Anda di halaman 1dari 8

Nama : Arini Ayatika Sadariskar

NPM : 1506728680

Kelompok : 12

Embriologi Sistem Kardiovaskuler

Pendahuluan

Pada pemicu, diduga pasien mengalami gejala biru dan lelah akibat adanya kelainan
kongenital pada jantung yang tidak ditangani. Kelainan kongenital pada jantung yang bersifat
anatomis dapat mengganggu fungsi pengangkutan oksigen dan nutrien pada tubuh, sehingga
dapat berdampak pada status gizi dan status kesehatan secara umum. Untuk dapat memahami
kelainan kongenital yang bersifat anatomis, diperlukan pemahaman mengenai pembentukan
jantung terlebih dahulu. Literatur ini akan membahas mengenai embriologi sistem
kardiovaskuler, dari pembentukan tabung jantung, ruang jantung, septasi, dan katup-katup
jantung.

Pembahasan

Sistem kardiovaskuler adalah sistem mayor pertama yang berfungsi pada embrio. Jantung dan
sistem pembuluh darah primordial mulai bekerja pada pertengahan minggu ketiga.
Perkembangan ini terjadi akibat embrio yang berkembang pesat tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutriennya hanya dari difusi. Konsekuensinya, muncul kebutuhan
terhadap metode yang efisien untuk mendapatkan oksigen dan nutrien dari darah ibu dan
membuang karbon dioksida dan zat-zat sisa.1

Asal muasal pembentukan jantung

Setelah gastrulasi, embrio membelah menjadi tiga lapis (trilaminer): ektoderm, mesoderm,
dan endoderm. Ektoderm akan berkembang menjadi kulit dan sistem saraf pusat dari otak,
batang otak, hingga medulla spinalis. Endoderm akan berkembang menjadi sistem
pencernaan dan pernapasan. Sementara itu, mesoderm terbagi menjadi tiga bagian: somit,
mesoderm intermediet, dan mesoderm lateral. Somit akan berkembang menjadi tulang dan
otot, mesoderm intermediet akan berkembang menjadi ginjal dan gonad, sementara
mesoderm lateral terbagi lagi menjadi dua lapisan, yakni mesoderm lateral somatik dan
mesoderm lateral viseral/splanknik. Mesoderm lateral somatik akan membentuk dinding-
dinding tubuh, sementara mesoderm lateral splanknik-lah yang akan membentuk sistem
kardiovaskuler.2

Pembentukan tabung jantung

Pada pertengahan minggu ke-3 dari embriogenesis, sel mesodermal berproliferasi pada ujung
kranial dari diskus embrionik. Sel-sel ini membentuk dua kelompok sel longitudinal yang
disebut dengan korda angioblastik. Korda ini mengalami kanalisasi dan menjadi sepasang
tabung endokardial. Pelipatan lateral menyebabkan kedua tabung ini bertemu dengan satu
sama lain dan mengalami fusi pada garis tengah ventral, membentuk sebuah tabung
endokardial pada hari ke-22. Dari dalam ke luar, lapisan-lapisan dari tabung jantung primitif
adalah lapisan endotel yang menjadi endokardium, selapis jaringan ikat (cardiac jelly), dan
lapisan muskuler tebal yang akan berkembang menjadi miokardium. Tabung endokardial
bersifat terhubung dengan sistem arkus aorta secara rostral dan sistem vena secara kaudal.
Jantung primitif mulai berdetak pada sekitar hari ke-22 atau 23, menyebakan darah
bersirkulasi pada akhir minggu ke-4. Ruang yang menutupi jantung yang sedang berkembang
pada akhirnya akan berkembang menjadi rongga perikardium yang akan menyelubungi
jantung dewasa.3

Gambar 1. Pembentukan tabung endokardial. A, dua tabung endokardial terpisah terbentuk


dari korda angioblastik. B, pelipatan lateral menyebabkan kedua tabung endokardial
mengalami fusi. C, terbentuk tabung endokardial singuler.3
Pembentukan ruang jantung

Seiring dengan bertumbuh dan memanjangnya tabung jantung, terbentuk serial konstriksi dan
dilatasi, menghasilkan tanda-tanda pertama dari ruang jantung primitif: trunkus arteriosus,
bulbus kordis, ventrikel primitif, atrium primitif, dan sinus venosus. Pertumbuhan yang terus
berlanjut pada rongga perikardium yang terbatas menyebabkan tabung jantung mengalami
pelipatan pada hari ke-23, membentuk lengkung U dengan ujung lengkung menghadap
ventral kanan pada hari ke-28. Proses ini menyebabkan atrium dan sinus venosus berpindah
ke posisi superior dan posterior terhadap trunkus arteriosus, bulbus kordis, dan ventrikel.
Pada titik ini, tidak ada sekat atau katup jantung yang telah terbentuk. Penghubung antara
atrium dan ventrikel primitif disebut dengan kanal atrioventrikuler (kanal AV). Seiring waktu,
kanal AV berkembang dua kanal yang terpisah, salah satunya membentuk katup trikuspid dan
yang lain membentuk katup mitral. Sinus venosus terinkorporasi ke atrium kanan,
membentuk sinus koronarius dan sebagian dari dinding atrium kanan. Bulbus kordis dan
trunkus arteriosus berkontribusi terhadap pembentukan saluran keluar dari ventrikel,
membentuk bagian-bagian dari aorta proksimal dan arteri pulmoner.3

Gambar 2. Lengkung-lengkung jantung3


Gambar 3. Pembentukan lengkung U akibat pelipatan dalam rongga perikardial3

Septasi

Pembentukan septum (sekat) pada atrium, kanal AV, dan ventrikel terjadi antara minggu ke-4
dan ke-6. Pembentukan sekat-sekat pada berbagai ruang jantung terjadi secara bersamaan
(simultan).1

1. Septasi pada atrium


Sekat primer pada atrium, yang dikenal dengan septum primum, berawal dari
sekelompok jaringan pada atap atrium yang tumbuh ke bawah mengarah ke rongga
atrium. Seiring dengan perkembangannya, septum primum meninggalkan sebuah
bukaan besar yang disebut dengan ostium primum. Ostium primum memberi ruang
untuk mengalirnya darah antara kedua atrium primitif. Pada akhirnya, septum primum
berfusi dengan aspek superior dari bantalan endokardium, sehingga menghilangkan
ostium primum.3
Sebelum penutupan ostium primum terjadi dengan sempurna, perforasi kecil
muncul di tengah septum primum yang akhirnya membentuk ostium sekundum.
Seiring dengan penutupan ostium primum, membran kedua yang lebih muskuler
terbentuk pada bagian superior, yaitu septum sekundum. Septum sekundum tumbuh
ke arah inferior dan berfusi dengan bantalan endokardial, meski hanya bersifat parsial,
menyisakan sebuah bukaan berbentuk oval yang disebut foramen ovale. Sisi superior
dari septum primum mengalami regresi dan menyisakan sisi inferiornya untuk
membentuk katup yang hanya mengizinkan aliran darah dari kanan ke kiri melalui
foramen ovale. Pada masa gestasi, darah mengalir dari atrium kanan ke kiri karena
tekanan pada atrium kanan fetus lebih besar dari atrium kiri. Gradien tekanan ini
berubah setelah kelahiran dan menyebabkan katup tertutup. 3 Kegagalan penutupan
pada katup ini menyebabkan atrial septal defect (ASD).4
Gambar 4. Pembentukan septum pada atrium3

Gambar 5. Katup atrium. Pada masa janin, tekanan darah di atrium kanan lebih tinggi
sehingga foramen ovale terbuka dan darah mengalir ke atrium kiri. Setelah kelahiran,
tekanan di atrium kiri lebih besar sehingga foramen menutup dan nantinya akan
membentuk fossa ovalis.3

2. Septasi kanal atrioventrikuler


Pertumbuhan bantalan endokardium berkontribusi terhadap septasi atrium dan pada
bagian membranosa dari septum interventrikularis. Bantalan endokardium mulanya
merupakan hasil perkembangan dari lapisan jaringan ikat pada kanal AV. Sel-sel dari
endokardium primitif akhirnya memenuhi bagian ini dan bertransformasi menjadi
jaringan mesenkim. Pertumbuhan jaringan terjadi secara horizontal, sehingga
menyebabkan pembentukan sekat antara atrium dan ventrikel. Septasi juga
membentuk kanal kanan dan kiri yang nantinya membentuk katup trikuspid dan
mitral.3

Gambar 6. Progresi pembentukan septum pada kanal AV3


3. Septasi ventrikel
Pada akhir minggu ke-4, ventrikel primitif mulai bertumbuh, meninggalkan lapisan
muskuler di bagian tengah, yang disebut septum interventrikularis. Sebagian besar
dari peningkatan tinggi septum berasal dari dilatasi kedua ventrikel yang berkembang
disekitarnya. Baru setelah sekian waktu sel-sel pada septum itu sendiri mulai
berproliferasi dan meningkatkan ukurannya. Ujung bebas dari septum
interventrikularis tidak berfusi dengan bantalan endokardium, menyisakan bukaan
yang mengizinkan komunikasi antara atrium kanan dan atrium kiri, yang disebut
foramen interventrikularis. Bukaan ini menetap hingga minggu ke-7 kehamilan,
hingga akhirnya terjadi fusi jaringan yang membentuk lapisan membranosa.3
Kegagalan fusi jaringan pada sekat ini menyebabkan ventricular septal defect (VSD).4
Pada minggu ke-5, proliferasi mesenkimal pada bulbus kordis dan trunkus
arteriosus membentuk sepasang protrusi yang disebut bulbar ridge. Struktur ini
berfusi di tengah dan mengalami proses spiralisasi, membentuk septum
aortikopulmoner. Septum ini membagi bulbus kordis dan trunkus arteriosus menjadi
dua kanal arteri, arteri pulmoner dan aorta.3 Kegagalan pembentukan struktur ini
dapat menyebabkan transposisi arteri besar.4

Gambar 7. Pembentukan septum aortikopulmoner3


Pembentukan katup jantung

1. Katup semilunaris
Katup semilunaris mulai terbentuk tepat sebelum penyempurnaan dari septum
aortikopulmoner. Proses ini terjadi ketika terbentuk tiga pertumbuhan dari jaringan
mesenkim subendokardium di sekitar orifisium aorta dan pulmoner. Ketiga
pertumbuhan ini akhirnya terbentuk dan menjadi cekung akibat apoptosis dan aliran
darah, sehingga membentuk 3 struktur tipis berpuncak.3

2. Katup atrioventrikuler
Setelah bantalan endokardium berfusi untuk membentuk sekat antara kanal AV kanan
dan kiri, jaringan mesenkim subendokardial di sekitarnya mengalami proliferasi dan
membentuk pertumbuhan yang serupa dengan pertumbuhan pada katup semilunaris.
Proses apoptosis yang terjadi meninggalkan helai muskuler yang tipis untuk
menghubungkan katup ke dinding ventrikel. Bagian superior dari helai ini akan
berdegenerasi dan digantikan oleh jaringan ikat, menjadi chordae tendineae.3

Gambar 8. Pembentukan katup atrioventrikuler3

Kesimpulan

Pembentukan sistem kardiovaskuler terjadi dengan mencakup pembentukan tabung jantung,


ruang-ruang jantung, sekat-sekat jantung, serta katup-katup jantung. Kegagalan pembentukan
pada masing-masing langkah dapat menyebabkan kelainan kongenital yang mengganggu
fungsi sirkulasi. Untuk dapat memastikan kelainan kongenital yang diderita oleh pasien
dalam pemicu, perlu dilakukan rangkaian pemeriksaan mulai dari riwayat gejala dan tanda,
pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang lainnya.
Daftar acuan

1. Moore KL, Persaud TV, Torchia MG. The developing human: clinicaly oriented
embryology. 10th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. p.283-4.
2. Moorman A, Webb S, Anderson RH. Development of the heart: (1) formation of the
cardiac chambers and arterial trunks. Heart. 2003;89(7):806-14.
3. Lilly LS. Pathophysiology of heart disease: a collaborative project of medical students
and faculty. 6th ed. Philadelphia: Wolter Kluwer: 2011. p.374-379.
4. Suddaby EC, Grenier MA. The embryology of congenital heart defects. Pediatr Nurs.
1999;25(5):499-504.

Anda mungkin juga menyukai