0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan5 halaman
1) Otot jantung bekerja melalui interaksi antara aktin dan myosin yang terjadi ketika ion kalsium memasuki sel otot jantung;
2) Kenaikan kalsium memicu pelepasan kalsium lagi dari retikulum sarkoplasma, memulai kontraksi sarkomer;
3) Kontraksi terjadi ketika jembatan silang myosin menarik aktin, menggeser tropomyosin dan menghasilkan kontraksi otot.
1) Otot jantung bekerja melalui interaksi antara aktin dan myosin yang terjadi ketika ion kalsium memasuki sel otot jantung;
2) Kenaikan kalsium memicu pelepasan kalsium lagi dari retikulum sarkoplasma, memulai kontraksi sarkomer;
3) Kontraksi terjadi ketika jembatan silang myosin menarik aktin, menggeser tropomyosin dan menghasilkan kontraksi otot.
1) Otot jantung bekerja melalui interaksi antara aktin dan myosin yang terjadi ketika ion kalsium memasuki sel otot jantung;
2) Kenaikan kalsium memicu pelepasan kalsium lagi dari retikulum sarkoplasma, memulai kontraksi sarkomer;
3) Kontraksi terjadi ketika jembatan silang myosin menarik aktin, menggeser tropomyosin dan menghasilkan kontraksi otot.
A. Mekanisme Kerja Otot Polos Kontraksi Kontraksi otot polos seperti pada otot rangka dan jantung, sangat tergantung pada konsentrasi Ca2+interseluler. Perbedaannya terletak pada mekanisme pengaturan kontraksi oleh Ca2+troponin, maka sebagai penggantinya, Ca2+mengaktifkan otot polos dengan pengaturan rantai myosin (myosin-linked regulation). Myosin otot polos dapat berinteraksi dengan aktin jika myosin rantai ringan difosforilasi. Ion Ca 2+mengatur fosforilasi myosin rantai ringan secara tidak langsung dengan jalan berkombinasi dengan protein pengikat Ca 2+ (kalmodulin). Kompleks kalmodulin- Ca2+mengaktifkan “myosin rantai ringan kinase”, yang memfosforilasi myosin rantai ringan kemudian memulai kontraksi dan memelihara siklus jembatan silang terus berjalan selama Ca2+masih tersedia. Kontraksi dengan penguraian rantai myosin ini juga terjadi pada otot Moluska dan beberapa kelompok invertebrate yang lain serta pada system kontraktil aktin miosin non otot. Karena system tubulus T yang terorganisasi seperti pada otot rangka tidak ada, dan reticulum sarkoplasma biasanya sangat kurang luas, maka hubungan eksitasi-kontraksi pada otot polos juga agak berbeda dengan otot rangka. Ion Ca 2+yang mengaktifkan kontraksi otot sebagian besar berasal dari cairan ekstraseluler, sedangkan dari reticulum sarkoplasma hanya sedikit. Depolarisasi pada sarkolema menyebabkan permeabilitasnya terhadap Ca2+meningkat, sehingga Ca2+berdifusi masuk ke sarkoplasma (mengikuti gradient konsentrasi) untuk memulai kontraksi. Kontraksi berakhir bila Ca2+dikeluarkan dari sarkoplasma dengan memompa kembali Ca2+keluar sel. Ada beberapa sel otot polos yang reticulum sarkoplasmanya membentuk tautan bercelah dengan sarkoplasmanya. Otot polos dapat diaktifkan secara spontan oleh saraf, hormone, dan pada beberapa kasus oleh regangan otot. semua sumber eksitasi aktif umumnya meningkatkan konsentrasi Ca2+intraseluler. Pengaturan berdasarkan myosin (terdapat dalam otot polos), otot polos mempunyai struktur molekuler yang serupa dengan struktur molekuler otot lurik kendati sarkomernya tidak segaris. Otot polos mengandung molekul α-aktinin dan tropomyosin sebagaiman halnya otot lurik. Otot polos tidak memiliki sistem troponin dan rantai ringan myosin otot polos berbeda dengan otot lurik. Sekalipun begitu, kontraksi otot polos juga diatur oleh ion Ca 2+. Berikut mekanisme kontraksi pada otot polos: 1) Fosforilasi rantai tipis-p myosin memulai kontraksi otot polos Myosin otot polos mengandung rantai ringan-p yang mencegah pengikatan kepala myosin pada F aktin. Rantai tipis-p harus mengalami fosforilasi dahulu sebelum memungkinkan pengaktifan myosinATPase oleh F aktin. Kemudian aktivitas ATPase akan menyebabkan hidrolisis ATP. Fosfat pada rantai ringan myosin dapat membentuk khelasi dengfan ion Ca2+yang terikat pada kompleks tropomyosin-TpC- aktin sehingga terjadi peningkatan kecepatan pembentukan jembatan silang antara kepala myosin dengan aktin. Fosforilasi rantai ringan-p memulai siklus kontraksi pelekatan-pelepasan pada otot polos. 2) melakukan fosforilasi rantai tipis-p. Sarkoplasma otot polos mengandung enzim kinase rantai ringan myosin yang bergantung kalsium. Aktivasi ion 2 pada enzim kinase rantai ringan memerlukan pengikatan kalmodulin Ca2+. Enzim kinase rantai ringan yang diaktifkan oleh kalmodulin 4 Ca2+melakukan fosforilasi rantai ringan-p yang kemudian akan berhenti menghambat interaksi myosin-F aktin. Siklus kontraksi kemudian dimulai. Relaksasi Relaksasi terjadi pada otot polos jika: a. Konsentrasi Ca2+menurun hingga di bawah 10-7 mol/L sebagai akibat dari pelepasannya kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ATPase. b. TpC- 4 Ca2+kehilangan Ca2+ c. Troponin lewat interaksinya dengan tropomyosin menghambat interaksi selanjutnya kepala myosin- F aktin. d. Dengan adanya ATP kepala myosin terlepas dari F aktin. Dengan demikian ion Ca2+mengendalikan kontraksi otot lewat mekanisme alosterik yang diantarai di dalam otot oleh TpC, TpI, TpT, tropomyosin dan F aktin B. Mekanisme Kerja Otot Jantung
Gambar 1.Tahap Kerja Otot Jantung
Potensial listrik akan mengakibatkan adanya kontraksi pada otot jantung. Otot jantung terdiri dari : a) 2 buah filamen, yaitu filamen halus dan filamen kasar. b) Aktin c) Myosin Secara singkat Aktin terletak di atas myosin. Myosin memiliki energi ATP. Dengan adanya energi ATP akan menyebabkan kepala myosin lepas dari aktin . Dengan bantuan air, susunan ATP myosin akan berubah dan memendekan kepalanya. Setelah memendekan kepalanya, myosin akan menarik kembali aktin dan menyebabkan terdorongnya aktin kebagian dalam. Proses ini terjadi terus-menerus dan akhirnya terjadi kontraksi otot. Jaringan otot jantung dikenal sebagai miokardium. Myocardium terdiri dari otot jantung khusus, yang terdiri dari kumpulan sel-sel otot, secara teknis dikenal sebagai miosit Miosit mengisi 70% dari massa jantung dan terjerat dalam jaringan kolagen yang bertindak sebagai kerangka pendukung. Darah disuplai ke masing-masing miosit jantung melalui kapiler yang berdekatan dengannya. Miosit jantung terdiri dari aktin dan miosin. Miosit, atau serat otot, adalah sel tunggal otot. Serat-serat otot ini mengandung banyak myofibril, unit otot yang kontraktil. Myofibril berjalan dari satu ujung sel ke ujung yang lain dan bergantian bundel filamen tipis, terdiri terutama aktin, dan filamen tebal, terutama terdiri dari protein myosin. Seperti otot polos dan rangka, otot jantung berkontraksi berdasarkan kenaikan kalsium di dalam sel otot, memungkinkan interaksi aktin dan miosin. Pada otot jantung terdapat dua organel yang menonjol di dalam miosit jantung, yaitu mitokondria yang menghasilkan energi dan retikulum sarkoplasma yang mengatur penanganan kalsium dalam sel. Kontraksi jantung dimulai ketika kalsium ektraseluler bergerak ke dalam sel dan melintasi saluran kalsium tipe-L yang bergantung pada Eksitasi- Kontraksi Kopling atau Excitation-Contraction Coupling (ECC) adalah proses di mana potensial aksi memicu miosit untuk berkontraksi. ECC atau kontraksi otot dapat terjadi ketika ion kalsium masuk dari sisi ekstraseluler ke dalam permukaan halus sel otot melalui saluran kalsium, yang mempengaruhi pada tegangan sarcolemma. Ketika miosit didepolarisasi oleh potensial aksi, ion kalsium memasuki sel selama fase 2 potensial aksi melalui saluran kalsium tipe-L yang terletak di sarkolema. Kalsium ini memicu pelepasan kalsium berikutnya yang disimpan dalam retikulum sarkoplasma (SR) melalui saluran pelepasan kalsium ("reseptor ryanodine"). Adapun retikulum sarkoplasma tersebut berikatan dengan filamen tipis dari aktin, sehingga memulai kontraksi sarkomer. Pada akhir urutan kontraksi, miofilamen secara aktif diangkut kembali ke retikulum sarkoplasma oleh pompa kalsium dalam membrannya.
Gambar 2. Mekanisme Kerja Otot Jantung
Kalsium juga diangkut keluar sel ke ruang pompa ekstrakulikuler yang terikat dengan membran penukar natrium dengan kalsium. Kontraksi jantung disebabkan oleh interaksi antara aksin dan filamen tipis yang ditunjukkan oleh gambar yang berwarna kuning dan ungu. Dan jembatan silang miosin yang menonjol dari filamen tebal yang ditunjukkan pada gambar dengan warna merah. Otot jantung yang rileks,dikarenakan troponin dan tropomiosin yang mencegah aktin berinteraksi dengan jembatan silang miosin, sehingga mengakibatkan aktin tidak dapat berinteraksi dengan miosin di jembatan silang yang mengandung ATP dan terikat dengan otot yang diaktifkan oleh kalsium yang berikatan dengan troponin C. Kemudian menggeser troponin kompleks dan tropomiosin ke konformasi aktin yang memungkinkan aktin berinteraksi dengan jembatan silang miosin. ATPase pada kepala miosin kemudian menghidrolisis ATP sehingga dapat menyediakan kebutuhan energi untuk jembatan silang miosin agar dapat berinteraksi dengan filamen tipis dan menarik filamen tipis menuju sarkomer dengan cara seperti rakit.