Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH : Kelompok Bunga Lavender
NAMA :
1. Eka Christy Haloho (4233111055)
2. Samuel Yordan Ambarita (4233111044)
3. Sri Vioni Novena Simanihuruk (4231111040)
DOSEN PENGAMPU : SRINAHYANTI,S.Pd ,M.Pd

PROGRAM S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat serta
kasih karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Melalui ini kami menuangkan ide, buah pikiran serta gagasan terhadap permasalahan yang kami
hadapi terkait filsafat pendidikan. Ucapan terimkasih kami katakan kepada dosen pengampu, ibu
Srinahyanti,S.Pd ,M.Pd yang telah berkontribusi membimbing kami dalam penyelesaian tugas
ini. Kami menyadari keterbatasan kami dalam pembuatan tugas ini, maka dari itu suatu
kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritik serta saran yang membangun agar tugas
ini menjadi lebih baik serta komprehensif.
Akhir kata kami selaku kami mengucapkan terimakasih, semoga tugas ini bermanfaat bagi
kitamsemua serta dapat memperluas pengetahuan bagi semua pihak dalam memberikan
pengetahuan mengenai filsafat pendidikan.

Medan, 20 November 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam dunia pendidikan, berfilsafat adalah suatu hal yang penting, karena dengan
berfilsafat dunia pendidikan akan mengetahi hakikat dari makna, tujuan, metode, dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan itu sendiri. Arti penting dari berfilsafat itu sendiri
adalah agar tujuan-tujuan yang telah diketahui dan ditetapkan dapat tercapai. Sebagaimana Ali
Khalil Abu ‘Ainaini merumuskan pengertian filsafat pendidikan yang dikutip oleh Prof. Dr. H.
Ramayulis dalam “bukunya Filsafat Pendidikan Islam” bahwa filsafat pendidikan itu sebagai
“kegiatan-kegiatan pemikiran yang ssistematis, diambil dari sistem filsafat sebagai cara untuk
mengatur dan menerangkan nilai-niai tujuan pendidikan yang akan dicapai (direalisasikan).
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Sementara Pendidikan adalah upaya
manusia dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki baik potensi fisik, potensi cipta,
rasa, maupun karyanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Jadi Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam mengatasi masalah-
masalah pendidikan. Filasafat pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi tenaga
pendidik seperti kita yang kelak akan mengemban profesi tersebut. Pendidikan itu dapat
dimengerti sepenuhnya apabila kita sebagai calon tenaga pendidik mengetahui tujuan akhir dari
pendidikan, yaitu dapat membentuk anak didik menjadi dewasa jasmani dan rohaninya baik
secara moral, intelektual, sosial dan agama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan filsafat dan filsafat pendidikan?
2. Bagaimana hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan?
3. Apa perbedaan dari filsafat dengan filsafat pendidikan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu filsafat secara umum dan menurut para ahli.
2. Untuk mengertahui apa itu apa itu filsafat pendidikan.
3. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan pendidikan.
4. Untuk mengetahui perbedaan filsafat dengan filsafat pendidikan.
A. Hubungan filsafat dan Pendidikan
1. Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti cinta
kebijaksanaan, filsafat merupakan bidang pemikiran manusia yang paling
penting karena bercita-cita untuk mencapai makna hidup paling hakiki.
Meskipun bagi sebagian orang cara berpikir dalam ilmu filsafat dipandang
sebagai suatu hal yang berbelit-belit dan membosankan.Jadi, Filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang menggali pemahaman mendalam tentang hakikat
kehidupan, pengetahuan, nilai-nilai, dan secara umum realitas. Filsafat
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan,
tujuan hidup, kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai moral. Filsafat juga
memuat refleksi kritis terhadap pemikiran dan keyakinan yang mencakup
pengetahuan dan tindakan manusia.

2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebih dahulu perlu


di ketahui dua istilah yang hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan
dalam dunia pendidikan, yaitu pedagogi dan pedagoik. Pedagogi berarti
"pendidikan" sedangkan pedagoik artinya "ilmu pendidikan". Kata
pedagogos yang pada awalnya berarti pelayanan kemudian berubah menjadi
pekerjaan mulia. Karena pengertian pedagogi (dari pedagogos) berarti
seorang yang tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke
daerah berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Pekerjaan mendidik
mencakup banyak hal yaitu: segala sesuatu yang berhubungan dengan
perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai pada
perkembangan iman.

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan


sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dan budaya ada
bersama dan saling memajukan.Pendidikan adalah proses pembelajaran dan
pengajaran yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan individu dalam aspek fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Pendidikan bertujuan untuk
membentuk karakter, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta
mempersiapkan individu untuk menghadapi kehidupan dan berkontribusi
dalam masyarakat

3.Pengertian Filsafat Menurut Ahli


1. Plato (427-347 SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan mengenai hakikat (kenyataan yang sebenar
nya).

2. Aristoteles (384-322 SM)


Filsafat merupakan ilmu pengetahuan mengenai kebenaran yang di dalamny
a terdapat logika, fisika, metafisika, dan pengetahuan praktis.

3. Bertrand Russel
“Filsafat yaitu tidak lebih dari usaha menjawab pertanyaan terakhir. Tidak se
cara dangkal dan dogmatis seperti yang biasa dilakukan dalam keseharian, te
tapi secara kritis”

4. R. Beerling
Filsafat merupakan pemikiran-pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio, ten
tang segala hal yang timbul berkat pengalaman.

5. Immanuel Kant (1724-1804)


IImmanuel mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pok
ok pangkal dan puncak segala pengetahuan.

6. Socrates menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk m


emahami hakikat alam dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi.

7. Menurut Al-Farabi, filsafat adalah ilmu mengenai yang ada, yang tidak be
rtentangan dengan agama, bahkan sama-sama bertujuan mencari kebenaran.
8. Sidi Gazalba dalam Sistematika Filsafat menjelaskan bahwa filsafat adala
h hasil kegiatan berpikir yang radikal, sistematis, universal. Kata “radikal” b
erasal dari bahasa Latin radix yang artinya akar.

9. Rene Descartes menjelaskan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) ten


tang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.

10. menurut The Liang Gie sebagai kesimpulan dari banyak sekali pendapat
tentang filsafat dari berbagai tokoh dunia. Ia mengartikan bahwa filsafat adal
ah pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti mengenai ketuha
nan, manusia dan alam demi tujuan mencari hakikat kebenaran.

4. Pengertian filsafat pendidikan


Filsafat pendidikan adalah filsafat yang memandang pendidikan
sebagai proses memanusiakan peserta didik sehingga mampu berkembang
dan beraktualisasi diri dengan segenap potensi asli yang ada dalam dirinya.
Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri
khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk
menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi
satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan
meningkatkan harkat kemanusiaannya.

5. Hubungan filsafat dengan pendidikan


Filsafat memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan cabang filsafat yang mempelajari konsep-konsep
dasar, tujuan, dan nilai-nilai yang mendasari pendidikan . Filsafat
pendidikan membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti tujuan
pendidikan, proses pembelajaran, peran guru dan siswa, serta nilai-nilai yang
ingin ditanamkan dalam pendidikan. Filsafat pendidikan juga membantu
dalam merumuskan landasan teoritis dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar
dalam merancang kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi pendidikan.
Dengan memahami filsafat pendidikan, para pendidik dapat
mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan dan nilai-nilai yang ingin dicapai dalam pendidikan. Jika ditelaah
lebih jauh, filsafat dan pendidikan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, baik dilihat dari proses, jalan, maupun tujuannya.Hal ini
sangat dipahami karena pendidikan pada hakikatnya merupakan hasil
spekulasi filsafat, terutama pada filsafat nilai, yaitu terkait dengan
ketidakmampuan manusia dalam menghindari fitrahnya sebagai diri yang
selalu mendambakan makna–kesamaan di dalam proses, ruang etika,
dan ruang pragmatis.Di satu sisi, manusia selalu menjadi satu-satunya
primata yang selalu meyerukan kebaikan, cinta, dan kebenaran.
Namun,bersamaan dengan itu, manusia pula satu-satunya mahluk
yang dapat membunuh diri dan sesamanya dengan begitu tanpa
alasan sama sekali, selain hanya sebuah kesenangan.Dalam ruang ini
pendidikan bagi hidup manusia menjadi suatu hal yang penting untuk
membawanya pada hidup yang bermakna. Dengan adanya
pendidikan, manusia akan mampu menjalani hidupnya dengan baik
dan benar. Manusia dapat tertawa, menangis, bicara, dan diam mengambil
ukuran–ukuran yang tepat. Ini sangat berbeda dengan banyak diri yang
tidak terdidik. Hubungan ini menurut pakar merupakan ilmu yang
paling tertua dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena
itu mereka menyebut bahwa filsafat merupakan induk dari semua ilmu
–ilmu pengetahuan di muka bumi.Berdasarkan filsafat, pendidikan
berkepentingan membangun filsafat hidup agar dapat dijadikan pedoman
dalam menjani kehidupan sehari–hari.Untuk selanjutnya, kehidupan sehari
–hari tersebut selalu dalam keteraturan.Jadi terhadap pendidikan, filsafat
memberikan sumbangan berupa kesadaran menyeluruh tentang asal
mula, eksistensi, dan tujuan hidup manusia.Tanpa filsafat, pendidikan
tidak dapat berbuat apa–apa dan tidak tahu apakah yang harus
dikerjakan, sebaliknya, tanpa pendidikan, filsafat tetap berada pada
utopianya.Oleh karena itu, seorang guru harus memahami dan mendalami
filsafat, khususnya filsafat pendidikan. Melalui filsafat pendidikan,guru
mengetahui hakikat pendidikan dan pendidikan dapat dikembangkan
melalui falsafah ontologi, epitimologi, dan aksiologi. Dengan demikian,
filsafat memiliki peran yang penting dalam pendidikan, baik sebagai
landasan teoritis maupun sebagai panduan dalam merancang dan
mengembangkan pendidikan. Melalui filsafat pendidikan, kita dapat
memahami tujuan dan nilai-nilai yang ingin dicapai dalam pendidikan, serta
mengembangkannya.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting
sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut
Jalaludin & Idi. filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur
yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses
pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-
nilai dan tujuan yang ingin di capai. Menurut Jalaludin & Idi hubungan
fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah:
1. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk meme
cahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.
2. Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki
relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3. Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendi
dikan menjadi ilmu pendidikan.

Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai


berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman
yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu
mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan
tetapi sudut pandangannya berlainan.

Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik


dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan
menunjukkan dirinya pada masalah pendiidkan pada umumnya serta
bagaimana masalah itu mengganggu pada penyekolahan yang menyangkut
masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya.
Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu
klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur
pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengujian
kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat
dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan bahwa filsafat tidak
hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan
filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang
berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat
pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat
filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.

Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu


hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan
mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya
sistem pendidikan.

B. Perbedaan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan


Perbedaan filsafat dengan filsafat pendidikan dibagi menjadi beberapa
bagian yaiu :
1. OBJEK KAJIAN FILSAFAT
● Filsafat
(objek kajian filsafat mencakup tiga hal yaitu alam manusia dan Tuhan)
dalam kajiannya falsafat memang tidak pernah membicarakan secara
langsung apabila berhubungan dengan objek alam sebagaimana Ilmu
Pengetahuan Alam
juga tidak dengan objek manusia sebagaimana sosiologi
terlebih berhubungan dengan agama dan Tuhan sebagaimana pengetahuan
agama kajian filsafat hanyalah berhubungan dengan pola pikir manusia
terkait dengan tiga objek tersebut. (Buku Dasar Filsafat ) (hal 11)
● Filsafat pendidikan
Objek kaitan filsafat pendidikan adalah semua aspek yang berhubungan
dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan
yang herhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan
bagaimana tujuan pendidikan ini dapat dicapai.

2. RUANG LINGKUP
● Ruang lingkup Filsafat
- Ontologi
Adalah cabang metafisika yang membahas tentang eksistensi dan
ragam dari suatu kenyataan. Beberapa tafsiran yang berkaitan dengan
kenyataan diantaranya menurut supernaturalisme dan naturalisme.
Berdasarkan pandangan supernaturalisme, terdapat wujud-wujud yang
bersifat gaib dan wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa
dibandingkan dengan wujud alam yang nyata. Adapun pandangan yang
bertolak belakang dengan supernaturalisme adalah naturalisme.
Paham yang berdasarkan naturalisme yaitu materialisme yang
menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh
kekuatan gaib tetapi disebabkan oleh kekuatan yang terdapat dalam diri
sendiri yang dipelajari dan dapat diketahui.
- Epistimologi berkaitan dengan hakikat pengetahuan dan cara bagai
mana atau dengan sarana apa pengetahuan dapat diperoleh.
- Aksiologi bersangkutan dengan hakikat nilai, bagian filsafat yang
membahas tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta cara dan tujuan.
● Ruang Lingkup Kajian Filsafat Pendidikan
Hal-hal yang menjadi kajian filsafat pendidikan sangat luas
cakupannya, yaitu:
a. Merumuskan secara tegas sifat hakiki pendidikan
b. Merumuskan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan.
c. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama
dan kebudayaan
d. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat
pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
e. Merumuskan sistem nilai dan norma atau isi moral pendidikan yang
menjadi tujuan pendidikan.
3. TUJUAN
● FILSAFAT
Tujuan falsafah adalah menjadikan manusia lebih terdidik dan memiliki
pengetahuan, serta mampu menilai hal-hal umum di sekitar secara lebih
mendalam / lebih luas.

● FILSAFAT PENDIDIKAN
Tujuan filsafat pendidikan yaitu memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal dan dapat menghasilkan
pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari
oleh filsafat pendidikan .

C. Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional


Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang
mempunyai fungsi dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat
adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang
pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila
dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-
hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai,
didasari dan mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah
yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai
dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya
diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta
manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara
individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai
ciri, yaitu integral, etis, dan reigius.
Cita dan karsa bangsa Indonesia diusahakan secara melembaga dalam
sistem pendidikan nasioanl yang bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan,
pandangan hidup dan filosofi tertentu. Inilah dasar pikiran mengapa filsafat
pendidikan Pancasila merupakan tuntutan nasional dan sistem filsafat
pendidikan Pancasila adalah sub system dari sistem negara. Pancasila.
Dengan memperhatikan fungsi pendidikan dalam membangun potensi
bangsa, khususnya dalam melestarikan kebudayaan dan kepribadian bangsa
yang ada pada akhirnya menentukan eksistensi dan martabat bangsa, maka
sistem pendidikan nasional dan filsafat pendidikan pancasila seyogyanya
terbina secara optimal supaya terjamin tegaknya martabat dan kepribadian
bangsa. Filsafat pendidikan Pancasila,merupakan aspek rohaniah atau
spiritual sistem pendidikan nasional, tiada sistem pendidikan nasional tanpa
filsafat pendidikan.
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 adalah wujud dari
falsafah Pancasila. Tujuan pendidikan Nasional tercantum jelas di dalam
Sisdiknas yaitu “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Pancasila merupakan
dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat lima
dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila
memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila telah disebut di dalam pebukaan Undang-Undang Dasar 1945
alinea keempat. Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan pedoman hidup
berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya.
Pancasila merupakan hasil konseptualisasi dan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Mengandung nilai-nilai luhur dan menjaga semangat
perjuangan bangsa. Pancasila sebagai dasar negara, falsafah hidup bangsa,
pandangan hidup bangsa kepada seluruh warga khususnya kepada genrasi
muda yang sedang menempuh pendidikan dijenjang pendidikan formal,
pendidikan moral pancasila diajarkan di sekolah sejak tahun 1975 yang
menggantikan mata pelajaran kewarganegaraan yang diberlakukan sejak
tahun 1968. Di tahun 1994 Pendidikan Moral Pancasila diganti dengan
Pendidikan Pancasila.
Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang
terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada
peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua
level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang menurut (Jumali dkk,
2004), perlu dipertimbangkan dalam menetukan landasan filosofis dalam
pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia Indonesia.
Filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia Indonesia
sebagai: a. makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya;
b. makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya;
c. makhluk sosial dengan segala tanggung jawab hidup dalam masyarakat
yang pluralistik, baik dari segi lingkungan sosial budaya, lingkungan hidup,
dan segi kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah-tengah
masyarakat global yang senantiasa berkembang dengan segala tantangannya.
Kedua, Pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri. Dalam
pandangan filosofis pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial
yang selalu berinteraksi dengan kelembagaan sosial lainnya dalam
masyarakat. Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut
daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah
tabiat manusia, maka filsafat juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.
Brubachen berpendapat bahwa filsafat pendidikan adalah seperti menaruh
sebuah kereta di depan seekor kuda dan filsafat dipandang sebagai bunga,
bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan itu berdiri secara
bebas dengan memperoleh keuntungan karena memiliki kaitan dengan
filsafat umum, meskipun kaitan tersebut tidak penting, yang terjadi adalah
suatu keterpaduan antara pandangan filosofi dengan filsafat pendidikan
karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan secara umum
(Arifin, 1993).
Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan atau
teori mengenai perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu sebagai
berikut.
a. Empirisme, bahwa hasil pendidikan dan perkembangan itu bergantung
pada pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidpnya.
b. Nativisme, teori yang dianut oleh Schopenhauer yang berpendapat bahwa
bayi lahir dengan pembawan baik dan pembawan yang buruk.
c. Naturalisme, dipelopori oleh J.J Rousseau, ia berpendapat bahwa semua
anak yang baru lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak seorang
anak pun lahir dengan pembawaan buruk.
d. Konvergensi, dipelopori oleh William Stern, yang berpendapat bahwa
anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk. Hasil pendidikan itu
bergantung dari pembawaan dan lingkungan.

A. Kesimpulan
Filsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam
tentang pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi
Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam
kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia
wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila.
Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa
Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter
memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik,
mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila
yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis dan reigius.

B. Daftar Pustaka
- https://www.mendeley.com/catalogue/c170538d-37fc-3002-9449-
679a4546ec9b
- https://www.mendeley.com/catalogue/b9855bf1-a0fe-3d6c-8d52-
070eb0606c22
- https://www.mendeley.com/catalogue/5bd30ac8-eac5-31e0-9f71-
03a617801dd3
- https://www.mendeley.com/catalogue/42bb75f6-6276-3119-a9ef-
406ecc4b6c36
- https://staffnew.uny.ac.id/upload/131763780/pendidikan/
ISI+BUKU+AJAR+FILSAFAT+PENDIDIKAN.pdf
- https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/
9136/6906
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Filsafat+pendidikan&oq=#d=gs_qabs&t=1693
749415755&u=%23p%3DwIXCaz4IW4QJ
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Filsafat+pendidikan&oq=#d=gs_qabs&t=1693
630498630&u=%23p%3DS7fWRX0T4oAJ
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Filsafat+pendidikan&oq=#d=gs_qabs&t=1693
753742247&u=%23p%3DwIXCaz4IW4QJ
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=buku+filsafat+pendidikan&btnG=#d=gs_qabs
&t=1693532677896&u=%23p%3DwIXCaz4IW4QJ

Anda mungkin juga menyukai