PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dimulai sejak
konsepsi sampai permulaan persalinan. Embrio akan mengalami berbagai
macam pertumbuhan dan perkembangan hingga menjadi janin siap lahir.
Selama perjalanan kehamilan, janin mengalami pertumbuhan, perubahan dan
perkembangan pesat pada sistem organ yang terlihat jelas terutama pada
trimester pertama.
Jantung adalah organ pertama yang sepenuhnya terbentuk dan
berfungsi selama perkembangan vertebra. Sistem pembuluh darah mudigah
manusia tampak pada pertengahan minggu ketiga, pada saat mudigah
bertambah besar dan tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan akan zat makanan
hanya melalui difusi saja. Pada saat ini, mudigah membutuhkan suplai darah
jantung, pembuluh darah untuk pertumbuhan1,2.
Embriogenesis jantung merupakan serangkaian proses yang kompleks.
Untuk keperluan pemahaman, proses yang rumit tersebut dapat
disederhanakan menjadi empat tahapan. Keempat proses tersebut benar-benar
merupakan proses yang terpisah, namun merupakan rangkaian proses yang
saling tumpang tindih. Keempat proses ini terdiri dari tubing, looping, septasi,
dan migrasi.
Sistem kardiovaskular terutama berkembang dari sel-sel mesoderm.
Selama transformasi ini, tabung jantung tunggal mulai berdenyut pada hari ke
23 dan pada hari ke 30, sirkulasi darah embrio mulai berlangsung. Jantung
akan terbentuk sempurna pada minggu kedelapan. Perkembangan jantung
sangat kompleks, karena harus bekerja sebelum pertumbuhannya sempurna3.
Dalam referat ini, akan dibahas tentang embriologi, anatomi, fisiologi,
dan patologi jantung janin intrauterin. Pemahaman tentang embriologi,
anatomi, dan fisiologi, dan patologi jantung janin intrauterin dapat
1
meningkatkan layanan kesehatan prenatal, perbaikan kelahiran, dan efek
pascanatal jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembentukan jantung janin intrauterin?
2. Bagaimana anatomi jantung janin intrauterin ?
3. Bagaimana fisiologi jantung janin intrauterin ?
4. Apa kelainan patologis yang dapat terjadi dalam masa pembentukan
jantung janin?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pembentukan jantung janin intrauterin.
2. Mengetahui anatomi jantung janin.
3. Mengetahui fisiologi jantung janin.
4. Mengetahui kelainan patologis yang dapat terjadi dalam masa
pembentukan jantung janin.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Mesoderm diinduksi oleh endoderm dibawahnya untuk membentuk
mioblas jantung dan angioblas. Pulau-pulau darah ini akan berkumpul dan
membentuk sebuah pleksus pembuluh berbentuk tapal kuda yang dilapisi sel
mioblas pada daerah kranium. Daerah ini disebut daerah kardiogenik, sedangkan
selom intraembrional di atas daerah ini akan berkembang menjadi rongga
perikardium5.
Gambar 2. Perkembangan janin ke arah sefalik dan pengaruhnya terhadap posisi rongga
perikardium
4
jantung primitif. Pada hari ke 22 ini jantung mulai berdenyut tetapi sirkulasi
belum dimulai3,5.
Tabung jantung primitif ini berkembang menjadi 5 regio yang berbeda
sesuai dengan aliran darah, dari ujung kaudal ke ujung cranial, yaitu3,5:
1. Sinus venosus yang menerima darah dari seluruh vena pada embrio.
Kontraksi jantung dimulai pada regio ini, kemudian diikuti oleh regio lainnya
secara berurutan. Bagian ini akan berkembang menjadi atrium kanan,
coronary sinus, sinoatrial (SA) node, vena cava superior, dan vena cava
inferior.
2. Atrium yang akan berkembang menjadi atrium kanan dan kiri.
3. Ventricle yang akan berkembang menjadi ventrikel kiri.
4. Bulbus cordis yang akan berkembang menjadi ventrikel kanan.
5. Truncus arteriosus yang akan berkembang menjadi ascending aorta dan
pulmonary trunk.
5
Pada hari ke 23, terjadi pembentukan rongga jantung, diawali dengan
tabung jantung yang mengalami pelekukan, bagian sefalik (ventrikel) melekuk ke
arah ventral-kaudal-kanan, sementara bagian kaudal (atrium) bergeser ke arah
dorso-kranial-kiri. Proses perlengkungan ini berakhir pada hari ke 28. Perlekukan
akibat perubahan bentuk sel ini akan membentuk lengkung jantung3,5.
6
Gambar 6. Perkembangan sinus venosus
7
Pembentukan Septum Jantung
Sekat jantung, disebut juga septum pada jantung embrio akan terbentuk
pada hari ke-27 sampai ke-37.5
Pembentukan sekat di dalam Atrium Komunis:
Pada mulanya, terbentuk sekat awal berbentuk bulan sabit dari bagian atap
atrium komunis yang disebut septum primum. Proses ini terus berlanjut dan
meninggalkan lubang yang disebut ostium primum. Selanjutnya, terjadi perluasan
bantalan endokardium superior dan inferior, yang tumbuh di sepanjang septum
primum dan menutup ostium primum. Sebelum proses ini selesai, terjadi
kematian sel menyebabkan perforasi di bagian atas pada septum primum,
menjadi satu dan disebut ostium sekundum5,7.
8
ovale. Saluran yang memanjang secara oblik memungkinkan darah dari atrium
kanan yang mengalir ke atrium kiri5,7.
9
Gambar 10. Pembentukan sekat di kanalis Atrioventrikularis
10
Gambar 11. Pembentukan septum interventrikularis
11
Gambar 12. Pembentukan katup semilunaris
12
sempurna kemudian mengalami regresi. Lengkung aorta keenam/lengkung
pulmonal bercabang ke tunas paru yang sedang berkembang, bagian distal sisi
kanan menghilang, sedangkan pada sisi kiri tetap ada selama dalam kandungan
(duktus arteriosus); sedangkan bagian proksimalnya menjadi segmen proksimal
arteri pulmonalis kiri dan kanan3,5.
Gambar 13. lengkung aorta (1) minggu ke-4 akhir dan minggu ke-5 awal (2) lengkung
aorta sebelum tetap
Pada minggu ke-5, terdapat 3 pembuluh vena utama yaitu, vena vitellina
membawa darah dari yolk-sac ke jantung; vena umbilikalis membawa darah dari
vilus korion dan mengalirkan darah teroksigenasi ke mudigah; vena kardinalis,
yang mengalirkan darah dari tubuh mudigah5.
13
sesuai dengan besar kepalan tangan manusia. Jantung terdiri dari 3 lapisan
utama yaitu8:
1. Perikardium merupakan suatu membran tipis di bagian luar yang
membungkus jantung, terdiri dari dua lapisan, yaitu:
a. Perikardium Fibrosa
Merupakan lapisan terluar jantung yang melindungi jantung dari
peregangan jantung yang berlebihan dan sementara.
b. Perikardium Serosa
Perikardium serosa lapis parietal adalah lapisan mesotelium serosa
yang melapisi kavum perikardium, bergabung dengan perikardium
fibrosa.
Perikardium serosa lapis viseral (epikardium) adalah refleksi lapis
mesotelium yang melapisi pembuluh darah besar dan permukaan
jantung, untuk membuat lapisan terluar dinding jantung.
Di antara perikardium parietal dan viseral terdapat cairan perikardial
yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara lapisan lapisan
perikardium serosa saat jantung berdenyut.
2. Miokardium merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung
3. Endokardium merupakan lapisan terdalam dinding jantung, merupakan
lapisan tipis endotelium.
14
Jantung terbagi menjadi empat ruang yang penting dalam sistem
sirkulasi8:
1. Atrium Kanan membentuk batas kanan jantung dan membentuk aurikula
kanan. Atrium kanan menerima darah dari vena cava superior, vena cava
superior, vena cava inferior dan sinus koronarius. Atrium kanan
meneruskan darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspid.
2. Atrium Kiri membentuk permukaan posterior jantung dan membentuk
aurikula kiri. Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis kanan dan
vena pulmonalis kiri. Atrium Kiri meneruskan darah ke dalam ventrikel
kiri melalui katup mitral.
3. Ventrikel Kanan membentuk bagian terbesar dari permukaan sternokostal
jantung dan sebagian kecil permukaan diafragmatik. Ventrikel kanan
menerima darah dari atrium kanan. Meneruskan darah melalui katup
semilunar pulmonal kedalam trunkus pulmonalis yang berada tepat
disebelah kiri aorta.
4. Ventrikel Kiri membentuk batas kiri apeks jantung, sepertiga permukaan
sternokostal dan dua-pertiga permukaan diafragmatik jantung. Ventrikel
kiri menerima darah dari atrium kiri. Vetntrikel kiri memompa darah
menuju vestibulum aorta dan melewati katup semilunar aorta kedalam
aorta asenden.
Pada Janin terdapat foramen ovale yang merupakan lubang yang
menghubungkan antara atrium kiri dan atrium kanan, sehingga darah pada
atrium kanan dan kiri bercampur8,9.
Ruangan-ruangan jantung ini dilengkapi dengan katup-katup jantung yang
terdiri dari katup mitralis yang merupakan katup 2 daun dan berada antara
atrium kiri dengan ventrikel kiri; katup trikuspidalis yang merupakan katup 3
daun dan berada antara atrium kanan dengan ventrikel kanan; katup
semilunaris pulmonalis yang berada antara ventrikel kanan dengan arteri
pulmonalis; katup semilunaris aorta yang berada antara ventrikel kiri dengan
aorta8.
15
Gambar 15. Anatomi Jantung Janin
16
1. Foramen Ovale memungkinkan sebagian darah masuk dari atrium kanan
menuju kiri tanpa melalui paru-paru. Merupakan suatu pintu dalam septum
sekundum.
2. Duktus Arteriosus merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis
dan aorta yang berasal dari arkus aorta keenam.
3. Duktus Venosus menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava
inferior, tanpa melewati hepar.
4. Arteri Hipogastrica merupakan dua pembuluh darah yang mengembalikan
darah dari fetus ke plasenta.
5. Vena Umbilikal merupakan pembuluh vena dari plasenta yang menuju ke hati
dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan.
17
ke sirkulasi besar, terutama memperdarahi organ penting yaitu jantung dan
otak9.
18
(dan juga bercampur dengan darah dari aorta ascendens) untuk memperdarahi
ke bagian bawah tubuh janin, juga untuk kembali ke plasenta melalui dua
arteri hipogastrika, yang di distal menjadi arteri umbilikalis9.
19
2. Pada janin, ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedangkan pada
keadaan pascalahir, ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari
ventrikel kanan.
3. Pada janin, ventrikel kanan bekerja dengan melawan tahanan yang lebih
besar (tahanan sistemik), sedangkan ventrikel kiri bekerja dengan
melawan tahanan yang lebih rendah (plasenta). Pada keadaan pascalahir,
ventrikel kanan akan bekerja melawan tahanan paru yang lebih rendah
daripada tahanan sistemik yang dilawan oleh ventrikel kiri.
4. Pada janin, darah yang dipompa oleh ventrikel kanan sebagian besar
menuju ke aorta melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian kecil yang
menuju ke paru. Pada keadaan pascalahir, darah dari ventrikel kanan
seluruhnya menuju ke paru.
5. Pada janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari
plasenta, pascalahir paru memberi oksigen pada darah.
6. Pada janin, plasenta merupakan tempat pertukaran gas, makanan dan
ekskresi. Pada keadaan pascalahir, organ-organ lain mengambil alih
berbagai fungsi tersebut.
20
yang memisahkan ventrikel sehingga terdapat hubungan antara
rongga ventrikel. Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini selain
tergantung pada besarnya lubang, juga sangat tergantung pada
tingginya tahanan vaskuler paru. Makin rendah tahanan vaskuler
paru makin besar aliran pirau dari kiri ke kanan. Pada bayi baru
lahir dimana maturasi paru belum sempurna, tahanan vaskuler paru
umumnya masih tinggi dan akibatnya aliran pirau dari kiri ke kanan
terhambat walaupun lubang yang ada cukup besar. Tetapi saat usia
23 bulan dimana proses maturasi paru berjalan dan mulai terjadi
penurunan tahanan vaskuler paru dengan cepat maka aliran pirau
dari kiri ke kanan akan bertambah. Ini menimbulkan beban volume
langsung pada ventrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi gagal
jantung8,10.
21
yaitu terdengarnya bising pansistolik di ICS 3 4 kiri. Bila
lubangnya sedang maka keluhan akan timbul saat tahanan vaskuler
paru menurun, yaitu sekitar usia 23 bulan. Gejalanya antara lain
penurunan toleransi aktivitas fisik yang pada bayi akan terlihat
sebagai tidak mampu mengisap susu dengan kuat dan banyak,
pertambahan berat badan yang lambat, cenderung terserang infeksi
paru berulang dan mungkin timbul gagal jantung yang biasanya
masih dapat diatasi secara medikamentosa. Dengan bertambahnya
usia dan berat badan, maka lubang menjadi relatif kecil sehingga
keluhan akan berkurang dan kondisi secara umum membaik
walaupun pertumbuhan masih lebih lambat dibandingkan dengan
anak yang normal10.
Pada VSD yang besar, gejala akan timbul lebih awal dan lebih
berat. Kesulitan mengisap susu, sesak nafas dan kardiomegali
sering sudah terlihat pada minggu ke 23 kehidupan yang akan
bertambah berat secara progresif bila tidak cepat diatasi. Gagal
jantung timbul pada usia sekitar 812 minggu dan biasanya infeksi
paru yang menjadi pencetusnya yang ditandai dengan sesak nafas,
takikardi, keringat banyak dan hepatomegali. Bila kondisi
bertambah berat dapat timbul gagal nafas yang membutuhkan
bantuan pernafasan mekanik10.
22
kontinyu yang khas seperti suara mesin (machinery murmur) di
area pulmonal, yaitu di ICS 23 kiri dan dibawah klavikula kiri10.
Tanda dan gejala adanya aliran ke paru yang berlebihan pada
PDA yang besar akan terlihat saat usia 14 bulan dimana tahanan
vaskuler paru menurun dengan cepat. Gagal jantung kongestif akan
timbul disertai infeksi paru. Bila sudah timbul hipertensi paru,
bunyi jantung dua komponen pulmonal akan mengeras dan bising
jantung yang terdengar hanya fase sistolik dan tidak kontinyu lagi
karena tekanan diastolik aorta dan arteri pulmonalis sama tinggi
sehingga saat fase diastolik tidak ada pirau dari kiri ke kanan10.
23
Pada ASD presentasi klinisnya agak berbeda karena defek
berada di septum atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi
selain menyebabkan aliran ke paru yang berlebihan juga
menyebabkan beban volum pada jantung kanan. Kelainan ini sering
tidak memberikan keluhan pada anak walaupun pirau cukup besar,
dan keluhan baru timbul saat usia dewasa10.
Hanya sebagian kecil bayi atau anak dengan ASD besar
yang simptomatik dan gejalanya sama seperti pada umumnya
kelainan dengan aliran ke paru yang berlebihan yang telah
diuraikan diatas. Auskultasi jantung cukup khas yaitu bunyi jantung
dua yang terpisah lebar dan menetap tidak mengikuti variasi
pernafasan serta bising sistolik ejeksi halus di area pulmonal. Bila
aliran piraunya besar mungkin akan terdengar bising diastolik di
parasternal sela iga 4 kiri akibat aliran deras melalui katup
trikuspid. Simptom dan hipertensi paru umumnya baru timbul saat
usia dekade 30 40 sehingga pada keadaan ini mungkin sudah
terjadi penyakit obstruktif vaskuler paru10.
24
Gambar 19. Atrial Septal Defect
b. Kelompok dengan lesi obstruktif tanpa pirau
Obstruksi di alur keluar ventrikel kiri dapat terjadi pada tingkat
subvalvar, valvar ataupun supravalvar sampai ke arkus aorta. Akibat
kelainan ini ventrikel kiri harus memompa lebih kuat untuk melawan
obstruksi sehingga terjadi beban tekanan pada ventrikel kiri dan
hipertrofi otot miokardium10.
Obstruksi pada alur keluar ventrikel kanan juga dapat berada di
tingkat subvalvar atau infundibular, valvar dan supravalvar sampai ke
percabangan arteri pulmonalis. Obstruksi ini akan menyebabkan
terjadinya beban tekanan dan hipertrofi ventrikel kanan10.
1) Aorta Stenosis
Stenosis Aorta (SA) merupakan penyempitan aorta yang
dapat terjadi pada tingkat subvalvular, valvular atau supravalvular.
AS derajat ringan atau sedang umumnya asimptomatik sehingga
sering terdiagnosis secara kebetulan saat pemeriksaan rutin,
25
terdengar bising sistolik ejeksi dengan atau tanpa klik ejeksi di area
aorta; ICS 2 kiri sampai ke apeks dan leher. Bayi dengan AS derajat
berat akan timbul gagal jantung kongestif pada usia minggu-
minggu pertama atau bulan-bulan pertama kehidupannya10.
26
lengan lebih tinggi dari pada tungkai8,10.
3) Pulmonal Stenosis
Pulmonal Stenosis merupakan obstruksi aliran keluar
ventrikel kanan, baik dalam tubuh ventrikel kanan, pada katup
pulmonalis, atau dalam arteri pulmonalis. Status gizi penderita
dengan PS umumnya baik dengan pertambahan berat badan yang
memuaskan8,10.
Bayi dan anak dengan PS ringan umumnya asimptomatik
dan tidak sianosis sedangkan neonatus dengan PS berat atau kritis
akan terlihat takipnoe dan sianosis10.
Penemuan pada auskultasi jantung dapat menentukan derajat
beratnya obstruksi. Pada PS valvular terdengar bunyi jantung satu
normal yang diikuti dengan klik ejeksi saat katup pulmonal yang
abnormal membuka. Klik akan terdengar lebih awal bila derajat
obstruksinya berat atau mungkin tidak terdengar bila katup kaku
27
dan stenosis sangat berat. Bising sistolik ejeksi yang kasar dan
keras terdengar di area pulmonal. Bunyi jantung dua yang tunggal
dan bising sistolik ejeksi yang halus akan ditemukan pada stenosis
yang berat10.
28
sekat yang ada. Obstruksi dapat terjadi di katup trikuspid, infundibulum
ventrikel kanan ataupun katup pulmonal, sedangkan defek dapat di septum
atrium (ASD), septum ventrikel (VSD) ataupun antara kedua arteri utama
(PDA)10.
Tetralogi Fallot (TF)
Merupakan golongan PJB sianotik yang terbanyak ditemukan.
Tetralogi Fallot (TF) merupakan kombinasi 4 komponen, yaitu Ventricular
Septal Defect (VSD), over-riding aorta, Stenosis Pulmonalis (SP) serta
hipertrofi ventrikel kanan. Komponen paling penting untuk menentukan
derajat beratnya penyakit adalah SP yang bersifat progresif. Sianosis pada
mukosa mulut dan kuku jari sejak bayi adalah gejala utamanya yang dapat
disertai dengan spel hipoksia bila derajat PS cukup berat dan squatting
pada anak yang lebih besar. Bunyi jantung dua akan terdengar tunggal
pada PS yang berat atau dengan komponen pulmonal yang lemah bila PS
ringan. Bising sistolik ejeksi dari PS akan terdengar jelas di ICS 2
parasternal kiri yang menjalar ke bawah klavikula kiri8,10.
29
b. Kelompok dengan gejala aliran ke paru yang bertambah
Pada PJB sianotik golongan ini tidak terdapat hambatan pada aliran
darah ke paru bahkan berlebihan.
1) Transposition of the Great Arteries (TGA)
Kelainan dimana kedua pembuluh darah arteri besar tertukar
letaknya, yaitu aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis
dari ventrikel kiri. Pada kelainan ini sirkulasi darah sistemik dan
sirkulasi darah paru terpisah dan berjalan paralel. Kelangsungan hidup
bayi yang lahir dengan kelainan ini sangat tergantung dengan adanya
percampuran darah balik vena sistemik dan vena pulmonalis yang
baik, melalui pirau baik di tingkat atrium (ASD), ventrikel (VSD)
ataupun arterial (PDA)8,10.
30
Sianosis akan makin nyata saat PDA mulai menutup pada minggu
pertama kehidupan dan bila tidak ada ASD akan timbul hipoksia berat
dan asidosis metabolik. Sedangkan pada TGA dengan VSD akan
timbul tanda dan gejala akibat aliran ke paru yang berlebih dan
selanjutnya gagal jantung kongestif pada usia 23 bulan saat tahanan
vaskuler paru turun. Karena pada TGA posisi aorta berada di anterior
dari arteri pulmonalis maka pada auskultasi akan terdengar bunyi
jantung dua yang tunggal dan keras, sedangkan bising jantung
umumnya tidak ada kecuali bila ada PDA yang besar, VSD atau
obstruksi pada alur keluar ventrikel kiri10.
BAB III
KESIMPULAN
1. Embriologi
31
Perkembangan selanjutnya adalah pembentukan septum & katup jantung
untuk membentuk 4 ruang jantung. Pembentukan sekat jantung terjadi antara hari
ke-27 dan hari ke-37, dan selesai pada akhir minggu ke-5. Pada hari ke-28,
lapisan endocardium menebal membentuk endocardial cushion yang akan
membentuk atrioventricular canal, interatrial septum, dan interventricular
septum. Ketika pembagian trunkus arteriosus hampir selesai, bakal katup
semilunaris mulai nampak dan berkembang.
2. Anatomi
Jika dilihat dari segi ukuran jantung janin jauh lebih kecil dibandingkan orang
dewasa. Jantung terdiri dari 3 lapisan utama yaitu perikardium yang terbagi
menjadi perikardium fibrosa dan perikardium serosa, miokardium dan
endokardium. Jantung terbagi menjadi 4 ruang yang penting dalam sistem
sirkulasi atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri8.
Ruangan-ruangan jantung ini dilengkapi dengan katup-katup jantung yang
terdiri dari katup mitralis yang merupakan katup 2 daun dan berada antara atrium
kiri dengan ventrikel kiri; katup trikuspidalis yang merupakan katup 3 daun dan
berada antara atrium kanan dengan ventrikel kanan; katup semilunaris
pulmonalis yang berada antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis; katup
semilunaris aorta yang berada antara ventrikel kiri dengan aorta. Terdapat
beberapa struktur penting pada janin untuk sistem sirkulasi diantaranya foramen
ovale, duktus arteriosus, duktus venosus, arteri hypogastrica dan vena umbilikal8.
3. Fisologi
Sirkulasi janin berbeda dengan orang dewasa, karena adanya plasenta
yang menjadi sumber nutrisi dan oksigen yang disalurkan melalui tali pusat.
Darah dari plasenta, yang tersaturasi dengan oksigen, kembali ke janin melalui
vena umbilikalis. Sebagian darah masuk sirkulasi hepatis, sisanya bergabung
dengan cabang ke vena porta dan cabang besar langsung ke vena kava inferior
melalui duktus venosus.
32
Kombinasi darah teroksigenasi dari vena umbilikalis dan darah kurang
teroksigenasi dari vena kava inferior masuk ke atrium kanan dan diarahkan
secara khusus melewati foramen ovale ke atrium kiri. Kemudian darah dari
atrium kiri, masuk ke ventrikel kiri dan menuju ke aorta ascendens. Dengan
demikian darah yang masuk ke atrium kiri akan langsung ke ventrikel kiri dan
memperdarahi organ penting yaitu jantung dan otak9.
Darah dari vena kava superior yang sangat kurang teroksigenasi masuk ke
atrium kanan dan melintasi katup trikuspidalis menuju ke ventrikel kanan.
Sebagian kecil darah diejeksikan ke dalam arteri pulmonalis, bagian besar
lainnya mengalir melalui duktus arteriosus ke dalam aorta descendens (dan juga
bercampur dengan darah dari aorta ascendens) untuk memperdarahi ke bagian
bawah tubuh janin. Kemudian, kembali ke plasenta melalui dua arteri
hipogastrika, yang di distal menjadi arteri umbilikalis. Setelah lahir, dalam
keadaan normal pembuluh umbilicus, duktus arteriosus, foramen ovale, dan
duktus venosus mengalami kontriksi atau kolaps9.
4. Patologi
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) terjadi akibat adanya gangguan atau
kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.
Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik dan sianotik10.
Terdapat 2 kelompok besar PJB non sianotik; yaitu (1) kelompok dengan
aliran pirau dari kiri ke kanan, misalnya ventricular septal defect (VSD), atrial
septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA), dan (2) kelompok tanpa
aliran pirau melalui sekat di jantung, misalnya aortic stenosis (AS), coarctatio
aorta (CoA) dan pulmonary stenosis (PS) 10.
Terdapat 2 golongan PJB sianotik, yaitu (1) kelompok dengan gejala
aliran darah ke paru yang berkurang, misalnya Tetralogi of Fallot (TF) dan
Pulmonal Atresia (PA) dengan VSD, dan (2) kelompok dengan gejala aliran
darah ke paru yang bertambah, misalnya Transposition of the Great Arteries
(TGA) dan Common Mixing10.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
10. Roebiono, Poppy S. 2010. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan.
Jakarta: Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI Pusat Jantung
Nasional Harapan Kita.
35