Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ALIRAN - ALIRAN PENDIDIKAN

Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dra. Liliek Desmawati, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Rizal Yanuar Mustofa (6101421160)


2. Alan Muhyi Fadil (6101421161)
3. Dhiva Lingga Pradana (6101421162)
4. Muh Miftahul Fadhil R
5. Rizki Aryayudha Atmaja

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalwat serta salam semoga tetap
tercurahkan terhadap baginda Rasulullah SAW, yang telah menuntun kita ke jalan yang diridhai-Nya.

Makalah ini kami buat memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu pendidikan, dimana kami akan
membahas tentang aliran aliran Pendidikan.

Tentunya dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan dari segi penulisan ataupun dari
segi pembahasan, untuk itu kami memohon kritik dan saran supaya makalah ini menjadi lebih baik
kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii

I. BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................1

II. BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2

2.1 Tinjauan Teori ..................................................................................................................2

2.2 Pembahasan ......................................................................................................................3

III. BAB III PENUTUP .............................................................................................................4

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................5


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihilangkan dan terlepaskan oleh semua
manusia,dalam segala hal aktivitas di kehidupan sehari-hari segala sesuatunya menggunakan sebuah
ilmu.Ilmu yang diperoleh dari sebuah pendidikan. Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan formal
saja,pendidikan bisa diperoleh dari luar lingkup dunia sekolah. Dengan adanya sebuah pendidikan akan
membawa hal yang baik bagi semua manusia dalam suatu negara.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pendidikan,bamyak bermunculan pemikiran-pemikiran


tentang pendidikan yang dianggap sebagai penyesuaian proses sebuah pendidikan. Sehingga banyak
teori yang dikemukakan oleh para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran-aliran
pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam aliran-aliran pendidikan ?


2. Bagaimana aliran pendidikan di Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1.Tujuan

a) untuk mengetahui macam-macam aliran pendidikan.

b) Untuk mengetahui aliran pendidikan di Indonesia

1.3.2.Manfaat

A) Memahami aliran-aliran pendidikan yang ada lebih dalam lagi.

b) Memahami dan menerapkan macam-macam aliran pendidikan.

c) Mengerti dan memahami konsep aliran pendidikan yang diterapkan di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Landasan Teori


Secara sederhana filsafat diartikan sebagai berpikir menurut tata tertib dengan bebas dan dengan
sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar suatu persoalan. Yakni berpikir yang mempunyai
ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman, deskriptif, evaluatif, intepretatif dan spekulatif.
Menurut M. Amin Abdullah, filsafat bisa diartikan: (1) sebagai aliran atau hasil pemikiran, yang
berwujud sistem pemikiran yang konsisten dan dalam taraf tertentu sebagai sistem tertutup (closed
system), dan (2) sebagai metode berpikir, yang dapat dicirikan: a) mencari ide dasar yang bersifat
fundamental (fundamental ideas), b) membentuk cara berpikir kritis (critical thought), dan c)
menjunjung tinggi kekebasan serta keterbukaan intelektual (intelectual freedom).
Aliran aliran dalam pemikiran filsafat pendidikan pada mulanya muncul di Amerika Serikat yang
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok tradisional yang terdiri dua aliran, yaitu perenialisme
dan esensialisme), dan kelompok kontemporer yang terd iri tiga aliran, yaitu progresivisme,
rekonstruksionisme dan eksistesialisme.
1. Aliran Perenialisme

Aliran perenialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya: Plato, Aristoteles, dan Thomas
Aquinas. Asas yang dianut perenialisme bersumber pada filsafat kebudayaan yang berkiblat
dua, yaitu: a. perenialisme yang theologis bernaung di bawah supremasi geraja Katolik, dengan
orientasi pada ajaran dan tafsir Thomas Aquinas, dan b. perenialisme sekuler berpegang pada
ide dan cita filosofis Plato dan Aristoteles. Pokok pikiran Plato tentang ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai adalah manifestasi dari pada hukum universal yang abadi dan sempurna, yakni ideal,
sehingga ketertiban sosial hanya akan mungkin bila ide itu menjadi ukuran, asas normatif dalam
tata pemerintahan. Maka tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar dan
mepraktekkan asas-asas normatif itu dalam semua aspek kehidupan.

2. Aliran Esensialisme
Esensialisme merupakan filsafat pendidikan tradisional yang memandang nilai-nilai pendidikan
hendaknya bertumpu pada nilai-nilai yang jelas dan tahan lama, sehingga memiliki kestabilan
dan arah yang jelas. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi
terhadap hidup yang mengarah pada keduniawian, serba ilmiah dan materialistik, sekuler dan
gersang dari nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu juga dipengaruhi oleh pandangan-pandangan
dari paham penganut aliran idealisme dan realisme.
Aliran esensialisme menekankan pada tujuan pewarisan nilai-nilai kultural historis kepada
peserta didik melalui pendidikan yang akumulatif dan terbukti dapat bertahan lama serta
bernilai untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini dilaksanakan dengam memberikan
skill, sikap dan nilai-nilai yang tepat, yang merupakan bagian esensi dari unsur-unsur
pendidikan.
3. Aliran Progresivisme
Aliran progresivisme adalah aliran filsafat pendidikan yang sangat berpengaruh pada abad ke-
20 hingga saat ini. Pengaruh itu terasa di seluruh dunia, terlebih-lebih di Amerika Serikat.
Usaha pembaharuan di lapangan pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran
progresivisme ini. Aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup liberal (The liberal road to
culture).16 Yaitu pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat berikut: fleksibel (tidak kaku,
tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu), curious (ingin mengetahui,
ingin menyelidiki), toleran dan open-minded (berhati terbuka).
Aliran progresivisme memandang bahwa masalah pendidikan adalah masalah hidup dan
kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan
hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Hal
ini sebagaimana dikemukakan oleh Rupert C. Lodge: “life is education and education is life”,
yang berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan itu adalah proses pendidikan. Segala
pengalaman sepanjang hidup seseorang memberikan pengaruh pendidikan baginya
4. Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme seringkali diartikan sebagai rekonstruksi social merupakan perkembangan
dari filsafat pendidikan progresivisme. Rekonstruksionisme menganggap progresivisme belum
cukup jauh berusaha memperbaiki masyarakat. Progresivisme hanya memperhatikan
masyarakat pada saat itu saja, padahal yang diperlukan pada abad kemajuan teknologi yang
pesat ini adalah rekonstruksi masyarakat dan penciptaan tatanan dunia baru secara menyeluruh.
tuntutan dan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Rekonstruksionisme menghendaki tujuan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran siswa
mengenai problematika sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi oleh manusia secara global,
dan untuk membina serta membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan dasar agar bisa
menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Kurikulum dan metode pendidikan bermuatan
materi sosial, politik dan ekonomi yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Termasuk juga
masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh siswanya. Kurikulumnya menggunakan disiplin
ilmu-ilmu sosial dan metode ilmiah.
5. Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah salah satu reaksi terhadap peradaban manusia yang hampir punah
akibat perang dunia kedua. Aliran eksistensialisme bertujuan mengembalikan keberadaan umat
manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Kierkegaard
pencetus aliran eksistesialisme, menyatakan bahwa aliran ini hendak memadukan hidup yang
dimiliki dengan pengalaman, dan situasi sejarah yang dialami, dan tidak mau terikat oleh hal-
hal yang sifatnya abstrak serta spekulatif. Menurutnya segala sesuatu dimulai dari pengalaman
pribadi, keyakinan yang tumbuh dari 19Imam
dirinya dan kemampuan serta keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya.
Eksistensialisme menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan
peserta didik dalam mencari pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing dan
menemukan jati dirinya, karena masing-masing individu adalah makhluk yang unik dan
bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.(Muttaqin, 2017)
1.2.2 Aliran Pendidikan yang digunakan di Indonesia

Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut
dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. 
1.      Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di
yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a.       Asas dan Tujuan Taman Siswa
Asas Taman Siswa
·         Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri
kehidupan umum.
·         Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat
memerdekan diri.
·         Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
·         Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
·         Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan.
·         Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala
kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas
kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
·         Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
·         Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta
sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas
keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

b.      Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa


Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas
dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat
kegiatan kemasyarakatan.
c.       Hasil-hasil yang Dicapai 
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga
pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni
alumni besar di Indonesia.
2.      Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada
tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a.       Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asassebagai berikut:
1)      Berpikir logis dan rasional
2)      Keaktifan atau kegiatan
3)      Pendidikan masyarakat
4)      Memperhatikan pembawaan anak
5)      Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat
pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
1)      Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2)      Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3)      Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
4)      Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
5)      Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b.      Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain
menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan
mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c.       Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional
(utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan
sejumlah alumni.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, A. (2017) ‘Implikasi Aliran Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Islam’, DINAMIKA : Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman, 1(1), pp. 67–92. doi:
10.32764/dinamika.v1i1.105.

Anda mungkin juga menyukai