Pengertian Filsafat
Filsafat secara harfiah berasal dari kata “philo”, berarti cinta dan “sophos”
berarti ilmu atau hikmah. Secara etimologi filsafat merupakan cinta terhadap
ilmu atau hikmah.
Pengertian lainnya (Yunani) dari kata philosophia, yaitu cinta kepada
kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran.
Pengertian Filsfat Menurut Para Ahli
1. TW Moore → teori pendidikan yang dikemas dalam sebuah sistem konsep yang
terdiri dari teori umum dan teori khusus pendidikan.
2. Brubacher → ilmu yang mencari hakikat dengan pertanyaan yang bersumber pada
dunia pendidikan
3. Mulder → proses berfikir tentang diri sendiri ataupun pengembangan tentang
masalah yang terjadi dan ditemui di dalam kehidupan sehari-hari dan yang
dihadapi dunia sehingga ditemukan jawaban kesimpulan yang kemudian berubah
menjnadi cabang ilmu baru atau menjadi tambahan ilmu lama menjadi ilmu baru.
4. Louis Kattsof → ilmu filsafat memiliki jangkauan yang luas yaitu meliputi segala
pengetahuan ilmu yang tidak diketahui manusia
5. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sisitem Pendidikan Nasional meliputi
kegiatan bimbingan, latihan dan pengajaran
6. Herbert Spencer → filsafat pendidikan dibagi menjadi tiga tingktat, yaitu
tingkat pengetahuan umum, pengetahuan yang terstruktur dan pengetahuan yang
komprehensif
Harold H Titus memaknai filsafat sebagai:
- Sikap tentang hidup dan tentang alam semesta
- Metode pemikiran reflektif dan penyelidikan akliah
- Seperangkat masalah
- Seperangkat teori dan sistem pemikiran
Endang Saifuddin Anshari meyebut filsafat merupakan:
- Ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah- masalah yang tidak dapat
dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, berada di luar atau di atas jangkauan
ilmu pengetahuan biasa.
- Hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami (mendalami
dan menyelami) secara radikal dan integral serta sistematik hakikat sarwa
yang ada: hakikat tuhan, alam semesta dan manusia
Fuad Hassan menyatakan:
- Filsafat ialah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal; radikal dalam arti mulai
dari radix-nya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak
dimasalahkan. Dan dengan penjajagan yang radikal itu, filsafat berusaha
untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universilFuad Hassan,
Berkenalan dengan Existensialisme, Jakarta, 1973]
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the
nature of man)
3. Merumuskan hubungan antara filsafat Negara (ideologi), filsafat pendidikan
dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
4. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama dan kebudayaan
5. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori
pendidikan
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan
tujuan pendidikan
7. Membuat para peserta didik dapat memahami apa saja yang sebenarnya harus
diketahui dan juga dipelajari selama menempuh jalur pendidikan tertentu
8. Memberikan pemahaman menyeluruh mengani dunia pendidikan dan
Meningkatkan kualitas pendidikan
9. Membuat para pelaku di bidang pendidikan mampu memberikan materi
pendidikan lebih baik lagi
10. menciptakan generasi pendidik dan tenaga pengajar yang berkalitas
Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
1. Aliran Filsafat Eksistensialisme
Aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang
bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara
mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar
2. Aliran filsafat Perennial
Aliran filsafat Perennial berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang
bersifat abadi.
3. Aliran Filsafat Esensialisme
Filsafat ini menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama
karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia,
termasuk dalam pendidikan yang harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang
mempunyai tata yang jelas.
4. Aliran Filsafat Progresivisme
Suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar
pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik tetapi hendaklah berisi
aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka.
Dengan demikian mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara
ilmiah seperti memberikan analisis, pertimbangan dan pembuatan kesimpulan
menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah
yang dihadapi.
5. Aliran Filsafat Rekonstruktivisme
Suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata
hidup kebudayaan yang menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern.
Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme,
yaitu hendak melampaui krisis kebudayaan modern.
Hubngan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
1. memberikan pengetahuan/ pendidikan atau menunjukkan sebab-sebab, tetapi
yang tak begitu mendalam
2. memberi arah bagi teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan kehidupan
yang nyata
3. memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan
4. digunakan untuk memecahkan problematika dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli
Manfaat Filsafat Pendidikan
1. Menjadi salah satu landasan dalam perkembangan ilmu pendidikan
2. Menjadi landasan dari kebijakan mengenai program pendidikan
3. Menjadi landasan untuk berkarya dan juga mengabdi di bidang pendidikan
4. Menentukan kurikulum dan juga materi yang harus diajarkan dalam bidang
pendidikan
5. Memberikan pemahaman menyeluruh mengani dunia pendidikan
6. Membuat para pelaku di bidang pendidikan mampu memberikan materi
pendidikan lebih baik lagi dan Meningkatkan kualitas pendidikan
7. menciptakan generasi pendidik dan tenaga pengajar yang berkalitas
8. Membuat para peserta didik dapat memahami apa saja yang sebenarnya harus
diketahui dan juga dipelajari selama menempuh jalur pendidikan tertentu
Pengertian Pendidikan
1. USAHA SADAR
2. KEPRIBADIAN & KEMAMPUAN
3. DI DALAM & DI LUAR SEKOLAH
4. BERLANGSUNG SEUMUR HIDUP
1. pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam
mentalnya sehingga dapat survive di dalam mencapai kemandirian serta
kematangan kompetisi kehidupannya;
2. pendidikan adalah pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa kepada
orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta kematangan
mentalnya;
3. pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang lain dalam
mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan
kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya (Insan
Cerdas dan Kompetitif).
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Hukum
4. Landasan Kultural
5. Landasan Psikologis
7. Landasan Ekonomi
8. Landasan Sejarah
9. Landasan Religius
Teori Pendidikan
1). Teori Pendidikan Klasik (Classical Education)
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti perenialisme,
essensialisme, dan eksistensialisme, yang memandang bahwa pendidikan
berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan
budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada
proses.
2).Teori Pendidikan Personal (Personalized Education)
Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan
pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai
pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.
3) Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan
dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan
informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologi
pendidikan, yang lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan
kompetensi atau kemampuankemampuan praktis, bukan pengawetan dan
pemeliharaan budaya lama.
4) Teori Pendidikan Interaksional
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari
pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan
bekerja sama dengan manusia lainnya.
Pilar-pilar Pendidikan
1. Learning to know
2. Learning to do
4. learning to be