SYOK HIPOVOLEMIK
Oleh:
NPM: 1914401110001
TAHUN 2020/2021
1. Anatomi dan Fisiologi
1) Anatomi Jantung
Jantung terletak didalam thoracic cavity, dan sebagian terletak pada diagfragma.
Jatung terletak dibawah mediastium diantara paru-paru. Posterior jantung berada didekat
columna vertebra dan batas anterior jantung terletak dekat sternum. Rata-rata orang dewasa
memiliki jantung dengan panjang sekitar 14 cm dan lebar 9 cm. basis jantung berada pada
bagian atas, yang terhubung dengan beberapa pembuluh darah besar.
Bagian ini terletak dibawah costa ke-2. Ujung jantung, memanjang ke arah bawah
kiri , dan berakhir pada sisi tumpul yang disebut apex, yang sejajar dengan intercosta ke
lima. Tiga lapisan yang mengisi didnding jantung terdiri dari, lapisan terluar jantung
pericardium, lapisan tengah jantung myocardium dan lapisan bagian dalam jantung
endocardium. Bagian dalam jantung terbagi menjadi 4 ruangan, ruangan bagian atas disebut
atrium yang bertugas menerima darah yang kembali ke- Jantung. Ruangan bagian bawah di
sebut ventrikel, menerima darah dari atrium, yang kemudian di pompakan menuju arteri.
Arteri kanan dan ventrikel kanan dipisahkan dengan atrium kiri dan ventrikel kanan oleh
septum yang menjaga agar darah tidak bercampur Katup etrioventricular yang terdiri dari
katup mitral pada bagian kiri dan katup trikupidalis pada bagian kana, memastikan darah
mengalir satu arah diantara atrium dan ventrikel.
1. Atrium Kanan
Atrium kanan menerima darah dari dua vena besar, vena cava superior dan vena
cava inferior dan vena-vena kecil (sinus koronari), yang mengalirkan darah
menuju atrium kanan dari myocardium jantung. Atrium kanan dipisahkan dengan
ventrikel kanan oleh katup tikuspidalis. Auricula dextra adalah penonjolah kecil
dari atrium, terletak pada bagian pangkal aorta dan arteria pulmonalis.
2. Ventrikel Kanan
Dinding muscular pada ventrikel kanan lebih tipis dibandingkan dengan ventrikel
kiri, karena ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-paru dengan
resistensi aliran darah yang kecil. Ketika ventrikel kanan berkontraksi, darah
yang berada di dalam ventrikel kanan memiliki tekanan tinggi yang seacara pasif
menutup katup tricuspidalis. Oleh karena itu darah dari ventrikel kanan hanya
dapat keluar melalui pulmonary trunk, yang terbagi menjadi arteri pulmonalis
kanan dan kiri yang mensuplai darah ke paru-paru. Pada basis pulmonary trunk,
terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari tiga cup, yang menyebabkan darah
meninggalakan ventrikel kanan dan mencegah aliran balik ke ruang ventricle.
3. Atrium Kiri
Atrium kiri adalah ruangan berdinding tipis yang terletak pada bagian belakang
jantung. Atrium kiri mendapatkan suplay darah dari 4 vena pulmonalis (dua vena
pulmonalis dari setiap paru). Auricula sinistra adalah penonjolan kecil runcing
kecil dari atrium yang terletak pada sisi kiri pangkal aorta.
4. Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri adalah ruang berinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung.
Dinding pada ventrikel kiri tiga kali lebih tebal disbanding ventrikel kanan.
5. Katup Jantung
Katup Trikuspidalis
Mencegah perpindahan dari ventrikel kanan ke atrium kanan, selama kontraksi
ventrikel.
Katup pulmonaris
Mencegah aliran balik darah dari pulmonary trunk kearah ventrikel kanan selama
relaksasi ventrikel.
Katup aorta
Mencegah aliran darah dari aorta ke ventrikel kiri selama relaksasi ventrikel.
6. Lapisan Jantung
a. Pericardium
Pericardium terdiri dari jaringan penghubung dan beberapa jaringan adipose
dalam. Pericardium melindungi jantung dengan mengurangi gesekan.
Pericardium adalah kantong fibrosa yang menutup seluruh jantung. Pericardium
merupakan kantong yang memeiliki dua lapisan, terdapat cairan sejumlah 20 ml
diantara lapisan tersebut yang berfungsi untuk mengurangi gesekan
pericardium parietalis adalah lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan
selaput paru. Perikardium viseralis adalah lapisan permukaan dari jantung itu
sendiri, dan disebut sebagai pericardium.
b. Myocardium
Myocardium merpakan lapisan tebal yang terdiri dari otot jantung yang mendapat
banyak supply kapiler darah, kapiler limfe, dan serabut saraf. Myocardium
memompa darah dari ruangan jantung. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan pada ventrikel kanan.
c. Endocardium
Endocardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup apad
kedua sisinya. Endokardium terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat
lapisan jaringan ikat, licin dan mengkilat. Endokardium terdiri dari endotelium
dan lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel
selapis pipih dimana terdapattight/occluding junctiondan gap junction. lapisan
subendokardial terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial
terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.
7. Persarafan jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan
parasimpatis. Serabut – serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan
ventrikel termasuk pembuluh darah koroner.Saraf parasimpatis terutam
memberikan persarafan pada nodus sinoatrial,atrioventrikular dan serabut –
serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke ventrikel kiri. Persarafan simpatis
eferen preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal atas, yaitu torakal 3- 6,
sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis kemudian berakhir
pada ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Serabut post – ganglionik
akan menjadi
saraf kardialis untuk masuk ke dalam jantung.Persarafan parasimpatis berasal dari
pusat nervus vagus di medulla oblongta; serabut – serabutnya akan bergabung
dengan serabut simpatis di dalam pleksus kardialis.Rangsang simpatis akan
dihantar oleh asetilkolin.
8. Perdarahan jantung
Pendarahan jantung, berasal dari aorta melalui dua pembuluh darah koroner
utama yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri ini keluar dari sinus
valsalva aorta.Arteri koroner kiri bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis,
ramus sirkumfleks dan ramus interventrikularis anterior. Arteri koroner kanan
bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus marginalis dan ramus
interventrikularis posterior. Aliran balik dari otot jantung dan sekitarnya melalui
vena koroner yang berjalan berdampingan dengan arteri koroner, akan masuk ke
dalam atrium kanan melalui sinus koronarius.Selain itu terdapat juga vena – vena
kecil yang disebut vena Thebesii, yang bermuara langsung ke dalam atrium
kanan. Pembuluh limfe pada jantung terdiri dari 3 kelompok pleksus yaitu
subendokardial, miokardial dan subepikardial. Penampunga cairan limfe dari
kelompok pleksus yang paling besar adalah pleksus subepikardial, dimana
pembuluh – pembuluh limfe akan membentuk satu trunkus yang berjalan sejajar
dengan arteri koroner kemudian meninggalkan jantung di depan arteri pulmonal
dan berakhir pada kelenjar limfe antara vena kava superior dan arteri inominata.
2) Sistem Konduksi/Hantaran
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang bisa menghantarkan listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus yaitu:
1. Otomatisasi: kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan
2. Irama: kemampuan untuk membentuk impuls yang teratur
3. Konduksi : kemampuan untuk menyalurkan impuls
4. Rangsang : kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju
jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya
terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding
pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak
terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup
ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup
tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka,
darah tidak memancar tetapi merembes. Dari seluruh tubuh, pembuluh
darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang
disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi
kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke
jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah
yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak
mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. Salah satu
penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises
c. Pembuluh kapiler
Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya
pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh
kapiler adalah pembuluh yang
menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabangcabang
pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan
pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang
pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler
sangat halus dan berdinding tipis.
Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) ialah pembuluh
darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan
arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon
dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di
sekitarnya. Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan
menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi
kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan
melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung. Dinding
kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti
oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan
dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik.
4. Payudara
Payudara di perdarahi oleh cabang yang keluar dari ruang intercostalis
dari arteria mamaria interna, yang berjalan kebawah di dalam dada di
belakang cartilage costalis, dan cabang-cabang dari arteria axillaris.
2. Pengertian
Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan tidak
adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah tidak adekuatnya
perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan. Jaringan akan
kekurangan oksigen dan bisa cedera. syok hipovolemik merupakan suatu keadaan
dimana volume cairan tidak adekuat didalam pembuluh darah. akibatnya perfusi
jaringan.
Syok hipovolemik terjadi apabila ada defisit volume darah ≥15%, sehingga
menimbulkan ketidakcukupan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dan
penumpukan sisa-sisa metabolisme sel. Berkurangnya volume intravaskular dapat
diakibatkan oleh kehilangan cairan tubuh secara akut atau kronik, misalnya karena
oligemia, hemoragi, atau kebakaran.
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan
penurunan volume intravascular. Cairan tubuh terkandung dalam kompartemen
intraselular dan ekstraseluler. Cairan intra seluler menempati hamper 2/3 dari air tubuh
total sedangkan cairan tubuh ekstraseluler ditemukan dalam salah satu kompartemen
intravascular dan intersisial. Volume cairan interstitial adalah kira-kira 3-4x dari cairan
intravascular. Syok hipovolemik terjadi jika penurunan volume intavaskuler 15% sampai
25%.
2. Perdarahan
Syok yang diakibatkan oleh perdarahan dapat dibagai dalam beberapa kelas:
Variabel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Sistolik (mmHg) >110 >100 >90 <90
Nadi (x/mnt) <100 >100 >120 >140
Napas (x/mnt) 16 16-20 21-26 >26
Mental Anxious Agitated Confused Lethargic
Kehilangan darah <750 ml 750-1500 ml 1500-2000 ml >2000 ml
<15% 15-30% 30-40% >40%
A. Etiologi
1. Absolut
a. kehilangan darah dan seluruh komponennya
1) trauma
2) pembedahan
3) perdarahan gastrointestinal
b. kehilangan plasma
1) luka bakar
2) lesi luas
c. kehilangan cairantubuh lain
1) muntah hebat
2) diare berat
3) diuresis massive
2. Relatif
a. kehilangan integritas pembuluh darah
1) Ruptur limpa
2) Fraktur tulang panjang Atau pelvis
3) Pankreatitis hemoragi
4) Hemothorax / hemoperitoneum
5) Diseksi arteri
b. peningkatan permeabilitas
1) membran kapiler
2) sepsis
3) anaphylaxis
4) luka bakar
c. penurunan tekanan osmotik koloid
1) pengeluaran sodium hebat
2) hypopituitarism
3) cirrhosis
4) obstruksi intestina
B. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi sistem fisiologi
utama sebagai berikut: sistem hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan sistem neuroendokrin.
Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut dengan
mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui pelelepasan
tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet diaktivasi (juga melalui pelepasan tromboksan A2
lokal) dan membentuk bekuan darah immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang
rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya menyebabkan penumpukan fibrin dan
menstabilkan bekuan darah. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menyempurnakan
fibrinasi dari bekuan darah dan menjadi bentuk yang sempurna.
Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik dengan
meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi
pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat peningkatan pelepasan norepinefrin dan
penurunan ambang dasar tonus nervus vagus (diatur oleh baroreseptor di arcus caroticus,
arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah pulmonal). Sistem kardiovaskuler juga berespon
dengan mengalirkan darah ke otak, jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit, otot,
dan traktus gastrointestinal.
Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sekresi renin dari
apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I,
yang selanjutnya akan dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru dah hati. Angotensin II
mempunyai 2 efek utama, yang keduanya membantu perbaikan keadaan pada syok
hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos, dan menstimulasi sekresi aldosteron dari
korteks adrenal. Aldosteron bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif natrium dan akhirnya
akan menyebabkan retensi air.
Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan meningkatan
Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH dilepaskan dari glandula pituitari
posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan
terhadap penurunan konsentrasi natrium (yang dideteksi oleh osmoreseptor). Secara tidak
langsung ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dan garam (NaCl) pada tubulus
distalis, duktus kolektivus, dan lengkung Henle
E. PENGKAJIAN
1. Aktifitas
Gejala : Malaise
2. Sirkulasi
Tanda :
Tekanan darah normal/ sedikit dibawah normal ( selama hasil curah jantung tetap
meningkat ).
Denyut perifer kuat, cepat ( perifer hiperdinamik ): lemah/lembut/mudah hilang,
takikardi ekstrem ( syok ).
Suara jantung : disritmia dan perkembangan S3 dapat mengakibatkan disfungsi
miokard, efek dari asidosis/ketidak seimbangan elektrolit.
Kulit hangat, kering, bercahaya ( vasodilatasi ), pucat,lembab,burik
( vasokontriksi ).
3. Eliminasi
Gejala : Diare
4. Makanan/Cairan
Gejala : Anoreksia, Mual, Muntah.
Tanda : Penurunan haluaran, konsentrasi urine, perkembangan ke arah
oliguri,anuria.
5. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Kejang abdominal,lakalisasi rasa sakit/ketidak nyamanan
urtikaria,pruritus.
6. Pernapasan
Tanda : Takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan,penggunaan
kortikosteroid, infeksi baru, penyakit viral.
Suhu : umumnya meningkat ( 37,9 ° C atau lebih ) tetapi mungkin
normal pada lansia atau mengganggu pasien, kadang subnormal..
Menggigil.
Luka yang sulit / lama sembuh, drainase purulen,lokalisasi eritema.
Ruam eritema macular.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kegagalan dalam mekanisme pengaturan.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
3. Perfusi jaringan tidak efektif
4. Gangguan pertukaran gas
H. Evaluasi
Adapun evaluasi yang dapat diharapkan setelah memberikan Asuhan Keperawatan pada
pasien syok hipovelemik adalah sebagai berikut :
1) Kekurangan volume cairan teratasi
2) Penurunan curah jantung teratasi
3) Perfusi jaringan tidak efektif teratasi
4) Gangguan pertukaran gas teratasi
Daftar Pustaka