Model Memori
Model Memori Tradisional
a. Model Tingkat Pemrosesan
Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan disimpan
dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu:
1. Toko Sensorik
Toko sensorik adalah tempat penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh
pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris
adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di
dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual
(penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik
cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan
berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan
selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu
segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian
banyak yang ditangkap indera penglihatan.
2. Toko Jangka Pendek
Toko jangka pendek adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, yakni
Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working
memory. informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih
dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja
kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan
jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori
sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam
ingatan jangka pendek
3. Toko Jangka Panjang
Toko jangka panjang adalah suatu tempat memori atau ingatan yang bersifat
permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat
panjang. Kapasitas yang dimiliki toko ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Tempat
Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia.
Ingatan jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu
semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan. Informasi
yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu yang
panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya
dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem
ingatannya.
Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap
memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah
menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian
impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka
pendek. Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian
rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka
panjang.
Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang telah disaring pada
ingatan jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Dalam
proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar
seseorang yang mengatakan, “Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati”, maka kita tidak
hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha
mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila
kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Nana dihina Atun sampai
sakit hati”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama.
Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan
kalimat itu, maka kita sedang melakukan semantic coding; tetapi kalau kita
membayangkan reaksi dari Atun atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan
imagery coding.
b. Model Integratif: Memori Kerja
Pada akhir tahun 1800-an, James membedakan memori menjadi memori langsung atau
memori primer dan memori tidak langsung atau memori sekunder. James menyusun teorinya
tentang struktur memori berdasarkan intropeksi dan ia menganggap memori sekunder sebagai
tempat penyimpanan informasi yang gelap, yang menyimpan informasi-informasi (pengalaman)
yang pernah dialami, namun tidak dapat diakses lagi.
1. Memori primer yang mirip (namun tidak identik) dengan apa yang sekarang disebut
dengan memori jangka pendek, yaitu tidak pernah meninggalkan kesadaran dan
senantiasa menyediakan informasi atau “tayangan” peristiwa-peristiwa yang telah
dipahami.
2. Memori sekunder atau memori jangka panjang didefinisikan sebagai jalur-jalur yang
terpahat dalam jaringan otak manusia, dan setiap manusia memiliki struktur jalur yang
berbeda. Bagi James, memori memiliki sifak dualistik, yakni transtoris (sebagai
perantara) dan permanen.
Model memori kerja( WM- Working Memory) yang dikembangkan Baddeley dan Hitch
(1974) merupakan upaya untuk meniru proses-proses yang bekerja dalam STM. Oleh karena itu,
ini merupakan alternatif bagi peyimpanan jangka pendek yang dikemukakan oleh Atkinson dan
Shiffrin. Memori kerja didefenisikan secara konseptual sebagai suatu tipe meja kerja
(Workbench) yang secara konstan mengubah, mengkombinasikan, dan memperbarui informasi
baru dan lama.
Ada tiga komponen utama dalam memori kerja, yaitu:
Pengulangan fonologis
Pengulangan fonologis (Artikulatori) menyimpan bunyi-bunyi wicara dalam jumlah terbatas
untuk kurun waktu singkat. Pengulangan fonologis terdiri dari dua komponen, yaitu
penyimpanan fonologis pasif dan proses pengendalian artikulatori atau subvokal yang membantu
latihan mental.
Papan sketsa visuospasial
Papan sketsa visuospasial (memori kerja visuospasial) adalah versi visual pengulangan
fonologis, memyimpan untuk sementara dan memanipulasi informasi visual dan spasial dengan
cara yang sama seperti pengulangan fonologis dalam wicara.
Pelaksana pusat
Pelaksana pusat mengatur sumber daya atensional ke subsistem-subsistem lain dalam
WM, serta bertanggung jawab atas proses-proses berpikir tingkat tinggiyang digunakan dalam
penalaran dan pemahaman bahasa. Pelaksana pusat hanya memiliki kapasitas atensional terbatas
dan tidak memiliki kapasitas penyimpanan (penyimpanan terletak di dalam cabang sistem-sistem
budak dan LTM) jika suatu tugas terlalu menuntut maka sumber daya-sumber daya pelaksana
pusat akan habis dan mengakibatkan penurunan kinerja tugas. Jadi pelaksana pusat adalah
perantara antara sistem-sistem budak dan LTM, fokus dan mengalihkan perhatian dalam tugas-
tugas, serta mengaktivasi representasi-representasi dalam LTM.
Kemudian pada tahun 2000, Baddeley menambahkan satu komponen lagi dalam model
memori kerja, yaitu penyangga episodik. Penyangga episodik bertindak sebagai alat penghubung
antara sistem-sistem budak lain dan LTM. Peyangga episodik juga sebagai tempat penyimpanan
sementara di mana informasi dari sejumlah sumber digabungkan menjadi suatu kesatuan utuh
yang dapat ditarik dan digunakan sebagai suatu ruang percontohan untuk membantu dalam
belajar.
Sistem Memori
Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem
Memori:
Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya
Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini
tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai
kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan
akrobat di sirkus.
Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukota-
ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara
pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa
kecil seseorang.
Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara lain
melalui:
Amnesia: Adanya amnesia yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang
melupakan semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat
Memori Prosedural.
Penyakit Alzheimer’s yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.