Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

“Dampak Pergaulan Bebas di Kalangan Siswa”

Oleh :
NABILA INDAH CAHYANI
RAHMAD
DEVIKA MELANI
MUHAMMAD REIHAN

SMP NEGERI 5 PALOPO


2016 / 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Karya Tulis Ilmiah
ini dapat kami selesaikan dengan baik dan atas kehendak-Nya semua proses pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut memberikan motivasi
dan doa sehinga kami terus berusaha pantang menyerah dan terus bersemangat dalam
menghadapi rintangan yang menghalangi penulisan karya ilmiah  ini.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Dampak Pergaulan Bebas di Kalangan
Siswa "yang berisi tentang pengertian Pergaulan bebas, Faktor-Faktor penyebab
pergaulan bebas, serta dampak pergaulan bebas dikalangan remaja.
Tak ada gading yang tak retak tak ada sesuatu yang sempurna, begitu juga dengan
Karya Tulis Ilmiah ini, kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna.
Untuk itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan penelitian ini untuk ke depan.
Palopo, 3 April 2017

Kelompok III

  
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pergaulan
2.2 Pengertian Remaja
2.3 Pengertian Pergaulan Bebas
2.4 Faktor Penyebab Pergaulan Bebas
2.5 Dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas
2.6 Solusi (Pencegahan) Pergaulan Bebas
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
            Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan 
individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia
lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar
individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan
yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan
terjadi pada seorang remaja.
   Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Remaja diamana
merupakan calon penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan memajukan
bangsa dengan menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan. Namun, pada
kenyataanya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola pikir dan
gaya hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di
Indonesia saat ini.Karena seorang individu atau remaja sukanya bergaul maka
muncullah yang namanya pergaulan bebaspada diri remaja.
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa
juga disebut pergaulan liar. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai
melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan liar.
Cara mengatasi masalah pergaulan bebas
1 Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan
keadaan apapun.
2 Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang
anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang
tuannya dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari
lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari
pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan
orang tuannya.
3 Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2
atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak
bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia
pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia
jalani.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Apakah Pengartian Pergaulan ?
B.  Apa Pengertian Remaja?
C. Apa Pengertian Pergaulan bebas?
D.  Apa Faktor Penyebab Pergaulan Bebas?
E. Apa Akibat yang di timbulkan?
F. Bagaimanakah Solusi mencegah Pergaulan Bebas?

1.4 TUJUAN
A. Agar siswa mengetahui pengertian pergaulan
B. Agar siswa mengetahui pengertian Remaja
C. Agar siswa mengetahui pengertian pergaulan bebas
D.  Agar siswa mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas
E.  Agar siswa mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas
F. Agar siswa mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PERGAULAN
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan 
individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh
Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya
manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia
lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya,
baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif
itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal
yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan
bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati
dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh
terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia
belum tahu apakah itu baik atau tidak.

2.2 PENGERTIAN REMAJA


Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak
tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon
(dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat
transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
 Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah
Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan
dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-
anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang
dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26)bahwa remaja  (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis,kognitif,dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21
tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15
tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21
tahun = masa remaja akhir  
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi
empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun,
masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21
(Deswita,2006:192).
 Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan
Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari
masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun,
dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan
fisik,maupun psikologis.Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat
kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan
kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan
kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh
kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka
menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan
manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.Dengan
demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan
selanjutnya.
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh.
Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19
tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja
merupakan masa transisi (masa peralihan) dari masa anak-anak menuju masa
dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan
masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa
ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental
dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut
Abdul, hal : 2, 2009).

2.3 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS


Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan,
sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya,
serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak
akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan
seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk
dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.

2.4 FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN BEBAS


Ada beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain – yang banyak
mempengaruhi terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:
1. Faktor Orang Tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System
komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di
berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup
kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja
dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita
sebutkan antara lain:
1) Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat
anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman
dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan
orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan
bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini
sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
2) Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap
pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa
masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua
akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika
sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat
3) Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang
tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa
sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan
pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan.
Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa
yang harus merekaper buat.
2. Faktor Agama Dan Iman.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa
agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan
hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu.
Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya
tidak mengetahu imana yang baik dan mana yang tidak.
3. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau
yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik
untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita,
sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

4. Faktor Dari Kaum Sendiri.


Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang
pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan 

Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:


A. Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan
Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada
umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang
cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala
sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan
belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya,
cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat
menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak
dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda
ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau
dialaminya.
B.  Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya
orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak
mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-
bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul,
mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya
C. Faktor Keseimbangan Hidup
Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang
bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitanya, dll.
Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan
diri yang baik, dan pendampingan dari seorag senior yang handal akan
berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.
D.  Faktor Keyakinan
Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani
hidup. Orang muda yang imannya tidak handal, memiliki kecenderungan
untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk
pergaulan mereka. Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan
Tuhan, jelas akan menuai dalam damai sejahtera.
2.5 DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI PERGAULAN BEBAS
Secara umum akibat yang ditimbulkan dari pergaula nbebas ada3,antara lain:
a. Bagi Diri Remaja Itu Sendiri                         
Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya
sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan  mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu
semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang
dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit
karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi
mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya
kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan
keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan
endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan
terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan
b. Bagi Keluarga 
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja.
Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang
dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam
kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan
tentunya ini sangat tidak baik,  Sehingga mengakibatkan anak remaja
sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya
bersama teman-temannyauntuk bersenang-senang dengan jalan
minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika.Dan
menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk
melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi
dalam kehidupannya.

c. Bagi Lingkungan Masyarakat


Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu
orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun
ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh
orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum
remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya
akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat
menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-
mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka
dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu
yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
2.6 SOLUSI (PENCEGAHAN) PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja,
tetapi masyarakat pun juga dibuatnya resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat
dicegah dengan cara – cara berikut :
I. Pentingnya kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua
dalam hal dan keadaan apapun.
II. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan
terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi
psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan
patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan
menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga
dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.
III. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang
hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut
dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak
sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh
gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani 
IV.  Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet,
handphone, dan lain-la
V. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu
memilih dan membedakan manayang baik untuk dia maupun yang
tidak baik.
VI. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti
beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai agamanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya,
baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif
itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal
yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan
bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati
dirinya.
Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh
terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia
belum tahu apakah itu baik atau tidak. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa
atau tua. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12
hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu
12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18
– 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan
masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa
remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja
akhir 18–21.
Akibat yang ditimbulkan pada pergaulan bebas yaitu:
a.       Bagi Diri Remaja Itu Sendiri
Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang
berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi
mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-
mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus
menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika.
b.      Bagi Keluarga 
Para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan
berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua
dan anak akan terputus.
c.       Bagi Lingkungan Masyarakat
Masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-
mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja
yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut
akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan
waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

3.2 Saran
            Semoga dengan makalah ini anda dapat memahami makna materi yang saya
bahas.Setelah memahaminya janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul bebas
karena itu dapat merusak nama baik dirimu,keluarga,dan dilingkungan masyarakatmu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Enterprise,Quantum.2010.Etika pergaulan remaja dalam pandangan.


http://dunia  remaja gg.blogspot.com/2010/10/etika-pergaulan-remaja-dalam-
pandangan.html.Akses.November 2012
Gunarso,singgih D.1988.Psikologi perkembangan.Jakarta:PT Gramedia
Islamsinia,Sabila.2010.psikologi remaja dan krakteristik
http://dunia  remaja gg.blogspot.com/2010/10/psikologi-remaja-karakteristik-dan
html.Akses:Desember 2010.
Sastro Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi.
Jakarta : EGC.
Winjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
www.google.com\\seks_bebas\ diakses 18 Mei 2008.

Anda mungkin juga menyukai