Anda di halaman 1dari 32

STANDAR KOMPETENSI 2.

Memahami pelaksanaan otonomi daerah


KOMPETENSI DASAR 2.1 mendeskripsikan pengertian otonomi daerah 2.2 menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan publik di daerah

PENGERTIAN OTONOMI
Kata otonomi berasal dari bahasa Yunani : Auto yang berarti sendiri dan nomos berarti hukum. Jadi, otonomi artinya hukum sendiri yang intinya adalah kesediaan dan kesanggupan untuk mengatur sendiri

PENGERTIAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI


PENGERTIAN SENTRALISASI : Kewenangan pemerintahan pusat
PENGERTIAN DESENTRALISASI : Penyerahan wewenang dari pusat dan daerah

BIDANG PENTING YANG DITANGANI PUSAT


BIDANG-BIDANG PENTING YANG MASIH DITANGANI/ATUR PUSAT YAITU : 1. Agama 2. Politik 3. Ekonomi/moneter 4. Pertahanan keamanan Alasannya bidang tersebut diatas menyangkut kepentingan nasional

Pengertian Otonomi Daerah dan Daerah Otonom


Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Latar Belakang Kebijakan Otonomi Daerah


Latar belakang terjadinya Kebijakan Otonomi Daerah yaitu untuk : 1. Meringankan beban pemerintah pusat 2. Menjadikan pemerintah daerah memiliki kemandirian untuk membangun daerahnya

Tujuan Pemberian Otonomi terhadap Daerah


1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. 2. Pengembangan kehidupan berdemokrasi 3. Keadilan 4. Pemerataan 5. Pemeliharaan hubungan yang serasi anatar Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI. 6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat 7. Menunbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Tujuan Otonomi Daerah (umum)

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2. Meningkatkan pelayanan umum 3. Meningkatkan daya saing antar daerah

Konsep Otonomi Daerah


1. Penyerahan kewenangan pemerintahan dalam hubungan domestik kepada daearah, kecuali untuk bidang keuangan, fiskal, agama, politik, dan Hankam. 2. Peran DPRD dalam pemilihan dan penetapan kepala daerah. 3. Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur (budaya). 4. Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif melalui pembenahan organisasi dan institusi.

5. Peningkatan efisiensi administrasi keunangan daerah serta pengaturan yang lebih jelas atas sumber-sumber pendapatan negara. 6. Perwujudan desentralisasi fiskal melalui pembesaran alokasi subsidi pusat yang bersifat block grant. 7. Pembinaan dan pemberdayaan lembagalembaga dan nilai-nilai lokal yang bersifat kondusif terhadap upaya memelihara harmoni sosial.

Visi Otonomi Daerah


Di bidang politik pelaksanaan otonomi harus dipahami sebagai proses untuk membuka ruang lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintah yang responsif terhadap kepentingan masyarakat luas. Di bidang ekonomi yaitu otonomi daerah harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional didaerah dan terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi daerah.

Dibidang sosial budaya yaitu otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan harmoni sosial dan pada saat yang sama juga memelihara nilainilai lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat dalam merespon dinamika kehidupan.

Asas Otonomi Daerah


1. Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI. Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau peranglat pusat didaerah. Tugas Pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa serta daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana prasarana , serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan.

2.

3.

Landasan Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah


UUD 1945 pasal 18 ayat 1 sampai 7 tentang Pemerintah Daerah. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Prinsip Pemerintah Daerah


1. Digunakannnya asas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 2. Penyelenggaraan asas Desentralisasi secara utuh dan bulat yang dilaksanakan di Daerah Kabupaten dan Kota. 3. Asas Tugas Pembantuan yang dapat dilaksanakan di Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten, Daerah Kota dan Desa.

Kewenangan Provinsi dalam Melaksanakan Otonomi Daerah


Kewenangan Provinsi diatur dalam Pasal 13 UU No.32 tahun 2004 adalah sebagai berikut : a) Perencanaan dan pengendalian pembangunan. b) Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang. c) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat d) Penyediaan sarana dan prasarana umum. e) Penangganan bidang kesehatan f) Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial.

g) Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota. h) Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota. i) Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota. j) Pengendalian lingkungan hidup k) Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota. l) Pelayanan kependudukan dan catatan sipil. m) Pelayanan administrasi umum pemerintahan. n) Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota. o) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota. p) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Kewenangan Kabupaten/Kota dalam menjalankan Otonomi Daerah


Kewenangan Kabupaten/Kota diatur dalam Pasal 14 UU Nomor 32 tahun 2004 sebagai berikut : a) Perencanaan dan pengendalian pembangunan. b) Penyelenggaraan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang. c) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. d) Penyediaan sarana dan prasarana umum e) Penanganan di bidang kesehatan f) Penyelenggraan pendidikan g) Penanggulangan masalah sosial h) Pelayanan bidang ketenagakerjaan

i) Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah j) Pengendalian lingkungan hidup k) Pelayanan pertahanan l) Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil m) Pelayanan administrasi umum pemerintahan n) Pelayanan administrasi penanaman modal o) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya p) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Tugas dan Wewenang DPRD


Adapun tugas dan wewenang DPRD adalah sebagai berikut : A. Membentuk Perda yang dibahas dengan Kepala Daerah untuk mendapatkan persetujuan bersama. B. Membahas dan menyetujui Rancangan Perda tentang APBD bersama dengan Kepala Daerah. C. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan Kepala Daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerja sama Internasional di daerah. D. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah kepada menteri dalam negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota.

E. Memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Kepala Daerah. F. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian Internasional Di Daerah. G. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama Internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah. H. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah Daerah. I. Membentuk panitia pengawas pemilihan Kepala Daerah. J. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah. K. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

Hak DPRD

DPRD mempunyai hak-hak yang diatur dalam Pasal 43 UU RI No. 32 Tahun 2004, yaitu sebagai berikut : 1. Hak Angket : hak untuk mencari tahu 2. Hak Interplasi : Hak meminta keterangan 3. Hak Mengajukan Pendapat

Hak Anggota DPRD


Anggota DPRD mempunyai hak-hak yang diatur dalam Pasal 44 UU RI No.32 tahun 2004 yaitu sebagai berikut : Hak mengajukan Rancangan Perda Hak mengajukan pertanyaan Hak menyampaikan usul dan pandapat Hak memilih dan dipilih Hak membela diri Imunitas, protokoler, keuangan dan administratif.

Tugas dan Wewenang Kepala Daerah


Tugas dan wewenang Kepala Daerah adalah sebagai berikut : 1) Memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. 2) Mengajukan Rancangan Perda 3) Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD 4) Menyusun dan mengajukan Rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama. 5) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah 6) Mewakili daerah nya di dalam dan di luar pengendalian dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Keuangan Daerah
Sumber-sumber keuangan daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas sebagai berikut : a) Pendapatan Asli Daerah meliputi : 1. Hasil pajak daerah 2. Hasil retribusi daerah 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. b) Dana perimbangan c) Lain-lain pendapatan Daerah yang sah. Alokasi dan dana perimbangan dibagi menjadi 3, yaitu : 1. dana bagi hasil 2. Dana alokasi umum 3. Dana alokasi khusus Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

Penerimaan negara dari pajak bumi dan bangunan dibagi dengan imbangan 10 % untuk pemerintah pusat dan 90% untuk daerah. Pemerintah daerah dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk daerah. Penerimaan negara dari sumber daya alam sektor kehutanan, sektor pertambangan dan perikanan dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintahan pusat dan 80% pemerintah daerah. Sedangkan untuk pertambangan minyak setelah dikurangi pajak dibagi dengan imbangan 85% untuk pemerintah untuk pemerintah pusat dan 15% untuk pemerintah daerah. Untuk penerimaan negara dari sektor gas alam setelah dikurangi pajak dibagi dengan imbangan 70% untuk pemerintah pusat dan 30% untuk pemerintah daerah.

Hakekat Kebijakan Publik


Hakekat Kebijakan Punblik mencakup hukum peraturan, perundang-undangan, keputusan, dan pelaksanaan yang dibuat oleh lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, birokrasi pemerintahan, aparat penegak hukum dan barang-barang pembuat keputusan publik lain. Dengan demikian, semua kebijakan yang berkaitan dengan hukum manapun, peraturan perundangundangan lainnya yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan dibuat oleh lembaga yang berwenang dinamakan kebijakan publik.

Pengertian Kebijakan Publik


1. Menurut Dye : kebijakan publik adalah apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak melakukan. 2. Menurut Edwar III : kebijakan publik adalah apa yang pemerintah katakan dan dilakukan, atau tiidak dilakukan. Kebijakan merupakan setrangkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah. 3. Menurut Kartasasmita : kebijakan publik merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu masalah apa yang menyebabkannya dan apa pengaruhnya.

4. Menurut Anderson : kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu.

Tujuan Penerapan Kebijakan Publik


Tujuan penerapan kebijakan publik ialah agar sesuatu yang telah digariskan tersebut bukan hanya bersifat abstrak belaka, namun menjadi suatu yang terealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Langkah-langkah perumusan Kebijakan Publik


Terdapat sebuah isu atau masalah yang menyangkut masalah orang banyak atau bahkan keselamatan bersama. Pemerintah merumuskan kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut. Setelah diluruskan, kemudian kebajikan publik ini diimplementasikan atau dilaksanakan oleh pemerintahan dan masyarakta secara bersama-sama Setelah kebijakan publik dibuat, diperlukan tindakan evaluasi sebagai penilaian apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan baik dan benar, atau telah dilaksanakan dengan baik dan benar, atau dapat menyelesaikan masalah .

Dampak aktif/ tidak aktif masyarakat dalam perumusan Kebijakan Publik


Aktif : - berpartisipasi proses perumusan kebijakan publik -berpartisipasi dalam memanfaatkan hasil pembangunanan -berpartisifasi dalam mengevaluasi jalannya penyelenggaran otonomi daerah. Tidak aktif : - Timbulnya protes atau penolokan dari masyarakat terhadap kebijakan publik.

Anda mungkin juga menyukai