dan
Filsafat Pendidikan
Oleh:
Sih Yunika Purbawati dan Nur Hamidah
Hakekat Filsafat
KEBENARA
N
ILMU /
AGAMA FILSAFAT SAINS
Pengertian Filsafat
01 02
Secara Etimologis Secara Terminologis
Filsafat → Philosophia (Yunani) Philos/ Secara terminologi, istilah filsafat adalah
philein → Cinta Sophia/shopos → pengetahuan yang berminat mencapai
Kebijaksanaan/ Kearifan/ Wisdom pengetahuan kebenaran yang asli
Filsafat → Cinta kebijaksanaan/ Ilmu
Kodrat alam adalah sifat alami manusia yang harus dikembangkan, seperti sifat
kejujuran, ketulusan, tanggung jawab dan lain-lainnya. Sedangkan kodrat zaman
adalah keadaan dan tantangan yang dihadapi oleh manusia pada zaman tertentu.
Untuk berhasil dalam kehidupan, Ki Hajar Dewantara percaya bahwa anak-anak
harus dididik dengan mempertimbangkan kedua faktor ini. Anak-anak harus
diajarkan sifat-sifat yang sesuai dengan kodrat alam mereka dan keterampilan
yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Asas Tri Kon
Tri Kon terdiri dari tiga aspek: kontinu, konvergen, dan konsentris. Kontinu berarti
pendidikan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan, dilakukan terus
menerus dengan membuat perencanaan yang baik.
Konvergen berarti pendidikan yang dilakukan bisa mengambil dari berbagai
sumber di luar negeri, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan yang kita
miliki sendiri. Konsentris berarti pendidikan yang dilakukan tidak lepas dari
kepribadian bangsa kita sendiri.
Tri Pusat Pendidikan
Dalam kehidupan anak, ada tiga tempat penting yang menjadi pusat pendidikan bagi mereka, yaitu
alam keluarga, alam perguruan (sekolah) dan alam pergerakan pemuda (masyarakat).
Keluarga adalah pusat pendidikan pertama yang penting dalam membentuk karakter anak. Sekolah
bertanggung jawab untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kehidupan.
Sedangkan masyarakat sebagai pusat pendidikan yang terakhir bertugas membantu membentuk
karakter anak dan mempersiapkannya untuk kehidupan sosial.
Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya kerja sama antara ketiga pusat
pendidikan tersebut untuk menciptakan pendidikan yang holistik dan efektif.
Berhamba pada Anak
Istilah "berhamba" mungkin terdengar aneh ketika digunakan konteks pendidikan. Namun, pada
intinya, KHD berbicara tentang pentingnya fokus pada kebutuhan dan kepentingan anak dalam
proses pendidikan.
Seorang anak atau murid harus menjadi pusat perhatian dalam pendidikan. Pendidikan harus
diarahkan pada pelayanan kepada anak, yang artinya bahwa proses pendidikan harus didasarkan
pada kebutuhan dan kepentingan anak.
Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa setiap anak adalah individu yang unik dan berhak
mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan bakatnya masing-masing. Sehingga
guru harus memperlakukan muridnya dengan kasih sayang dan memahami kebutuhan mereka
secara individual
Budi Pekerti
Budi pekerti mencakup nilai-nilai kebajikan seperti sopan santun, kejujuran, kerja
sama, dan tanggung jawab. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa dengan mempelajari
nilai-nilai ini, anak-anak akan menjadi individu yang baik dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Maka dari itu, pendidikan harus menanamkan nilai-nilai tersebut pada anak sejak
dini. Guru harus menjadi contoh yang baik dalam berperilaku dan mengajarkan
anak-anak untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan memiliki moral
yang baik.
Ing Ngarso Sung Tuladha
Ing Madya Mangun Karsa
Tut Wuri Handayani
Slogan ini bermakna "di depan memberikan contoh, di tengah memberi dorongan, di belakang
memberikan dukungan".
Ini berarti seorang pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya, memberikan
dorongan dan motivasi agar anak didiknya agar berkembang dengan baik, dan memberikan
dukungan yang dibutuhkan agar anak didiknya dapat mencapai kesuksesan.
Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara menjadi titik awal
untuk menjadi agen perubahan dan pemimpin pembelajaran dalam
transformasi pendidikan di sekolah.