Anda di halaman 1dari 11

MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Filed Under Teori Biologi | Leave a Comment


a. Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi
Menurut fakta, kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang terkontraksi akan lebih
pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata -rata sekitar
sepertiga panjang awal. Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihat sebagai
konsekuensi dari pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung,
panjang filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar lurik A
dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H mengalami
reduksi yang sama besarnya. Berdasar pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean Hanson, Andrew
Huxley dan R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model pergeseran filamen
(=filament sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya kontraksi otot itu dihasilkan oleh
suatu proses yang membuat beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar
sesamanya.
b. Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin
Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan mekanika kontraksinya dan bukan asalusul gaya kontraktil. Pada tahun 1940, Szent-Gyorgi kembali menunjukkan mekanisme
kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk membentuk kom-pleks bernama
Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan larutan yang cukup besar.
Kekentalan ini dapat dikurangi dengan menambahkan ATP ke dalam larutan aktomiosin.
Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas miosin terhadap aktin. Selanjutnya,
untuk dapat mendapatkan penjelasan lebih tentang peranan ATP dalam proses kontraksi itu,
kita memerlukan studi kinetika kimia. Daya kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah sebesar
0.05 per detiknya. Daya kerja sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja ATPase
miosin yang berada dalam otot yang berkontraksi. Bagaimanapun juga, secara paradoks,
adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP miosin menjadi sekitar 10 per
detiknya. Karena aktin menyebabkan peningkatan atau peng-akti-vasian miosin inilah,
muncullah sebutan aktin. Selanjutnya, Edwin Taylor mengemukakan sebuah model hidrolisis
ATP yang dimediasi / ditengahi oleh aktomiosin. Model ini dapat dilihat pada skema gambar
8.
Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan menghasilkan
disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini memiliki ikatan dengan
ATP. Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan miosin tadi terhidrolisis dengan
cepat membentuk kompleks miosin-ADP-Pi. Kompleks tersebut yang kemudian berikatan
dengan Aktin pada tahap ketiga. Pada tahap keempat yang merupakan tahap untuk relaksasi
konformasional, kompleks aktin-miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi tahap melepaskan
ikatan dengan Pi dan ADP sehingga kompleks yang tersisa hanyalah kompleks Aktin-Miosin
yang siap untuk siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses
terkait dan terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut menghasilkan gaya vektorial
untuk kontraksi otot.

c. Model untuk interaksi Aktin dan Miosin berdasar strukturnya


Rayment, Holden, dan Ronald Milligan telah memformulasikan suatu model yang dinamakan
kompleks rigor terhadap kepala S1 miosin dan Faktin. Mereka mengamati kompleks tersebut
melalui mikroskopi elektron. Daerah yang mirip bola pada S1 itu berikatan secara tangensial
pada filamen aktin pada sudut 45o terhadap sumbu filamen. Sementara itu, ekor S1 mengarah
sejajar sumbu filamen. Relasi kepala S1 miosin itu nampaknya berinteraksi dengan aktin
melalui pasangan ion yang melibatkan beberapa residu Lisin dari miosin dan beberapa residu
asam Aspartik dan asam Glutamik dari aktin.
d. Kepala-kepala Miosin berjalan sepanjang filamen-filamen aktin
Hidrolisis ATP dapat dikaitkan dengan model pergeseran-filamen. Pada mulanya, kita
mengasumsikan jika cross-bridges miosin memiliki letak yang konstan tanpa berpindahpindah, maka model ini tak dapat dibenarkan. Sebaliknya, cross bridges itu harus
berulangkali terputus dan terkait kembali pada posisi lain namun masih di daerah sepanjang
filamen dengan arah menuju disk Z. Melalui pengamatan dengan sinar X terhadap struktur
filamen dan kondisinya saat proses hidrolisis terjadi, Rayment, Holden, dan Milligan
mengeluarkan postulat bahwa tertutupnya celah aktin akibat rangsangan (berupa ejeksi ADP)
itu berperan besar untuk sebuah perubahan konformasional (yang menghasilkan hentakan
daya miosin) dalam siklus kontraksi otot. Postulat ini selanjutnya mengarah pada model
perahu dayung untuk siklus kontraktil yang telah banyak diterima berbagai pihak. Gambar
9 menjelaskan tentang tahaptahap siklus tersebut.
Pada mulanya, ATP muncul dan mengikatkan diri pada kepala miosin S1 sehingga celah aktin
terbuka. Sebagai akibatnya, kepala S1melepaskan ikatannya pada aktin. Pada tahap kedua,
celah aktin akan menutup kembali bersamaan dengan proses hidrolisis ATP yang
menyebabkan tegaknya posisi kepala S1. Posisi tegak itu merupakan keadaan molekul
dengan energi tinggi (jelas-jelas memerlukan energi). Pada tahap ketiga, kepala S1
mengikatkan diri dengan lemah pada suatu monomer aktin yang posisinya lebih dekat dengan
disk Z dibandingkan dengan monomer aktin sebelumnya. Pada tahap keempat, Kepala S1
melepaskan Pi yang mengakibatkan tertutupnya celah aktin sehingga afinitas kepala S1
terhadap aktin membesar. Keadaan itu disebut keadaan transien. Selanjutnya, pada tahap
kelima, hentakan-daya terjadi dan suatu geseran konformasional yang turut menarik ekor
kepala S1 tadi terjadi sepanjang 60 Angstrom menuju disk Z. Lalu, pada tahap akhir, ADP
dilepaskan oleh kepala S1 dan siklus berlangsung lengkap.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.
Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot
dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat
memanjang dan memendek
Jenis-Jenis Otot
Jaringan Otot Polos

Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.

Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom.

Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat.

Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran
pernafasan.

Jaringan Otot Jantung/Miokardium

Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung.

Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara
refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat.

Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung

Jaringan Otot Lurik

Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule.

Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.

Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis
gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu
nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.

Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi


sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar.

Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan
keras.

Miofibril
-

Sub unit dari masing-masing serat otot

Sebuah sel otot dibentuk dari banyak myofibril

Miofilamen
-

unit fungsional sel otot

Sub unit dari miofibril

Terdiri atas protein-protein kontraktil yang tebal dan tipis

Sarkomer

Miofilamen yang berkelompok bersama kedalam suatu pola berulang

Setiap sarkomer mengandung filamen tebal dan tipis

Filamen tebal terletak didaerah central sarkomer yang terdiri dari ratusan salinan
protein kontraktil miosin

Filamen tipis melekat pada bagian tepi sarkomer yang terdiri atas tropomiosin,
troponin, dan aktin

Daerah sarkomer yang hanya terdiri filamen tebal disebut zona H, bila hanya terdapat
filamen tipis disebut zone I. pita A adalah tempat filamen tebal dan tipis saling
tumpang tindih. Sedangkan garis Z adalah tepi sarkomer tempat aktin melekat.

Setiap sarkomer terentang dari garis Z kegaris Z lainnya

Jembatan-Silang (Cross Bridge)

Adalah kepala miosin yang membentuk tonjolan-tonjolan kecil yang terbentang dari
filamen miosin

Satu molekul miosin terdiri dari 6 rantai

Dua rantai berat berpilin bersama untuk membentuk sebuah ekor panjang dengan dua
kepala globular

Empat rantai ringan bergabung, pada setiap dua rantai membentuk satu kepala,
dengan sebuah kepala miosin, kepala-kepala tersebut membentuk tonjolan-tonjolan
kecil yang terbentang dari filamen miosin

Kontraksi Otot

Terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat-tempat spesifik


diprotein aktin

Bila pengikatan ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat dikepala miosin
akan terurai oleh enzim miosin ATPase dan terjadi pembebasan energi

Energi tersebut digunakan untuk mengayunkan jembatan silang sehingga filamen


aktin dan miosin bergeser satu sama lain yang menyebabkan pemendekan otot
(kontraksi)

Selama kontraksi, panjang filamen aktin dan miosin tidak berubah, tetapi pita I dan
Zona H memendek

Setiap kontraksi otot melibatkan siklus berulang pergeseran filamen dan


menimbulkan tegangan pada otot untuk bekerja

Penggabungan Eksitasi-Kontraksi
Penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke serat otot rangka yang menyebabkan
neuron melepaskan asetilkolin (Ach) ke taut neuromuskular kemudian Ach berdifusi ke end
plate dan berikatan dengan receptor. Pengikatan ini menyebabkan channel Na terbuka
sehingga ion-ion Na masuk kedalam sel dan menimbulkan depolarisasi lalu terjadi potensial
aksi kemudian disalurkan keserat otot sehingga terjadi depolarisasi serat otot kemudian
menyebar keserat via tubulus transversus yg berjalan antara pita A da I.
Bila bagian dalam sel positif maka ion-ion kalsium dibebaskan dari kompartemen intrasel
(retikulum sarkoplasma) sehingga kadar kalsium intra sel meningkat yang menyebabkan
terjadinya kontraksi otot
Peran Kalsium Intrasel Pada Iniasi Kontraksi Otot
Sewaktu serat otot rangka berada dalam keadaan istirahat maka kepala miosin dihambat
untuk berikatan dengan filamen aktin.
Tanpa mengikat aktin, ATP miosin tdk dapat diuraikan dan otot tidak berkontraksi.
Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin karena adanya dua protein
lain yang membentuk filamen tipis : tropomiosin dan troponin.
Tropomiosin diperkirakan terletak diatas molekul aktin pada keadaan istirahat dan
menghambat pengikatan jembatan silang miosin suatu tempat diaktin.
Troponin melekat kemolekul aktin dan tropomiosin serta troponin juga memilki tempat ikatan
untuk kalsium.
Bila konsentrasi kalsium intrasel meningkat maka akan berikatan dengan troponin sehingga
terjadi pergesaran posisi troponin pada molekul tropomiosin yang menyebabkan pergeseran
posisi tropomiosin terhadap aktin. Hal ini menyebabkan terbukanya tempat aktif untuk
mengikat miosin sehingga terjadi pengikatan miosin dengan tempat aktif aktin dan ATPase
miosin diaktifkan dan ATP diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga jembatan silang
terayun. Spsbils jembatan silang terayun maka filamen-filamen bergeser satu sama lain yang
menyebabkan otot berkontraksi
Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada suatu saat maka
semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh otot
Setelah setiap ayunan jembatan silang maka molukel ADP dibebaskan dari miosin yang
memungkinkan molukel ATP kedua berikatan dengan miosin.
Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari aktin.

Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan diuraikan dan jembatan
silang kembali terayun.
Penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi apabila konsentrasi kalsium intrasel meningkat dari
konsentrasi molar istirahat sebesar kurang dari 10-7 menjadi 10-5
Selama potensial aksi yang lazim, konsentrasi kalsium adalah sekitar 2 x 10-4 molar, sekitar
10 kali kadar yang diperlukan untuk kontraksi maksimun otot
Relaksasi Otot
Sewaktu kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma serat otot melemas
Pemompaan kalsium adalah suatu proses aktif yang terjadi di membrane retikulum
Sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul ATP yang
lain
Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7, maka troponin dan tropomiosin kembali
menghambat pengikatan aktin serta miosin dan kontraksi otot berhenti

Kelelahan Otot
Apabila sumber-sumber ATP diotot habis maka terjadi kelelahan
Apabila otot kekurangan oksigen maka kelelahan lebih cepat terjadi
Apabila tejadi kelelahan otot maka otot bergantung pada glikolisis anaerob dan energi
cadangan (simpanan glikogen)
Glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat yang mempengaruhi keasaman darah yang
dapat mencetuskan terjadinya asidosis metabolik

Kontraksi Isometrik
Adalah kontraksi dimana terjadi ayunan jembatan silang dan terbentuk tegangan, tanpa
pemendekan otot
Terjadi sewaktu mencoba mengangkat suatu beban yang memerlukan tegangan yang lebih
besar daripada tegangan yang ia hasilkan
Tidak terjadi kerja mekanis, tegangan terbentuk tetapi otot tidak memendek

Kontraksi Isotonik

Terjadi saat memendek karena mengangkat beban tetap.


Terjadi kerja berupa pengangkatan beban.
Contoh mengangkat berat
Sebagian besar kontraksi otot mencakup periode isotonik dan isometrik

Serat Kedut Cepat


Adalah serat besar yang dapat menghasilkan tegangan besar setiap kali berkontraksi
Fast twitch febers dapat melepaskan kalsium dengan sangat cepat dari retikulum sarkoplasma
Serat-serat ini kurang memerlukan vaskularisasi karena kurang mengandalkan diri pada
fosforilasi oksidatif
Serat ini tampak putih karena kurang vaskularisasi
Serat-serat ini cepat lelah dan predominan pada otot atlit angkat beban dan pelari cepat

Serat Kedut Lambat


Berukuran kecil, sangat tervaskularisasi dan terutama tergantung pada fosforilasi oksidatif
sebagai sumber ATPnya
Otot dengan serat kedut lambat tampak merah karena vaskularisainya yg tinggi dan adanya
protein mioglobin, mioglobin berikatan dan menyimpan oksigen diserat kedut lambat
Serat kedut lambat memiliki daya tahan lama dan predominan pada otot-otot yg diperlukan
untuk menghasilkan tegangan jangka mis. Otot punggung
Aktifitas Refleks
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang ke saraf sensori ke pusat saraf yang diterima oleh set saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang
misalnya refleks pada lutut

Otot 2
Penjelasan Mekanisme Kerja Otot
Kategori : Otot

Mekanisme Kerja Otot - Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan.


Namun, untuk menggerakan otot biasanya diperlukan suatu rangkaian
rangsangan yang berurutan. Rangsangan pertama akan diperkuat oleh
rangsangan kedua,rangsangan kedua akan diperkuat oleh rangsangan ketiga,
dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus, atau
ketegangan, yang maksimum. Tiap rangsangan yang diberikan akan
menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada
serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut mencapai relaksasi penuh,
kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi tunggal yang
kekuatany sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang
kedua diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi
pertama akan terjadi kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini
dinamakan penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang sangat
cepat, teteapi masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan terjadi
keadaan yang dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada kesempatan
relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuantan
maksimum yang disebut tetanus sempurna.

Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi
otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yan tipis dan filamen miosin
yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah srabut otot. Setiap
serabut otot diatur sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer.
Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka
atau otot jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer
disebut garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri
dari filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah
I yang hanya terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin saling
tumpang tindih; sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri
dari zona H; filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian
tengah sarkomer.

Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H,


Sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan
zona H menjadi lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin
yang tersusun secara pararel. Ujung miosin mengikat ATP kemudian
mengubahnya menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke miosin yang
kemudian berubah bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi
tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan
membentuk jembatan silau. Lalu energi yang terdapat pada miosin dilepaskan,
dari ujung miosin beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang
dinamakan relaksasi. Relaksasi tersebut, mengubah sudut perlekatan yang
sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara miosin
energi rendah dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru bergabung dengan
ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang membentuk
siklus.
Sekian penjelasan dari saya tentang mekanisme kerja otot. Kunjungi terus blog
kami dan temukan info-info menarik lainya yang kami berikan.

Otot 3
MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Mekanisme umum kontraksi otot


Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :
1. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ujung serat saraf.
2. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit.
3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka saluran
asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membrane serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natriummengalir
kebagian dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan
potensial aksi serat saraf.
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat
otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium,
yang disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan miosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam retikulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
Mekanisme molekular kontraksi otot
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua lempeng saling tumpang

tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filament
miosin, tumpang tindih satu sama lain secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filamen
sampai ke ujung miosin.
Selama kontraksi kuat, filamen aktin dapat ditarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga
ujung filamen miosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filamen.
Kekuatan mekanisme di bentuk oleh interaksi jembatan penyebrangan dari filamen miosin
dengan filamin aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan ke seluruh membran serat otot akan
menyebabkan reticulum sarkoplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar yang
dengan cepat menembus myofibril.
Dasar molekular kontraksi
Proses yang menimbulkan pemendekan unsur kontraktil di dalam otot merupakan peluncuran
filament (serabut/benang halus) tipis di atas filament tebal, karena otot memendek maka
filamen tipis dari ujung sarkomer (kontraktil dari myofibril) saling mendekat, saat pendekatan
filamen ini tumpang tindih
Peluncuran salama kontraksi otot dihasilkan oleh pemutusan dan pembentukan kembali
hubungan antara aktin (protein myofibril) dan miosin (protein globulin) menghasilkan
gerakan selama kontraksi cepat. Sumber kontraksi cepat otot adalah ATP, hidrolisis ikatan
antara gugusan fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan pelepasan tenaga dalam jumlah
besar sehingga ikatan ini dinamakan ikatan fosfat bertenaga tinggi.
Di dalam otot, hidrolisis ATP ke ADP dilakukan oleh pretein kontraktil miosin. Proses
depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian eksitasi kontraksi.
Potensial aksi dihantarkan ke semua fibril di dalam serabut melalui pelepasan Ca2+ dari
sisterna terminalis. Gerakan ini membuka ikatan miosin hingga ATP di pecah dan timbul
kontraksi.
ATP sebagai sumber energi untuk kontraksi
Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang memerlukan energy. Sejumlah ATP di
pecah membentuk ADP selama proses kontraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang
dilakukan semakin besar jumlah ATP yang dipecahkan.
Proses ini akan berlangsung terus-menerus sampai filamen aktin menarik membrane
menyentuh ujung akhir filamen miosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar
untuk terjadinya tarikan lebih lanjut.
Pembentukan energi pada kontraksi otot
Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot melakukan kerja. Hal ini
berarti ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal. Misalnya untuk mengangkat
suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu
melakukan gerak, dalam perhitungan
W=LxD
W = Hasil Kerja
L = Beban
D = Jarak gerakan terhadap beban
Energy yang dibutuhkan untuk melakukan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot
selama kontraksi.
Jenis kontraksi
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsure otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai

unsur elastis dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi
timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang keseluruhan otot
Kontraksi yang demikian disebut isometrik (panjang ukuran sama). Kontraksi melawan
beban tetap dengan pendekatan ujung otot dinamakan isotonic (tegangan sama).
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan
akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolik serat otot untuk terus memberi
hasil kerja yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot mengurangi kontraksi otot
lebih lanjut. Hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan
kelelahan hampir sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama kehilangan oksigen.

Anda mungkin juga menyukai