Bayi dengan kelainan ini, setelah lahir bisa bertahan sebentar saja karena
adanya lubang diantara atrium kiri dan kanan yang disebut foramen
ovale. Foramen ovale ini dalam keadaan normal ditemukan pada bayi
ketika lahir. Dengan adanya lubang ini, maka ada sebagian darah yang
kaya kandungan oksigen akan mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan,
lalu ke ventrikel kanan dan ke aorta sehingga mampu memenuhi
kebutuhan tubuh akan oksigen dan akhirnya bayi tetap hidup. Sehingga
diperluan adanya patent foramen ovale atau atrial septal defect untuk
menyokong kehidupan bayi dengan TGA tersebut.
Selain itu, pada bayi dengan TGA, kehidupannya disokong oleh adanya
ductus arteriosus yang memungkinkan aliran darah antara aorta dan arteri
pulmonal. Karena ductus arterioisus akan tertutup oleh aliran oksigen
dalam pembuluh darah tersebut dan peran serta bradykinin, maka untuk
menyokong kehidupan bayi dengan TGA diperlukan agar ductus
arteriosus tersebut tetap terbuka dengan menghindari pemberian oksigen
tinggi dan pemberian prostaglandin.
2.4 Klasifikasi
TGA dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1. TGA dengan Intact Ventricular Septum (IVS) atau tanpa VSD
2. TGA tanpa Intact Ventricular Septum (IVS) atau dengan VSD
2.5 Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian TGA
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor prenatal, (LPCHS, 2017)
a. Obesitas
b. Diabetes Melitus
c. Usia lebih dari 40 tahun
d. Defisiensi folat
2. Faktor intranatal, terutama pada trimester I(LPCHS, 2017)
a. Nutrisi buruk
b. Rubella atauinfeksi virus lainnya
c. Obat-obatan termasuk alkohol dan jamu. (Hydantoin, Lithium and
thalidomide)
d. Penyakit maternal seperti : DM, Phenylketouria, SLE
3. Faktor genetik. (LPCHS, 2017)
a. Anak yang lahir sebelumnya mederita PJB
b. Ayah atau ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya syndrome down, trisomy 18 dan
trisomy 13, turner’s syndrome, cri-du-chat syndrome, wolf-
hirshhorn syndrome, DiGeorge syndrome,
d.Sindrom kelainan genetik : Marfan syndrome, Smith-Lemli-Opitz
syndrome, Ellis-van Creveld syndrome, Holt-Oram syndrome,
Mucopolysaccharidoses.
e. Lahir dengan kelainan bawaan lahir
2.6 Manifestasi klinis
Secara umum manifestasi klinis yang muncul pada TGA antara lain:
(emedicine, 2017)
1. Sianosis, bisa ringan sampai berat tergantung dari baik atau tidaknya
percampuran darah
2. Sesak nafas
3. Tidak mau makan/menyusui
4. Pasien dengan TGA biasanya lahir dengan berat badan yang normal
atau lebih dari normal.
5. Pada auskultasi akan terdengar bunyi jantung II tunggal oleh karena
posisi aorta berada di anterior dari arteri pulmonalis, sedangkan bising
jantung umumnya tidak ada kecuali bila ada PDA yang besar, VSD
atau obstruksi pada alur keluar ventrikel kiri.
2.7 Patofisiologi
Pada kelainan ini terjadi perubahan posisi aorta dan arteri pulmonalis,
yakni aorta keluar dari ventrikel kanan dan terletak di sebelah anterior
arteri pulmonalis. Sedangkan arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri,
terletak posterior terhadap aorta. Akibatnya aorta menerima darah vena
sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah
diteruskan ke sirkulasi sistemik, sedang darah dari vena pulmonalis
dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan diteruskan ke arteri
pulmonalis dan seterusnya ke paru. Jadi terdapat 2 sirkulasi yang bersifat
paralel sehingga pasien dapat terjadi sesak, sianosis yang berat dan
asidosis metabolik. Pada keadaan ini dapat terjadi cardiac arrest dan
kematian.
Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri pada
TGA + VSD akan menimbulkan aliran paru yang berlebih. Hal ini akan
menigkatkan tekanan hidrostatik kapiler paru sehingga terjadi
penumpukan cairan di kapiler paru. Keadaan ini akan berlanjut sehingga
cairan akan menumpuk di interstisial paru. Adanya cairan pada
interstisial paru akan menambah jarak difusi dan pertukaran gas antara
alveolar paru dan kapiler paru. Klinis dari keadaan ini berupa sesak,
takipnoe, infeksi paru berulang, bronkopneumonia dan oedema paru.
2.8.4 Echocardiography
Diagnosis pasti adalah dengan ekokardiografi, akan tampak arteri
pulmonalis berasal dari ventrikel kiri dan aorta dari ventrikel
kanan.
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Penatalaksanaan Medis
2.9.1.1 TGA dengan IVS
a. Pemberian prostaglandin
Kasus TGA merupakan gawat darurat, karenanya sebelum
diagnosis dipastikan dengan ekokardiografi dianjurkan
untuk memberi prostaglandin untuk menjamin duktus
arteriosus terbuka. Dosis pemberian PGE1 0,01 - 0,05
mcg/kgBB/menit. Sediaan obat 500 mcg/mL
b. Atrial Septostomi
Septostomy adalah prosedur bedah membuat sebuah lubang
kecil di antara atrium atau foramen ovale yang melebar
untuk mengobati dextro-transposisi arteri besar (d-TGA).
Septostomy biasanya dilakukan pada bayi baru lahir yang
berusia dua sampai tiga minggu dan yang dinding
atriumnya masih tipis.
a) Indikasi BT-Shunt
Sebagai tindakan paliatif untuk menunggu bedah korektif
dapat dilakukan pada
(1) Pulmonary Atresia,
(2) Severe Pulmonary Stenosis
(3) Tricuspid Atresia
(4) Severe Fallot's Tetralogy,
(5) Pada pasien TGA dengan IVS, dapat dilakukan BT-
Shunt untuk menciptakan mixing aliran darah,
karena sifatnya yang sama seperti ductus arteriosus
d. Arterial switch : dapat dilakukan pada TGA + IVS usia < 2
mgg
e. Pulomnary Artery Banding : kateterisasi, bila nilai tekanan
LV <2/3 tekanan RV
(2) Kontraindikasi
b. Fontan Procedure
Fontan adalah tindakan terakhir untuk menghubungkan
bagian vena cava inferior ke arteri pulmonalis kanan.
Seahingga IVC dan SVC terhubung langsung dengan
arteri pulmonalis. Dan sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal di gabung di dalam satu ventrikel.