MOTIVASI BELAJAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas karunia-Nya yang
begitu nyata tercurahkan kepada kita semua. Makalah dengan judul Perembangan
Remaja dan Munculnya Motivasi Belajar yang ada di tangan pembaca sekarang
ini merupakan hasil dari sebuah ikhtiar dalam menghimpun dan menyusun
seperangkat pengetahuan mengenai pendidikan.
Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak
kepada masa dewasa. Masa remaja juga sebagai usia bermasalah. Akhirnya para
remaja mengalami kesualitan dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Motivasi
memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Memberikan motivasi
yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan
yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan
mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar
sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Berdasarkan paparan di atas,
maka makalah ini hadir memberikan alternatif pilihan kepada para pembaca yang
budiman untuk dapat merefleksikan berbagai fenomena motivasi belajar dalam
perkembangan remaja terhadap siswa. Semoga dengan refleksi tersebut dapat
menjadikan pembaca semakin kritis dalam upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa pada anak remaja, khususnya di Indonesia, setidaknya kita dapat belajar
bersama dan ikut berpartisipasi untuk mewujudkan masyarakat pembelajar.
Namun demikian, sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu kami tunggu agar buku ini
di kemudian hari akan semakin baik dari sisi isi maupun tampilannya. Akhirnya,
saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Untuk dapat belajarnya
seorang siswa sesuai dengan yang diharapkan, banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah
suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun luar
sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau
aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Hamzah B. Uno, 2008).
Motivasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecemasan merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
Kecemasan dapat diartikan sebagai keadaan mental yang tidak enak yang ditandai
oleh kekhawatiran, ketidakenakan, dan prarasa yang tidak baik yang tidak dapat
dihindari oleh seseorang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan remaja dan munculnya motivasi belajar?
2. Bagaimana pengaruh perkembangan remaja dan munculnya motivasi
belajar?
3. Bagaimana penerapan dalam pembelajaran mengenai perkembangan
remaja dan munculnya motivasi belajar?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan remaja dan munculnya motivasi belajar.
2. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan remaja dan munculnya
motivasi belajar.
3. Untuk mengetahui penerapan dalam pembelajaran mengenai
perkembangan remaja dan munculnya motivasi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wahyu Wijayanti (Dalam Hamzah B. Uno, google scholar,
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:sFzguysPMTIJ:scholar.google.com/+munc
ulnya+motivasi+belajar+hamzah+uno&hl=id&as_sdt=0,5 , 2010: diakses tanggal 17 Oktober
2017, jam 17:01)
Menurut Hamzah B Uno (2008:23) Sekolah merupakan sistem yang
terstruktur, interaksi yang terjadi antar siswa/siswi sekolah tentu tidak selamanya
baik-baik saja, apalagi jika kita melihat fenomena-fenomena yang sekarang ini
banyak terjadi dilingkungan sekolah menganai perilaku menyimpang remaja di
sekolah. Hal ini berpengaruh terhadap sistem sekolah dan yang paling besar
pengaruhnya yaitu terhadap pribadi dan masa depan siswa itu sendiri. Selain itu
juga dalam lingkungan remaja, kebutuhan untuk dapat diterima bagi setiap
individu merupakan suatu hal yang sangat mutlak sebagai mahluk sosial. Setiap
anak yang memasuki usia remaja akan dihadapkan pada permasalahan
penyesuaian sosial, yang diantaranya adalah problematika pergaulan teman
sebaya. Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku sosial remaja banyak
ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya mereka
terutama dalam lingkungan sekolah. Berdasarkan realita yang ada bahwa dalam
suasana belajar ataupun waktu istrahat sedang berlangsung, baik siswa laki-laki
maupun perempuan menghabiskan banyak waktunya bersama dengan teman-
temannya. ada dua bentuk perilaku yang muncul dari hubungan teman sebaya,
yang pertama kelompok siswa yang selalu berprestasi dan yang kedua yakni
kelompok siswa yang suka melanggar aturan sekolah. Pengaruh teman sebaya
sebagai bentuk untuk memperoleh dukungan memiliki arti penting untuk
memotivasi belajar siswa agar dapat menjadi lebih baik dan berprestasi. Dengan
tidak adanya dukungan dari sahabat atau teman sebayanya maka akan menjadikan
anak tersebut berfikiran negatif, apalagi jika ditambah dengan anggapan yang
negatif dari teman sebayanya , sehingga minimbulkan kecemasan ketika
berinteraksi dengan teman sebayanya. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.2
Menurut Siti Tsaniyatul Hidayah (Dalam Hamzah B. Uno, google scholar,
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:I1Lb9bykMN0J:scholar.go
2
Uno Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurnya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) h.23
ogle.com/+perkembangan+remaja+dan+munculnya+motivasi+belajar+hamzah+u
no&hl=id&as_sdt=0,5 , 2012: diakses tanggal 17 Oktober 2017, jam 17:00)
Motivasi Dan Belajar Merupakan Dua Hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil dari praktek atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi
tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya pengerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi adalah penting bagi proses
belajar, karena motivasi menggerakkan organism, mengarahkan tindakan, serta
memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.
Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama
motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau intrinsic motivation, lain
halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan
menderita. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam menumbuhkan gairah, merasa
dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.3
Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa adalah perasaan menyenangi
materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi yang
berasal dari luar diri pribadi siswa dapat ditimbulkan dari faktor guru, lingkungan,
dan orang tua. Kedua jenis motivasi ini terjalin menjadi satu membentuk satu
sistem motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa timbulnya motivasi dapat menyebabkan seseorang melakukan
tindakan karena adanya motivasi dari dalam dirinya. Motivasi dipengaruhi oleh
upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, karena adanya dorongan
dan tuntutan serta pengaruh dari lingkungan luar untuk melakukan suatu
tindakan.4
4
Menurut Wahyu Wijayanti (Dalam Hamzah B. Uno, google scholar,
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:sFzguysPMTIJ:scholar.google.com/+munc
ulnya+motivasi+belajar+hamzah+uno&hl=id&as_sdt=0,5 , 2010: diakses tanggal 17 Oktober
2017, jam 17:01)
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya suatu tujuan. Dengan kata lain,
motivasi dapat dikatakan sebagai respon dari suatu aksi yang disebut tujuan.
Di lain pihak, tujuan ini muncul karena adanya kebutuhan.
Dari ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah
sesuatu yang kompleks dan dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi
dalam diri manusia sehingga akan berpengaruh pada persoalan kejiwaan,
perasaaan dan emosi, untuk bertindak atau melakukan kegiatan. Semua tindakan
ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
Menurut Sardiman A.M, motivasi dalam pembelajaran dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Motivasi yang dimiliki siswa akan memberikan jaminan
keberlangsungan kegiatan belajar sekaligus memberikan arahan agar tujuan yang
dikehendaki subjek belajar dapat tercapai.
Motivasi memiliki peranan yang khas dalam menumbuhkan gairah,
perasaan senang dan semangat untuk belajar pada siswa. Siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi akan memiliki energi yang besar untuk melakukan
kegiatan belajar. Ketika ia mulai merasa tidak suka atau tidak ingin belajar, maka
ia akan berusaha menghilangkan perasaan tidak suka itu. Dengan demikian,
kegiatan belajar terjamin keberlangsungannya. Hasil belajar akan optimal jika
siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.5
2.2 Pengaruh Perkembangan Remaja dan Munculnya Motivasi Belajar
6
Amin Kiswoyowati (Dalam Hamzah B. Uno, google scholar,
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:DzS_rVWGPZQJ:scholar.google.com/&hl
=en&as_sdt=0,5&sciodt=0,5 , 2011: diakses tanggal 17 Oktober 2017, jam 17:37)
belajar di mana terjadi pembentukan peran dan standar sosial yang berhubungan
dengan pekerjaan dan prestasi.
7
Hari Santosa (Dalam Hamzah B. Uno, google scholar,
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:yOrLumrcImcJ:scholar.google.com/+perke
mbangan+remaja+hamzah+uno&hl=id&as_sdt=0,5 , 2012 : diakses tanggal 17 Oktober 2017, jam
17:00)
activities, mental activities. Selain itu, ditinjau dari aspek materi dan metode
maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan, dikenal
adanya bermacam-macam kegiatan belajar antara lain belajar ketrampilan, belajar
sosial, belajar pemecahan masalah, dan belajar pengetahuan.
8
Amin Kiswoyowati (Dalam Hamzah B. Uno, google scholar,
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:DzS_rVWGPZQJ:scholar.google.com/&hl
=en&as_sdt=0,5&sciodt=0,5 , 2011: diakses tanggal 17 Oktober 2017, jam 17:37)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan