan menggunakan tolakan dengan kaki yang terjauh dari mistar, sedangkan pada
lompatan secara guling pelompat melakukan tolakan dengan kaki yang terdekat dengan mistar.
Namun demikian perlu kita ketahui meskipun cara melakukan lompatan itu bermacam-macam,
tetapi didalamnya terdapat unsur pokok yang sama yakni dalam hal :
1. Awalan atau ancang-ancang
2. Tolakan (take off)
3. Sikap badan diatas mistar (Clearance of the bar)
4. Sikap mendarat atau sikap jatuh (lending)

Metode Pengajaran Dalam Lompat Tinggi


Mengingat untuk melaksanakan lompat tinggi gaya flop ini dirasakan sangat sulit dan
bahkan membahayakan terutama bagi atlet pemula atau para pelajar, maka secara khusus
dikemukakan mengenai pentahapan di dalam pengajarannya di dalam mengajarkannya. Yaitu
menerapkan di sekolah dengan menggunakan sarana yang cukup memadai. Menurut Aib
Syarifuddin (1992) pentahapan cara mengajar lompat tinggi gaya flop antara lain sebagai
berikut :
1. Lari awalan (run-up)
Untuk mengajarkan lari awalan dapat di lakukan dengan cara :
a. lari berbelok-belok ke kiri dan ke kanan
b. lari menikung ke kiri atau ke kanan
2. Menolak dan Memutar Badan
a. Apabila menolak dengan kaki kanan mengambil awalan atau ancang-ancang dari kanan,
sebaliknya bila menolak dengan kaki kiri awalan dari kiri
b. Melompat ke atas sambil memutar badan 180 drajat ke kiri atau ke kanan. Kedua tangan
diayun ke atas di belakang kepala, minsalnya keranjang bola basket, tiang gawang sepak bola, dinding
tembok dan lainnya dengan salah satu diangkat ke atas sambil diputar
kedalam,
c. Latihan tersebut di atas di lakukan tanpa awalan, awalan beberapa langkah dan dilakukan
secara berulang- ulang hingga baik dan benar.
3. Latihan Melompat tanpa mistar
Sikap pemulaan berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka sedikit, lutut agak dibengkokkan
kedua tangan lemas kebawah agak ke belakang, punggung menghadap ke kasur karet
membelakngi bak lompatan yang terbuat dari karet busa.
4. Latihan Melompat Memakai Mistar
Untuk latihan melompat memakai mistar cara melakukannya sama seperti latihan tanpa
mistar, hanya sekrang dilakukan dengan menggunakan mistar yang dimulai dengan
ketinggian yang sesuai.
5. Latihan melompat dengan awalan
Apabila lompat tinggi gaya flop dengan tanpa menggunakan awalan tersebut sudah
dapat dilakukan dengan baik dan cepat, luwes dan lancar maka latihan berikutnya coba
melakukan dengan tiga langkah.
6. Sikap mendarat (Lending)
Untuk sikap mendarat atau jatuh lompat tingi sebenarnya tidak mempunyai arti yang
penting karena tugas pelompat itu dapat dikatakan selesai pada saat pelompat melewati mistar
yang yang harus dilompatinya.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Lompat Tinggi


Masalah prestasi lompat tinggi tidak asing lagi bagi penggemar olahraga. Seperti yang
dikemukakan di atas semua teknik lompat tinggi mempunyai tujuan untuk memenangkan
ketinggian setinggi mungkin karena itu mempertahankan titik berat badan serendah mungkin.
Faktor-faktor kondisi fisik merupakan syarat-syarat yang tidak hanya dibutuhkan mengangkat
Badan setinggi mungkin dari tanah.

BAB II
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

A. JURNAL UTAMA

1. KELEBIHAN JURNAL
- Abstrak berbahasa Indonesia
- Isi penelitian sangat jelas
- Penggunaan kosakata yang mudah dipahami
- Penjelasan menurut para ahli
- Lengkap dengan gambarnya
-
2. KELEMAHAN JURNAL
- Terlalu panjangnya penjelasan teori

B. JURNAL PEMBANDING
1. KELEBIHAN JURNAL
- Dari segi bahasa dan kata jurnal sudah bagus
- Penjelasan menurut para ahli
2. KELEMAHAN JURNAL
- Kurang jelasnya penjelasan teori yang diberikan.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
kesimpulan bahwa lompat tinggi merupakan olahraga melompat setinggi mungkin dengan melewati
mistar lompat. Permainan lompat tinggi membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk
memainkannya dan dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Dalam permainan lompat tinggi,
diperlukan penguasaan berbagai teknik/gaya melompat guna tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai
harapan, yakni meraih lompatan tertinggi. Selain itu, juga terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi
dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak terdiskualifikasi atau kalah.

B.SARAN
Diharapkan dengan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pecinta olahraga lompat tinggi dan dapat
menerapakan latihan high box jump untuk menghasilkan lompat tinggi yang baik sehingga secara tidak
langsung akan mempengaruhi hasilnya pada cabang olahraga lompat tinggi.

C.DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/download/6449/5646
https://media.neliti.com/media/publications/188131-ID-evaluasi-kemampuan-lompat-tinggi-siswa-p.pdf

Anda mungkin juga menyukai