Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NURADINI

KELAS : 1A REGULER
TUGAS : IBD

Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot


Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot
memendek. Aktin merupakan bentuk jaring otot yang berfungsi untuk membentuk
permukaan sel, pigmen penyusun otot yang berdinding tipis, protein yang merupakan unsur
kontraksi dalam otot, sedangkan miosin adalah protein dalam otot yang mengatur kontraksi
dan relaksasi filamen penyusun otot yang berdinding tebal. Otot memiliki beberapa
karakteristik yaitu :
a. Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk memendek
b. Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk memanjang
c Elastisitas yaitu kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau
memanjang.
Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan
miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan
produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. ATP yang terikat dengan miosin
terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Tahap
selanjutnya, tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, dan ADP-Pi secara
bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin
menghasilkan gaya fektorial (Sherwood, 2002).
Mekanisme kontraksi otot, dimulai dengan pembentukan kolin menjadi asetilkolin yang
terjadi di dalam otot. Proses itu akan diikuti dengan penggabungan antara ion kalsium,
troponium, dan tropomisin. Penggabungan ini memacu penggabungan miosin dan aktin
menjadi akto-miosin. Terbentuknya aktin-miosin menyebabkan sel otot memendek
(berkontraksi) pada plasma sel, ion kalsium akan berpisah dari troponium sehingga aktin dan
miosin juga terpisah dan otot akan kembali relaksasi. Saat kontraksi, filamen aktin akan
meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H (Zona H adalah bagian terang
antara 2 pita), kemudian serabut otot memendek atau yang tetap panjang adalah pita A (pita
Gelap), sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek pada saat kontraksi
(Sherwood, 2007).
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisis menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah ke konfigurasi
energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan
khusus pada aktin membentuk jembatan silang, kemudian simpanan energi miosin dilepaskan
dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah pada saat ini terjadi relaksasi.
Mekanisme otot ketika berelaksasi, relaksasi terjadi jika ion-ion Ca++ dipompa lagi masuk ke
dalam retikulum sarkoplasma secara transport aktif dengan bantuan ATP, sehingga binding
site aktin kembali tertutupi oleh tropomiosin, cross bridge tidak dapat terjadi dan relaksasi
terjadi.
Saat otot berkontraksi, impuls datang melalui neuron muskular dan diterima di tubulus.
Impuls dihantarkan kemudian melewati retikulum sarkoplasma sehingga keluarlah ion Ca2+
akan ditangkap oleh troponim C dalam gugus aktin. Sehingga menyebabkan miosin mengikat
aktin. Aktin bergerak karena dorongan miosin menuju pita H sehingga pita I dan zona H
menghilang.Terikatnya miosin pada aktin membutuhkan ATP sebagai energi penggerak terus
buat RELAKSINYA dimulai ketika ion Ca2+ terlepas dari ikatannya dengan troponim c
sehingga menyebabkan terlepasnya ikatan antara daerah aktif pada kepala miosin dengan
aktin sehingga aktin akan kembali ke posisi semula, Panjang pita I dan zona H kembali
seperti semula
Saat otot berkontraksi, impuls datang melalui neuron muskular dan diterima di tubulus.
Impuls dihantarkan kemudian melewati retikulum sarkoplasma sehingga keluarlah ion Ca2+
akan ditangkap oleh troponim C dalam gugus aktin. Sehingga menyebabkan miosin mengikat
aktin. Aktin bergerak karena dorongan miosin menuju pita H sehingga pita I dan zona H
menghilang.Terikatnya miosin pada aktin membutuhkan ATP sebagai energi penggerak terus
buat relaksasinya dimulai ketika ion Ca2+ terlepas dari ikatannya dengan troponim c
sehingga menyebabkan terlepasnya ikatan antara daerah aktif pada kepala miosin dengan
aktin sehingga aktin akan kembali ke posisi semula, Panjang pita I dan zona H kembali
seperti semula

Kontraksi otot mengikuti urutan proses berikut:

1.Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada membran otot.


2.Pada ujung saraf dilepaskan neurotransmitter asetilkolin.
3.Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut otot dan membuka gataran premium
4.Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak memulai aksi potensial pada membran otot.
5.Aksi potensial dihantarkan sepanjang membran otot sebagaimana yang terjadi pada
membransaraf
6.Aksi potensial yang terjadi di membran otot akhirnya sampai ke bahian tengah
otot yangmenstimulasi retikulum sarkoplasma melepaskan ion Kalsium.
7.Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan ini mengawali ikatan antara aktin
denganmyosin.
8.Ikatan antara aktin dan myosin menyebabkan kedua filamen saling menarik kearah tengah(
  sliding filament mechanism) dan inilah yang disebut kontraksi otot.

9.Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma, lalu


terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan myosin (relaksasi).Kontraksi yang terjadi melalui
  sliding filament mechanism,
akibat terbentuknya cross-bridgeyang disusun oleh filamen myosin dan aktin, yang akan
menarik aktin kearah myosin(tengah). Kekuatan untuk menarik diperoleh dari ATP yang
tersedia dikepala myosin danakan aktif saat aksi potensial mencapai bagian otot. 

Relaksasi Otot

 Sewaktu kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma à serat otot


melemas
 Pemompaan kalsium adalah suatu proses aktif yang terjadi di membrane retikulum
Sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul
ATP yang lain

 Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar   10-7, maka troponin dan tropomiosin
kembali menghambat  pengikatan aktin serta miosin dan kontraksi otot berhenti
 

 Penjelasan secara singkat :

1. Kontraksi  
Oto mendapat rangsang ⇒ ujung saraf motorik akan melepaskan protein otot  berupa
asetilkolin ⇒ Asetilkolin menyebabkan terlepasnya ion Ca ⇒ aktin aktif ⇒ pemecahan ATP
⇒ miosin aktif ⇒ merangsang pembentukan aktomiosin ⇒ otot lebih pendek ⇒ otot
kontraksi  

2. Relaksasi  
Tidak adanya ransang lagi ⇒ berkurangnya ion Ca ⇒aktomiosin terurai ⇒ otot
kembali ke semula ⇒otot memanjang  

Anda mungkin juga menyukai