0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hakekat pendidikan menurut beberapa pakar pendidikan. Terdapat persamaan dan perbedaan pandangan para pakar tentang pengertian dan tujuan pendidikan. Secara umum, pendidikan diartikan sebagai proses pembekalan individu untuk menjadi dewasa dan bermanfaat bagi masyarakat, meskipun ada perbedaan penekanan antara pandangan Barat dan Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang hakekat pendidikan menurut beberapa pakar pendidikan. Terdapat persamaan dan perbedaan pandangan para pakar tentang pengertian dan tujuan pendidikan. Secara umum, pendidikan diartikan sebagai proses pembekalan individu untuk menjadi dewasa dan bermanfaat bagi masyarakat, meskipun ada perbedaan penekanan antara pandangan Barat dan Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang hakekat pendidikan menurut beberapa pakar pendidikan. Terdapat persamaan dan perbedaan pandangan para pakar tentang pengertian dan tujuan pendidikan. Secara umum, pendidikan diartikan sebagai proses pembekalan individu untuk menjadi dewasa dan bermanfaat bagi masyarakat, meskipun ada perbedaan penekanan antara pandangan Barat dan Islam.
A. Poin-poin yang saya dapatkan di materi HAKEKAT PENDIDIKAN MENURUT
PAKAR PENDIDIKAN ini antara lain: 1. Pengertian pendidikan Secara subtansial jurnal ini membahas tentang, "Hakekat Pendidikan Menurut Perspektif Pakar Pendidikan" yang membahas tentang bagaimana hakekat pendidikan menurut pakar Islam dan Barat, kemudian bagaimana persamaan dan perbedaan hakekat pendidikan yang dikemukakan para pakar pendidikan. Karena begitu urgennya pendidikan bagi kehidupan manusia, sehingga banyak para pakar mencurahkan pikiran untuk menghasilkan berbagai karya ilmiah sebagai bentuk responsibilitas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Pakar pendidikan 1) Memperbincangkan masalah pendi-dikan adalah sebuah keniscayaan yang senantiasa dijalani oleh manusia. Karena wacana pendidikan adalah sebuah masalah sangat urgen bagi kehidupan manusia. Dengan demikian menggagas pendidikan merupakan kebutuhan yang inheren dengan gerak langkah manusia. Pertimbangan akademik ini mencuat karena medium yang sering menjadi perdebatan mengenai pendidikan adalah tentang manusia itu sendiri. Keharusan pendidikan bagi manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan dapat menerima pendidikan itu. 2) -Al-Tarbiyah menurut bahasa semakna dengan pertumbuhan. Dikatakan juga bahwa Al-Tarbiyah disamakan jugadengan al-Ta'lim atau bermakna upaya dengan sekuat tenaga untuk menemu-kan hakekat suatu ilmu sehingga manusia dapat mencapaikeutuhan hidup. 3) -Tarbiyah secara semantik tidak khusus ditujukan untuk mendidik manusia, tetapi dapat dipakai pada spesies lain, seperti mineral, tanaman dan hewan. 4) - Sementara itu Al-Asfanaiy mendefini-sikan tarbiyah yaitu proses menum- buhkan sesuatu secara bertahap yang dilakukan setapak demi setapak sampai pada batas kesempurnaan. 5) - Tarbiyah upayah mempersispkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurnah, kebahagian hidup, cinta tanah air, kekuatan raga, kesempur-naan etika, sistimatik dalam berfikir, tajam perasaan, giat dalam berkreasi, toleransi pada orang lain, berkom-potensi dalam menggunakan bahasa tulis dan lisan serta terampil ber-kreativitas. 6) - Pendidikan Islam proses mengubah tingka laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitar-nya dengan cara pengajar sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. 7) -Tarbiyah upayah mempersispkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurnah, kebahagian hidup, cinta tanah air, kekuatan raga, kesempur-naan etika, sistimatik dalam berfikir, tajam perasaan, giat dalam berkreasi, toleransi pada orang lain, berkom-potensi dalam menggunakan bahasa tulis dan lisan serta terampil ber-kreativitas. 8) -Pendidikan Islam proses mengubah tingka laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitar-nya dengan cara pengajar sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. 9) -Tarbiyah adalah proses persiapan dan pemeliharaan anak pada masa kanak-kanak di dalam keluarga.12 Pengertian ini merupakan intisari kandungan hukumsurah Al-Isra ayat 24 dan asysyu'ara ayat 18. Obyek kedua ayat tersebut diperuntukkan bagi bayi dan fase anak-anak. 10) -Bahwa untuk mengetahui formulasi pendidikan, maka yang menjadi sentrum kajian adalah pada aspek tujuan pendidikan. Dengan demikian berdasarkan hasil studi terhadap pemikiran Al-Ghazali dapat diketahui dengan jelas tujuan akhir yang ingin ducapai melalui kegiatan pendidikan menjadi dua hal, yaitu Pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah Swt. Kedua, kesempurnaan insani yang bermuara kepada kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. 3. Pakar pendidikan 1. John Dewqy, mengatakan: “Pendidi-kan adalah sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar fun-damental, baik menyangkut daya pikir (intelektual), maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia. 2. Van Cleve Mores, mengatakan: “Pendidikan adalah studi filosofia, karena ia pada dasarnya bukan alat sosial semata untuk mengalihkan cara hidup secara menyeluruh pada setiap generasi, akan tetapi ia juga menjadi agen (lembaga) yang melayani hati nurani masyarakat dalam perjuangan mencapai hari depan yang lebih baik. 3. Menurut Bogley, mengatakan: ”Pendidikan adalah suatu aktivitas individu yang dilakukan berdasarkan pengalaman sehingga mengarah pada suatu kesempumaan di masa yang akan datang. 4. Menurut Brubacher, mengatakan :Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dangan alam, teman. Pendidikan juga meru-pakan perkembangan yang terorgani-sir dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani oleh dan untuk kepribadian dan individunya dan kegunaan bagi masyarakatnya, yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidup-nya. 5. Menurut Frobel, mengatakan Pendidikan adalah upaya maksimal yang dicapai seseorang di dalam belajarnya (sekolah) yang bertujuan untuk menghasilkan anak didik yang memiliki keberanian, sopan santun dan kemuliaan akhlak, yang mencintai tanah air, bersungguh-sungguh (meng-erahkan segenap potensinya) untuk mencari kebahagiaan hidupnya, ketinggian ilmu dan industri dan mencari ilmu sepanjang hidupnya buat kemajuan (kejayaan negerinya), men-cintai dan mentaati Allah sehingga mempennudah untuk mencapai kemu-liaan di sisi Allah dan pandangan manusia. 4. Persamaan Pendidi-kan enurut Perspektif Para Ahli Berdasarkan hasil riset kepustakaan terhadap pendapat para ahli tentang makna esensial pendidikan, maka penulis meng-genaralisasikan dalam konteks persamaan, yakni kesemuanya mengarah pada proses penyiapan individu (anak, didik) yang didesain secara sengaja oleh orang dewasa untuk menuju kearah kedewasaan setelah melalui proses penempatan pengalaman belajar baik yang dilakukan oleh lembaga formal dan informal sehingga terbentuk sebuah kepribadian yang sempurna. 5. Perbedaan Pendidi-kan enurut Perspektif Para Ahli Mencermati esensi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, maka terdapat beberapa perbedaan yang signiflkan, yaitu Bagi pakar pendidikan barat terdapat kecenderungan bahwa pendidikan itu meru-pakan suatu aktivitas transfer pengetahuan dan keterampilan semata, tanpa menjadikan aspek ruhani dan pembentukan budi pekerti. Dengan demikian, proses belajar yang direncanakan telah menafikan nilai-nilai sritual sebagai potensi manusia.
B. Poin-poin yang saya dapatkan dari materi HAKEKAT PENDIDIKAN DALAM
PERSPEKTIF JOHN DEWEY Tinjauan Teoritis antara lain: 1. Pengertian Hakikat Istilah hakekat bisa diartikan sebagai karakteristik atau ciri khas dari sesuatu, yang bisa membedakannya dari yang lain. Hakekat adalah hal terpenting dari sesuatu yang terdiri atas pengertian yang sifatnya abstrak. Abstrak berarti tidak konkrit atau tidak dapat dihayati atau diamati dengan panca indra (Imam Barnadib, 2002:4). Hakekat pendidikan, misalnya, dengan demikian bisa dimaknai sebagai karakteristik atau ciri khas dari pendidikan, yang sifatnya abstrak, yang bisa membedakannya dengan yang bukan pendidikan. 2. HAKEKAT PENDIDIKAN DALAM BERAGAMPERSPEKTIF Memandang pendidikan sebagai fenomena utama dalam kehidupan manusia di mana orang yang telah dewasa membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik untuk menjadi dewasa. Pendidikan dalam arti luas semacam itu, telah ada sejak manusia ada. Sejak awal mula kehidupannya, manusia sudah melakukan tindakan mendidik atas dasar pengalaman, bukan berdasarkan teori bagaimana sebaiknya mendidik. Dalam hal ini, pendidikan menunjuk pada pendidikan pada umumnya, yaitu pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum Sementara itu, H.A.R Tilaar (1999: 17) memahami hakekat pendidikan dari dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan reduksionisme dengan pendekatan holistik integratif. Kedua jenis pendekatan tersebut mempunyai kesamaan di dalam memberikan jawaban terhadap persoalan hakikat pendidikan, ialah bahwa pendidikan tidak dapat dikucilkan dari proses pemanusiaan. Tidak ada suatu masyarakatpun yang dapat eksis tanpa pendidikan. Pertama, pedagogisme. Dalam menjelaskan mengenai hakekat pendidikan, pendekatan ini bertolak dari keyakinan bahwa anak akan dibesarkan menjadi dewasa. Ini melahirkan teori yang menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, misalnya nativisme (anak telah mempunyai kemampuan yang dilahirkan dan tinggal dikembangkan saja), dan empirisme (anak dilahirkan seperti kertas putih yang akan diisi oleh pendidikan). Kedua, filosofisme. Pendekatan ini bertolak dari adanya pertentangan mengenai hakekat manusia dan hakekat anak. Anak manusia mempunyai hakekat sendiri dan berbeda dengan hakekat orang dewasa. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuknya yang kecil. Anak mempunyai nilai-nilainya sendiri yang akan berkembang menuju kepada nilainilai seperti orang dewasa. Tugas pendidikan adalah membantu anakmenuju kedewasaannya sehingga anak dapat mengambil keputusannya sendiri. Menurut pandangan ini, pendidikan akan berakhir ketika anak manusia menjadi dewasa. Ketiga, religionisme. Pendekatan ini bertolak dari hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Di sini hakekat pendidikan adalah membawa peserta didik menjadi manusia yang religius karena sebagai makhluk ciptaan Tuhan peserta didik itu harus dipersiapkan untuk hidup sesuai dengan harkatnya. Keempat, psikologisme. Psikologisme cenderung mereduksi ilmu pendidikan menjadi ilmu proses belajar mengajar, sehingga hakikat pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan itu terbatas kepada ilmu mengajar saja. Kelima, negativisme. Berkaitan dengan negativisme, ada tiga teori, pertama, tugas pendidikan adalah menjaga pertumbuhan anak. Untuk itu, perlu disingkirkan hal-hal yang dapat merusak atau yang sifatnya negatif terhadap pertumbuhan tersebut. Segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang akan bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut. Keenam, sosiologisme. Meletakkan hakekat pendidikan kepada keperluan hidup bersama dalam masyarakat. Jadi, titik tolaknya prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu. Sebagai anggota masyarakat, peserta didik harus dipersiapkan menjadi anggota masyarakat yang baik. 3. HAKEKAT PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF JOHN DEWEY Di antara tiga tokoh di dalam aliran prag-matisme, yaitu Peirce, James, dan John Dewey, John Dewey sering disebut sebagai tokoh pragmatisme modern. Aliran ini menyatakan bahwa benar tidaknya suatu teori bergantung pada berfaedah tidaknya teori itu bagi manusia dalam penghidupannya. Dengan demikian, ukuran untuk segala perbuatan adalah manfaatnya dalam praktek dan hasil yang memajukan hidup. John Dewey tidak hanya menerima prinsip-prinsip pragmatis, tetapi juga mengatakan beberapa ide dan konsep pribadinya yang kemudian termasuk salah satu doktrin pragmatisme. Salah satu sumbangannya yang penting adalah terhadap teori pendidikan, sama seperti sumbangannya terhadap tradisi filsafat dan ketangkasannya mempertahankan orientasi pragmatis menuju ketrampilan dan penerapannya bagi kehidupan manusia (Albertine Minderop, 2005: 99). Menurut Dewey, pengalaman adalah basis pendidikan, atau dalam terminologi Dewey sendiri “pengalaman” sebagai “sarana dan tujuan pendidikan”. (John Dewey, 2004). Oleh karena itu, bagi John Dewey, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan pengalaman secara terus- menerus. Inti pendidikan tidak terletak dalam usaha menyesuaikan dengan standar kebaikan, kebenaran dan keindahan yang abadi.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita