Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ESTI MARGARETA

NPM : 1922016
KELAS : A. 4.1
JURUSAN : TEKNOLOGI PENDIDIKAN
MATKUL : FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : ERIYANTI, M.Pd.
PERTEMUAN KE- SEMBILAN
FILSAFAT PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Makna Pendidikan Menurut Para Ahli :
1. Menurut H. Fuad Ihsan (2005: 1) menjelaskan bahwa dalam pengertian
yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai “Usaha manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam
masyarakat dan kebudayaan”. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskan
kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan
kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan sebagai usaha
manusia untuk melestarikan hidupnya.
2. Jhon Dewey (2003: 69) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia”. Sedangkan menurut J.J.
Rousseau (2003: 69) menjelaskan bahawa “Pendidikan merupakan
memberikan kita pembekalan yang tidak ada pada masa kanakkanak, akan
tetapi kita membutuhkanya pada masa dewasa”.
3. Oemar Hamalik (2001: 79) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah suatu
proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri
sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk
berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan
dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar
anak mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri. Pengertian di atas
mengindikasikan betapa peranan pendidikan sangat besar dalam mewujudkan
manusia yang utuh dan mandiri serta menjadi manusia yang mulia dan
bermanfaat bagi lingkungannya. Dengan pendidikan, manusia akan paham
bahwa dirinya itu sebagai makhluk yang dikaruniai kelebihan dibandingkan
dengan makhluk lainnya. Bagi negara, pendidikan memberi kontribusi yang
sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam
menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta membangun watak bangsa (nation
character building). Menurut Redja Mudyahardjo (dalam Sulistiawan, 2008:
18) pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga, yakni secara sempit, luas
dan alternatif. Definisi pendidikan secara luas adalah mengartikan pendidikan
sebagai hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam lingkungan dan sepanjang hidup (long life education). Pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Secara
simplistik pendidikan didefinisikan sebagai sekolah, yakni pengajaran yang
dilaksanakan atau diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugas sosial
mereka. Secara alternatif pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan secara tepat di masa yang akan
datang. Pendidikan adalah pengalamanpengalaman belajar yang memiliki
programprogram dalam pendidikan formal, nonformal ataupun informal di
sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi
pertimbangan kemampuankemampuan individu, agar dikemudian hari dapat
memainkan peranan secara tepat.

B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Filsafat pendidikan berasal dari dua kata yaitu kata filsafat dan kata
pendidikan. Filsafat sendiri berasal dari bahasa yunani “Philos” yang memiliki arti
kecintaan dan “sophia yang memiliki arti kebijaksanaan. Jika diterjemahkan dari
dua kata ini, maka filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan akan kebijaksanaan.
Jika diartikan secara lengkap maka filsafat dapat diartikan sebagai kajian
mendalam yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan didasarkan atas kecintaan
seseorang terhadap ilmu pengetahuan tersebut. Jika diterapkan dalam pendidikan,
maka lahirlah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan yang artinya adalah
sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada bidang pendidikan. Dalam hal ini, filsafat
benar-benar difokuskan di setiap bagian dari bidang pendidikan dari mulai kulit
hingga akar-akarnya. Filsafat pendidikan akan membahas ilmu mengenai
pendidikan itu sendiri secara mendalam dan meluas di setiap bagian dari ilmu
pendidikan. Menurut Zanti Arbi (1988), pengertian filsafat pendidikan yaitu :
Menginspirasi, yang dapat diartikan mampu memberikan inspirasi bagi para
pendidik untuk menjalankan berbagai ide dalam pengembangan pendidikan.
Menganalisis, yang dapat diartikan mampu memeriksa secara detail setiap bagian
dari pendidikan hingga validitas dari pendidikan itu sendiri dapat diketahui secara
jelas. Memperspektifkan, yaitu mengenai upaya memberi pengarahan dan
penjelasan kepada pendidik mengenai pendidikan secara lebih luas dan
mendalam. Meninvestigasi, yaitu meneliti dan memerikasa tingkat kebenaran dari
berbagai teori yang ada di dunia pendidikan. Dalam filsafat pendidikan seorang
guru akan banyak belajar mengenai setiap elemen yang berkaitan dengan teknis
dan teori di bidang pendidikan. Hal ini terdiri dari apa yang dipercayai oleh
seorang guru tentang pendidikan ataupun prinsip yang dijadikan panduan dan
pedoman dalam setiap tindakan profesional seorang guru. Filsafat pendidikan
pada dasarnya ada di setiap hati nurani para guru. Tanpa disadari ataupun tidak,
setiap guru memiliki seperangkat keyakinan tentang teknis dan teoritis dalam
memberikan dan menularkan pendidikan kepada para muridnya. Dalam hal ini,
setiap guru memiliki caranya masing-masing dalam mengajarkan pendidikan
kepada para peserta didik yang diharapkan dengan apa yang diajarkan ini dapat
menghasilkan kehidupan yang lebih baik lagi.
C. HUBUNGAN FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan atas filsafat, atau
filsafat yang dijadikan pendangan dalam menghadapi permasalahan manusia.
Filsafat juga sebagai ibu agung dari berbagai ilmu pengetahuan, jika di ibaratkan
seperri hubungan ibu dan anaknya, maka filsafat sebagai ibunya dan pendidikan
sebagai anaknya. Artinya, semua ilmu pengetahuan, semua pendidikan
berpegangan pada filsafat. Sebelum pendidikan dan ilmu pengetahuan
berkembang pesat, filsafat lah yang menjadi pandangan utama manusia, karena
filsafay sudah ada jauh sebelum ilmu pengetahuan dan pendidikan ada. Filsafat
adalah berpikir secara radikal dan menyeluruh tentang segala kenyataan yang ada
di dunia. Banyak sekali tokoh filsafat yang diberikan pertanyaan tentang
kenyataan di dunia, semua pertanyaan akan menghasilkan berbagai teori terhadak
objek alam. Maka dari itu diperlukan ilmu pengetahuan yang luas untuk
menjawab semua pertanyaan tentang kenyataan di dunia. Berfilsafat berarti
berusaha untuk mendapatkan kejelasan dari berbagai masalah yang tengah
dihadapi manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, dengan perkembangan
zaman, serta berkembangnya kebutuhan keilmuan manusia melalui filsafat seperti
berfikir rasional, maka munculah teori pendidikan sertabberaneka ragam ilmu
pengetahuan. Semua ini berasal dari masalah yang dihadapi manusia di dunia.
Mengembangkan filsafat pendidikan haruslah mengikuti pemikiran filsafat yang
diikutinoleh suatu bangsa. Pendidikan adalah suatu cara untuk mencapai suatu
tujuan berfikir filsafat serta membina pewaris bangsa untuk mempelajari ilmu
filsafat dan mengamalkan nilai filsafat. Pendidikan berfungsi sebagai dasar
penanaman norma serta moral dan tingkah laku yang di titik beratkan kepada nilai
filsafat yang diutamakan oleh beberapa tokoh terkemuka. Filsafat merupakan
suatu hal yang diutamakan dalam pemecahan masalah dalam kehidupan manusia
sedangkan pendidikan adalah suatu cara dalam pengembangan keilmuan filsafat
jadi, memang sangat dianjurkan kepada manusia untuk mempelajari serta
mengamalkan filsafat dalam pengajaran ilmu pendidikan. Filsafat mempunyai
hubungan yang erat dengan pendidikan, baik pendidikan dalam arti teoritis
maupun praktik. Setiap teori pendidikan selalu didasari oleh suatu sistem filsafat
tertentu yang menjadi landasannya. Demikian pula, semua praktik pendidikan
yang diupayakan dengan sungguh-sungguh sebenarnya dilandasi oleh suatu
pemikiran filsafati yang menjadi ideologi pendorongnya. Pemikiran filsafati
tersebut berusaha untuk diwujudkan dalam praktik pendidikan. Pernyataan
tersebut sejalan dengan pendapat Imam Barnadib bahwa filsafat pendidikan pada
dasarnya merupakan penerapan suatu analisis filosofis terhadap lapangan
pendidikan. John Dewey, seorang filsuf Amerika yang sangat terkemuka
mengatakan bahwa filsafat merupakan teori umum dari pendidikan, landasan dari
semua pemikiran mengenai pendidikan (Barnadib, 1994: 4). Selanjutnya, Imam
Barnadib mengatakan bahwa hubungan filsafat dan pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Hubungan keharusan
Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita-cita) yang lebih baik,
sedangkan pendidikan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan
manusia. Pendidikan bertindak mencari arah yang terbaik, dengan berbekal
teori-teori pendidikan yg diberikan antara lain oleh pemikiran filsafat .
2. Dasar pendidikan
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas terhadap realita termasuk manusia,
maka dibahaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup.
Konsep-konsep ini selanjutnya menjadi dasar atau landasan penyusunan
tujuan dan metodologi pendidikan. Sebaliknya pengalaman pendidik
dalam realita menjadi masukan dan pertimbangan bagi filsafat utk
mengembangkan pemikiran pendidikan. Filsafat memberi dasar-dasar dan
nilai-nilai yang sifatnya das Sollen (yang seharusnya), sedangkan praksis
pendidikan berusaha mengimplementasikan dasar-dasar tersebut, tetapi
juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran ideal pendidikan
dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya
D. ALIRAN- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN
1. Pengertian Filsafat Pendidikan Progresivisme
Filsafat Progresivisme merupakan Aliran filsafat pendidikan yang
menekankan kepada peningkatan kemampuan peserta didik melalui
pengalaman kemampuan diri peserta didik atau kemandirian dan selalu
menunjukkan perubahan dari masing-masing peserta didik. Filsafat
Progresivisme sangat berpengaruh dalam potensi pengembangan peserta
didik. Pengembangan disini yaitu peserta didik mendapatkan pengetahuan
tambahan dari potensi yang dimiliki, dapat mengembangkan potensi secara
mandiri, dan dapat menjadi progres atau kemajuan untuk diri peserta didik,
untuk mencapai tujuan pendidikan. Filsafat pendidikan Progresivisme
menuntut untuk selalu melakukan kemajuan(progres), bertindak secara
konstruktif, inovatif, dan aktif. Filsafat Progresivisme juga berpandangan
bahwa setiap manusia itu selalu menginginkan perubahan, selalu
berkembang dan lebih baik. Untuk mendapat perubahan yang dituju maka
manusia harus memiliki pandangan hidup yang fleksibel (tidak kaku, tidak
menolak perubahan, dan tidak terikat oleh apa pun), harus memiliki sifat
toleran, selalu ingin mengetahui dan menyelidiki, dan punya pikiran yang
terbuka. Prinsip-prinsip itu harus ditanamkan pada peserta didik dapat
melakukan perubahan dan perkembangan untuk kemajuan
pembelajarannya berfokus pada peserta didik. Aliran Progresivisme juga
berpandangan bahwa belajar adalah suatu proses yang bertumpu pada akal
manusia dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupannya.
Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Progresivisme :
a. William James Dia Berpendapat bahwa fungsi otak atau fikiran itu
harusnya dipelajari sebagao bagian dari ilmu pengetahuan alam.
William James juga menekankan untuk membebaskan ilmu jiwa dan
menempatkannya diatas dasar ilmu perilaku. Jadi maksudnya ilmu jiwa
ini harus menjadi dasar dari ilmu perilaku.
b. John Dewey John Dewey mengemukakan teori tentang sekolah yaitu
progresivisme harus menekankan kepada peserta didik dan minat
peserta didik dari pada mata pelajarannya Sendiri. Maksudnya yaitu
dengan menekankan dan memperhatikan peserta didik dan minatnya
maka pembelajaran akan lebih nyaman untuk peserta didik dan akan
mendapatkan hasil yang memuaskan karena ini bukan paksaan,
melainkan berasal dari minat peserta didiknya sendiri.
c. Hans Vaihinger Hans Vaihinger mengemukakan bahwa satu-satunya
ukuran bagi pikiran atau berpikir adalah gunanya untuk mengetahui dan
memengaruhi kejadian-kejadian dunia. Menurutnya tahu itu
mempunyai arti praktis, yaitu bahwa orang yang dikatakan tahu itu jika
sudah menggunakan pengetahuannya (tahu) itu sehingga tahu
manfaatnya.
2. Pengertian Filsafat Esensialisme
Esensialisme secara etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu esensial
yang berarti inti atau pokok dari sesuatu dan isme yang berarti aliran.
Esensialisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang ingin kembali ke
kebudayaan-kebudayaan lama sebagi warisan sejarah yang telah
membuktikan keunggulannya dalam kebaikan-kebaikan di kehidupan
manusia. Humanisme merupakan filsafat yang mendasari filsafat
pendidikan esensialisme. Karena humanisme merupakan pandangan yang
memberika reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian.
Filsafat esensialisme juga dipengaruhi oleh filsafat idealisme dan realisme.
Filsafat pendidikan esensialisme memandang bahwa pendidikan harus
berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan sumbernya. Nilai yang
terbukti kejelasannya akan membawa nilai kebaika pada masyarakat.
Tujuan filsafat pendidikan esensialisme ini adalah membentuk seseorang
menjadi berguna dan berkompeten, isi pendidikannya mencakup ilmu
pengetahuan. Kurikulum sekolah filsafat pendidikan esensialisme
dipengaruhi oleh filsafat pendidikan idealisme. Filsafat pendidikan
esensialisme mengaskan bahwa pendidikan yang baik dan benar terdiri
dari pembelajaran keterampilan dasar, baik membaca, menulis, berhitung,
seni, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pandangan filsafat pendidikan
esensialisme dapat dilihat dari aliran filsafat yang menginginkan manusia
kembali kepada kebudayaan lama, karena kebudayaan lama telah banyak
melakukan kebaikan untuk manusia.
Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan Esensialisme :
a. William C. Bagley
William C Bagley berpendapat bahwa filsafat pendidikan esensialisme
mempunyai ciri-ciri yaitu, minat yang kuat dan tahan lama pada peserta
didik itu tumbuh dari proses belajar yang menarik perhatiannya,
pengawasan, pengarahan dan bimbingan orang dewasa itu melekat pada
masa balita yang panjang, kemampuan dalam mendisiplinkan diri harus
menjadi tujuan pendidikan. Maka kedisiplinan adalah salah satu cara
yang sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Johan Frederich Herbart
Johan Frieddrich Herbart berpendapat bahwa tujuan pendidikan itu
menyesuaikan dengan jiwa seseorang dengan kebijaksanaan dari
Tuhan. Sedangkan proses tercapainya tujuan pendidikan menurutnya
yaitu dengan cara pengajaran, pembelajaran.
c. William T. Haris
William T. Haris berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah
menjadikan terbentuknya realitas berdasarkan susunan yang tidak
terelakkan dan bersindikat ke kesatuan spiritual. Sekolah adalah
lembaga yang memelihara nilai-nilai turun temurun dan menjadi
penuntun penyesuaian orang pada masyarakat.
d. Johan Frederich Frobel
Johan Frederich Frobel berpendapat bahwa anak sebagai makhluk yang
berekspresi kreatif, dan tugas pendidikan adalah memimpin peserta
didik ke arah kesadaran diri yang murni dan sesuai dengan citra dirinya.
3. Pengertian Filsafat Pendidikan Perenialisme
Perenialisme merupakan aliran pendidikan yang lahir pada abad ke-20.
Secara bahasa Perenialisme berasal dari kata "perenial" yang bermakna
abadi, kekal, dan tanpa akhir. Aliran perenialisme beranggapan bahwa
tradisi dipandang sebagai prinsip-prinsip yang abadi dan akan terus
mengalir sepanjang sejarah manusia. Perenialisme berpendapat bahwa
pendidikan itu lebih menuju ke masa lampau yang di anggap ideal, dan
memberikan pengetahuan adanya suatu nilai-nilai kebenaran yang jelas,
absolut, dan abadi. Perenialisme mempunyai 4 prinsip dalam
pembelajaran:
a. Adanya kebenaran yang memiliki sifat universal.
b. Harus melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran.
c. Didalam suatu kebenaran bisa ditemukan dalam karya agung
d. Mengembangkan beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap
pendidikan
Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Perenialisme :
1) Robert Maynard Hutchins
Lahir pada tanggal 17 januari 1899 dan meninggal pada tnggal 14 mei
1977. Robert merupakan filsuf yang berasal dari amerika serikat. Ia
memiliki pendapat bahwa bahwa dalam pendidikan harus
menumbuhkan kecerdasan dan harmoni manusia. dan ia berpendapat
juga tujuan pendidikan yaitu mengembangkan akal pikir dan
mengembangkan daya intelektual, dan harus menekankan pendidikan
bersifat universal dan Rasional.
2) Ortimer J. Adier
Lahir pada tanggal 28 Desember 1902 dan meninggal pada tanggal 28
Juni 2001. Ortimer seorang berpendapat bahwa manusia merupakan
makhluk rasional dan hakikat yang akan sepanjang sejarahnya. Manusia
juga memiliki kemampuan intelektual aktif yang bisa melakukan
berbagai tidakan, seperti halnya seni, membaca, melihat, mendengar,
berbicara dan berfikir.
4. Pengertian Filsafat Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme merupakan salah satu aliran filsafat yang merupakan
kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresifisme dalam pendidikan ,
rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris yaitu "Reconstruct" yang
artinya adalah membangun kembali, aliran ini bertujuan untuk merombak
kembali susunan lama dan mengubahnya ke tatanan hidup yang baru dan
bercorak modern , aliran ini dianggap lebih baik karena menyatakan jika
tidak cukup jika seorang siswa atau individu hanya berfokus pada
pengalaman kemasyarakatan di sekolah , namun juga mempelopori ke arah
masyarakat baru yang diinginkan sesuai perkembangan hidup dan
kehidupan sebagai konsekuensi perkembangan ilmu pengetahuan ,
teknologi dan juga seni. Filsafat Rekonstruksionisme merupakan
kelanjutan dari filsafat Progresifisme ,aliran Rekonstruksionisme
berusahan untuk mengubah tata susunan lama menjadi tata susunan baru
ke arah yang lebih modern , aliran filsafat ini pada prinsipnya sepaham
dengan aliran dengan aliran perenialisme yaitu menurut Muhammad Noor
Syam (1985:340) .kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan
sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu
oleh kehancuran ,kebingungan dan kesimpangsiuran , walaupun
mempunyai prinsip yang sama , cara yang digunakan oleh kedua prinsip
ini berbeda , jika aliran perennialisme memiliki penyelesaian masalah
dengan mengembalikan kebudayaan lama yang dianggap cocok atau ideal
dengan kehidupan . Aliran rekonstruksionisme memiliki cara yang
berbeda dengan perenialisme yaitu dengan berupaya merombak tata
susunan kebudyaan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern, serta berupaya untuk membuat kesepakatan
bersama bagaimana mengatur tata kehidupan manusia dan juga mengatur
tata kehidupan dilingkungannya menjadi lebih baik lagi. Karena itu dalam
proses dan lembaga pendidikan dalam aliran filsafat rekonstruksionisme
merasa perlu merubah tata susunan lama atau kebudayaan lama dan
membangun tata susunan baru untuk pendidikan dan lembaga pendidikan
dan untuk hal itu perlulah di bangun hubungan kerja sama antara umat
manusia ,demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang . Aliran
filsafat ini juga meyakini usaha penyelamatan dunia merupakan tugas
seluruh umat manusia , sehingga dengan pembinaan yang tepat dalam
dunia pendidikan dan pembinaan kembali daya intelektual dan spritual
,membina kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar , sehingga
terbentuklah dunia baru merupakan hal yang diyakinkan akan
menyelamatkan dunia . Rekonstruktivisme menganggap jika sekolah
adalah agen perubahan, yang tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga
mengajarkan nilai nilai dalam kehidupan dan membangun kembali atau
merekonstruksi kan nilai nilai tersebut seoptimal mungkin sehingga
timbulah cara berpikir yang lebih efektif dan cara kerja yang lebih efektif
sehingga menjadikan dunia yang lebih baik dar masa sebelumnnya bahkan
mungkin jadi yang lebih baik di masa sekarang . Aliran
Rekonstruksionisme berfokus pada masyarakat , para penganut aliran ini
percaya kurikulum harus berdampak besar dalam kehidupan manusia
menjadi metode perubahan dan reformasi sosial dalam kehidupan
masyarakat . Kontruksionisme menekankan pada pemecahan masalah dan
berpikir kritis dan mementingkan pemikiran ke arah masa depan , kaum
rekonstruksionisme juga menganggap diharuskan adanya pendidikan
dengan unsur unsur pembelajaran global yang berkaitan dengan masalah
global sebagai alat untuk mengurangi konflik di dunia. Ada lima tujuan
untuk pendidikan dalam aliran filsafat Rekonstruksionisme menurut
Ornstein dan Huskins dalam bukunya Curriculum Tahun 2004 adalah :
a. untuk memeriksa warisan budaya masyarakat dan peradaban lainnya,
b. menghadapi masalah kontroversial dan membahasnya,
c. didedikasikan untuk membawa perubahan dalam masyarakat ,
d. memeriksa masa depan dan kemungkinan realitas masa depan,
e. partisipasi siswa dan guru dalam interkulturalisme. Walaupun tujuan-
tujuan ini bagus, mereka juga tidak realistis. Rekonstruksionis sering
dipandang sebagai idealis karena teorinya didasarkan pada masyarakat
utopis (Ornstein & Hunkins, 2004, Bab 4).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-pendidikan/

( Di akses pada tanggal 2 Mei 2021 )

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1588

( Di akses pada tanggal 2 Mei 2021 )

https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/istiqra/article/view/208

( Di akses pada tanggal 2 Mei 2021 )

https://www.kompasiana.com/lailil12/5e96bd1ed541df2dbc4763b2/hubungan-
filsafat-dengan-ilmu-pendidikan ( Di akses pada tanggal 2 Mei 2021 )

Anda mungkin juga menyukai