Anda di halaman 1dari 12

Anatomi

Jantung adalah suatu organ muscular yang berbentuk conus sebesar kepalan tangan
(tinju). Jantung terletak di dalam cavitas pericardiaca, di tengah-tengah mediastinum
inferius. Pada orang dewasa ukuran jantung adalah panjang 12 cm, lebar 8-9 cm dan
tebal 6 cm. Pada pria berat jantung adalah 280-340 gram dan pada wanita 230-280 gram.
Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan sebagai berikut
1. Lapisan superficial yaitu epicardium;
2. Lapisan intermedia yaitu myocardium;
3. Lapisan profunda yaitu endocardium

Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pericardium. Pericardium


mengelilingi jantung, memantapkan posisi jantung dan memunginkan jantung
berkontraksi tanpa gesekan. Lapisan luar jaringan ikat padat adalah pericardium
fibrosum. Berdekatan dengan pericardium fibrosum dibagian dalam adalah tunica serosa
atau pericardium serosum yang membentuk lapisan parietal (lamina parietalis). Lamina
parietalis merupakan lanjutan lamina visceralis pericardium (=epicardium) yang melipat
ke belakang di bagian ventral pada akar pembuluh darah besar jantung. Kedua lapisan
tersebut membatasi suatu rongga yang dinamakan cavitas pericardiaca. Cavitas
pericardiaca biasanya mengandung cairan serosa sebesar 15-35 ml. Pericardium
mempunyai volume total 700-1100 ml. Di bagian posterior atrium, refleksi antara
epicardium dan lapisan parietal pericardium membentuk lipatan vertikal antara V. Cava
inferior dan superior, dan lipatan horizontal di antara vena-vena pulmonalis superior di
sisi kanan dan kiri. Lipatan-lipatan pericardium ini membentuk dua sinus cavitas
pericardiaca di bagian posterior.
1. sinus transversus pericardii: di atas lipatan horizontal antara V. Cava superior dan
Aorta serta Truncus pulmonalis
2. sinus obliquus pericardii: di bawah lipatan horizontal antara vena-vena pulmonalis
di kedua sisi.
Pada bagian luar, pericardium fibrosum dilapisi pleura parietalis, pars mediastinalis,
N. Phrenicus dan vas pericardiacophrenica berjalan di antara kedua lapisan ini.

Apex cordis mengarah ke sisi kiri bagian inferior. Basis jantung menunjukkan
sulcus coronarius yang tersembunyi di antara struktur lainnya, A. Coronaria dextra.
Jantung terdiri dari ruang ventrikel dan ruang atrium, masing-masing di sisi kanan dan
kiri. Sulcus interventricularis anterior tampak di permukaan anterior (facies
sternocostalis). Ini menggambarkan septum interventriculare dan berisi A. Coronaria
sinistra, R. Interventricularis anterior. Di permukaan inferior (Facies diaphragmatica),
batas antara kedua ventrikel ditandai oleh sulcus interventricularis posterior. Sebelum
beralih menjadi Truncus pulmonalis, ventrikel kanan berdilatasi menjadi conus
arteriosus. Asal aorta dari ventrikel kiri tidak terlihat dari permukaan luar karena Aorta
berjalan spiral di belakang Truncus pulmonalis. Oleh sebab itu, Aorta muncul di sisi
kanan Truncus pulmonalis. Arcus aortae berhubungan dengan truncus pulmonalis
melalui Lig. Arteriosum, suatu sisa perkembangan dari ductus arteriosus pada sirkulasi
fetus. Kedua atrium mempunyai kantong anterior yang disebut sebagai aurikula
(auriculae dextra dan sinistra). V. Cava superior dan inferior masuk ke atrium kanan ,
keempat vena pulmonalis masuk ke atrium kiri.
Jantung memiliki dua katup atrioventrikularis (valvae cuspidales) di antara atrium
dan vetrikel pada setiap sisi. Katup atrioventrikularis kanan (valva atrioventrikularis
dextra) terdiri dari tiga cuspis (valva tricuspidalis). Katup atrioventrikularis kiri (valva
atrioventricularis sinistra) mempunyai dua cuspis (valva bicuspidalis, valva mitralis).
Cuspis-cuspis ini melekat pada otot papilaris melalui chordae tendinae untuk mencegah
prolapsnya katup selama kontraksi ventrikel. Selain itu, diantara ventrikel dan arteri
besar terdapat katup aorta (valva aortae) di sisi kiri dan katup pulmonal (valva
pulmonalis) di sisi kanan, keduanya terdiri dari tiga cuspis semiulnaris (valvulae
semiulnares). Ketika darah dipompa dari ventrikel masuk ke dalam arteri besar selama
sistol, katup semiulnaris terbuka dan katup atrioventrikularis tertutup. Ketika terisi
dengan darah dari atrium selama diastol, katup atrioventrikularis terbuka dan katup
semiulnaris tertutup.
Katup-katup tertanam pada kerangka jantung. Kerangka jantung terdiri dari jaringan
ikat yang membentuk suatu cincin (anuli fibrosi dextra dan sinistra) di sekitar katup
atrioventrikularis (valvulae atrioventrikulares) dan suatu cincin fibrosa di sekita katup
semiulnaris (valvae semiulnaris). Di antara anuli fibrosi terdapat trigonum fibrosum
dextra. Di sini berkas HIS yang termasuk sistem konduksi jantung melintasi dari atrium
kanan ke septum interventrikularis.
Atrium kanan terdiri dari bagian dengan permukaan internal yang halus. Sinus venae
cavae (sinus venarum cavarum), dan bagian muskular pada permukaan internal kasar
yang terdiri dari Mm. Pectinati. Kedua bagian dipisahkan oleh crista terminalis, yang
berperan sebagai petunjuk penting untuk lokalisasi nodus sinu-atrial (nodus SA) pada
sistem konduksi jantung. Nodus SA terletak di luar (subepikardial) dari garis demarkasi
ini dan di antara tempat masuk V. Cava superior dan auricula kanan (auricula dextra).
Septum interatrial (Septum interatriale) menunjukkan sisa berkas forman ovale, fossa
ovalis dengan pinggirnya, limbus fossae ovalis. Ostium sinus coronarii, yang merupakan
vena jantung terbesar, mempunyai sebuah katup (valvula sinus coronarii) dan ostium V.
Cava inferior juga didemarkasi oleh sebuah katup (valvula venae cavae inferioris).
Namun, kedua katup tidak dapat menutup masing-masing lumen. Vena jantung yang
lebih kecil memasuki atrium kanan secara langsung (foramina venarum minimarum).
Perluasan valvulae venae cavae inferioris adalah tendon TODARO (tendo valvulae venae
cavae inferioris). Ini berperan sebagai sebuah petunjuk, dan bersama dengan ostium
sinus coronarius dan katup trikuspidalis (valva atrioventrikularis dextra), ketiganya
membentuk trigonum KOCH yang memiliki nodus AV. Di ventrikel kanan, ketiga katup
menempel melalui chordae tendinae pada ketiga otot papilaris (Mm. Papillares anterior,
posterior dan septalis). Karena lapisan otot yang sangat kuat, dinding ventrikel kiri lebih
tebal daripada ventrikel kanan.
Jantung menyampaikan stimulasi listrik dan sistem konduksi yang terdiri dari
kardiomiosit yang termodifikasi, bukannya serabut-serabut saraf. Sistem ini dibagia
menjadi bagian-bagian berikut ini:
1. Nodus sinu-atrial (nodus sinuatrialis, nodus SA; nodus KEITH-FLACK)
2. Nodus atrioventrikularis (nodus atrioventricularis; nodus AV, nodus TAWARA)
3. Atrioventrikularis (fasciculus atrioventricularis, berkas HIS)
4. Cabang berkas kanan dan kiri (Crus dextrum dan sinistrum nodus TAWARA)
Fungsi sistem konduksi listrik dan myocardium dapat dimodifikasi melalui
persarafan otonom untuk menyesuaikan kebutuhan seluruh tubuh. Ini adalah tujuan
plexus cardiacus terdiri dari serabut saraf simpatis dan parasimpatis. Badan sel
(perikarya) serabut saraf parasimpatis pascaganglionik terdapat di dalam ganglion
cervicalis trunkus simpatis (truncus symphaticus) dan mencapai plexus cardiacus melalui
tiga saraf (Nn. Cardiaci cervicales superior, medius dan inferior). Serabut saraf
parasimpatis berasal dari serabut saraf preganglionik dari N. Vagus (X) dan mencapai
plexus cardiacus sebagai Rr. Cardiaci cervicales superior dan inferior, dan sebagai Rr.
Cardiaci thoracici.
A. coronaria dextra berasal dari sinus aorta kanan dan berjalan di sulcus coronarius
ke tepi inferior (margo dexter). Berlanjut ke facies diaphragmatica yang pada sebagian
besar kasus, R. Interventricularis posterior dicabangkan sebagai cabang terminal.
Cabang-cabang penting dari A. Coronaria dextra:
1. R. Coni arteriosi
2. R. Nodi sinuatrialis; ke nodus SA
3. R. Marginalis dextra
4. R. Posterolateralis dextra
5. R. Nodi atrioventrikularis; ke nodus AV
6. R. Interventricularis; menyuplai berkas HIS
A. coronaria sinistra berasal dari sinus aorta kiri dan bercabang sesudah 1 cm
membentuk R. Interventricularis anterior, yang berjalan ke apex jantung, dan R.
Circumflexus yang terakhir berjalan di dalam sulcus coronarius mengelilingi tepi jantung
kiri untuk mencapai bagian posterior jantung. Cabang-cabang penting dari A. Coronaria
sinistra:
1. R. Interventricularis anterior
a. R. Coni arteriosi
b. R. Lateralis atau R. Diagonalis
c. Rr. Intervetriculares septales
2. R. Circumflexus
a. R. Nodi sinuatrialis; ke nodus SA
b. R. Marginalis sinistra
c. R. Posterior ventriculi sinistra
Darah vena dari jantung dikumpulkan dalam tiga sistem mayor. 75% darah vena
dikumpulkan di dalam sinus coronarius dan dialirkan ke dalam atrium kanan. Sisa 25%
dari darah vena yang dialirkan ke dalam atrium dan ventrikel secara langsung melalui
transmural dan endomural. Vena-vena jantung yaitu:
1. Sistem sinus coronarius
a. V. Cardiaca magna; sama seperti area yang disuplai oleh A. Coronaria sinistra
1. V. interventricularis anterior
2. V. Marginalis sinistra
3. Vv. Ventriculi sinistra posteriores
b. V. Cardiaca media; di dalam sulcus interventricularis posterior
c. V. Cardiaca parva; di dalam sulcus coronarius kanan
d. V. Obliqua atri sinistri
2. Sistem transmural
a. Vv. Ventriculi dextra anteriores
b. Vv. atriales
3. Sistem endomural
a. Vv. Cardiacae minimae (Vena THEBESIAN)

Histologi
a. Jantung
jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secra ritmis memompa darah
melalui sistem sirkulasi. terdiri dari tiga lapisan utama dari dalam ke luar
1. Endokardium terdiri atas selapis sel endotel gepeng yang berada di atas selapis
tipis subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung serat elastin dan
kolagen, selain sel otot polos. Yang menghubungkan miokardium pada lapisan
subendotel adalah selapis jaringan ikat, yang mengandung vena, saraf, dan
cabang penghantar impuls jantung.
2. Miokardium adalah tunika yang paling tebal, berlapis-lapis mengelilingi bilik-
bilik jantung dalam bentuk pilihan yang rumit. Miokardium pada ventrikel jauh
lebih tebal dari atrium. Susunan sel-sel otot ini sangat bervariasi sehingga pada
potongan jaringan, sel-sel tampak tersususn dalam berbagai arah.
3. Epikardium di lapisi epitel selapis gepeng yang di topang selapis jaringan ikat.
Lapisan jaringan ikat longgar subperikardium mengandung vena, saraf, dan
banyak adiposit. Lapisan ini dapat disetarakan dengan lapisan viseral
perikardium yaitu membran serosa tempat jantung berada. Di antara lapisan
viseral dan parietal terdapat cairan pelumas memudahkan pergerakan jantung.

Jantung memiliki katup yang terdiri atas jaringan ikat fibrosa padat di pusat
yang ke dua sisinya di lapisi oleh lapisan endotel. Dasar katup melekat pada annulus
fibrosus, yang merupakan bagian skeleton fibrosa. Regio fibrosa yang padat ini di
sekitar katup jantung yang menambatkan dasar katup dan merupakan tempat origo
dan insersio serabut otot jantung.

Jantung memiliki suatu sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmis


yang tersebar di seluruh miokardium. Sistem ini terdiri atas dua nodus yang terletak
pada atrium kanan (SA) nodus sinoatrial, nodus atriventrikuler (AV) dan berkas
atrioventrikuler (His). Nodus SA merupakan massa sel otot jantung yang
termodifikasi dan berbenttuk fusiform, dengan miofibril yang lebih keci dari sel otot
yang berdekatan.

Sel-sel nodus atrioventrikuler serupa dengan sel nodus SA tetapi juluran


sitoplasmanya bercabang ke berbagai arah dan membentuk suatu jejaring. Berkas
AV berasal dari nodus yang sama, berjalan di sepanjang septum antarventrikel dan
terbagi menjadi berkas kiri dan kanan dan bercabang ke kedua ventrikel.
Serabut distal pada berkas AV di bentuk oleh sel-sel yang serupa denga sel
nodus AV. Serabut otot penghantar atau serabut purkinje ini memiliki satu atau dua
inti di pusat dan sitoplasmanya kaya akan mitokondria dan glikogen. Miofibril
jarang di jumpai dan terbatas pada bagian tepi sitoplasma. Setelah menyusun jejaring
subendokardium penghantar, serabut tersebut memasuki lapisan miokardium di ke
dua ventrikel, suatu susunan penting yang memungkinkan stimulus kontraksi
mencapai lapisan terdalam pada otot ventrikel.

Sel saraf ganglionik dan saraf otonom terdapat di dekat daerah nodus
sinoatrial dan nodus atrioventrikuler, yang mempengaruhi timbulnya frekuensi
denyut dan irama jantung, saat berlangsungnya kegiatan olahraga dan stres
emosional. Rangsangan divisi parasimpatis memperlambat denyut jantung, sedang
rangsang simpatis mempercepat irama pacu jantung.

b. Pembuluh Darah

Semua pembuluh darah yang beerukuran lebih besar dari diameter tertentu
memiliki struktural yang sama dan menunjukkan gambaran umum konstruksinya.
Pembuluh darah umumnya terdiri atas :

1. Tunika intima memiliki satu lapis sel endotel, yang di topang oleh selapis tipis
subendotel jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot
polos. Pada arteri intima dipisahkan dari tunika media oleh suatu lamina elastica
interna, yaitu komponen teluar intima. Lamina ini terdiri atas elastin, memiliki
celah memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dalam dinding pembuluh. Karena
tekanan darah dan kontraksi pembuluh menghilang pada saat kematian,tunika
intima arteri pada umumnya tampak berombak-ombak pada sediaan jaringan.
2. Tunika media, yaitu lapisan tengah terutama terdiri atas lapisan konsentris sel-
sel otot polos yang tersususn secara berpilin. Di antara sel-sel otot polos
terdapat berbagai serat dan lamela elastin, serat retikular kolagen tipe III,
proteoglikan dan glikoprotein yang ke semuanya dihasilkan sel-sel ini. Pada
arteri tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih tipis yang
memisahkannya dari tunika adventitia.
3. Tunika adventitia atau tunika eksterna terutama terdiri dari serat kolagen tipe I
dan elastin. Lapisan adventisia berangsur menyatu dengan jaringan ikat stromal
organ pada tempat pembuluh darah berada.

Arteri di bagi berdasarkan tipe-tipe sebagai berikut :


1. Arteri elastis besar, membantu menstabilkan aliran darah, yang mencakup aorta,
beserta cabang-cabang besarnya. Tunica media terdiri atas serat-serat elastin dan
sederetan lamina elstica yang berlubang-lubang dan tersusun konsentris yang
bertambah dengan bertambahnya usia. Lamina elastica berperan agar aliran
darah lebih merata. Selama ventrikel kontraksi lamina elastica arteri besar
teregang sehingga menurunkan daya tekanan, sedang saat ventrikel relaksasi
lamina elastica mempertahankan tekanan arterial.
2. Arteri muskular dapat mengendalikan banyknya darah yang menuju organ yang
mengontrasksikan atau merelaksasikan sel-sel otot polos tunika media . Tunika
interna memiliki lapisan subendotel yang sangat tipis dan lamina elastika interna
yaitu lapisan terluar tunika intima. Tunika adventitia terdiri atas jaringan ikat.
3. Arteriol, arteri muskular bercabang berulang kali menjadi arteri yang berukuran
lebih kecil, hingga mencapai ukuran dengan hanya dua atau tiga lapisan medial
otot. Arteri kecil bercabang menjadi arteriole, yang memiliki sebuah atau
sebuah lapisan otot polos dan mengindikasikan awal suatu mikrovaskular organ
tempat terjadinya pertukaran antara darah dan cairan jaringan.

Vena, darah yang memasuki vena menerima tekanan yang sangat rendah dan
bergerak menuju jantung melaui kontraksi tunika media dan kompresi eksternal dari
otot sekitar dan organ lain. Katup menonjol dari tunika intima untuk mencegah
aliran balik darah. Tunika intima umumnya memilki lapisan subendotel tipis dan
tunika media terdiri atas berkas-berkas kecil sel otot polos yang berbaur dengan
serat-serat retikular dab jalinan halus serat elastin.
Kapiler memiliki variasi struktural yang memungkinkan berbagai tingkat
pertukaran metabolik, dikelompokkan menjadi tiga tipe bergantung pada kontinuitas
sel endotel dan lamina externa.
1. Kapiler kontinu atau somatik memungkinkan pertukaran zat dan di tandai
dengan kontinuitas khusus sel endotel di dindingnya. kapiler ini merupakan
jenis kapiler tersering dan ditemukan di semua jenis jaringan otot, janringan
ikat, kelenjar eksokrin, dan jaringan saraf. Di sejumlah tempat, tetapi tidak di
sistem saraf.
2. kapiler berfenestra memungkinkan pertukaran molekul yang lebih luas melalui
endotel dan ditandai dengan adanya fenestra sirkular kecil melalui sel endotel
pipih yang sangat tipis dan mengandung proteoglikan heparan tetapi tidak
lapisan ganda lipid. Lamina basal pada kapiler berfenestra bersifat kontinu yang
menutupi fenestra. Kapiler berfenestra di jumpai di jaringan tempat
berlangsungnya pertukaran zat secara ceapat antar jaringan dan darah, seperti di
ginjal, usus, pleksus choroideus, dan kelenjar endokrin.
3. Kapiler sinusoid memungkinkan pertukaran makromolekul secara maksimal
sera di antara jaringan dan darah serta secara maksimal serta di antara jaringan
dan darah serta memiliki karakteristik berikut. Sel endotel memiliki fenestra
besar tanpa diafragma, sel suatu lapisan diskontinu dan terpisah satu sama lain
oleh ruang yang lebar, lamina basal juga bersifat diskontinu. Sinusoid berbentuk
ireguler dan berdiameter yang lebih besar ketimbang diameter kapiler lain,
yakni sifat yang memungkinkan aliran darah yang lambat. Kapiler sinusoid
ditemukan di hati,limpa, sejumlah organ endokrin dan sum-sum tulang.

Kapiler beranastomose secara bebas dan membentuk jejaring luas


menghubungkan arteriole dan venula. Luasnya kapiler jaringan berhubungan dengan
tingkat laju metabolisme yang tinggi seperti hati, ginjal, otot jantung,dan otot
rangka.

Fisiologi

Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut,
otot jantung mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik. Aktifitas
kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas
listrik.

Aktifitas listrik inidimulai pada nodus


sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah
antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada
nodus SA mengawali gelombang depolarisasi
secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya
potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus
AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.

Siklus Jantung

Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik
(dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai
vena kava. Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil
O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir
dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui
arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah
yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya
dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.

Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam
ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim tubuh
kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam
sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah
aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.

Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung
sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung (cardiac cycle).
Setiap siklus dimulai oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus
sinus (sinoatrioventricular node/ SA node). Nodus ini terletak pada dinding lateral
superior atrium kanan dekat tempat masuk vena cava superior, dan potensial aksi
menjalar dengan cepat sekali melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke
ventrikel. Karena ada pengaturan khusus sistem konduksi dari atrium menuju ke
ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dari 1/10 detik sewaktu impuls jantung
dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi
mendahului ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum
kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi, atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel,
dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan yang utama untuk
memompakan darah ke sistem pembuluh darah.

Sistole dan Diastole

Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut Diastole, yaitu periode
pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang disebut
sistole.
Gambar Cardiac Cycle menjelaskan berbagai peristiwa berbeda yang terjadi selama
siklus jantung (cardiac cycle). Kurva pertama yang paling atas adalah elektrokardiogram
(EKG/ECG), Ketiga kurva berikutnya secara berurutan menunjukkan perubahan-
perubahan tekanan di dalam aorta, ventrikel kiri, dan atrium kiri. Kurva kelima
melukiskan perubahan volume ventrikel, kurva keenam adalah fonokardiogram, yang
merupakan rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jantung–terutama oleh katup jantung–
sewaktu memompakan darah.

Fase diastolik siklus jantung dimulai dengan pembukaan katup atrio-


ventrikuler. Katup mitral terbuka sewaktu tekanan ventrikel kiri turun dibawah tekanan
atrium kiri dan periode pengisian ventrikel dimulai. Darah yang semula terkumpul di
atrium di belakang katup mitral yang tertutup, dikosongkan secara cepat ke dalam
ventrikel dan inilah yang menyebabkan awal jatuhnya tekanan di atrium. Kemudian,
tekanan di kedua ruangan meningkat bersama-sama, atrium dan ventrikel terisi
bersamaan dengan kembalinya darah ke jantung dari vena. Kontraksi atrium dimulai
pada dekat akhir diastol ventrikel oleh depolarisasi sel otot atrium. Sel otot
mengembangkan tekanan dan memendek. Tekanan atrium meningkat dan sejumlah darah
terdorong ke dalam ventrikel.
Kontraksi atrium sangat berperan dalam pengisisan ventrikel apabila terjadi
peningkatan denyut jantung, sebab dengan meninggalkan denyut jantung penggal waktu
antara denyutan untuk pengisian pasif menjadi lebih pendek. Sistol ventrikel, dimulai
sewaktu potensial aksi melalui nodus atrioventrikuler dan menyebar ke otot. Kontraksi
sel-sel otot ventrikel menyebabkan tekanan intra ventrikel meningkat di atas tekanan
atrium, akibatnya katup atrioventrikuler menutup dengan segera. Vibrasi mekanik akibat
penutupan tersebut terdengar di permukaan dada sebagai bunyi jantung pertama.
Tekanan dalam ventrikel kiri meningkat secara tajam bersamaan dengan intensitas
kontraksi ventrikel. Pada waktu tekanan ventrikel kiri meningkat melebihi aorta, katup
aorta terbuka. Periode waktu antara tertutupnya katup mitral dan terbukanya katup aorta
disebut fase kontraksi isovolumetrik karena selama penggal waktu ini ventrikel
merupakan ruangan tertutup dengan volum yang tetap. Ejeksi ventrikel dimulai dengan
membukanya katup aorta. Pada awal pengeluaran, darah masuk aorta dengan cepat,
menyebabkan tekanan di sini meningkat. Pembentukan tekanan di kedua ventrikel terjadi
dalam waktu yang bersamaan dan juga pada aorta, pada saat sel-sel otot ventrikel terus
berkontraksi pada awal sistol. Periode ini dinamakan fase ejeksi cepat. ventrikel kiri dan
aorta mencapai puncaknya, dinamakan tekanan sistolik puncak. Pada puncak ini
kekuatan kontraksi ventrikel kiri mulai berkurang. Pemendekan otot dan pengeluaran
volum terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang berkurang. Tekanan aorta mulai
menurun sebab darah meninggalkan aorta dan arteri besar lebih cepat dari darah yang
masuk ke dalam ventrikel kiri.
Sering, kekuatan kontraksi ventrikel berkurang pada titik di mana tekanan
intraventrikuler menurun dibawah tekanan aorta. Hal ini menyebabkan katup aorta
segera menutup dan getaran mekanik tersebut terdengar sebagai bunyi jantung kedua.
Suatu cekungan, dinamakan insisura (dicrotic notch), terlihat pada tekanan aorta sebab
sejumlah kecil volum darah aorta harus mengalir ke belakang untuk mengisi daun katup
pada waktu menutup.
Setelah penutupan katup aorta, tekanan intraventrikuler menurun secara cepat
seirama dengan mengendurnya otot jantung. Pada penggal waktu yang dinamakan masa
relaksasi iso-volumetrik ini, katup mitral juga menutup. Akhirnya, tekanan intraventrikel
juga turun di bawah tekanan atrium, katup atrioventrikuler terbuka, dan siklus jantung
yang baru dimulai. Ventrikel mencapai titik minimum atau volume sistol akhir (end
systolic volume) pada saat penutupan katup aorta.

Anda mungkin juga menyukai