Anda di halaman 1dari 9

Konsep dan implementasi aliran filsafat

eksistensialisme, progresivisme, perenialisme,


esensialisme, dan rekontruksionalisme
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 4 :
WENNY DWI NINGTYAS (6221121008)
RIKY AGUSTINUS MUNTHE (6223121123)
MUHAMMAD AQIL HABIB (6223121130)

DOSEN PENGAMPU: DEMU KARO KARO

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalh tentang Filsafat Pendidikan ini dengan baik
mskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai apa itu pengertian filsafat pendidikan, filsafat pendidikan
sebagai sistem, substansi filsafat pendidikan dan hubungan antara filsafat dan filsaft
pendidikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aliran Eksistenialisme…………………………………………………………………………………….
2.2 Aliran Progresivisme……………………………………………………………………………………….
2.3 Aliran Peremialisme……………………………………………………………………………………….
2.4 Aliran Esensialisme…………………………………………………………………………………………
2.5 Aliran Rekontruksialisme ………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………..
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Filsafat pendidikan merupakan hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
ke akar-akarnya mengenal pendidikan. Para filsuf melalui karya filsafat pendidikannya,
berusaha menggali ide-ide baru tentang pendidikan, yang menurut pendapatnya lebih tepat
ditinjau dari kewajaran keberadaan pesertadidik dan pendidik maupun ditinjau dari latar
geografis, sosiologis, dan budaya suatu bangsa. Dari sudut pandang keberadaan manusia akan
menimbulkan aliran Perenialis, realis, Empiris, Naturalis, dan Eksistensialis. Sedangkan dari
sudut geografis, sosiologis dan budaya akan menimbulkan aliran Esensialis, Tradisionalis,
Progresivis dan Rekonstruksionis.
Berbagai aliran filsafat pendidikan tersebut di atas, memberi dampak terciptanya konsep-
konsep atau teori-teori pendidikan yang beragam. Masing-masing konsep akan mendukung
masing-masing filsafat pendidikan itu. Dalam membangun teori-teori pendidikan, filsafat
pendidikan juga mengingatkan agar teori-teori itu diwujudkan di atas kebenaran berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan. Dengan kata lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan
hasil-hasil penelitian ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan aliran filsafat eksistensialisme,
progresifisme, perenealisme, esensialisme, dan rekonstruksionisme?
2.Bagaimana konsep pendidikan aliran filsafat eksistensialisme, progresifisme,
perenealisme, esensialisme, dan rekonstruksionisme?
3.Bagaimana implikasi aliran filsafat eksistensialisme, progresifisme, perenealisme,
esensialisme, dan reknstruksionisme di dunia pendidikan Indonesia?
4.Apa saja contoh penerapan aliran filsafat eksistensialisme, progresifisme, perenialisme,
esensialisme, dan rekonstruksionisme?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengemukakan konsep pendidikan aliran filsafat eksistensialisme, progresifisme,
perenealisme, esensialisme, dan rekonstruksionisme.
2.Dapat menjabarkan implikasi aliran filsafat eksistensialisme, progresifisme,
perenealisme, esensialisme sionisme didunia pendidikan .

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena latar belakang
ketidakpuasan beberapa filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani ketika itu
seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang
manusia. Intinya adalah Penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan terhadap
kemampuan suatu kumpulan keyakinan, khususnya kemampuan sistem, rasa tidak puas
terhadap filsafat tradisional yang bersifat dangkal dan primitif yang sangat dari akademik.
Salah satu latar belakang dan alasan lahirnya aliran ini juga karena sadarnya beberapa
golongan filusuf yang menyadari bahwa manusia mulai terbelenggu dengan aktifitas
teknologi yang membuat mereka kehilangan hakekat hidupnya sebagai manusia atau mahluk
yang bereksistensi dengan alam dan lingkungan sekitar bukan hanya dengan semua serba
instant.

2.2. Aliran Progresivisme


Aliran Progresivisme, progress (maju) adalah sebuah fahan filsafat yang lahir dan sangat
berpengaruh dalam abad ke-20. Aliran filsafat ini kelahiran Amerika dan pengaruhnya terasa
di seluruh dunia yang mendorong usaha pembaharuan di dalam lapangan pendidikan. Aliran
ini bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini
berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa
mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau
bidang muatan.
Pada dasarnya aliran ini memandang bahwa pendidikan adalah sebagai wadah untuk
menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju (progress) sebagai generasi
yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru. Melalui pandangannya “the liberal
road culture”, maksudnya ialah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat fleksibel,
curious, toleran dan open-minded, serta menolak segala otoritarisme dan absolutism seperti
yang terdapat dalam agama, politik, etika dan epistimologi. Dan pandangannya tentang
menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia yang diwarisi sejak lahir,
sehingga manusia merupakan makhluk biologis yang utuh dan menghormati harkat dan
martabat manusia sebagai pelaku/subjek di dalam hidupnya. Dengan
pandangan=pandangannya tersebut, aliran progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan, yang memliputi: ilmu hayat (manusia untuk mengetahui semua masalah
kehidupan), antropoli (manusia mempunyai pengalaman, pencipta budaya, dengan demikian,
dapat mencari hal baru), psikologi (manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri, lingkungan
dan pengalaman-pengalamannya, dan dapat mengusai serta mengatur sifat-sifat alam).
Aliran ini menyadari dan mempraktekan asas progresivisme dalam semua realita
kehidupan. Agar manusia dapat bisa selamat menghadapi semua tantangan hidup. Dinamakan
‘intrumentalisme’ , karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia
sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan dan untuk mengembangkan kepribadian
manusia. Dinamakan ‘’eksperimentalisme’’, untuk menguji kebenaran suatu teori.
Dinamakan “enviromentalisme’’, karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu
mempengaruhi pembinaan kepribadian.
Aliran progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan meliputi ilmu
hayat, antropologi, dan juga psikologi. Adapun tokoh-tokoh aliran progresivisme ini, antara
lain adalah
William James, John Dewey, Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller, dan George Santayana.
Wiliam James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi
organic. Harus mempunyai fungsi biologis dan nilai berkelajuta
hidup. Dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata
pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Disini, James berusaha membebaskan ilmu jiwa
dari prakonsepsi teologis yang meneparkannya di atas dari ilmu perilaku.
John Dewey, ide filsafatnya yang utama berkisar dalam problema pendidikan yang konkret,
baik teori maupun praktek. Reputasi internasionalnya terletak dalam sumbangan
pemikirannya terhadap filsafat pendidikan progresivisme Amerika. Menurut John filsafat
progresivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatism yang diperkenalkan oleh William
James dan John dewey, yang menitik beratkan pada segi manfaat bagi hidup praktis. Filsafat
progresivisme dipengaruhi oleh ide-ide dasar filsafat pragmatism yang telah memberikan
konsep dasar atas yang utama, bahwa agar manusia bisa selamat menghadapi semua
tantangan hisup, manusia harus pragmatis memandang kehidupan.
Pandangan progresivisme tantang realitas, seperti halnya pandangan John Dewey dalam
buku Uyoh Sadulloh (2015: 145) bahwa perubahan dan ketidaktetapan merupakan esensi dari
realitas. Menurut progresivisme, pendidikan selalu dalam proses pengembangan,
penekanannya adalah perkembangan individu, masyarakat, dan kebudayaan. Pendidikan
harus siap memperbaharui metode, kebijaksanaannya, berhubungan dengan perkembangan
sains danteknologi, Click. Untuk memperoleh pengetahuan yang benar, kaum progresif
sepakat dengan pandangan Dewey, yaitu menekankan pengalaman indera, belajar sambil
bekerja, dan mengembangkan intelegensi, sehingga anak dapat menemukan dan memecahkan
masalah yang dihadapi.

2.3. Aliran Peremialisme


Aliran perenialisme ini adalah sebuah aliran yang terjadi pada masa lampau sama persisnya
dengan aliran Pragmatisme namun hal ini ditentang karena aliran.dalam dunia pendidikan
aliran perenialisme adalah suatu proses pengembalian pembelajaran pada masa lampau agar
peserta didik dapat menerapkan atau mengaplikasikannya pembelajaran tersebut pada masa
sekarang, karena
pembelajaran pada masa lampau ini sangat ideal dibanding pembalajaran masa sekarang.
Contohnya pada nilai-nilai kebudayaan, banyak beberapa orang melupakan atau bahkan tidak
menerapkan nilai-nilai kebudayaan pada masa lampau terutama pada masa sekarang, hal ini
membuat kita lupa agar pentingnya mempelajari, menjaga, dan menerapkannya pada
lingkungan sekitar.
Pentingnya mempelajari dan menerapkan nilai-nilai kebudayaan masa lampau pada anak
masa sakarang agar mereka tahu bahwa kebudayaan kita harus dijaga dan dilestarikan agar
terus berkembang dan bernilai kekal abadi.
 Prinsip sebuah pelajaran secara umumnya yaitu pendidikan adalah suatu kegiatan
yang efektif untuk mengembangkan pemikiran tokoh perenialisme, pendidikan yang
baik ini perlunya suatu kebenaran.
Mengenai kebenaran yang bersifat menyeluruh tidak tergantung pada tempat ataupun orang
sekitar, perlunya sebuah pendidikan yang bagi kita.
2.4. Aliran Esensialisme
Esensialisme secara etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu esensial yang berarti inti
atau pokok dari sesuatu dan isme yang berarti aliran. Esensialisme merupakan aliran filsafat
pendidikan yang ingin kembali ke kebudayaan-kebudayaan lama sebagi warisan sejarah yang
telah membuktikan keunggulannya dalam kebaikan-kebaikan di kehidupan manusia.
Humanisme merupakan filsafat yang mendasari filsafat pendidikan esensialisme. Karena
humanisme merupakan pandangan yang memberika reaksi terhadap hidup yang mengarah
kepada keduniawian. Filsafat esensialisme juga dipengaruhi oleh filsafat idealisme dan
realisme. Filsafat pendidikan esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak
pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan sumbernya.
Nilai yang terbukti kejelasannya akan membawa nilai kebaika pada masyarakat. Tujuan
filsafat pendidikan esensialisme ini adalah membentuk seseorang menjadi berguna dan
berkompeten, isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan.
Kurikulum sekolah filsafat pendidikan esensialisme dipengaruhi oleh filsafat pendidikan
idealisme. Filsafat pendidikan esensialisme mengaskan bahwa pendidikan yang baik dan
benar terdiri dari pembelajaran keterampilan dasar, baik membaca, menulis, berhitung, seni,
dan ilmu pengetahuan lainnya.
Pandangan filsafat pendidikan esensialisme dapat dilihat dari aliran filsafat yang
menginginkan manusia kembali kepada kebudayaan lama, karena kebudayaan lama telah
banyak melakukan kebaikan untuk manusia.

2.5. Aliran Rekontruksionisme


Rekonstruksionisme merupakan salah satu aliran filsafat yang merupakan kelanjutan yang
logis dari cara berpikir progresifisme dalam pendidikan , rekonstruksionisme berasal dari
bahasa inggris yaitu "Reconstruct" yang artinya adalah membangun kembali, aliran ini
bertujuan untuk merombak kembali susunan lama dan mengubahnya ke tatanan hidup yang
baru dan bercorak modern , aliran ini dianggap lebih baik karena menyatakan jika tidak
cukup jika seorang siswa atau individu hanya berfokus pada pengalaman kemasyarakatan di
sekolah , namun juga mempelopori ke arah masyarakat baru yang diinginkan sesuai
perkembangan hidup dan kehidupan sebagai konsekuensi perkembangan ilmu pengetahuan ,
teknologi dan juga seni.
Filsafat Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari filsafat Progresifisme ,aliran
Rekonstruksionisme berusahan untuk mengubah tata susunan lama menjadi tata susunan
baru ke arah yang lebih modern , aliran filsafat ini pada prinsipnya sepaham dengan aliran
dengan aliran perenialisme yaitu menurut Muhammad Noor Syam (1985:340) .
Kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang
mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran ,kebingungan dan kesimpangsiuran
, walaupun mempunyai prinsip yang sama , cara yang digunakan oleh kedua prinsip ini
berbeda , jika aliran perennialisme memiliki penyelesaian masalah dengan mengembalikan
kebudayaan lama yang dianggap cocok atau ideal dengan kehidupan .
Aliran rekonstruksionisme memiliki cara yang berbeda dengan perenialisme yaitu dengan
berupaya merombak tata susunan kebudyaan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern, serta berupaya untuk membuat kesepakatan bersama
bagaimana mengatur tata kehidupan manusia dan juga mengatur tata kehidupan
dilingkungannya menjadi lebih baik lagi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa aliran filsafat pendidikan yang kita
gunakan dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhikarakter peserta didik kedepannya.
Masing-masing aliran memiliki ciri-ciri dan pengaruh terhadap pendidikan. Filsafat
pendidikan eksistensialisme bersifat humanistis, progresifisme merupakan pendidikan yang
berpusat pada peserta didik, perenialisme merupakan pendidikan yang berpusat pada nilai-
nilai luhur yang kekal dan dianggap kuat untuk menjadi pandangan hidup,
esensialismemerupakan aliran filsafat yang mendukung perenialisme, rekonstruksionisme
adalah aliran pendukung progresifisme yang memfokuskan pendidikan padakarakter serta
sosialisasi peserta didik.

3.2. Saran
Berdasarkan aliran-aliran filsafat pendidikanyang telah dipaparkan dalammakalah
inidiharapkan para pembaca terutama bagi calon pendidik untuk dapat mengkritisi,
memahami, dan menerapkan aliran filsafat pendidikan yang dapat membangun pendidikan
yang bermutu.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/abdulmuchith/54f7c4b8a33311641e8b4a99/aliran-
eksistensialisme-dalam-filsafat
https://lms.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=11637#:~:text=Kesimpulan
%2FIntisari-,Aliran%20Progresivisme%2C%20progress%20(maju)%20adalah%20sebuah
%20fahan%20filsafat%20yang,pada%20guru%20atau%20bidang%20muatan
https://www.kompasiana.com/umi21404/5ebb1656097f364a03202b24/filsafat-pendidikan-
aliran-perenialisme-dan-tokoh-tokohnya
https://www.academia.edu/39327913/Aliran_Filsafat_Essensialisme_dalam_Pendidikan
https://www.kompasiana.com/annisabilqisthi/5db6df73097f3608d46a0c82/aliran-filsafat-
rekonstruksionisme-dan-penerapannya-dalam-masa-kini

Anda mungkin juga menyukai