Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN PELAJAR ISLAM DALAM FENOMENA EUFORIA


KEKINIAN

DI SUSUN OLEH :

RAHMAN ANDANU

SMK N 1 TALANG PADANG


KEC. TALANG PADANG KAB. TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah
melimpahkan berkah serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Peran Pelajar Islam Indonesia (PII) Dalam Fenomena Euforia
Kekinian. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi
agung Muhammad Saw, yang kita nanti-nantikan safaatnya di yaumil akhir.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah
ini. Akhirnya kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya yang
membacanya.

Wassalamualaikum wr. Wb

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Pendahuluan
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusal Masalah...........................................................................................1
Pembahasan
A. Latar Belakang Berdirinya PII..................................................................2
B. Peran PII dalam fenomena Euforia kekinian.............................................3
Penutup
Keseimpulan...................................................................................................8
Daftar Isi.....................................................................................................................9

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelajar islam Indonesia merupakan salah satu organisasi kaderisasi dan juga di sebut
organisasi pasca kemardekaan karena berdirinya setelah baru berapa tahun
Indonesia memproklamasikan kemardekaannya dari penjajah belanda. Dimana
organisasi ini didirikan sebagai usaha untuk kaderisasi muslim dan candikia
pemimpin yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan yang sesuai
dengan ajaran islam, ini sesuai dengan visi dan misi PII.
Adapun salah satu pendorong terbentuknya organisasi PII ini sendiri dalah dualisme
sistem pendidkan dikalangan umat islam di Indonesia yang merupakan warisan
kolonialisme Belanda yakni pondok pesantren dan sekolah umum, mengubah
pandang yang berbeda tentang siswa dan santri dan juga gejolak politik sebagai
mempertahankan kemerdekaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang berdirinya PII ?
2. Bagaimana peran PII terhadap Fenomena Euforia masa kini ?

1
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang berdirinya PII


Sejak tanggal 25 Februari 1947 Yoesdi Gazali sedang beritikap di mesjid besar
kauman Yogyakarta terlintaslah dalam pikiran beliau gagasan untuk memebentuk
sutu organisasi bagi para isalm yang dapat mewadahi segenap lapisan pelajar islam.
Kemudian gagasan tersebut disampaikan dalam pertemuan di gedung Smp 2
sekodiningratan, yogyakarata. Adapun yang hadir dalam pertemuan tersebut
diantaranya adalah Anton Timur Djailan, Amir Syahri dan Ibrahim Zarkasji dan
semua yang hadir dalam pertemuan tersebut. Sepakat untuk mendirikan organisasi
PII
Dan pada tanggal 4 mei i947 resmilah organisasi ini menjadi sebuah organisasi
islam yang pertama didirikan di kota Yogyakarta, yang diantara pendirinya
1. Yoesdi Ghazali
2. Anton Timur Jaelani
3. Amir Syahri
4. Ibrahim Zarkasji
Adapun salah salah satu pendorong terbentuknya PII adalah dualisme sistem
pendidikan dikalangan umat islam Indonesia yang merupakan warisan klonialisme
Belanda yakni Pondok Pesantren dan sekolah umum. Masing-masin memiliki
oreantasi yang berbeda, pondok pesantren berorientasi ke Akhirat sementara sekolah
umum berorientasi ke Dunia. Akibatnya PII juga terjadi perpecahan menjadi dua
bagian dan juga sebagai pendorong didirika PII ini adalah merupakan sebagai
motivasinya gejolak politik untuk mempertahankan kemerdekaan da mengubah
pandangan yang berbeda siswa dan santri.

Adapun sebagai visi dan misi PII sebagai berikut:

Visi
Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan islam

Misi
Kaderisasi manusia muslim dan cendikia pemimpin.

2
B. Peran PII dalam fenomena Eurosia Kekinian
Euforia biasanya timbul karena sebuah situasi baru yang lain daripada yang pernah
terjadi sebelumnya dalam kehidupan seseorang. Situasi baru tersebut kemudian
diterima oleh seorang individu sebagai sebuah hal yang sangat menakjubkan.
Dalam proses terjadinya euphoria, otak individu tersebut menerjemahkan situasi
baru tersebut sebagai sebuah kepuasan dan kebahagiaan yang mesti diluapkan.
Biasanya euforia dirasakan oleh seseorang yang sebelumnya tengah mengalami
situasi hidup yang jenuh atau dalam sebuah konfik psikologis yang mendalam. Hal
itu yang menyebabkan ketika ada sedikit saja stimulus positif, misalnya berupa
kabar gembira, seseorang tersebut merasakannya secara berlebih karena kondisi
tersebut sangat kontras dengan kondisi sebelumnya.

Kata Euforia berasal dari Bahasa Yunani yang berarti power of enduring easily,
fertility.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka akan berbunyi kekuatan akan
sebuah kemudahan, kesuburan yang bertahan lama.

Arti euforia dalam perspektif psikologi adalah sebuah rasa kebahagiaan yang
meluap-luap secara berlebih dan terjadi secara terus menerus pada suatu rentang
waktu. Biasanya rentang waktu ini terjadi secara singkat.
Euforia adalah suatu gejala psikologis yang berkaitan dengan affection, atau
perasaan cinta dan kasih sayang.
Euforia juga berkaitan erat dengan persepsi seseorang terhadap suatu hal atau orang
yang lain.
Sebagai contohnya adalah orang yang sedang jatuh cinta.
Orang yang sedang jatuh cinta terhadap seseorang yang disukainya seringkali
ditemui berada dalam kondisi euforia. Orang yang sedang jatuh cinta seringkali
ditemui dalam kondisi memuja orang yang disukainya secara berlebihan, seperti
memandang foto kekasihnya berlama-lama, membaca ulang teks-teks pesan singkat
dari kekasihnya, cemburu berlebihan, dan sebagainya. Padahal, seiring dengan
waktu, apabila hubungan itu bertahan maka perjalanannya pun akan berangsur
menjadi normal, wajar, dan biasa-biasa saja.

3
Jika di lingkungan kita terjadi salah satu permasalahan di atas tidak ada salahnya
kita memberi pengertian pada mereka. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal
yang dapat kita lakukan agar penyimpanganpenyimpangan akhlak generasi muda
dapat kita kurangi contohnya saja dengan membentuk remaja mesjid, dan
mengaktifkan pemuda-pemuda yang berada di linggkungan tempat tinggal kita atau
mungkin mengangkat suatu acara yang bermanfaat yang dapat memberi mereka
kesibukan dan dapat menambah keimanan pada diri mereka .

Euforia juga sering terjadi di dunia trend dan mode.


Di dunia mode dikenal istilah fanatik atau sikap memuja secara berlebih. Fenomena
fanatisisme di dunia mode biasanya sering terjadi pada para fans terhadap bintang
idolanya. Apapun yang dikenakan oleh seorang publik figur, dengan segala cara para
fans akan mengikutinya meskipun itu membutuhkan pengorbanan-pengorbanan
seperti merogoh kocek yang sangat dalam untuk bergaya ala bintang pujaan mereka.
Euforia di dalam dunia mode biasanya memiliki gejala yang identik dengan
fanatisisme meskipun rentang waktunya tidak seintens dan selama dalam kasus
fanatisisme.
Menurut teori psikologi, tidak ada kebahagiaan yang datang dari luar dapat bertahan
secara lama.
Euforia terbukti selalu berjalan dalam rentang waktu yang singkat dan tidak abadi.
Biasanya, orang yang pernah mengalami euforia dalam fase hidup tertentu
berpotensi akan mudah merasakan euforia dalam fase-fase berikutnya.
Menyikapi segala sesuatu secara wajar memang tidak mudah. Namun dengan
berlatih untuk senantiasa bersikap tenang dan logis dalam menghadapi sesuatu akan
meminimalisir kemungkinan seseorang terjebak dalam suatu kondisi euforia.

Pasalnya, apa yang mereka tiru dan ikuti tidak selaras dengan norma maupun nilai-
nilai agama, sosial, dan budaya yang dianut di negeri ini. Sebagai negara yang
mayoritas beragama Islam dan berbudaya ketimuran sangatlah tidak sesuai bila
mengikuti budaya asing, khususnya barat, yang cenderung liberal, hedonis, dan
permisif. Mengembangkan pemikiran yang maju dan modern seperti yang dilakukan
kaum reformis Barat boleh saja dilakukan selama tidak menafikan nilai-nilai
moralitas yang ditanamkan oleh agama dan kultur sosial setempat.

4
Islam mengajarkan umatnya untuk mencari ilmu sampai ke negeri China, belajar
hingga akhir hayat, dan mengembangkan potensi dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan di dunia selama tidak menyalahi syariat agama. Semestinya kaum
remaja muslim jangan hanya sekadar sebagai penonton, peniru, atau pengekor.
Remaja muslim harus menjadi pembaharu, pemikir, dan pioner bagi kemajuan
masyarakat dunia. Seperti yang dulu pernah dilakukan oleh ilmuwan Islam seperti
Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Biruni, Al-Khawarizmi, Ibnu Ismail Al Jazari, dan
banyak lagi yang lainnya.

Allah Taala berfirman :




Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar. (QS. Ali Imran: 110). Ayat
di atas sangat jelas menyiratkan bahwa umat Islam adalah umat terbaik di dunia.
Karena umat Islam yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya senantiasa berbuat
terbaik bagi dirinya, lingkungannya, dan sesama.

Untuk mewujudkan visi sebagai umat terbaik, maka diperlukan upaya pembentukan
karakter muslim yang kuat. Hal ini harus dilakukan melalui pendidikan sejak usia
dini atau kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Dalam hal ini peran orang tua, guru,
dan pemerintah sebagai penyedia fasilitas sangat besar sekali dalam pembentukan
watak dan kepribadian seorang muslim.

1. Pembentukan Karakter Remaja Islami


Untuk membentuk karakter remaja islami yang cerdas, mandiri, tangguh,
berakhlakul karimah, amanah, dan tawaduk tidak hanya dilakukan melalui
pendidikan formal seperti di sekolah atau pesantren. Pendidikan dan penanaman
nilai-nilai islami justru dimulai dari lingkungan keluarga. Dalam hal ini orang
tua memikul tanggung jawab dan peran utama mendidik anak. Orang tualah
yang menentukan mau dijadikan seperti apa dan diarahkan ke mana jalan hidup
anak.

5
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Setiap (anak) yang
dilahirkan (pasti) dilahirkan di atas fitrah, kedua orang tuanyalah yang membuat
dia jadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi (HR. Abu Hurairah). Hadist ini
menekankan pentingnya tugas orang tua dalam mengawali pendidikan pada
anaknya. Orang tua mesti mengenalkan Islam secara dini, karena dengan
memeluk agama Islam dan menjalankan syariat dengan benar akan menjadi
benteng sekaligus penyelamat bagi hidupnya, baik di dunia maupun di akherat.

Setelah pelajaran tauhid ini tertanam kuat pada diri sang anak, barulah kemudian
diajarkan tentang akhlak, ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan segala hal yang
menyangkut kehidupan di dunia. Mengenai pendidikan akhlak ini kita bisa
mencari referensi pada akhlak dan kepribadian Rasulullah saw. Karena Nabi
Muhammad saw adalah sebaik-baik manusia di muka bumi ini. Pada dirinya
terdapat uswatun hasanah (suri tauladan yang baik).
Beliau pernah bersabda kepada Ibnu Abbas ra. ketika mengajarkan beberapa
perkara aqidah kepadanya, Hai anak kecil, saya akan mengajarkan kepadamu
beberapa perkataan: Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah
niscaya kamu akan mendapati Dia berada di depanmu, jika kamu meminta maka
minta hanya kepada Allah dan jika kamu meminta pertolongan maka minta
pertolongan hanya kepada Allah. (HR. At-Tirmizi)

Begitu perhatian Rasulullah saw kepada penanaman akhlak yang baik sejak dini,
sehingga beliau tak segan menegur anak kecil. Meski kita semua tahu sifat anak
kecil yang lebih suka bermain-main dan bercanda. Kita mungkin akan dibuat
jengkel dan hilang kesabaran oleh perilaku anak yang mudah mengabaikan
perintah. Tapi justru di sinilah iman kita diuji. Mendidik anak tak ubahnya
mengukir di atas batu; sangat sulit dan membutuhkan waktu. Namun jika kita
terus melakukannya dan tak kenal lelah, insya Allah ukiran kebaikan yang kita
ajarkan kepada anak-anak akan terus membekas hingga dewasa!

6
2. Menanamkan Sifat-sifat Terpuji
Hal lain yang perlu ditekankan pada pembentukan karakter remaja Islami adalah
penanaman sifat-sifat terpuji seperti: jujur, sabar, adil, bijaksana, amanah, rendah
hati, welas asih kepada sesama, suka menolong, peka terhadap lingkungan, dan
bertoleransi atas perbedaan yang ada. Muslim yang baik adalah pribadi yang
tidak suka pada kekerasan, permusuhan, dendam, kebencian, atau mengobarkan
api konflik kepada orang lain, apalagi kepada sesama muslim.
Rasulullah saw menekankan pentingnya menjaga diri dari perbuatan zalim atau
menyakiti orang lain, terlebih kepada sesama muslim. Beliau bersabda:
Janganlah kalian saling hasad, janganlah kalian saling membenci, janganlah
kalian saling membelakangi, janganlah seorang dari kalian membeli barang yang
telah dibeli oleh orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, ia tidak
menzhaliminya dan tidak merendahkannya. Takwa itu disini (beliau menunjuk
ke dadanya 3 kali), cukuplah seseorang dikatakan jahat jika dia menghinakan
saudaranya sesama muslim. Setiap muslim dengan muslim lainnya adalah haram
darahnya, hartanya, dan kehormatannya. (HR. Muslim)

7
PENUTUP

Kesimpulan

Organisasi PII adalah organisasi yang membentuk kaderisasi muslim dan cendikia yang
terbentuknya atas dorongan dalam beberapa aspek diantaranya gejolak politik yang
dijadikan sebagai untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengubah cara pandang
yangberbdeda tentang siswa dan santri, siswa paham regular dan santri paham islam.
Organisasi PII ini juga disebut sebagai organisasi paska kemerdekaan di karenakan
terbentuknya pII setelah dua tahun setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan dari
penjajahan Belanda.

Euforia dalam perspektif psikologi adalah sebuah rasa kebahagiaan yang meluap-luap
secara berlebih dan terjadi secara terus menerus pada suatu rentang waktu. Biasanya
rentang waktu ini terjadi secara singkat.

Penerus suatu negara adalah generasi mudanya,oleh sebab itu marilah bersama-sama
kita pelihara dan pupuk generasi itu agar tumbuh dengan baik dengan jalan dengan
memberikan pendidikan yang sesuai dengan minat mereka.

Berfikir sebelum berbuat agar kita tidak jatuh ke lembah kesesatan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hasil wawancara dengan Anis Sarbani, Ketua Umum PWPII Kalbar periode 2009-
2011
alamat : Jl Danau Sentarum, komp sentarum Mandiri B3

tempat tanggal lahir : mempawah 1 desember 1984

http://id.wikipidia.org/wiki/pelajar islam indonesia

http://psikologi.or.id/artikel/arti-euforia-dalam-perspektif-psikologi.htm
https://spupe07.wordpress.com/2009/11/17/pelajar-islam-indonesia-pii/

Anda mungkin juga menyukai