Anda di halaman 1dari 48

BAB II

PEMBAHASAN

2.1ANATOMI JANTUNG
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.

Otot Jantung, ciri- ciri:


1. Otot jantung bekerja di luar kesadaran. Dipengaruhi oleh saraf otonom
yang terdiri dari saraf simapatik dan saraf parasimpatik.
2. Memiliki bentuk serabut lurik yang bercabang-cabang.
3. Jumlah inti sel satu atau banyak.
4. Intin sel otot jantung terletak di tengah serabut.

3
Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

1. Luar/pericardium
Pericardium merupakan terluar yang merupakan kantung
pembungkus jantung. Perikardium juga berfungsi sebgai penghalang
terhadap infeksi dari paru dan mediastinu. Perikardium terdiri atas
dua lapisan yaitu:
 Perikardium fibrosum : lapisan luar yang melekat pada tulang
dada, diafragma dan pleura.
 Perikardium serosum : lapisan dalam dari perikardium yang
terdiri dari lapisan parietalis yang melekat pada perikardium
fibrosum dan lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang
disebut epikardium..
2. Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
 Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
 Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
 Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(
atrium dan ventrikel).
3. Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membran yang terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava. Jantung terdiri dari empat ruang yaitu
antrium dekstra (serambi kanan), ventrikel dekstra (bilik kanan),
antrium sinistra( serambi kiri), ventrikel sinistra (bilik kiri)

4
Bagian- bagian dari jantung:

a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan


pembuluh darah besar dan dibentuk oleh atrium sinistra dan sebagian
oleh atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut
tumpul.
Tepi jantung( margo kordis) yaitu:
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari
vena kava superior sampai ke apeks kordis

5
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari
bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks
kordis.
Ruang-ruang jantung
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
- Vena cava superior
- Vena cava inferior
- Sinus koronarius
- Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan
terdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri
dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta

Katup-katup Jantung
1) Katup Trikupsid
Katup trikupsid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
ventrikel kanan. Katup trikupsid berfungsi mencegah kmbalinya aliran
darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikupsid terdirib dari 3 daun
katup

6
2) Katup Pulmonal
Setelah katup trukupsid tertutup, darah akan mengalir dari dalam
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan langsung dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari
3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan
menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah
mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3) Katup Bikuspid
Katup bicuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri. Seperti katup tricuspid, katup bicuspid menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Katup bicuspid terdiri dari dua daun
katup.
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta.
Katup ini akan membuka pada data ventrikel kiri berkontraksi sehingga
darag akan mengalir ke seluruh tubuh. Sebaliknya katup akan mentup
pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk
kembali ke dalam ventrikel kiri.

7
Peredaran darah jantung

1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan


kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-
cabang ke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra.
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
2.2FISIOLOGI JANTUNG
2.2.1SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Otot jantung dapat menghantarkan impuls listrik secara
automatis dan berirama. Kemampuan serabut otot jantung
menghantarkan impuls listrik disebut konduksi. Adanya impuls
listrik memungkinkan otot jantung mengalami depolarisasi
sehingga jantung dapat berkontraksi, keadaan ini disebut
eksitabilitas. Depolarisasi terjadi akibat adanya perbedaan
konsentrasi muatan ion pada intrasel dan ekstrasel dalam sel otot
jantung sehingga terjadi pergerakan ion menyebrang ke membran
semipermiable membran sel. Adanya sistem konduksi ini
memungkinkan jantung dapat berkontraksi antara atrium dan
ventrikel secara sinkron.
Pada keadaan istirahat muatan dalam sel lebih negatif dari
pada di luar sel. Adanya perbedaan muatan ion sodium dan
potasium, dimana muatan ion sodium lebih besar diluar sel
dibandingkan didalam sel dan konsentrasi ion potasium lebih besar
didalam sel mengakibatkan terjadi membran potensial. Ketika otot
jantung di stimulasi sampai mencapai ambang batas terjadi
pergerakan ion ekstrasel dan intrasel mkaa terjadilah depolarisasi.
Ion-ion lain yang berperan dalam proses kontraksi otot jantung
adalah kalsium, klorida dan magnesium. Selama depolarisasi
membran sel otot permeabel terhadap peningkatan ion kalsium,

8
sehingga konsentrasi ion kalsium dalam sel meningkat.
Peningkatan ion kalsium ini mengakibatkan pergeseran
tropomiosin pada ikatan aktin sehingga terbuka celah hubungan
antara aktin dan miosin yang merupakan awal terjadinya kontraksi.
Sistem konduksi jantung terdiri dari Sinoatrial Node (SA Node),
Atrioventrikular Node (AV Node), Bundel His dan Serat Purkinje.
1. Sinoatril Node (SA Node), terletak diantara vena cava superior
dengan atrium kanan. SA Node merupakan pacemaker dimana
impuls listrik jantung pertama kali ditimbulkan. Impuls listrik
yang ditimbulkan kira-kira 60-100 kali per menit. Pada SA
Node pengontrolan impuls dipengaruhi oleh saraf simpatis dan
saraf parasimpatis. Selanjutnya impuls listrik dari SA Node akan
dihantarkan ke AV Node.
2. Atrioventrikular Node (AV Node), terletak antara bagian bawah
atrium kanan dan ventrikel atau dekat septum atrium. AV Node
menerima impuls listrik dari SA Node untuk selanjutnya
diteruskan ke Berkas his.
3. Bundel His bercabang menjadi Cabang Bundel his kanan dan
Cabang Bundel His kiri, kemudian pada cabang bundel his kiri
bercabang menjadi bagian anterior dan posterior. Baik cabang
bundel his kanan atau kiri berakhir pada serabut Purkinje.
4. Serat Purkinje merupakan serat otot jantung dengan jaringan
yang menyebar pada otot endokardium bagian ventrikel. Serabut
ini mampu menghantarkan impuls listrik dengan cepat,
kecepatannya lima kali lipat dari kecepatan hantaran serabut otot
jantung. Adanya aliran impuls yang cepat ini memungkinkan
kontraksi dari atrium dan ventrikel dapat berlangsung secara
terkoordinasi.

9
Sumber: http://www.google.co.id

2.2.2SIKLUS JANTUNG

Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan


pengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung).
Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang
terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh
jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah repolarisasi otot
jantung.

Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada


dalam keadaan distol. Karena aliran darah masuk secara kontinu
dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi
tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Karena
perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir
mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole
ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlaha-lahan meningkat
bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel,
nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls
menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium menimbulkan

10
kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam
ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium.
Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai berlangsung
bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh
penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium.
Selam kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi
daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.

Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel.


Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai.
Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai
volume diastolik akhir(end diastilic volume,EDV). Selama sikluus
ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan ke ventrikel. Dengan
demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darah maksimum
yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.

Jumlah darah yang dipompa keluar dari setiap ventrikel


pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume /isi sekuncup (stroke
volume,SV); SV setara dengan volume diastolik akhir dikurangi
volume sistolik akhir, dengan kata lain perbedaan antara volume
darah di ventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi adalah
jumlah darah yang disemprotkan selama kontraksi.

11
2.2.3 CURAH JANTUNG
Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya.
Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah ditempat
tertentu. Misalnya bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel
kanan lebih besar dari ventrikel kiri, maka jumlah darah tidak dapat
diteruskan oleh ventrikel kiri keperedaran darah sistemik sehingga
terjadi penimbunan darah di paru-paru.
Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit
disebut curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan
ventrikel pada setiap kali sistole disebut volume sekuncup dengan
demikian curah jantung = isi sekuncup x frekuensi denyut jantung
permenit.
Umumnya pada tiap sistole ventrikel tidak terjadi pengosongan
total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan.
Misalnya isi ventrikel pada akhir sistole 120 cc, isi sekuncup = 80
cc, maka pada akhir sistole masih tersisa 40 cc darah dalam
ventrikel. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume
residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama ,
bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa
pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dapat turun naik pada
berbagai keadaan (meningkat pada waktu kerja berat, stress,
peningkatan suhu lingkungan, dan keadaan hamil, sedangkan curah
jantung menurun pada waktu tidur.
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh
kedua vertikel permenit. Curah jantung terkadang disebut volume
jantung per menit . volumenya kurang dari 5 L per menit pada
laki-laki berukuran rata- rata dan kurangnya 20% pada perempuan .
1. Perhitungan curah jantung adalah sebagai berikut:

Curah jantung= frekuensi jantung X isi sekuncup


= frekuensi jantung X isi sekuncup

12
Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel : beban awal,
kontraktilitas, dan beban akhir.
 Beban awal : otot jantung diregangkan sebelum vertikal
sinistra berkontraksi, berhubungan dengan panjang otot
jantung. Peningkatan beban awal menyebabkan kontraksi
ventrikal lebih kuat dan meningkatkan volume curah hujan.
Peningkatan beban awal akibat dari peningkatannya volume
darah yang kembali ke vertikel. Semakin direnggangkan
serabut otot jantung, semakin besar kontraksinya sampai
batas tertentu.
 Kontraktilitas (kemampuan) : bila saraf simpatis yang
menuju ke jantung dirangsang maka ketegangan keseluruhan
akan bergeser ke atas, atau ke kiri atau meningkatkan
kontraktilitas. Bila sebagian dari miokad vertikel tidak
berfungsi maka kerja vertikel akan berkurang, menyebabkan
depresi (menurunnya) kontraktilitas setiap miokad.
 Beban akhit : resisten (ketahanan) yang harus di atasi waktu
darah di keluarkan dari vertikel, suatu beban vertikel kiri
untuk membuka katub seminuralis aorta dan mendorong
darah selama kontraksi. Peningkatan drastis beban akhir
akan meningkatkan kerja ventrikel dan meningkatkan
oksigen serta mengkibatkan kegagalan ventrikel.
 Frekuensi jantung : dengan meningkatnya frekuensi jantung
akan memperberat pekerjaan jantung.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi curah jantung


a) Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per
menit
b) Aliran balik vena ke jantung

13
Jantung mampu menyesuaikan output dengan inputnya
berdasarkan alasan :
 Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir
diastolik
 Peningkatan volume diastolik akhir, akan mengembangkan
serabut miokardial ventrikel
 Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembangkan
pada permulaan kontraksi( dalam batasan fisiologis), semakin
banyak isi ventrikel, sehingga daya kontraksi semakin besar. Hal
ini disebabkan hukum frank starling tetang jantung.
3. Faktor yang mendukung aliran vena dan memperbesar
curah jantung meliputi:
 Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup- katup , yang
memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan
mencegah alirah balik. Kontraksi otot- otot tungkai mambantu
mendorong darah ke arah jantung melawan gaya grafitasi.
 Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negatif dalam
rongga toraks menghisap udara dalam paru- paru dan darah vena
atrium.
 Reservoar vena. Dibawah stimulasi saraf simpati simpati, darah
yang tersimpan dalam limpa, hati dan pembuluh darah, kembali
ke jantung saat curah jantung turun.
 Gaya grafitasi area diatas jantung membantu aliran balik vena.
4. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan
mempengaruhi curah jantung:
 Perubahan posisi tubuh dari posisi terlentang menjadi tegak,
memindahkan darah dari sirkulasi pilmonar ke vena- vena
tungkai. Peningkatan refleks pada ferkuensi jantung dan tekanan
darah dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.
 Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya akibat hemoragi
dan volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan aliran
balik vena dan curah jantung.

14
 Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan
pulmonar memaksa vertikel bekerja lebih keras untuk
mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan
yang harus dihadapi vebtrikel yang berkontraksi, semakin
sedikit curah jantungnya.
5. Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi:
 Hormon medular adrenalin. Epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi
sehingga jantung meningkat
 Ion. Kosentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah cairan
intersial mepengaruhi frekuensi dan curah jantung
 Usia dan ukura tubuh seseorang dapat mepengaruhi jantung
 Penyakit kardioveskuler.

Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang


dipompakan oleh vertikel kiri dan vertikel kanan sama besarnya.
Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah ditempat
tertentu , misalnya bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel
dekstra lebih besar dari ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat
diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistematik
sehingga terjadi penimbunan darah di paru.

Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit


disebut curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan ventrikel
pada setiap kali systole disebut volume sekuncup dengan demikian
curah jantung sama dngan isi sekuncup dikali frekuensi denyut
jantung per menit.

Setiap systole ventrikel tidak terjadi pengosongan total dari


ventrikel, hanya sebagian dari sisi ventrikel yang dikeluarkan,
misalnya isi ventrikel . pada akhir systole 120cc , isi sekuncup
sebesar 80cc dan pada akhirnya systole masih tersisa 40cc darah
dalam ventrikel. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan
volume residu.

15
Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, tergantung
pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung pria dewasa pada keadaan
istirahat kurang lebih dari 5 liter dapat turun atau naik pada
berbagai keadaan. Curah jantung meningkat waktu kerja berat,
stress, peningkatan suhu lingkungan , dan keadaan hamil.
Sedangkan curah jantung menurun ketika waktu tidur.

Curah jantung merupakan faktor utama dalam sirkulasi yang


mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang
mengandung berbagai nutrisi. Jumlah darah yang dipompakan oleh
ventrikel bergantung pada kebutuhan jaringan perifer terhadap
oksigen, nutrisi dan ukuran tubuh sehingga diperlukan suatu
indikator fungsi jantung lebih akurat.

Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan


parasimpatis dari susunan saraf otonom. Sistem saraf simpatis
menggiatkan kerja jantung sedangkan sistem saraf parasimpatis
mengahambat kerja jantung. Perangsang simpatis jantung
mempunyai efek mempercepat denyut jantung sehingga
menyebabkan takikardia dan daya kontraksi jantung menjadi lebih
kuat terutama kontraksi miokardium ventrikel.

2.3 ANFIS PEMBULUH DARAH


2.3.1 KLASIFIKASI PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke
seluruh tubuh.Saluran darah ini merupakan system tertutup dan
jantung sebagai pemompa darah. Fungsi pembuluh darah adalah
mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian
tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali
ke jantung.Fungsi ini disebut sirkulasi darah.Selain darah itu juga
darah mengangkut gas-gas, zat makanan, sisa metabolisme,
hormone, antibodi, dan keseimbangan elektrolit.

16
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena.Arteri berhubungan
langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang
dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan.Dinding arteri lebih tebal
dari pada dinding vena.Dinding arteri dan vena mempunyai tiga
lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium,
lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan
lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan
serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler.
Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya
memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran
basal.
Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah
berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing
pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah terbagi menjadi :
a. Pembuluh Darah Arteri
Arteri atau pembuluh darah nadi merupakan pembuluh darah
yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh tubuh
dan alat tubuh.Pembuluh darah yang paling besar keluar dari
ventrikel sinistra, disebut aorta.Arteri mempunyai dinding yang
tebal dan kuat tetapi mempunyai sifat yang sangat elastis, terdiri
dari tiga lapisan:
- Tunika intima (interna): lapisan yang paling dalam,
berhubungan dengan darah, terdiri dari lapisan endothelium
dan jaringan fibrosa.
- Tunika media: lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot
polos sifatnya sangat elastis, mempunyai sedikit jaringan
fibrosa, karena susunan otot tunika ini arteri dapat
berkontraksi dan berdilatasi.
- Tunika eksterna (adventitia): lapisan yang paling luar terdiri
dari jaringan ikat gembur untuk memperkuat dinding arteri,
jaringan fibrotic yang elastis.

17
Arteri berfungsi memberi nutrisi pada pembuluh tersebut
yang disebut vosa vasorum. Arteri dapat berkontraksi dan
berdilatasi disebabkan pengaruh susunan saraf otonom.
Karakteristik arteri :

1) Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik.


2) Merupakan pembuluh yang liat dan elastis.
3) Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik.
4) Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada
tepat di luar jantung
5) Terdiri atas aorta, yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke
seluruh tubuh dan arteriol, yaitu percabangan arteri.
6) Kapiler. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena.
Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium
dan sebuah membran basal. Dindingnya terdiri atas 3 lapis
yaitu :
- Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium.
- Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis.
- Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis.
b. Pembuluh balik (vena)
Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh
darah arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh masuk ke
jantung. Bentuk dan susunannya hampir sama denga arteri.
Katup pada vena terdapat di sepanjang pembuluh darah untuk
mencegah darah tidak kembali lagi ke sela atau jaringan.Vena
yang terbesar adalah vena pulmonalis. Vena mempunyai cabang
yaitu venolus, selanjutnya menjadi kapiler. Pembuluh balik
(vena) dibedakan atas:
1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior).
2. Vena ini membawa darah dari kepala,anggota depan, dan
anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
3. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior):
membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.

18
4. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan
dan paru-paru kiriserta membawa darah menuju serambi kiri
jantung.

Karakteristik vena :

1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah dikenali.


2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh
nadi.
4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula
semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri dari :
a) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari
bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.
b) Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian
bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
c) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari
paru-paru ke serambi kiri jantung.

 Sistem Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil sehingga
disebut juga pembuluh rambut. Pada umumnya kapiler-kapiler
meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan
dengan sel. Kapiler terdiri dari:
1. Kapiler arteri, tempat berakhirnya arteri. Makin kecil
arteriol, makin hilang lapisan dinding dari arteri sehingga
pada kapiler arteri lapisan dinding hany menjadi satu
lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan yang sangat
tipis ini memungkinkan cairan darah/limfe merembes
keluar membentuk cairan jaringan, membawa air, mineral
dan zat makanan melalui pertukaran gas antara pembuluh

19
kapiler dengan jaringan sel. Kapiler juga menyediakan
oksigen dan menyingkirkan karbondioksida.
2. Kapiler vena, lapisannya hampir sama dengan kapiler
arteri. Fungsinya adalah membawa zat sisa yang tidak
terpakai oleh jaringan sel berupa zat ekskresi dan
karbondioksida. Darah dibawa keluar dari tubuh melalui
venolus, vena dan seterusnya keluar tubuh melalui tiga
proses yaitu pernapasan, keringat dan feses.

Fungsi kapiler

1) Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan


vena.
2) Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan
jaringan.
3) Mengambil hasil dari kelenjar.
4) Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus.
5) Menyaring darah yang terdapat di ginjal.

Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang


terbetuk dari otot polos. Bila sfingter ini terbuka, darah
memasuki kapiler dan bila sfingter ini tertutup, darah langsung
dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler. Tekanan
darah pada kapiler arteri bekurang sampai 30 mmHg, sesampai
di ujung kapiler vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan
meningkatkan bila arteriole berdilatasi dan sfingter kapiler
relaksasi, sehingga darah banyak masuk ke dalam kapiler.

Jika tekanan arteri naik terlalu tinggi mengakibatkan


hilangnya cairan melalui kapiler ke dalam ruangan interstisial,
menyebabkan volume darah turun. Dengan demikian tekanan
arteri kembali normal. Sebaliknya bila tekanan turun terlalu
rendah, cairan diabsorpsi ke dalam darah dan peningkatan

20
volume cairan akan menaikkan kembali tekanan menjadi
normal.

2.3.2ALIRAN BALIK VENA


Aliran balik vena atau pembuluh balik vena pada manusia pada
dasarnya fungsinya berkebalikan dengan pembuluh nadi. Pembuluh
vena berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh menuju
jantung. Bisa juga disebut pembuluh balik, yaitu pembuluh darah
yang berasal dari tubuh menuju jantung. Pembuluh vena pada
tubuh manusia kebanyakan pembuluh vena terletak pada
permukaan tubuh. Sehingga pembuluh ini terlihat kebiru-biruan
pada permukaan kulit. Pada pembuluh vena memiliki katup yang
berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Dinding vena meliputi
atas 3 jaringan meliputi jaringan :
1. Jaringan ikat pada lapisan paling luar
2. Jaringan otot yang tipis dan kurang elastic
3. Jaringan endothelium yang melapisi permukaan dalam vena

Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup


ini berfungsi agar darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena
terluka, darah tidak memancar tetapi merembes dari seluruh tubuh,
pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik
besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke
jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di
paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru.
Pembuluh ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah
dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida
kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit yang menyerang
pembuluh balik adalah varises.

Aliran balik vena (venous return) mengacu kepada volume


darah yang masuk kedalam tiap-tiap atrium per menit dari vena.
Adapun hal yang perlu diingat adalah besarnya laju aliran yang

21
melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan
dan berbanding terbalik dengan resistensi pembuluh.Tekanan rata-
rata darah saat memasuki sistem vena hanya sekitar 17 mmHg,
tetapi karena tekanan atrium mendekati 0 mmHg, maka masih
terdapat gaya dorong untuk mengalirkan darah melalui sistem vena.
Apabila terdapat keadaan patologis yang mengakibatkan tekanan
atrium meningkat,maka gradien tekanan dari vena-ke-atrium akan
menurun, dan mengakibatkan aliran balik vena menurun dan
terdapatnya bendungan darah di sistem vena. Terdapat lima faktor
yang mempengaruhi aliran balik vena :

a. Efek Aktivitas Simpatis pada Aliran Balik Vena


Otot polos vena banyak disarafi serat saraf simpatis. Stimulasi
saraf simpatis akan menimbulkan vasokontriksi vena dan
meningkatkan tekanan vena dan kemudian akan meningkatkan
gradien tekanan yang akan mendorong lebih banyak darah dari
vena keatrium.Selain itu vasokontriksi dari vena akan
meningkatkan aliran balik vena denganmengurangi kapasitas
vena.
b. Efek Aktivitas Otot Rangka pada Aliran Balik Vena
Vena besar yang terdapat pada ekstremitas terletak di antara
otot-otot rangka. Otot rangka yang berkontraksi akan menekan
vena. Penekanan vena eksternal ini akan menurunkan kapasitas
vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan vena
akan terperas ke dalam jantung. Efek pemompaan ini yang
dikenal dengan pompa otot rangka.
c. Efek Katup Vena pada Aliran Balik Vena
Pada vena-vena besar terdapat katup-katup satu arah yang
terdapat dalam jarak 2 sampai 4 cm. Katup-katup ini
memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung dan
mencegah darah kembali ke jaringan. Katup vena ini juga
melawan efek gravitasi dengan membantu mengecilkan aliran
balik darah.

22
d. Efek Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena
Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada akan
menjadi rata-rata 5 mmHg dibawah tekanan atmosfer. Aliran
darah balik vena dari ekstremitas akan terpajang perubahan ini.
Perbedaan tekanan ini akan memeras darah dari vena-
vena bagian bawah menuju ke vena dada dan meningkatkan
aliran balik vena. Hal ini dikenal dengan sebagai pompa
respirasi.
e. Efek Penghisapan Jantung pada Aliran Balik Vena
Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah
mengakibatkan atrium semakin mengembang dan menurunkan
tekanannya sehingga gradien tekanan vena ke atrium akan
meningkat dan aliran balik vena juga meningkat.

NADI, TEKANAN DARAH, DAN POSISI TUBUH


Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi
jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya
dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan
meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari.
Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan
dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi
dalam tubuh (Saladin, 2003). Pada umumnya, pengukuran denyut nadi
dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri
brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis
pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri
tibialis posterior (Michael, 2006). Pulsa denyut nadi terbentuk seiring
dengan didorongnya darah melalui arteri. Untuk membantu sirkulasi,
arteri berkontraksi dan berelaksasi secara periodik, kontraksi dan
relaksasi arteri bertepatan dengan kontraksi dan relaksasi jantung
seiring dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena.
Dengan demikian, pulse rate juga dapat mewakili detak jantung per
menit atau yang dikenal dengan heart rate (Quan, 2006). PMI, atau

23
Point of Maximal Impulse,dapat ditemukan pada sisi kiri dada, kurang
lebih 2 inci ke kiri dari ujung sternum. Titik ini dapat dipalpasi dengan
mudah dan pada titik ini pula biasanya apical pulse diperiksa secara
auskultasi dengan menggunakan stetoskop. Tekanan darah adalah gaya
yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh
darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk
menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi
yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua
harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole
dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang
menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni
saat jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode
kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas empat fase
(Saladin, 2003). Tekanan darah memiliki sifat yang dinamis. Pada
perubahan posisi tubuh dari berbaring telentan, duduk, dan berdiri,
tekanan darah mengadakan penyusaian untuk dapat tetap menunjang
kegiatan tubuh.
1. Pada posisi berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah
yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin
menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika
seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.
Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada
pembuluh ”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi
sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka
waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan
menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai
bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot
menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena
cukup (Ganong, 2002 dalam Anggita, 2012 ).
Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.
Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang

24
ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke
jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan
kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke
seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan
kembali ke jantung begitu seterusnya. Pada vena ke bawah dari kepala
ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada
katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke
jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka
darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang,
sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya
darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila
berkurang maka tekanannya menurun.
(Mohrman D and Jane H,2006) Pada keadaan berbaring telentang
didapatkan rata-rata tekanan sistolik sebesar 118,25 dan diastolic
sebesar 79, sedangkan pada keadaan duduk tekanan sistolik didapatkan
rata-rata sebesar 118,75 dan diastolic sebesar 80,75, pada keadaan
berdiri tekanan sistolik didapatkan rata-rata sebesar 116,25 dan diastolic
sebesar 83. Pengukuran tekanan sistolik dan diastolic mengalami
fluktasi, seharusnya tekanan sistolik dan diastolic menunjukkan
peningkatan dari posisi berbaring telentang, duduk dan berdiri. Naiknya
tekanan sistolik dan diastolik dipengaruhi oleh:
1. Tonus Otot, ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan
tonus pada saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot
meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan
curah jantung (cardiac output) menjadi lebih besar. Keadaan ini
menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta
denyut jantung. (Mohrman D and Jane H,2006)
2. Efek Gravitasi dan baroreseptor Pada perubahan posisi tubuh, tekanan
darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah
akan mengumpul pada pembuluh kapasitan vena ekstermitas inferior
sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang dengan sendirinya
curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jantung akibat

25
pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung
mengurangi darah ke otak.
2. Pada posisi duduk
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil.
Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis
terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak
melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-
otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot
tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu
mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal
ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa
menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi
abdomen (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012).
Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang
cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh
menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini
membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.
Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi
berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung
karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir
ke otak.
3. Pada posisi tidur (terlentang, miring)
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih
sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini
disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan
berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke
jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung
lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap
denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya
untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi
lebih sedikit.

26
Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara
mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama
kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan
mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. VO2 max
adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada
saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi berbaring, dalam
keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan
pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi
berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal
yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi
sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 --
100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas
kerja) makin sedikit isi sekuncup. hal ini disebabkan memendeknya
waktu pengisian diastole akibat frekuensi denyut jantung yang
meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya
berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian
dari 0,3 detik tersebut) (Guyton, 2002 dalam Anggita, 2012).

2.5 HUBUNGAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN


PEREMPUAN DAN ANAK
Sistem Reproduksi dengan Sistem Kardiovaskuler
Sistem reproduksi wanita dan laki-laki menerima darah oleh
pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah
besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat
kelainan pada jantung contohnya cardiomyopathy, kelainan katub
jantung, arritmia. Maka akan berakibat juga pada organ-organ
reproduksi, misalnya pada laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi,
ketidak mampuan dalam melakukan hubungan seksual karena
penambahan beban jantung saat aktifitas coitus. Dan jika seorang
wanita hamil maka beban jantung bertambah berat, akibatnya jika
sudah ada penyakit jantung maka penyakit jantungnya akan bertambah
parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi

27
pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin
dan ibu saat hamil dan bersalin. Saat seseorang berhubungan seksual
aliran darahnya akan meningkat. Jika aliran darah meningkat, maka
kebutuhan energi dan metabolismenya pun meningkat. Meningkatnya
kebutuhan energi dan metabolisme ini akan memacu jantung berdetak
lebih cepat. Bila kondisi jantung tidak normal, detak jantung yang
semakin cepat dapat membuat beban jantung semakin berat. Kondisi
ini bisa berakibat pada gagal jantung.
Pada dua trimester pertama kehamilan, volume darah ibu yang
bersirkulasi meningkat 40% (dari 3500 cm³ menjadi 5000 cm³).
Penambahan volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem renin-
angiotension. Estrogen plasenta meningkatkan produksi
angiotensinogen oleh hati, dan estrogen bersama dengan progesteron
meningkatkan produksi enzim proteolitik, renin oleh ginjal. Renin
memecah angiotensinogen untuk membentuk angiotensin I, yang
dikonversi menjadi angiotensin II (AII) di dalam paru dan tempat lain.
Peningkatan jumlah AII bekerja pada zona glomerulosa kelenjar
adrenal untuk meningkatkan produksi aldosteron. Aldosteron
merangsang penambahan volume melalui retensi natrium dan air.
Kapasitas pengangkut oksigen harus dipertahankan saat terjadinya
peningkatan volume darah yang bersirkulasi. Absorpsi besi meningkat
untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin selama
terjadi penambahan volume.
Hilangnya respon vaskuler perifer terhadap AII menyertai
peningkatan volume darah yang bersirkulasi. AII merupakan
vasokonstriktor poten dan hilangnya respon AII menyebabkan
penurunan tekanan darah ibu selama awal trimester kedua. Hipotensi
relatif ini terlihat pada sebagian besar wanita yang hamil walaupun
terdapat peningkatan kadar AII. Tekanan darah ibu perlahan-lahan
akan meningkat seperti kadar sebelum kehamilan pada trisemester
ketiga. Progesteron merangsang relaksasi otot polos secara
keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah ibu.

28
 Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular,
1. Dapat terjadi peningkatan kolesterol,
2. HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung
koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan
kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.
 Peran Vaskuler (Pembuluh Darah)

Ereksi sebenarnya sangat terkait dengan darah dan


pembuluh darah. Ereksi disebabkan darah yang mengisi rongga
penis sampai maksimal (dibatasi ukuran rongga, pembatas tunica
albuginea). Proses pengisian ini membutuhkan pembuluh darah
yang berfungsi baik. Tingkat ereksi tergantung pada keseimbangan
aliran darah arteri menuju dan keluar dari rongga penis. Ketika
aliran darah arteri rendah atau sedikit maka penis dalam kondisi
tidak ereksi (flaccid). Bila aliran darah arteri menuju rongga penis
meningkat dan aliran darah vena keluar terhambat, maka darah
akan mengisi rongga penis, terjebak disana dan terjadilah ereksi.
Banyak sedikitnya aliran darah dipengaruhi vasokonstriksi dan
vasodilatasi pembuluh darah. Kedua hal tersebut terjadi karena
kemampuan kontraksi dan relaksasi otot polos dinding pembuluh.

Sistem Kardiovaskuler pada Ibu Hamil


 Terjadi perubahan anatomi pada sistem kardiovaskuler, antara lain
 Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
 Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung
 Karena volume rongga perut (abdomen) meningkat
menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser
ke atasdan ke kiri
 Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung
tambahan), murmur sistolik dan murmur diastolik
 Perubahan tekanan darah
 Perubahan-perubahan di atas mengakibatkan :
 Kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500
mg/ hari.
 Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam
beraktifitas.

29
 Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila
pembengkakan berlebihan dan terjadi di tangan atau muka
karena bisa merupakan gejala pre eklampsi. Terjadinya anemia
fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %).
 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila
berada dalam posisi terlentang.
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian (organ-
organ) tubuh secara terus menerus untuk menjamin suplai oksigen dan
zat-zat nutrient lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi
dengan baik. Aliran darah ke seluruh tubuh dapat berjalan berkat
adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah
sebagai alat pengalir atau distribusi.

SIRKULASI DARAH MANUSIA

Sistem kardiovaskuler pada Ibu hamil  Minggu ke-5 cardiac


output (curah jantung) meningkat (untuk mengurangi resistensi
vascular sistemik) Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan
volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload.
Pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava
inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena
ke jantung

Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil TRIMESTER I,


TRIMESTER II dan, TRIMESTER III
1. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester I
 Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta,uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula.
 Volume plasma maternal meningkat pada 10 minggu usia
kehamilan dan terus meningkat hingga mencapai puncaknya
pada 30-34 minggu 10.
 Penambahan volume darah ibu hamil sebagian besar berupa
plasma dan eritrosit.
 RBC (Red Blood Cell/Sel darah Merah) meningkat 18% tanpa
penambahan suplemen zat besi dan meningkat 30% jika ibu
meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat

30
rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%,
maka terjadi penuruna hematokrit selama kehamilan
normal(anemia fisioligis).
 Tekanan darah turun selama 24 minggu pertama kehamilan
akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang
disebabkan oleh pengaruh peregangan otot otot hals oleh
progesterone.
 Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan distolik
pada 10-15mmHg.
 Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung disebabkan
oleh peningkatan volume darah dan curah jantung karena
diafragma terdorong keatas, jantung terangkat ke atas dan
berotasi kedepan dan ke kiri • Pada akhir TM I, sebagian bumil
mengalami hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh
hormone estrogen dan progesterone, terjadi pembesaran kapiler,
relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester II
 Pada kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses
hemodilusi.
 Meningkatkan penurunan konsentrasi haemoglobin dari 15 gr/dl
menjadi 12,5 gr/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai di
bawah 11gr/dl.
 Hemoglobin turun berhubungan dengan defisiensi zat besi.
3. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester III
 Terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan
secara bersamaan terjadi penurunan limfosit dan monosit CD4
T.
 Terjadi penekanan pada aorta akibat pembesaran uterus akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.
 Posisi tidur terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika
dibandingkan dengan posisi miring -> ibu hamil tidak
dianjurkan untuk tidur dengan posisi terlentang.

Sistem Kardiovaskuler pada Janin

1. Pembentukan jantung
Setelah anyaman pembuluh darah yang tidak teratur terbentuk
diantara jonjot khorion dan cakram mudrigah dan juga disertai adanya
aliran darah , anyaman pembuluh darah aliran darah yang primitive

31
terus berkembang di ujung cakram mudigah sebagai pusat pengatur
yaitu bakal jantung. Bakal jantung lalu masuk dalam embrio melalui
leher sampai rongga dada (descensus cordis ). Lalu terbentuk
hubungan yang erat dengan tabung endoterm. Tempat terjadinya
induksi bakal hepar melalui factor reaksi corda dorsalis dan eksoderm.
Pembentukan darah yang intesif segera berfungsi sebagai suatu organ
efektifnya menunjang peredaran darah embrio.
Khorion dan lapisan tranfoblas agar terbentuk sirkulasi ritmis yang
teratur, namun pada saat yang sama berusaha agar pembentukan darah
yang penting dari sirkulasi dapar mulai melalui induksi bakal hati.
Pekembangan jantung pada janin sangat tergantung dengan
perkembangang organ. Perkembangan jantung mulai dari
terbentuknya rongga pericardium yang mula mula menyelubungi
sepasang pembuluh endotel , terbentuk pada ujung cakram mudigah
dan tersusun menjadi mudigah yang tersusun menyerupai tapal kapal
memanjang pada kedua sisi neural tube dalam bentuk suatu saluran
yang membujur kea rah keaudal ( ductus pericardio – perirocalis ) dan
berhubungan dengan rongga tubuh (coelom ) yang terbentuk dari
lempeng leteral mesoderm sehingga terjadinya perkembangan organ
jantung.
Pembentukan myocardial tube , lapisan bagian luar menjadi
struktur jaringan ikat yang kuat dan kemudian menjadi kantung
jantung pada endo cardial heart tube, namun di pisahkan jaringan ikat
pada sel dan menyerupai jel.

32
Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus
dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan
makanan dan oksigen. Pembuluh darah berasal dari bahan mesoderm
saat embrio berusia 3 minggu. Pada saat awal, terbentuk empat
ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya
berpisah. Hal ini untuk memisahkan darah oksigenasi serta yang
keluar dari paru-paru dan sirkulasi tubuh. Kemudian pada akhir bulan
kedua, ventrikel telah terpisah dan dua atrium juga secara parsial.
Keadaan ini tetap hingga setelah lahir dan pada saat didalam uterus
darah secara bebas (mengingat paru belum berfungsi secara maksimal)
yakni semua darah masuk ke jantung embrio melalui atrium kanan ke
dalam vena kava superior dan inferior. Adanya pembukaan dua atrium
dapat memungkinkan separuh darah menyilang ke sisi kiri dan
kemungkinan fungsi pompa jantung dibagi diantara ventrikel.
Kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan seiring dengan
berkembangnya arkus aorta, suatu arkus tunggal yang hingga dewasa
tetap menjadi aorta dan arkus yang terakhir menjadi aorta pulmonalis.

33
Awal denyut dimulai pada daerah ventrikel dan saat perkembangan
dini kontrol jantung ada pada daerah sinoatrial. Kemudian saraf
hormon akhirnya juga mempengaruhi denyutan jantung seperti saraf
simpatis dan saraf parasimpatis, adrenalin, dan nor adrenalin serta
adanya tiroksin yang dapat memacu jantung. Kemudian saat belum
terbentuknya paru, sistem sirkulasi paru yang berfungsi adalah
plasenta, dimana arteri umbilikalis mengalirkan darah yang
deoksigenasi ke jaringan fetus kemudian ke plasenta.

Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam vena


umbilikalis. Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan
melintas melalui duktus venosus atau melalui vena hepatika kedalam
vena kava inferior dan sisanya akan didistribusikan ke bagian hati
melalui cabang vena umbilikalis. Untuk sementara bagian hati
menerima darah dari vena porta.

Setelah itu darah memasuki atrium kanan dan saat melewati


jantung darah dibagi menjadi dua aliran oleh krista devidens. Sebagian
darah dialirkan dari vena kava inferior ke atrium kiri yang bercampur
dengan darah vena pulmonalis, sementara sejumlah kecil memasuki
atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava superior. Krista
devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari jantung kiri
ke miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala,
ekstremitas atas lewat aorta asenden, kemudian setelah meninggalkan
ventrikel darah memasuki trunkus pulmonalis dan darah langsung ke
paru lewat duktus arteriosus dan memasuki aorta desenden ke seluruh
badan dan anggota gerak bawah. Setelah perkembangan dalam uterus
maka akan terjadi perubahan dalam perkembangan ekstra uterus
dimana susunan sirkulasinya pun berubah dan terjadi perubahan pada
foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus.

Saat kehidupan ekstra uterus, perkembangan paru dapat


menyebabkan tekanan sisi jantung kanan menurun karena adanya
tahanan paru yang menurun dan sedikitnya darah mengalir kembali

34
kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan
plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi
penurunan tekanan dalam atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri,
katup pun menutup. Beberapa minggu terjadiperubahan tekanan,
kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi kegagalan
untuk menutup dan akhirnya darah bercampur lagi. Selain itu, pada
perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan vaskular mengalami
perubahan yakni melakukan gerakan darah dari arteri pulmonalis ke
aorta desenden, melalui paru-paru.

Saat kehidupan di uterus, tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi


dari aorta, sehingga aliran dalam duktus dari arteri pulmonalis ke aorta
dan akan menutup karena peningkatan tekanan oksigen dalam darah
dan bila menetap terjadilah duktus arteriosus paten. Kemudian ada
perkembangan duktus venosus yang memiliki peran dalam
pengendalian tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama hipoksia,
duktus ini akan menutup selama beberapa menit setelah kelahiran dan
penutupan lengkap dalam waktu 20 hari (Saccharin, Rosa M.:1986).

Proses Pembentukan Organ Jantung Pada Janin

1) Minggu 3:

Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika


sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan
akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

2) Minggu ke-4 :

Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon


kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda
melakukan test kehamilan, hasilnya positif.Janin mulai membentuk
struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang

35
belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke
jantung).

3) Minggu ke-5 :

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.


Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk
system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak,
tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada
lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling
dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas.

4) Minggu ke-6 :

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala


hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup.
Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada
minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-
pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak

5) Minggu ke-7 :

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8


gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung
telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan
saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

6) Minggu ke-12 :

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari
tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di
dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak

36
jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan
beratnya 14 gram.

Proses Pembentukan Pembuluh darah Pada janin

Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale, duktus arteriosus


botali, duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis. Mula-mula darah
yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena
umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut
melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar
darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui
foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari
atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang
kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari
atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan
darah yang berasal dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan
dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari
ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri
pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali
ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke
atrium sinistra melalui vena pulmonalis.

Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk


memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh.Darah dari sel-sel tubuh
yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan
dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan
ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui
vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung
ketika janin berada di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan,segera bayi
menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya
akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah
darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak
berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra
meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut

37
selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali
pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami
obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan
oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan
nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan
sendiri.

Perubahan pada system peredaran darah

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk


mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang
baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :

a) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b) Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan


pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem
pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh


darah

a) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik


meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium
menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.

b) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh


darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan

38
oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke
paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan
pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran
pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.

c) Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari


tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit
setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi
jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

2.6SHOCK DAN HOMEOSTASIS


2.6.1PENGERTIAN SHOCK
Shock adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut
fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi
jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan
mekanisme homeostasis. Shock ada yang bersifat primer dan
sekunder.
1. Shock primer
Terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskuler membasar
karena vasodilatasi yang asalnya neurogen. Ruang kapiler yang
membesar mengakibatkan darah seolah-olah di tarik dari
sirkulasi umum dan segera masuk ke dalam kapiler dan venula
alat-alat dalam (viscera), biasanya terjadi pada orang yang
mengalami kecelakaan keras, rasa sangat nyeri atau rangsang
yang berasal dari jaringan rusak, dan reaksi emosi seperti
keadaan takut yang mendadak. Penderita menjadi sangat pucat,
pingsan, sangat lemah, denyut nadi kecil dan cepat, di setai
tekanan darah yang rendah.

39
2. Shock sekunder
Terjadi gangguan keseimbangan cairan, yang menyebabkan
defisiensi sirkulasi perifer di setai jumlah volume darah yang
menurun, aliran darah yang berkurang, hemokonsentrasi dan
fungsi gunjal yang terganggu setelah terkena kerusakan, tetapi
baru beberapa waktu sesudahnya. gejalanya ialah rasa lesu dan
lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama vena-vena
superfisial, pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan
darah rendah , oliguria dan kadang-kadang di setai muntah yang
berwarna seperti air kopi akibat perdarahan lambung
(hematemesis).
Penyebab utama shock ada enam, diantaranya:
1. Shock kardiogenetik
Dapat timbul setelah kolapsnya curah jantung, yang sering
terjadi akibat infark miokardium, fibrilasi, atau gagal jantung
kongestif disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang
mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti
sama sekali untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Shock
kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel, yang
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan. Ventrikel kiri gagal bekerja
sebagai pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung
yang memadai untuk mempertahankan perfusi jaringan. Shock
kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya tanda-
tanda shock dan dijumpai adanya penyakit jantung.
Sistematika shock kardiogenik

40
2. Shock hipovolemik
Dapat timbul apabila terjadi kehilangan volume darah sirkulasi
sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun drastis.
Perdarahan dan dehidrasi dapat menyebabkan syok
hipovolemik.
Sistematika shock hipovolemik

41
3. Shock anafilaktik
Dapat timbul setelah suatu respons alergi luas yang berkaitan
dengan degranulasi sel mast dan pelepasan mediator- mediator
peradangan misalnya histamin dan prostaglandin.
Sistematika shock anafilaktik

42
4. Shock septic
Shock septik dapat terjadi pada infeksi oleh bakteri hematogen,
atau akibat keluarnya isi saluran cerna ke dalam tubuh karena
perforasi saluran cerna atau pecahnya usus buntu.Sebagian
bakteri berlaku sebagai superantigen yang mampu merangsang
secara cepat timbulnya shock septic.
Sistematik shock septic

43
5. Shock neurogenik
Dapat di timbulkan oleh cedera otak yang mengenai pusat
kardiovaskular di otak, cedera kordaspinalis, atau anestesis
umum yang dalam. Shock ini juga dapat terjadi akibat letupan
rangsangan parasimpatis ke jantung yang memperlambat
kecepatan dnyut jantung dan menurunkan rangsangan simpatis
ke pembuluh darah.Salah satu contoh adalah pingsan mendadak
akibat gangguan emosional.
Sistematik shock neurogenik

44
6. Shock hemoragik
Disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Fase Syok:Fase
Kompensasi, Fase Dekompensasi, Fase Kerusakan Jaringan
dan Bahaya Kematian.

2.6.2MEKANISME SHOCK
1. Tahap nonprogresif
Mekanisme neurohormonal membantu mempertahankan curah
jantung dan tekanan darah. Meliputi refleks baroreseptor,
pelepasan katekolamin, aktivasi poros rennin-angiotensin,
pelepasan hormonan antidiuretik dan perangsangan simpatis

45
umum. Efek akhirnya adalah takikardi, vasokontriksi perifer
dan pemeliharaan cairan ginjal. Pembuluh darah jantung dan
otak kurang sensitive terhadap respon simpatis tersebut
sehingga akan mempertahankan diameter pembuluh darah,
aliran darah dan pengiriman oksigen yang relative normal ke
setiap organ vitalnya.
2. Tahap progresif
Jika penyebab shock yang mendasar tidak diperbaiki, shock
secara tidak terduga akan berlanjut ke tahap progresif. Pada
keadaan kekurangan oksigen yang menetap, respirasi aerobic
intrasel digantikan oleh glikolisis anaerobik disertai dengan
produksi asam laktat yang berlebihan. Asidosis laktat metabolic
yang diakibatkannnya menurunkan pH jaringan dan
menumpulkan respon vasomotor, arteriol berdilatasi dan darah
mulai mengumpul dalam mikrosirulasi. Pegumpulan perifer
tersebut tidak hanya akan memperburuk curah jantung, tetapi
sel endotel juga berisiko mengalami cedera anoksia yang
selanjutnya disertai DIC. Dengan hipoksia jaringan yang
meluas, organ vital akan terserang dan mulai mengalami
kegagalan. Secara klinis penderita mengalami kebingungan dan
pengeluaran urine menurun.
3. Tahap irreversible
Jika tidak dilakukan intervensi, proses tersebut akhirnya
memasuki tahap irreversible. Jejas sel yang meluas tercermin
oleh adanya kebocoran enzim lisososm, yang semakin
memperberat keadaan syok. Fungsi kontraksi miokard akan
memburuk yang sebagiannya disebabkan oleh sintesis nitrit
oksida. Pada tahap ini, klien mempunyai ginjal yang sama
sekali tidak berfungsi akibat nekrosis tubular akut dan
meskipun dilakukan upaya yang hebat, kemunduran klinis yang
terus terjadi hamper secara pasti menimbulkan kematian.

46
2.6.3HOMEOSTASIS TUBUH HIDUP SHOCK
Homeostatis Tekanan Darah:
 Pengaturan tekanan arteri oleh sistem baroreseptor
 Di arteri besar terdapat banyak reseptor syaraf yang disebut
Baroreseptor, yang tergangtung oleh rangsangan dinding arteri
 Jika tekanan arteri meningkat menyebabkan rangsangan ke
baroreseptor meningkat diteruskan ke medulla oblongata
sebagai pusat vasometer memerintah jantung untuk mengurangi
aktivitas sehingga terjadi bradicharti dan pembuluhn darah
mengalami vasodilatasisehingga tekana arteri menurun
 Jika tekanan arteri menurun, rangsangan diteruskan ke
baroreseptor munurun dilaporkan ke medulla oblongata sebagai
pusat vasomotor kemudian medulla oblongata memerintah ke
jantung untuk meningkatkan aktivitas sehingga sehingga terjadi
tachicardi, sedangkan pada pembuluh darah akan terjadi
vasokontriksi, dimana keduanya akan menyebabkan tekanan
arteri meningkat.
Homeostatis Tubuh Terhadap Shock (terutama shock
haemorhagik)
Hemeostatis adalah penghentian perdarahan oleh sifat
fisiologis.Hemostasis normal dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu:
Hemeostasis primer
Hemeostatis primer yang berperan adalah komponen vaskuler
dan komponen trombosit. Disini terbentuk sumbat trombosit
(trombosit plug) yang berfungsi segera menutup kerusakan dinding
pembuluh darah.
Hemeostasis sekunder.
Pada hemostasis sekunder yang berperan adalah protein
pembekuan darah, juga dibantu oleh trombosit. Pada pemeriksaan
hemostasis, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Antikoagulan

47
2. Penampung
3. Semprit dan jarum
4. Cara pengambilan darah
5. Kontrol
6. Penyimpanan dan pengiriman

48
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari


jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh.

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh.
Fungsi pembuluh darah adalah mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke
seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai
kembali ke jantung. Faktor- faktor yang mempengaruhi aliran balik vena adalah
efek Aktivitas Simpatis pada Aliran Balik Vena, Efek Aktivitas Otot Rangka
pada Aliran Balik Vena, Efek Katup Vena pada Aliran Balik Vena, Efek
Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena, dan Efek Penghisapan Jantung
pada Aliran Balik Vena.

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung


seseorang. pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan
secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh,
atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Tekanan darah adalah gaya
yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah
(arteri). Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni
tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang
menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat
jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau
sistole. Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang
kembali ke jantung akan lebih sedikit, sikap atau posisi duduk membuat tekanan
darah cenderung stabil, dan ketika seseorang berbaring, maka jantung akan
berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri.

49
Hubungan kardiovaskuler dengan perempuan dengan anak berupa pada
perempuan yang hamil dan pada pertumbuhan kardiovaskuler janin. Jika
seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah berat, akibatnya jika sudah
ada penyakit jantung maka penyakit jantungnya akan bertambah parah, dan
penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya
sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan
bersalin. Pekembangan jantung pada janin sangat tergantung dengan
perkembangang organ . Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi
khusus dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan
makanan dan oksigen,

Beberapa penyebab shock, antara lain: perdarahan (syok hipovolemik),


dehidrasi (syok hipovolemik), serangan jantung (syok kardiogenik), gagal
jantung (syok kardiogenik), trauma atau cedera berat, infeksi (syok septik),
reaksi alergi (anafilaktik), cedera tulang belakang (syok neurogenik), sindroma
syok toksik. Homeostatis pun akan tercapai apabila sistem kardiovaskuler pun
normal.

50

Anda mungkin juga menyukai