PEMBAHASAN
2.1ANATOMI JANTUNG
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
3
Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
1. Luar/pericardium
Pericardium merupakan terluar yang merupakan kantung
pembungkus jantung. Perikardium juga berfungsi sebgai penghalang
terhadap infeksi dari paru dan mediastinu. Perikardium terdiri atas
dua lapisan yaitu:
Perikardium fibrosum : lapisan luar yang melekat pada tulang
dada, diafragma dan pleura.
Perikardium serosum : lapisan dalam dari perikardium yang
terdiri dari lapisan parietalis yang melekat pada perikardium
fibrosum dan lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang
disebut epikardium..
2. Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(
atrium dan ventrikel).
3. Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membran yang terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava. Jantung terdiri dari empat ruang yaitu
antrium dekstra (serambi kanan), ventrikel dekstra (bilik kanan),
antrium sinistra( serambi kiri), ventrikel sinistra (bilik kiri)
4
Bagian- bagian dari jantung:
5
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari
bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks
kordis.
Ruang-ruang jantung
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
- Vena cava superior
- Vena cava inferior
- Sinus koronarius
- Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan
terdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri
dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
Katup-katup Jantung
1) Katup Trikupsid
Katup trikupsid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
ventrikel kanan. Katup trikupsid berfungsi mencegah kmbalinya aliran
darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikupsid terdirib dari 3 daun
katup
6
2) Katup Pulmonal
Setelah katup trukupsid tertutup, darah akan mengalir dari dalam
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan langsung dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari
3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan
menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah
mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3) Katup Bikuspid
Katup bicuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri. Seperti katup tricuspid, katup bicuspid menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Katup bicuspid terdiri dari dua daun
katup.
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta.
Katup ini akan membuka pada data ventrikel kiri berkontraksi sehingga
darag akan mengalir ke seluruh tubuh. Sebaliknya katup akan mentup
pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk
kembali ke dalam ventrikel kiri.
7
Peredaran darah jantung
8
sehingga konsentrasi ion kalsium dalam sel meningkat.
Peningkatan ion kalsium ini mengakibatkan pergeseran
tropomiosin pada ikatan aktin sehingga terbuka celah hubungan
antara aktin dan miosin yang merupakan awal terjadinya kontraksi.
Sistem konduksi jantung terdiri dari Sinoatrial Node (SA Node),
Atrioventrikular Node (AV Node), Bundel His dan Serat Purkinje.
1. Sinoatril Node (SA Node), terletak diantara vena cava superior
dengan atrium kanan. SA Node merupakan pacemaker dimana
impuls listrik jantung pertama kali ditimbulkan. Impuls listrik
yang ditimbulkan kira-kira 60-100 kali per menit. Pada SA
Node pengontrolan impuls dipengaruhi oleh saraf simpatis dan
saraf parasimpatis. Selanjutnya impuls listrik dari SA Node akan
dihantarkan ke AV Node.
2. Atrioventrikular Node (AV Node), terletak antara bagian bawah
atrium kanan dan ventrikel atau dekat septum atrium. AV Node
menerima impuls listrik dari SA Node untuk selanjutnya
diteruskan ke Berkas his.
3. Bundel His bercabang menjadi Cabang Bundel his kanan dan
Cabang Bundel His kiri, kemudian pada cabang bundel his kiri
bercabang menjadi bagian anterior dan posterior. Baik cabang
bundel his kanan atau kiri berakhir pada serabut Purkinje.
4. Serat Purkinje merupakan serat otot jantung dengan jaringan
yang menyebar pada otot endokardium bagian ventrikel. Serabut
ini mampu menghantarkan impuls listrik dengan cepat,
kecepatannya lima kali lipat dari kecepatan hantaran serabut otot
jantung. Adanya aliran impuls yang cepat ini memungkinkan
kontraksi dari atrium dan ventrikel dapat berlangsung secara
terkoordinasi.
9
Sumber: http://www.google.co.id
2.2.2SIKLUS JANTUNG
10
kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam
ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium.
Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai berlangsung
bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh
penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium.
Selam kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi
daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.
11
2.2.3 CURAH JANTUNG
Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya.
Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah ditempat
tertentu. Misalnya bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel
kanan lebih besar dari ventrikel kiri, maka jumlah darah tidak dapat
diteruskan oleh ventrikel kiri keperedaran darah sistemik sehingga
terjadi penimbunan darah di paru-paru.
Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit
disebut curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan
ventrikel pada setiap kali sistole disebut volume sekuncup dengan
demikian curah jantung = isi sekuncup x frekuensi denyut jantung
permenit.
Umumnya pada tiap sistole ventrikel tidak terjadi pengosongan
total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan.
Misalnya isi ventrikel pada akhir sistole 120 cc, isi sekuncup = 80
cc, maka pada akhir sistole masih tersisa 40 cc darah dalam
ventrikel. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume
residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama ,
bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa
pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dapat turun naik pada
berbagai keadaan (meningkat pada waktu kerja berat, stress,
peningkatan suhu lingkungan, dan keadaan hamil, sedangkan curah
jantung menurun pada waktu tidur.
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh
kedua vertikel permenit. Curah jantung terkadang disebut volume
jantung per menit . volumenya kurang dari 5 L per menit pada
laki-laki berukuran rata- rata dan kurangnya 20% pada perempuan .
1. Perhitungan curah jantung adalah sebagai berikut:
12
Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel : beban awal,
kontraktilitas, dan beban akhir.
Beban awal : otot jantung diregangkan sebelum vertikal
sinistra berkontraksi, berhubungan dengan panjang otot
jantung. Peningkatan beban awal menyebabkan kontraksi
ventrikal lebih kuat dan meningkatkan volume curah hujan.
Peningkatan beban awal akibat dari peningkatannya volume
darah yang kembali ke vertikel. Semakin direnggangkan
serabut otot jantung, semakin besar kontraksinya sampai
batas tertentu.
Kontraktilitas (kemampuan) : bila saraf simpatis yang
menuju ke jantung dirangsang maka ketegangan keseluruhan
akan bergeser ke atas, atau ke kiri atau meningkatkan
kontraktilitas. Bila sebagian dari miokad vertikel tidak
berfungsi maka kerja vertikel akan berkurang, menyebabkan
depresi (menurunnya) kontraktilitas setiap miokad.
Beban akhit : resisten (ketahanan) yang harus di atasi waktu
darah di keluarkan dari vertikel, suatu beban vertikel kiri
untuk membuka katub seminuralis aorta dan mendorong
darah selama kontraksi. Peningkatan drastis beban akhir
akan meningkatkan kerja ventrikel dan meningkatkan
oksigen serta mengkibatkan kegagalan ventrikel.
Frekuensi jantung : dengan meningkatnya frekuensi jantung
akan memperberat pekerjaan jantung.
13
Jantung mampu menyesuaikan output dengan inputnya
berdasarkan alasan :
Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir
diastolik
Peningkatan volume diastolik akhir, akan mengembangkan
serabut miokardial ventrikel
Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembangkan
pada permulaan kontraksi( dalam batasan fisiologis), semakin
banyak isi ventrikel, sehingga daya kontraksi semakin besar. Hal
ini disebabkan hukum frank starling tetang jantung.
3. Faktor yang mendukung aliran vena dan memperbesar
curah jantung meliputi:
Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup- katup , yang
memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan
mencegah alirah balik. Kontraksi otot- otot tungkai mambantu
mendorong darah ke arah jantung melawan gaya grafitasi.
Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negatif dalam
rongga toraks menghisap udara dalam paru- paru dan darah vena
atrium.
Reservoar vena. Dibawah stimulasi saraf simpati simpati, darah
yang tersimpan dalam limpa, hati dan pembuluh darah, kembali
ke jantung saat curah jantung turun.
Gaya grafitasi area diatas jantung membantu aliran balik vena.
4. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan
mempengaruhi curah jantung:
Perubahan posisi tubuh dari posisi terlentang menjadi tegak,
memindahkan darah dari sirkulasi pilmonar ke vena- vena
tungkai. Peningkatan refleks pada ferkuensi jantung dan tekanan
darah dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.
Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya akibat hemoragi
dan volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan aliran
balik vena dan curah jantung.
14
Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan
pulmonar memaksa vertikel bekerja lebih keras untuk
mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan
yang harus dihadapi vebtrikel yang berkontraksi, semakin
sedikit curah jantungnya.
5. Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi:
Hormon medular adrenalin. Epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi
sehingga jantung meningkat
Ion. Kosentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah cairan
intersial mepengaruhi frekuensi dan curah jantung
Usia dan ukura tubuh seseorang dapat mepengaruhi jantung
Penyakit kardioveskuler.
15
Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, tergantung
pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung pria dewasa pada keadaan
istirahat kurang lebih dari 5 liter dapat turun atau naik pada
berbagai keadaan. Curah jantung meningkat waktu kerja berat,
stress, peningkatan suhu lingkungan , dan keadaan hamil.
Sedangkan curah jantung menurun ketika waktu tidur.
16
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena.Arteri berhubungan
langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang
dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan.Dinding arteri lebih tebal
dari pada dinding vena.Dinding arteri dan vena mempunyai tiga
lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium,
lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan
lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan
serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler.
Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya
memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran
basal.
Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah
berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing
pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah terbagi menjadi :
a. Pembuluh Darah Arteri
Arteri atau pembuluh darah nadi merupakan pembuluh darah
yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh tubuh
dan alat tubuh.Pembuluh darah yang paling besar keluar dari
ventrikel sinistra, disebut aorta.Arteri mempunyai dinding yang
tebal dan kuat tetapi mempunyai sifat yang sangat elastis, terdiri
dari tiga lapisan:
- Tunika intima (interna): lapisan yang paling dalam,
berhubungan dengan darah, terdiri dari lapisan endothelium
dan jaringan fibrosa.
- Tunika media: lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot
polos sifatnya sangat elastis, mempunyai sedikit jaringan
fibrosa, karena susunan otot tunika ini arteri dapat
berkontraksi dan berdilatasi.
- Tunika eksterna (adventitia): lapisan yang paling luar terdiri
dari jaringan ikat gembur untuk memperkuat dinding arteri,
jaringan fibrotic yang elastis.
17
Arteri berfungsi memberi nutrisi pada pembuluh tersebut
yang disebut vosa vasorum. Arteri dapat berkontraksi dan
berdilatasi disebabkan pengaruh susunan saraf otonom.
Karakteristik arteri :
18
4. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan
dan paru-paru kiriserta membawa darah menuju serambi kiri
jantung.
Karakteristik vena :
Sistem Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil sehingga
disebut juga pembuluh rambut. Pada umumnya kapiler-kapiler
meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan
dengan sel. Kapiler terdiri dari:
1. Kapiler arteri, tempat berakhirnya arteri. Makin kecil
arteriol, makin hilang lapisan dinding dari arteri sehingga
pada kapiler arteri lapisan dinding hany menjadi satu
lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan yang sangat
tipis ini memungkinkan cairan darah/limfe merembes
keluar membentuk cairan jaringan, membawa air, mineral
dan zat makanan melalui pertukaran gas antara pembuluh
19
kapiler dengan jaringan sel. Kapiler juga menyediakan
oksigen dan menyingkirkan karbondioksida.
2. Kapiler vena, lapisannya hampir sama dengan kapiler
arteri. Fungsinya adalah membawa zat sisa yang tidak
terpakai oleh jaringan sel berupa zat ekskresi dan
karbondioksida. Darah dibawa keluar dari tubuh melalui
venolus, vena dan seterusnya keluar tubuh melalui tiga
proses yaitu pernapasan, keringat dan feses.
Fungsi kapiler
20
volume cairan akan menaikkan kembali tekanan menjadi
normal.
21
melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan
dan berbanding terbalik dengan resistensi pembuluh.Tekanan rata-
rata darah saat memasuki sistem vena hanya sekitar 17 mmHg,
tetapi karena tekanan atrium mendekati 0 mmHg, maka masih
terdapat gaya dorong untuk mengalirkan darah melalui sistem vena.
Apabila terdapat keadaan patologis yang mengakibatkan tekanan
atrium meningkat,maka gradien tekanan dari vena-ke-atrium akan
menurun, dan mengakibatkan aliran balik vena menurun dan
terdapatnya bendungan darah di sistem vena. Terdapat lima faktor
yang mempengaruhi aliran balik vena :
22
d. Efek Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena
Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada akan
menjadi rata-rata 5 mmHg dibawah tekanan atmosfer. Aliran
darah balik vena dari ekstremitas akan terpajang perubahan ini.
Perbedaan tekanan ini akan memeras darah dari vena-
vena bagian bawah menuju ke vena dada dan meningkatkan
aliran balik vena. Hal ini dikenal dengan sebagai pompa
respirasi.
e. Efek Penghisapan Jantung pada Aliran Balik Vena
Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah
mengakibatkan atrium semakin mengembang dan menurunkan
tekanannya sehingga gradien tekanan vena ke atrium akan
meningkat dan aliran balik vena juga meningkat.
23
Point of Maximal Impulse,dapat ditemukan pada sisi kiri dada, kurang
lebih 2 inci ke kiri dari ujung sternum. Titik ini dapat dipalpasi dengan
mudah dan pada titik ini pula biasanya apical pulse diperiksa secara
auskultasi dengan menggunakan stetoskop. Tekanan darah adalah gaya
yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh
darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk
menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi
yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua
harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole
dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang
menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni
saat jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode
kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas empat fase
(Saladin, 2003). Tekanan darah memiliki sifat yang dinamis. Pada
perubahan posisi tubuh dari berbaring telentan, duduk, dan berdiri,
tekanan darah mengadakan penyusaian untuk dapat tetap menunjang
kegiatan tubuh.
1. Pada posisi berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah
yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin
menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika
seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.
Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada
pembuluh ”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi
sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka
waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan
menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai
bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot
menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena
cukup (Ganong, 2002 dalam Anggita, 2012 ).
Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.
Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang
24
ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke
jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan
kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke
seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan
kembali ke jantung begitu seterusnya. Pada vena ke bawah dari kepala
ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada
katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke
jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka
darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang,
sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya
darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila
berkurang maka tekanannya menurun.
(Mohrman D and Jane H,2006) Pada keadaan berbaring telentang
didapatkan rata-rata tekanan sistolik sebesar 118,25 dan diastolic
sebesar 79, sedangkan pada keadaan duduk tekanan sistolik didapatkan
rata-rata sebesar 118,75 dan diastolic sebesar 80,75, pada keadaan
berdiri tekanan sistolik didapatkan rata-rata sebesar 116,25 dan diastolic
sebesar 83. Pengukuran tekanan sistolik dan diastolic mengalami
fluktasi, seharusnya tekanan sistolik dan diastolic menunjukkan
peningkatan dari posisi berbaring telentang, duduk dan berdiri. Naiknya
tekanan sistolik dan diastolik dipengaruhi oleh:
1. Tonus Otot, ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan
tonus pada saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot
meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan
curah jantung (cardiac output) menjadi lebih besar. Keadaan ini
menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta
denyut jantung. (Mohrman D and Jane H,2006)
2. Efek Gravitasi dan baroreseptor Pada perubahan posisi tubuh, tekanan
darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah
akan mengumpul pada pembuluh kapasitan vena ekstermitas inferior
sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang dengan sendirinya
curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jantung akibat
25
pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung
mengurangi darah ke otak.
2. Pada posisi duduk
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil.
Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis
terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak
melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-
otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot
tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu
mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal
ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa
menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi
abdomen (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012).
Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang
cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh
menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini
membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.
Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi
berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung
karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir
ke otak.
3. Pada posisi tidur (terlentang, miring)
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih
sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini
disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan
berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke
jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung
lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap
denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya
untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi
lebih sedikit.
26
Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara
mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama
kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan
mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. VO2 max
adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada
saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi berbaring, dalam
keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan
pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi
berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal
yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi
sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 --
100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas
kerja) makin sedikit isi sekuncup. hal ini disebabkan memendeknya
waktu pengisian diastole akibat frekuensi denyut jantung yang
meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya
berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian
dari 0,3 detik tersebut) (Guyton, 2002 dalam Anggita, 2012).
27
pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin
dan ibu saat hamil dan bersalin. Saat seseorang berhubungan seksual
aliran darahnya akan meningkat. Jika aliran darah meningkat, maka
kebutuhan energi dan metabolismenya pun meningkat. Meningkatnya
kebutuhan energi dan metabolisme ini akan memacu jantung berdetak
lebih cepat. Bila kondisi jantung tidak normal, detak jantung yang
semakin cepat dapat membuat beban jantung semakin berat. Kondisi
ini bisa berakibat pada gagal jantung.
Pada dua trimester pertama kehamilan, volume darah ibu yang
bersirkulasi meningkat 40% (dari 3500 cm³ menjadi 5000 cm³).
Penambahan volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem renin-
angiotension. Estrogen plasenta meningkatkan produksi
angiotensinogen oleh hati, dan estrogen bersama dengan progesteron
meningkatkan produksi enzim proteolitik, renin oleh ginjal. Renin
memecah angiotensinogen untuk membentuk angiotensin I, yang
dikonversi menjadi angiotensin II (AII) di dalam paru dan tempat lain.
Peningkatan jumlah AII bekerja pada zona glomerulosa kelenjar
adrenal untuk meningkatkan produksi aldosteron. Aldosteron
merangsang penambahan volume melalui retensi natrium dan air.
Kapasitas pengangkut oksigen harus dipertahankan saat terjadinya
peningkatan volume darah yang bersirkulasi. Absorpsi besi meningkat
untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin selama
terjadi penambahan volume.
Hilangnya respon vaskuler perifer terhadap AII menyertai
peningkatan volume darah yang bersirkulasi. AII merupakan
vasokonstriktor poten dan hilangnya respon AII menyebabkan
penurunan tekanan darah ibu selama awal trimester kedua. Hipotensi
relatif ini terlihat pada sebagian besar wanita yang hamil walaupun
terdapat peningkatan kadar AII. Tekanan darah ibu perlahan-lahan
akan meningkat seperti kadar sebelum kehamilan pada trisemester
ketiga. Progesteron merangsang relaksasi otot polos secara
keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah ibu.
28
Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular,
1. Dapat terjadi peningkatan kolesterol,
2. HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung
koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan
kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.
Peran Vaskuler (Pembuluh Darah)
29
Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila
pembengkakan berlebihan dan terjadi di tangan atau muka
karena bisa merupakan gejala pre eklampsi. Terjadinya anemia
fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %).
10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila
berada dalam posisi terlentang.
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian (organ-
organ) tubuh secara terus menerus untuk menjamin suplai oksigen dan
zat-zat nutrient lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi
dengan baik. Aliran darah ke seluruh tubuh dapat berjalan berkat
adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah
sebagai alat pengalir atau distribusi.
30
rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%,
maka terjadi penuruna hematokrit selama kehamilan
normal(anemia fisioligis).
Tekanan darah turun selama 24 minggu pertama kehamilan
akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang
disebabkan oleh pengaruh peregangan otot otot hals oleh
progesterone.
Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan distolik
pada 10-15mmHg.
Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung disebabkan
oleh peningkatan volume darah dan curah jantung karena
diafragma terdorong keatas, jantung terangkat ke atas dan
berotasi kedepan dan ke kiri • Pada akhir TM I, sebagian bumil
mengalami hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh
hormone estrogen dan progesterone, terjadi pembesaran kapiler,
relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester II
Pada kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses
hemodilusi.
Meningkatkan penurunan konsentrasi haemoglobin dari 15 gr/dl
menjadi 12,5 gr/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai di
bawah 11gr/dl.
Hemoglobin turun berhubungan dengan defisiensi zat besi.
3. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester III
Terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan
secara bersamaan terjadi penurunan limfosit dan monosit CD4
T.
Terjadi penekanan pada aorta akibat pembesaran uterus akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.
Posisi tidur terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika
dibandingkan dengan posisi miring -> ibu hamil tidak
dianjurkan untuk tidur dengan posisi terlentang.
1. Pembentukan jantung
Setelah anyaman pembuluh darah yang tidak teratur terbentuk
diantara jonjot khorion dan cakram mudrigah dan juga disertai adanya
aliran darah , anyaman pembuluh darah aliran darah yang primitive
31
terus berkembang di ujung cakram mudigah sebagai pusat pengatur
yaitu bakal jantung. Bakal jantung lalu masuk dalam embrio melalui
leher sampai rongga dada (descensus cordis ). Lalu terbentuk
hubungan yang erat dengan tabung endoterm. Tempat terjadinya
induksi bakal hepar melalui factor reaksi corda dorsalis dan eksoderm.
Pembentukan darah yang intesif segera berfungsi sebagai suatu organ
efektifnya menunjang peredaran darah embrio.
Khorion dan lapisan tranfoblas agar terbentuk sirkulasi ritmis yang
teratur, namun pada saat yang sama berusaha agar pembentukan darah
yang penting dari sirkulasi dapar mulai melalui induksi bakal hati.
Pekembangan jantung pada janin sangat tergantung dengan
perkembangang organ. Perkembangan jantung mulai dari
terbentuknya rongga pericardium yang mula mula menyelubungi
sepasang pembuluh endotel , terbentuk pada ujung cakram mudigah
dan tersusun menjadi mudigah yang tersusun menyerupai tapal kapal
memanjang pada kedua sisi neural tube dalam bentuk suatu saluran
yang membujur kea rah keaudal ( ductus pericardio – perirocalis ) dan
berhubungan dengan rongga tubuh (coelom ) yang terbentuk dari
lempeng leteral mesoderm sehingga terjadinya perkembangan organ
jantung.
Pembentukan myocardial tube , lapisan bagian luar menjadi
struktur jaringan ikat yang kuat dan kemudian menjadi kantung
jantung pada endo cardial heart tube, namun di pisahkan jaringan ikat
pada sel dan menyerupai jel.
32
Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus
dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan
makanan dan oksigen. Pembuluh darah berasal dari bahan mesoderm
saat embrio berusia 3 minggu. Pada saat awal, terbentuk empat
ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya
berpisah. Hal ini untuk memisahkan darah oksigenasi serta yang
keluar dari paru-paru dan sirkulasi tubuh. Kemudian pada akhir bulan
kedua, ventrikel telah terpisah dan dua atrium juga secara parsial.
Keadaan ini tetap hingga setelah lahir dan pada saat didalam uterus
darah secara bebas (mengingat paru belum berfungsi secara maksimal)
yakni semua darah masuk ke jantung embrio melalui atrium kanan ke
dalam vena kava superior dan inferior. Adanya pembukaan dua atrium
dapat memungkinkan separuh darah menyilang ke sisi kiri dan
kemungkinan fungsi pompa jantung dibagi diantara ventrikel.
Kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan seiring dengan
berkembangnya arkus aorta, suatu arkus tunggal yang hingga dewasa
tetap menjadi aorta dan arkus yang terakhir menjadi aorta pulmonalis.
33
Awal denyut dimulai pada daerah ventrikel dan saat perkembangan
dini kontrol jantung ada pada daerah sinoatrial. Kemudian saraf
hormon akhirnya juga mempengaruhi denyutan jantung seperti saraf
simpatis dan saraf parasimpatis, adrenalin, dan nor adrenalin serta
adanya tiroksin yang dapat memacu jantung. Kemudian saat belum
terbentuknya paru, sistem sirkulasi paru yang berfungsi adalah
plasenta, dimana arteri umbilikalis mengalirkan darah yang
deoksigenasi ke jaringan fetus kemudian ke plasenta.
34
kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan
plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi
penurunan tekanan dalam atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri,
katup pun menutup. Beberapa minggu terjadiperubahan tekanan,
kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi kegagalan
untuk menutup dan akhirnya darah bercampur lagi. Selain itu, pada
perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan vaskular mengalami
perubahan yakni melakukan gerakan darah dari arteri pulmonalis ke
aorta desenden, melalui paru-paru.
1) Minggu 3:
2) Minggu ke-4 :
35
belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke
jantung).
3) Minggu ke-5 :
4) Minggu ke-6 :
5) Minggu ke-7 :
6) Minggu ke-12 :
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari
tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di
dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak
36
jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan
beratnya 14 gram.
37
selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali
pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami
obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan
oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan
nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan
sendiri.
38
oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke
paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan
pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran
pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
39
2. Shock sekunder
Terjadi gangguan keseimbangan cairan, yang menyebabkan
defisiensi sirkulasi perifer di setai jumlah volume darah yang
menurun, aliran darah yang berkurang, hemokonsentrasi dan
fungsi gunjal yang terganggu setelah terkena kerusakan, tetapi
baru beberapa waktu sesudahnya. gejalanya ialah rasa lesu dan
lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama vena-vena
superfisial, pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan
darah rendah , oliguria dan kadang-kadang di setai muntah yang
berwarna seperti air kopi akibat perdarahan lambung
(hematemesis).
Penyebab utama shock ada enam, diantaranya:
1. Shock kardiogenetik
Dapat timbul setelah kolapsnya curah jantung, yang sering
terjadi akibat infark miokardium, fibrilasi, atau gagal jantung
kongestif disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang
mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti
sama sekali untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Shock
kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel, yang
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan. Ventrikel kiri gagal bekerja
sebagai pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung
yang memadai untuk mempertahankan perfusi jaringan. Shock
kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya tanda-
tanda shock dan dijumpai adanya penyakit jantung.
Sistematika shock kardiogenik
40
2. Shock hipovolemik
Dapat timbul apabila terjadi kehilangan volume darah sirkulasi
sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun drastis.
Perdarahan dan dehidrasi dapat menyebabkan syok
hipovolemik.
Sistematika shock hipovolemik
41
3. Shock anafilaktik
Dapat timbul setelah suatu respons alergi luas yang berkaitan
dengan degranulasi sel mast dan pelepasan mediator- mediator
peradangan misalnya histamin dan prostaglandin.
Sistematika shock anafilaktik
42
4. Shock septic
Shock septik dapat terjadi pada infeksi oleh bakteri hematogen,
atau akibat keluarnya isi saluran cerna ke dalam tubuh karena
perforasi saluran cerna atau pecahnya usus buntu.Sebagian
bakteri berlaku sebagai superantigen yang mampu merangsang
secara cepat timbulnya shock septic.
Sistematik shock septic
43
5. Shock neurogenik
Dapat di timbulkan oleh cedera otak yang mengenai pusat
kardiovaskular di otak, cedera kordaspinalis, atau anestesis
umum yang dalam. Shock ini juga dapat terjadi akibat letupan
rangsangan parasimpatis ke jantung yang memperlambat
kecepatan dnyut jantung dan menurunkan rangsangan simpatis
ke pembuluh darah.Salah satu contoh adalah pingsan mendadak
akibat gangguan emosional.
Sistematik shock neurogenik
44
6. Shock hemoragik
Disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Fase Syok:Fase
Kompensasi, Fase Dekompensasi, Fase Kerusakan Jaringan
dan Bahaya Kematian.
2.6.2MEKANISME SHOCK
1. Tahap nonprogresif
Mekanisme neurohormonal membantu mempertahankan curah
jantung dan tekanan darah. Meliputi refleks baroreseptor,
pelepasan katekolamin, aktivasi poros rennin-angiotensin,
pelepasan hormonan antidiuretik dan perangsangan simpatis
45
umum. Efek akhirnya adalah takikardi, vasokontriksi perifer
dan pemeliharaan cairan ginjal. Pembuluh darah jantung dan
otak kurang sensitive terhadap respon simpatis tersebut
sehingga akan mempertahankan diameter pembuluh darah,
aliran darah dan pengiriman oksigen yang relative normal ke
setiap organ vitalnya.
2. Tahap progresif
Jika penyebab shock yang mendasar tidak diperbaiki, shock
secara tidak terduga akan berlanjut ke tahap progresif. Pada
keadaan kekurangan oksigen yang menetap, respirasi aerobic
intrasel digantikan oleh glikolisis anaerobik disertai dengan
produksi asam laktat yang berlebihan. Asidosis laktat metabolic
yang diakibatkannnya menurunkan pH jaringan dan
menumpulkan respon vasomotor, arteriol berdilatasi dan darah
mulai mengumpul dalam mikrosirulasi. Pegumpulan perifer
tersebut tidak hanya akan memperburuk curah jantung, tetapi
sel endotel juga berisiko mengalami cedera anoksia yang
selanjutnya disertai DIC. Dengan hipoksia jaringan yang
meluas, organ vital akan terserang dan mulai mengalami
kegagalan. Secara klinis penderita mengalami kebingungan dan
pengeluaran urine menurun.
3. Tahap irreversible
Jika tidak dilakukan intervensi, proses tersebut akhirnya
memasuki tahap irreversible. Jejas sel yang meluas tercermin
oleh adanya kebocoran enzim lisososm, yang semakin
memperberat keadaan syok. Fungsi kontraksi miokard akan
memburuk yang sebagiannya disebabkan oleh sintesis nitrit
oksida. Pada tahap ini, klien mempunyai ginjal yang sama
sekali tidak berfungsi akibat nekrosis tubular akut dan
meskipun dilakukan upaya yang hebat, kemunduran klinis yang
terus terjadi hamper secara pasti menimbulkan kematian.
46
2.6.3HOMEOSTASIS TUBUH HIDUP SHOCK
Homeostatis Tekanan Darah:
Pengaturan tekanan arteri oleh sistem baroreseptor
Di arteri besar terdapat banyak reseptor syaraf yang disebut
Baroreseptor, yang tergangtung oleh rangsangan dinding arteri
Jika tekanan arteri meningkat menyebabkan rangsangan ke
baroreseptor meningkat diteruskan ke medulla oblongata
sebagai pusat vasometer memerintah jantung untuk mengurangi
aktivitas sehingga terjadi bradicharti dan pembuluhn darah
mengalami vasodilatasisehingga tekana arteri menurun
Jika tekanan arteri menurun, rangsangan diteruskan ke
baroreseptor munurun dilaporkan ke medulla oblongata sebagai
pusat vasomotor kemudian medulla oblongata memerintah ke
jantung untuk meningkatkan aktivitas sehingga sehingga terjadi
tachicardi, sedangkan pada pembuluh darah akan terjadi
vasokontriksi, dimana keduanya akan menyebabkan tekanan
arteri meningkat.
Homeostatis Tubuh Terhadap Shock (terutama shock
haemorhagik)
Hemeostatis adalah penghentian perdarahan oleh sifat
fisiologis.Hemostasis normal dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu:
Hemeostasis primer
Hemeostatis primer yang berperan adalah komponen vaskuler
dan komponen trombosit. Disini terbentuk sumbat trombosit
(trombosit plug) yang berfungsi segera menutup kerusakan dinding
pembuluh darah.
Hemeostasis sekunder.
Pada hemostasis sekunder yang berperan adalah protein
pembekuan darah, juga dibantu oleh trombosit. Pada pemeriksaan
hemostasis, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Antikoagulan
47
2. Penampung
3. Semprit dan jarum
4. Cara pengambilan darah
5. Kontrol
6. Penyimpanan dan pengiriman
48
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh.
Fungsi pembuluh darah adalah mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke
seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai
kembali ke jantung. Faktor- faktor yang mempengaruhi aliran balik vena adalah
efek Aktivitas Simpatis pada Aliran Balik Vena, Efek Aktivitas Otot Rangka
pada Aliran Balik Vena, Efek Katup Vena pada Aliran Balik Vena, Efek
Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena, dan Efek Penghisapan Jantung
pada Aliran Balik Vena.
49
Hubungan kardiovaskuler dengan perempuan dengan anak berupa pada
perempuan yang hamil dan pada pertumbuhan kardiovaskuler janin. Jika
seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah berat, akibatnya jika sudah
ada penyakit jantung maka penyakit jantungnya akan bertambah parah, dan
penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya
sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan
bersalin. Pekembangan jantung pada janin sangat tergantung dengan
perkembangang organ . Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi
khusus dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan
makanan dan oksigen,
50