Disusun Oleh:
Kelompok 11
ب٣ فصل
قسم إدارة الدعوة
كلية الدعوة وعلوم االتصاالة
جامعة الدولة اإلسالمية في سيريف هداية هللا جاكرتا
٢٠٢٢
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya, tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita tercinta, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik
itu berupa sehat fisik maupun rohani, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas terstruktur dari mata kuliah Bahasa Arab yang berjudul
“Kaidah Kanna dan Inna . ”كان و ان واخواتهماKami menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna, apabila di dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangannya, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan
yang positif dan membangun dari pembaca agar dalam pembuatan makalah ini menjadi lebih
baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terimakasih.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki banyak
keistimewaan dan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya. Tidak
ada seorangpun yang meragukan kontribusi bahasa Arab bagi pengembangan ilmu
keislaman khususnya dalam memahami isi al-Quran, hadis dan kitab-kitab
berbahasa Arab. Bahasa Arab dan al-Quran bagaikan dua sisi mata uang yang
tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Mempelajari bahasa Arab
adalah syarat wajib untuk menguasai isi al-Quran1 , bukan hanya al-Quran bahkan
untuk mengerti hadis serta kitab-kitab para ulama membutuhkan kemampuan
berbahasa Arab. Hal tersebut dapat menjadi alasan bahwah umat Islam ditekankan
untuk mempelajari bahasa Arab sehingga dalam memahami al-Quran dan hadis
menjadi mudah.
Selama ini kita mengetahui bagaimana cara kana dan inna merofa’kan pada
mubtada’ sebagai issimnya dan kepada Khabar yakni menashabkannya. Untuk itu
dengan adanya penulisan makalah yang berjudul Kana dan Inna, setidaknya kita
dapat mengetahui dan memahami tentang bagaimana cara Kana dan inna
merofa’kan pada mubtada’dan kepada Khabar yakni menashabkannya.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
‘Amil nawasikh adalah adalah ‘amil yang dapat merubah atau menghilangkan
hukumnya mubtadā’ khabar dan menetapkan hukum yang lain. ‘Amil nawāsikh
terdiri atas kāna wa akhawātuhā, inna wa akhawātuhā, dan dzanna wa akhawātuhā
Contoh :
2
(kaana muhammadun goniyyan)=dahulu Muhammad itu kaya
Dari hal ini, I’rob dari kalimat ٌ ُم َح َّمد adalah marfu’ dengan tanda dhommah, karena
isim mufrod, sebagai isim kaana.
ًس َو َّدة
ْ َكانَ َو ْج ُههُ ُم (kaana wajhuhu muswaddatan)
Artinya wajahnya (para orang musyrik) menjadi suram.3
3. Bisa berarti madhi (dulu)
Contoh :
2 Prof. Dr. H. Arsyad Azhar, M.A. Dasar Dasar Penguasaan Bahasa Arab. (Yogyakarta.
PUSTAKA LENTERA, 2001) hal. 77
3 Abdul rahman, Najmuddin, Bahasa Arab Super Lengkap. (Yogyakarta. Sendangadi Melati,
2010) hal. 54
3
Contoh :
بَاتَ ا ْل َولَ ُد نَاِئ ًما
(baata alwaladu naaiman)=Anak itu tidur di malam hari
ْ marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim َبَات
ُال َولَد
َ لَ ْي (laisa)=bukan/tidak
- س
Contoh :
ًس ْهال
َ اح َ لَ ْي
ُ س النَّ َج
(laisa annajaahu sahlan)=Kesuksesan itu tidaklah mudah
َ لَ ْي
ُ النَّ َج marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim س
اح
3. Sebagai fungsi perubahan
- ار
َ صَ (shooro)=menjadi
Contoh :
صا َر ُم َح َّم ٌد شَابًّا
َ
(shooro muhammadun syaabban)=Muhammad telah menjadi seorang pemuda
ٌح َّمد
َ ُم marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim َصار
َ
4. Sebagai fungsi terus menerus
- ح
َ ( َمابَ ِرmaabariha)=senantiasa
َّ َ( َما ْنفmanfakka)=senantiasa
- ك
- ( َمافَتَِئmaafati`a)=senantiasa
- َ( َما َزالmaazaala)=senantiasa
Contoh :
ق ُم َك ِّد ًرا َ َما َزا َل ا ْل
ُ سا ِر
(maazaala assaariqu mukaddiron)=Pencuri itu senantiasa membuat resah
ق
ُ سا ِر َ َمازَ ا
َ ا ْل marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ل
5. Sebagai fungsi jeda waktu
- َمادَا َم (maadama)=selama
Contoh :
4
الَ ت َْخ ُر ْج َمادَا َم ا ْليَ ْو ُم ُم ْم ِط ًرا4
(laa takhruj maadama alyaumu mumthiron)=Jangan keluar selama hari masih
hujan
Catatan
1. Ketentuan isim kaana atau saudara-saudaranya dan khobar kaana atau saudara-
saudaranya sebagaimana ketentuan pada mubtada dan khobar .
2. Jika isim kaana dan saudara-saudaranya berupa isim muannats, maka kaana dan
saudara-saudaranya juga berbentuk muannats. Hal ini karena kaana dan saudara-
saudaranya merupakan fi’il. 5
4) أَضْ َحى ْالفَقِيُْه َو ِرعًا = َأضْ َحى (Zaid berdiri di waktu dhuha)
5) أَصْ بَ َح ْالبَ ُْرد َش ِْديًدا = َأصْ بَح (Zaid berdiri di pagi hari)
4 Prof. Dr. H. Arsyad Azhar, M.A. Dasar Dasar Penguasaan Bahasa Arab. (Yogyakarta.
PUSTAKA LENTERA, 2001) hal. 57
5 https://yoad.wordpress.com/2013/01/12/terjemah-jurumiah-isim%20/ (diakses pada 18
November 2022 pukul 21.30)
5
1) ما َزاَل َْزي د قَاِئ ًما = َزاَل (Zaid senantiasa berdiri)
3) ك = فَتِئ َ ( ال َي ْفتَُئ لال ُمحْ ِسنًا اَِل ْيAllah senantiasa berbuat baik kepadamu)
4) َكّ َع ْمر و َجاِلسًا = ْاِنفَك ْ (Amr senantiasa duduk)
َ َماانف
c. Fi’il yang mengamalkan dengan syarat didahulu ) ماالمصدريةالظرفية
(ma mashdariyyah dzarfiyyah) yaitu دام
ِ التَّصْ ْ ِر
1) Fi’il yang sempurna tashrifannya (يف ) َكا ِم ُل
Yaitu fi’il yang dapat ketashrifannya menjadi fi’il madhi, mudhori, dan amar,
meliputi: صار
َ , َأضْ َحى م َسى, َ َبات,َّ ظَل,َكاَن
ِ التَّصْ ْ ِر
2) Fi’il yang kurang tashrifannya (َيف ُ)ناقِص
Yaitu fi’il yang hanya dapat ketashrif menjadi fi’il madhi dan mudhori, meliputi :
ْ , َمافَتَِئ,بر َح
ََماانفَك ِ َ َما,ما َزاَل
3) Fi’il yang tidak dapat ketashrif
Yaitu fi’il yang hanya dalam bentuk fi’il madhi, meliputi :
َدام,سْل َي 6
6 Hidayat, D. Bahasa Arab Qur’ani jilid 2, (Semarang: Karya Toha Putra,2004) hal. 89
6
إن adalah salah satu ‘amil ()عامل dari beberapa amil nawashib yang bisa masuk
. وأخواتها adalah salah
sekaligus mempengaruhi susunan i’rab mubtada’ dan khabar
ّ
satu dari amil nawasib yang dapat merusak amalnya mubtada’ khobar. إن
Contoh: َّ
إن زيدا قائ ٌم
َّ asalnya زي ٌد قائ ٌم (susunan mubtada – khobar tanpa َّإن ) tetapi setelah
إن زيدا قائ ٌم
dimasuki inna, maka mubtada yang pada awalnya rofa’ berubah menjadi nashab.7
1. َّإن
Inna artinya : Sesungguhnya
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
7 Ma’arif, syamsul, NAHWU KILAT. (Bandung: Nuansa Aulia.2008) hal.22
7
Inna (ِإ َّن ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh
Huruf “ِإ ْن “ di atas berasal dari “ِإ َّن “ yang ditakhfif, ia tidak lagi beramal
menashabkan mubtada’. Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.
Kata ٌ َس ِم ْيع marfu dengan tanda dhommah, isim mufrod sebagai khobar inna.
ِإ َّن ال ِّدي َْن ِع ْن َد ِهللا اِإْل ْسالَ ُم
(inna addina ‘indallahi al islaamu) sesungguhnya agama (yg diterima) disisi Allah
adalah islam
Kata اِإْل ْسالَ ُم marfu’ dengan dhommah, isim mufrod, sebagai khobar inna.
8
Anna ( َأ َّن ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya
pasti berupa dhomir sya’an ( ضمير شأن ) yang disimpan dan khabarnya
pasti berupa jumlah.
Kaanna ( َكَأ َّن ) juga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir
sya’an
ُ َ َكَأ ْن َش ْدي .
ِ َان ُخق
(ضمير شأن ) yang disimpan. Contoh: ان
Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit. Contoh: َكَأ ْن َز ْي ًدا َأ َس ٌد dan
َ ََكَأ َّن َوجْ ه
١.ك بَد ٌر
Artinya : seakan-akan wajahmu itu bulan purnama.
9
Fungsinya : menyangkal
Contoh :
6. َ لَي
ْت
Laita artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
Kata يَعُو ُد menempati kedudukan rofa (fii mahalli rof’in), sebagai khobar laita. 8
2. Amal Inna
10
َّ َك ) pengamalannya sebaliknya pengamalannya kaana ( َكا َن )Jadi
َأن
BAB III
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia
masuk pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan
disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan
khobar kaana.
إنadalah salah satu ‘amil ( )عاملdari beberapa amil nawashib yang bisa
masuk sekaligus mempengaruhi susunan i’rab
َّ َكَأ
saudaranya yakni ( ن لَ َع َّل دان, لَ ِك َّن, َ لَيْت, َأ َّن,ِإ َّن ) pengamalannya sebaliknya
pengamalannya kaana ( ا َن َك ) jadi َصــــــبُ ْاِإل ْســــــ َم َوتَرْ فَــــــ ُع ْالخَ بَر
ِ تَ ْن yaitu
12
menashabkan mubtada’ untuk dijadikan isimnya dan merafa’kan khabar mubtada’
untuk dijadikan khabarnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, D. 2004. Bahasa Arab Qur’ani jilid 2, Semarang: Karya Toha Putra.
Prof. Dr. H. Arsyad Azhar, M.A. 2001. Dasar Dasar Penguasaan Bahasa
Arab. Yogyakarta. PUSTAKA LENTERA.
14