Anda di halaman 1dari 2

UTS Creative Thinking

Nama : Ishbah Hanifan Akhyar Hadid


NIM : 01817146415
Prodi : Manajemen Informasi dan Komunikasi
Kelas : MIK 1 C
Dosen : Drs. Bambang Sujarwadi, M.Pd.

Jawab :
1. Sebagai mahasiswa program studi Manajemen Informasi dan Komunikasi kita perlu
mempelajari mata kuliah Creative Thinking karena pemikiran yang kritis dan kreatif
di era milenial ini sangat dibutuhkan bagi setiap individu yang mana kita ketahui
bahwa kemampuan berfikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.

2. Berfikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada pikiran
rasional. Berfikir kritis dapat diartikan sebagai proses dan kemampuan yang
digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, menyintesis dan mengevaluasi
informasi yang diperoleh atau informasi yang dihasilkan.
Ada dua komponen utama yang membentuk kemampuan berfikir kritis, yaitu :
a) Kemampuan untuk menghasilkan dan memproses informasi.
b) Kebiasaan, dengan berdasarkan komitmen intelektual.
Dalam berfikir kritis juga terdapat 8 karakter, diantaranya:
a) Merumuskan pertanyaan
b) Melakukan pembatasan masalah
c) Menguji data yang diperoleh
d) Menganalisis berbagai pendapat
e) Menghindari pertimbangan yang cenderung emosional
f) Menghindari peyederhanaan yang berlebihan
g) Mempertimbangkan berbagai interpretasi
h) Mentoleransi ambiguitas atau multitafsir

3. Dalam berfikir kritis dibutuhkan sebuah metode yang menggunakan pengetahuan atau
dapat disebut sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk
mendapatkan pengetahuan secara sistematis melalui bukti fisis. Jika tidak dilakukan
metode ilmiah maka eksperimen yang dilakukan akan meragukan dan tidak dapat
ditetapkan hukum atau rumus yang jelas akan terjadinya suatu fenomena fisis.
Jadi, hubungan antara berpikir kritis dengan metode ilmiah adalah keduanya sama-
sama memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi suatu permasalahan.
Sikap berpikir kritis sangat diperlukan dalam suatu metode ilmiah dan metode ilmiah
membantu kita dalam memecahkan permasalahan dengan berpikir kritis sehingga
memperoleh penyelesaian yang rasional dan teruji kebenarannya.

4. Dalam penggunaannya, diagram Ishikawa menuntut individu untuk menganalisa lebih


jauh dalam menemukan masalah seperti menganalisa lebih jauh penyebab masalah,
akar-akar permasalahan, dan dampak dari permasalahan tersebut. Diagram Ishikawa
atau yang sering disebut sebagai diagram”tulang ikan” ini menunjukkan hubungan
sebab dan akibat atas suatu masalah dengan menggunakan data kualitatif. Dengan
begitu, seseorang dapat menuntaskan permasalahan sampai ke akar-akarnya. Selain
itu, diagram ini juga membantu dalam mengembangkan kemampuan mengidentifikasi
dan analisa untuk mencari sebab dan akibat masalah.

Anda mungkin juga menyukai