Anda di halaman 1dari 33

DASAR FILSAFAT

PENDIDIKAN KEJURUAN
Oleh:
Dr. Ir. MUHAMMAD MALIK, M.T
PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat Pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu
yang menelaah pertanyaan yang muncul, kemudian
dicari jawabannya, solusi dan hikmah.
Filsafat Pendidikan memiliki penekanan pada
pemahaman di dunia Pendidikan. Dimana
bertujuan dalam mengembangkan potensi dan
kemampuan peserta didik dalam banyak hal. Mulai
dari mengembangkan potensi fisik, cipta dan karya.
Tujuan akhir dari filsafat pendidikan adalah
membantu dalam mewujudkan pribadi yang
seimbang dan mampu mewujudkan cita-cita yang
dimiliki.
Filsafat Pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari sekaligus bisa melahirkan
pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang
ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya
Filsafat Pendidikan sebagai proses berfikir
manusia yang bertujuan untuk memperoleh
kearifan dan kebijakan
Tujuan akhir dari filsafat pendidikan adalah
membantu dalam mewujudkan pribadi yang
seimbang dan mampu mewujudkan cita-cita yang
dimiliki.
Pengertian Filsafat Pendidikan Menurut Pakar, yaitu:
Menurut TW Moore; filsafat pendidikan adalah
sebuah teori pendidikan yang dikemas dalam sebuah
sistem konsep. Dimana teori pendidikan itu sendiri
dibagi menjadi dua kelompok. Pertama tentang teori
umum pendidikan, kedua teori khusus pendidikan. 
Brubacher; filsafat Pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari sekaligus bisa melahirkan pengetahuan
baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru.
Dilihat dari proses kerjanya, filsafat Pendidikan
sebagai proses berfikir manusia yang bertujuan
untuk memperoleh kearifan dan kebijakan. 
Al-Syaibani; Filsafat pendidikan adalah aktivitas
pikiran yang teratur dan menjadikan filsafat sebagai
jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan
proses pendidikan 
John Dewey; Filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental
yang menyangkut daya pikir maupun daya perasaan
menuju tabiat manusia
Jalaluddin; Filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai
kaidah filosofi dalam pendidikan yang menggambarkan
aspek-aspek pelaksanaan filsafat secara umum dan
fokus terhadap pelaksanaan prinsip dan keyakinan dasar
dari filsafat untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan secara praktis 
TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Tujuan filsafat pendidikan dapat ditinjau dari tujuan
filsafat dan pendidikan itu sendiri.
Filsafat memiliki tujuan untuk mengkritisi suatu
kepercayaan dan sikap yang telah dijunjung tinggi
Sementara teori pendidikan bertujuan menghasilkan
pemikiran tentang kebijakan dan prinsip2 pendidikan
yang didasari oleh filsafat, merumuskan metode
praktik pendidikan atau proses pendidikan yang
menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi antara
pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Selain itu, tujuan filsafat pendidikan meliputi:
Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia,
lebih mendidik, dan membangun diri sendiri.
Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir
sendiri.
Memberikan dasar2 pengetahuan, memberikan
pandangan yang sintesis sehingga seluruh pengetahuan
merupakan satu kesatuan.
Hidup seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang
dimiliki oleh org tsb, sebab itu mengetahui pengetahuan2
terdasar berarti mengetahui dasar2hidup diri sendiri.
Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan
istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar2dari
ilmu2 pengetahuan lainnya yang mengenai manusia,
seperti misalnya ilmu mendidik.
MANFAAT FILSAFAT PENDIDIKAN
 Seseorang yang sedang menuntut ilmu pendidikan
dituntut untuk memikirkan masalah2 hakiki
mengenai pendidikan.
 Pemikiran mengenai masalah2 pendidikan baik dalam
lingkup luas maupun mengerucut akan lebih terasah
melalui filsafat pendidikan.
 Hal tersebut membuat pelajar atau praktisi
pendidikan lebih kritis dalam memandang persoalan
pendidikan
 Filsafat pendidikan akan menuntut pelajar untuk
berpikir reflektif menggunakan kebebasan intelektual
yang bertanggung jawab (sistematis).
Filsafat pendidikan memiliki manfaat sebagai
berikut:
Filsafat menolong mendidik.
Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian
untuk melihat dan memecahkan persoalan2 dalam
kehidupan sehari-hari.
Filsafat memberikan pandangan yang luas.
Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri.
Filsafat memberikan dasar2, baik untuk hidup
kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk
ilmu2 pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, ilmu
jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Ada banyak aliran filsafat yang tumbuh seiring
dengan perkembangan zaman. Berikut adalah
aliran-aliran filsafat pendidikan yang telah dikenal
luas oleh para ahli pendidikan, antara lain:
Perenialisme; adalah filosofi pendidikan yang
berpusat pada guru yang berfokus pada ide-ide
abadi dan kebenaran universal.
Guru menggunakan sejarah, agama, sastra,
hukum dan sains untuk memperkuat gagasan
universal yang berpotensi memecahkan masalah
apa pun di era apa pun.
Essensialisme; merupakan aliran yang ingin kembali
pada kebudayaan2 warisan sejarah yang telah terbukti
keunggulannya dan kebaikannya bagi kehidupan
manusia.
Essensialisme percaya bahwa pendidikan yang baik dan
benar terdiri dari pembelajaran keterampilan dasar
(membaca, menulis, berhitung), seni, dan ilmu
pengetahuan.
Hal tesebut telah terbukti berguna untuk manusia di masa
lalu, sehingga terdapat keyakinan bahwa hal inilah akan
berguna pula pada kehidupan di masa yang akan datang
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus
berpijak pada nilai2 yang dapat memiliki kejelasan dan
tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai2terpilih
yang mempunyai tata yang jelas
►Progressivisme; Bagi kaum progressif, tidak
ada realitas yang absolut, kenyataan adalah
pengalaman transaksional yang selalu berubah
(progresif).
►Dunia selalu berubah dan dinamis, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hukum2 ilmiah hanya
bersifat probabilitas dan tidak absolut.
►Progressivisme percaya bahwa pengetahuan
mengenai dunia ini hanyalah sebatas
sebagaimana dunia ini dialami oleh manusia dan
itulah yang dapat dijangkau oleh ilmu
pengetahuan (sains) untuk kita semua
Rekonstruksionisme Sosial
Aliran ini menaruh perhatian yang besar pada hubungan
antara kurikulum sekolah dan perkembangan politik,
sosial, dan ekonomi suatu masyarakat
Rekonstruksionisme menganggap bahwa dunia dan moral
manusia mengalami degradasi di sana-sini sehingga perlu
adanya rekonstruksi tatanan sosial menuju kehidupan yang
demokratis, emansipatoris dan seimbang
Keadaan yang timpang dan hanya menguntungkan salah
satu belahan dunia harus diatasi dengan merekonstruksi
pendidikan untuk memajukan peradaban.
Untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia dan
untuk menciptakan peradaban yang lebih memuaskan,
manusia harus menjadi insinyur sosial, yaitu orang yang
mampu merancang jalannya perubahan dan mengarahkan
Iptek secara dinamis utk mencapai tujuan yang diinginkan.
Eksistensialisme
Eksistensialisme menjadi salah satu ciri pemikiran filsafat
abad 20 yang sangat mendambakan adanya otonomi dan
kebebasan manusia yang sangat besar untuk
mengaktualisasikan dirinya.
Dari perspektif eksistensialisme, pendidikan sejatinya
adalah upaya pembebasan manusia dari belenggu2 yang
mengungkungnya sehingga terwujudlah eksistensi
manusia ke arah yang lebih humanis dan beradab.
Beberapa pemikiran eksistensialisme dapat menjadi
landasan atau semacam bahan renungan bagi para
pendidik agar proses pendidikan yang dilakukan semakin
mengarah pada keautentikan dan pembebasan manusia
yang sesungguhnya.
Pedagogi Kritis
Salah satu unsur pokok dari aliran ini adalah
keharusan untuk memandang sekolah sebagai
ruang publik yang demokratis.
Sekolah didedikasikan untuk membentuk
pemberdayaan diri dan sosial.
Artinya, sekolah adalah tempat publik yang
memberi kesempatan bagi peserta didik agar dapat
belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan
untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.
Sekolah bukan sekedar perluasan tempat kerja
atau sebagai lembaga garis depan dalam
persaingan pasar internasional
FALSAFAH PENDIDIKAN KEJURUAN
Filosofer pendidikan kejuruan yang terkenal,
biasa juga disebut sebagai prinsip pendidikan
kejuruan
Charles Prosser (Vocational Education in
Democracy, 1949) memberikan 16 butir dalil
sebagai falsafah pendidikan kejuruan
Prosser adalah seorang praktisi dan akademisi
Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai
bapak pendidikan kejuruan,
Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16
Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga
disebut sebagai 16 Dalil Prosser, yaitu:
(1) Pendidikan kejuruan akan efisien
apabila disediakan lingkungan yang sesuai
dengan kondisi nyata dimana lulusan akan
bekerja.
(2) Latihan kejuruan akan efektif apabila
diberikan tugas atau program seusai dengan apa
yang dikerjakan kelak. Demikian pula fasilitas
atau peralatan beserta proses kerja dan
operasionalnya dibuat sama dengan kondisi
nyata nantinya
(3) Pendidikan kejuruan akan efektif
bilmana latihan dan tugas yang diberikan
secara langsung dan spesifik (dalam arti
mengerjakan benda kerja sesungguhnya,
bukan sekedar tiruan).
(4) Pendidikan kejuruan akan efektif
bilamana dalam latihan kerja atau dalam
pengerjaan tugas sudah dibiasakan pada
kondisi nyata nantinya.
(5) Pendidikan kejuran akan efektif
bilamana program-program yang
disediakan adalah banyak dan bervariasi
meliputi semua profesi serta mampu
dimanfaatkan atau ditempuh oleh peserta
didik.
(6) Latihan kejuruan akan efektif apabila
diberikan secara berulang kali hingga
diperoleh penguasaan yang memadai bagi
peserta didik.
(7) Pendidikan kejuruan akan efektif bila
para guru dan instrukturnya
berpengalaman dan mampu mentransfer
kepada peserta didik
(8) Pendidikan kejuruan akan efektif
bilamana mampu memberikan bekal
kemampuan minimal yang dibutuhkan
dunia kerja (sebagai standar minimal
profesi), sehingga mudah adaptif dan
mudah pengembangannya.
(9) Pendidikan kejuruan akan efektif
apabila memperhatikan kondisi pasar
kerja.
(10) Proses pemantapan belajar dan
latihan peserta didik dalam pendidikan
kejuruan akan efektif apabila diberikan
secara proporsional.
(11) Sumber data yang dipergunakan
untuk menentukan program pendidikan
didasarkan atas pengalaman nyata
pekerjaan di lapangan. dunia pendidikan.

(12) Pendidikan kejuruan membeikan
program tertentu yang mendasar sebagai
dasar kejuruannya serta program lain
sebagai pengayaan atau
pengembangannnya.
(13) Pendidikan kejuruan akan efisien
apabila sebagai lembaga pendidikan yang
menyiapkan SDM untuk memenuhi
kebutuhan dunia kerja tertentu dan dalam
waktu tertentu.
(14) Pendidikan kejuruan dapat dirasakan
manfaatnya secara sosial kemasyarakatan termasuk
memperhatikan hubungan kemanusiaan dan
hubungan dengan masyarakat luar
(15) Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien
apabila bersifat fleksibel dan tidak bersifat kaku.
(16) Walaupun pendidikan kejuruan telah
diusahakan dengan biaya investasi semaksimal
mungkin, namun apabila sampai dalam batas
minimal tersebut tidak efektif, maka lebih baik
penyelenggaraan pendidikan kejuruan dibatalkan.
Berdasarkan falsafah pendidikan kejuruan
yang diuraikan di atas, khususnya dari
Charles Prosser dapat diasumsikan bahwa
16 butir falsafah tersebut juga sekaligus
merupakan kriteria dasar yang sangat
esensial dalam penyelenggaraan
pendidikan kejuruan.
Maksudnya ?
Pendidikan kejuruan memiliki
klasifikasi baik apabila mampu
memenuhi 16 kriteria falsafah
pendidikan kejuruan tersebut. 
Secara ringkas dari 16 butir falsafah
pendidikan kejuruan dapat diringkas ke
dalam 16 butir kriteria ideal pendidikan
kejuruan yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Lingkungan belajar;
2) Program dan fasilitas/peralatan;
3) Praktek langsung;
4) Budaya kerja;
5) Kualitas input;
6) Praktik yang berulangkali;
7) Tenaga pendidik yang
berpengalaman;
8) Kemampuan minimal lulusan;
9) Sesuai pasar kerja;
10) Proporsi praktek;
11) Sumber data program dari pengalaman;
12) Program dasar kejuruan dan lanjut;
13) Kebutuhan tertentu dan waktu tertentu;
14) Hubungan dengan masyarakat;
15) Administrasi fleksibel;
16) Biaya pendidikan.
Sedangkan pakar lain Oemar Hamalik
secara tegas memberikan gambaran
tentang falsafah pendidikan kejuruan dapat
dirangkum ke dalam enam hal yaitu:
1) Pekerjaan yang dipilih individu harus
berdasarkan pada orientasi individu itu
sendiri, misalnya bakat, minat,
kemampuan, dan sebagainya.
2) Beberapa pekerjaan yang ditawarkan
meliputi semua aspek kehidupan.
3) Setiap individu harus mendapatkan
kesepatan untuk memilih jenis
pekerjaan yang cocok dengan
orientasi dan kesempatan kerja yang
sama.
4) Individu perlu mendapat dorongan
membangun masyarakartnya,
berdasarkan pengetahuan, skill, dan
kesempatan kerja yang ada.
5) Sumber daya pendidikan harus dapat
mengembangkan sumber daya manusia,
menjadi individu yang mampu membantu
inidividu lainnya, sebagai pemimpin dan
pembangun.
6) Alokasi sumber daya harus merefleksi
kebutuhan manusia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai