1102011192
SKENARIO 1 BLOK KARDIO
LO.1 SISTEM KARDIOVASKULAR
LI1.1 MAKROSKOPIK
Jantung adalah organ yang terletak dalam cavum pericardii dan merupakan organ
muscular yang berbentuk conus, berkontraksi secara teratur yang berfungsi untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh dari ventricel sinistra melalui aorta ascendens.
Terletak dalam rongga thorax dalam ruang mediastinum dan dibungkus oleh jaringan
ikat yang dinamakan pericardium. Berat jantung orang dewasa normal (250-300)
gram, ukuran lintang mediastinum (8-10) cm. Jantung berdenyut (60-70) x per menit
hampir 90.000-100.000 x dalam 24 jam sehari terus menerus tanpa henti selama
masih hidup.
Letak jantung dalam ruang mediastinum adalah sebagai berikut :
1/3 bagiannya : terletak sebelah kanan dari garis linea mediana sternalis
(sternum) dan dapat dilihat bagian-bagian jantung sebagai berikut: atrium
Nely holidiyah
1102011192
dextra, ventricel dextra, pembuluh darah besar (vena cava superior, inferior,
dan aorta ascendens dan sebagian arcus aorta).
2/3 bagiannya : terletak sebelah kiri dari linea mediana terdapat: ventricel
sinistra, atrium sinistra, dan sebagian ventricel dextra dan truncus pulmonalis
dan arcus aorta.
Berdasarkan letak anatomi, organ jantung terdapat dalam cavum thorax diantara
kedua paru dextra dan sinistra yang disebut dengan ruang mediastinum, tepatnya pada
mediastinum media.
Letak jantung dalam mediastnum media
Jantung dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut pericardium. Pericardium terdiri
dari:
1. Pericardium bagian luar disebut lapisan fibrosa, merupakan jaringan ikat kuat
dan padat yang melekat pada diaphragma pada ”Centrum tendineum
Diaphragma Thotacis”.
2. Lapisan bagian dalamnya disebut sebagai lapisan serosa. Lapisan fibrosa dan
serosa ini berlanjut ke basis cordis sebagai lapisan tunica adventitia.
Pericardium lapisan serosa terbagi atas dua lapisan:
Pada jantung terdapat dua buah ruangan serambi, yaitu: atrium dextra dan atrium
sinistra dan dua buah ruangan bilik terdapat ke arah apex cordis yaitu ventricel dextra
dan ventricel sinistra. Antara kedua atrium dibatasi oleh sekat yang dinamakan
septum atriorum, dan di antara kedua ventrikel dinamakan septum interventrikulorum.
Pada atrium dextra tempat masuk darah yang berasal dari: vena cava superior, vena
cava inferior, dan sinus coronarius. Sedangkan pada atrium sinistra masuk empat buah
vena pulmonalis dextra dan sinistra, berasal dari kedua paru. Dari ventricel dextra
darah dipompakan ke paru melalui truncus pulmonalis yang bercabang menjadi arteria
pulmonalis dextra dan sinistra, sedangkan dari ventricel sinistra memompakan darah
ke seluruh tubuh melalui aorta ascendens
Dalam ruang atrium dextra terdapat bagian – bagian jantung sebagai berikut
- Osteum vena cava: lubang tempat masuk vena cava superior/inferior
- Fossa ovalis: lekukan obliterasi dari foramen ovale setelah lahir
- Auricel dextra: bagian lunak yang berbentuk telinga
- Valvula vena cava inferior
- Valvula tricuspidalis (katup atrioventriculare dextra)
- M. pectinati: otot dalam atrium
- Osteum atrioventriculare: antara atrium dan ventricel dextra
- Valvula sinus coronarius: tempat masuknya darah vena – vena jantung
- Sinus auricular nodde (SA Node): face maker jantung
Valvula tricuspidalis adalah katup jantung yang terdapat antara atrium dan ventrikel
dextra yang terdiri dari:
1. Valvula atau cuspis anterior
Nely holidiyah
1102011192
2. valvula atau cuspis posterior
3. valvula septal
Valvula biuspidalis atau katup mitral yang terdapat antara atrium dan ventrikel
sinistra yang terdiri dari:
1. Valvula atau cuspis anterior
2. Valvula atau cuspis posterior
Pembuluh darah balik jantung dikumpulkan pada vena yang dikenal dengan :
Sinus Coronarius : tempat muara dari vena – vena jantung, yaitu:
1. vena cordis magna
2. vena cordis parva
3. vena cordis media
4. vena cordis obliq
5. vena posterior ventrikel
Nely holidiyah
1102011192
Selanjutnya darah dalam sinus coronarius masuk ke dalam atrium dextra melalui
osteum sinus coronarius.
Tetapi ada vena jantung yang langsung bermuara ke atrium dextra, yaitu:
1. vena cordis anterior
2. vena cordis minima
3. vena cava superior
4. vena cava inferior
5. sinus coronarius
2. Sirkulasi pulmonal
2.1 Darah yang mengandung karbondioksida masuk lagi ke jantung →
dimulai dari ventrikel dextra → truncus pulmonalis → arteria pulmonalis
dextra dan sinistra → paru → masuk oksigen
2.2 Melalui vena pulmonalis → dilanjutkan kembali ke jantung (atrium
sinistra) → ventrikel sinistra → dilanjutkan kembali sirkulasi sistemik
LI1.2 MIKROSKOPIK
Jantung
Nely holidiyah
1102011192
Endokardium
Merupakan homolog tunika intima pembuluh darah dan menutupi seluruh permukaan
dalam jantung. Permukaannya diliputi endotel yang bersinambung dengan endotel
buluh darah yang masuk dan keluar jantung. Di bawah endotel terdapat lapisan tipis
yang mengandung serat kolagen halus membentuk lapisan subendotel. Lebih ke
dalam terdapat lapisan yang lebih kuat mengandung banyak serat elastin dan serat
polos. Yang paling jauh dari lumen, yang menyatu dengan miokardium di bawahnya,
disebut lapis subendokardial yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Lapisan ini
mengandung banyak buluh darah saraf dan cabang – cabang sistem hantar rangsang
jantung.
Miokardium
Miokardium atau lapis tengah yang yang bersesuaian dengan tunika media, terdiri atas
otot jantung. Ketebalannya beragam pada tempat yang berbeda, yang paling tipis
terdapat pada kedua atrium dan yang paling tebal terdapat pada ventrikel sinistra. Di
dalam atrium serat otot cenderung bersusun dalam berkas yang membentuk jala – jala.
Di permukaan dalam, berkas – berkas otot menonjol membentuk banyak rabung tak
beraturan disebut muskulus pektinatus di dalam bagian aurikula atrium. Di dalam
ventrikel, lembaran otot tersusun dua lapis, permukaan luar dan dalam. Lapis
permukaan berjalan spiral dari dasar ventrikel ke apeks, tempat mereka masuk ke
dalam untuk berakhir di dalam muskulus papillaris. Serat – serat dari lapis alam
berjalan melingkari dinding setiap ventrikel dengan beberapa serat membentuk jalur
berbentuk S berjalan dari satu ventrikel ke ventrikel lainnya melewati sekat
interventrikel.
Di bagian dalam miokardium, beberapa berkas kedapatan terkucil pada permukaan
dalam, terbungkus endokardium. Berkas – berkas ini disebut ”trabeculae karnae”.
Sela – sela antara serat dan berkas otot mengandung serat kolagen, elastin, dan
retikulin.
Lembar – lembar otot atrium dan ventrikel melekat berikut dengan jaringan
interstisialnya (endomisium) kepada bangunan penyangga utama jantung yang disebut
kerangka jantung. Penyangga utama jantung berupa jaringan ikat padat fibrosa tempat
melekat otot jantung dan katup – katupnya. Komponen yang utama ialah septum
membranaseum, trigonum fibrosum, dan anulus fibrosus. Anulus fibrosus melingkari
pangkal aorta dan arteri pulmonalis dan pintu atrioventrikuler. Cincin – cincin ini
merupaka tempat penambat utama serat – serat otot atrium dan ventrikel dan juga
sebagai tempat tambatan katup atroiventrikuler. Trigonum fibrosum berupa massa
jaringan fibrosa di antara pintu – pintu arteri dan pintu atrioventrikuler. Septum
Nely holidiyah
1102011192
membranosum, bagian fibrosa sekat interventrikel, juga menjadi tempat melekat
ujung bekas beberapa serat otot jantung.
Epikardium
Selubung luarnya (disebut juga perikardium viseral) berupa suatu membran serosa.
Permukaan luarnya diliputi selapis sel mesotel. Di bawah mesotel terdapat lapisan
tipis jaringan ikat yang mengandung banyak serat elastin. Suatu lapisan subperikardial
terdiri atas jaringan ikat longgar mengandung buluh darah, banyak elemen saraf, dan
lemak, menyatukan epikardium dengan miokardium.
Sistem pembuluh darah
Arteri Besar
Dindingnya terdiri dari lapisan – lapisan :
o Tunika intima
- lapisan endotel
- subendotel mengandung serat elastin, kolagen, dan fibroblas.
- membrana elastika interna: tidak begitu jelas
- endotelium: merupakan epitel selapis gepeng yang berfungsi mengontrol
aliran substansi darah yang melewati lumen
- sel – sel endotel dihubungkan oleh tight junction dan gap junction
o Tunika media
- lapisan paling tebal
- serat elastin dalam bentuk lamel diantara lapisan otot
- serat kolagen
- tidak terdapat tunika elastika eksterna
o Tunika adventitia
- lapisan relatif tipis
- dijumpai vasa vasorum dan persarafan vaskuler
Arteri Sedang
Metarteriol
Yaitu arteri pra kapiler berupa peralihan antara arteri dan kapiler, mempunyai lumen
lebih lebar daripada kapiler dan serat otot polosnya tersebar di sana sini pada
dindingnya.
Kapiler
- menghubungkan arteri dan vena
- pembuluh darah paling kecil
- dindingnya hanya terdiri dari 1 lapis
- sel endotel hanya dilalui 1 sel darah merah
- sel endotel dihubungkan oleh tight junction
- jaringan pembuluh darah bentuk kapiler yang mengalirkan cairan yang
mengandung gas, metabolit, hasil limbah
- tempat terjadinya proses pertukaran gas dan metabolit
Nely holidiyah
1102011192
Perisit
- sel mesenkimal dengan cabang sitoplasma panjang yang memeluk sebagian
sel endotel
- sek perivaskuler ini juga berfungsi sebagai kontraktil
- ada cedera, berproliferasi, berdiferensiasi membentuk pembuluh darah baru
- inti menghadap ke luar lumen
Arteriole
Lumen pembuluh lonjong mengarah gepeng, dan lebih besar dari arteriol
Tunika intimanya terdiri atas selapis sel endotel.
Tidak ada tunika elastika interna dan eksterna
Tunika adventitia lebih tebal dibandingkan keseluruhan dindingnya yang tipis
Nely holidiyah
1102011192
Vena sedang
Vena besar
Nely holidiyah
1102011192
Tunika intima terdiri dari lapisan endotel dengan lamina basal, dengan sedikit
jaringan penyambung subendotel dan otot polos. Batas tunika intima dan
tunika media tidak jelas.
Tunika media relatif tipis dan mengandung otot polos, serat kolagen, dan
fibroblas. Sel otot jantung meluas dalam tunika media vena besar.
Tunika adventitia terdiri dari otot polos dengan serat kolagen, serat elastin,
dan fibroblast.
M
Mekanisme kontraksi otot, adanya eksitasi pada miosit akan menyebabkan
peningkatan kadar Ca2+ di intraseluler.Eksitasi akan menyebabkan Ca2+ msk dari
ECM ke intrasel melalui L type channels lalu Ca2+ tersebut akan berikatan dengan
reseptor ryanodin- sensitive reseptor di Sarkoplasmik retikulum dan akan dihasilkan
lebih banyak lagi Ca 2+ ( CICR = Ca2+ induced Ca2+ release ). Kalsium yang masuk
akan berikatan dengan troponin C dan dengan adanya energi dari ATP akan
menyebabkan kepala miosin lepas dari aktin dan dengan ATP berikutnya akan
menyebabkan terdorongnya aktin ke bagian dalam ( M line ). Proses ini terjadi
berulang – ulang dan akhirnya terjadi kontraksi otot. Sumber ATP untuk kontraksi
berasal dari anaerob glikolisis, glikogenolisis, kreatin fosfat, dan fosforilasi oksidatif.
SumberATP pertama sekali adalah cadangan ATP, setelah itu menggunakan kreatin
fosfat diikuti dengan glikolisis anaerob, lalu glikolisis aerob dan akhirnya lipolisis.
Siklus jantung
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari
denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol
adalah periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung.
Diastol adalah periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.Diastol
dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular filling.
Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup
semilunar dan katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak
berubah. Pada ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan
di ventrikel, katup mitral dan katup trikuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan
terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang
masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic Volume. Sistolik dapat dibagi menjadi
dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Pada kontraksi
isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup – katup tetap tertutup. Tekanan
juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot. Pada ejeksi
ventrikel , tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada
aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya
darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa
darah yang terdapat di ventrikel disebut End Systolic Volume. Dua bunyi jantung
Nely holidiyah
1102011192
utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus
jantung.Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering
dikatakan terdengar seperti “lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih
tinggi, lebih singkat dan tajam- sering dikatakan dengan terdengar seperti “dup”.
Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV , sedangkan bunyi
katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak
menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding
ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan
katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika
tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama
menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal
relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah tekanan
aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan
permulaan diastol ventrikel.
Sirkulasi jantung
Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis.
Sirkulasi paru dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil,
kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena
pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.
3. Kelistrikan jantung
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat
adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri: suatu kemampuan yang
disebut “autorhytmicity”. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua
jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil
melakukan kerja mekanis, yaitu memompa dan sel otoritmik mengkhususkan diri
mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk
kontraksi sel-sel pekerja.Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki
potensial membrane istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki
potensial membrane istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas “pacemaker” (picu
jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial
membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulkah potensial
Nely holidiyah
1102011192
aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung
berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. Mekanisme yang
mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih belum
diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak menetap
antara potensia-potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi, membrane secara lambat
mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada
saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+,
yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya,
bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara
bertahap mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran
Ca++ terbuka, terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari
potensial aksi spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah
potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.
LO.3 HIPERTENSI
LI3.1 DEFINISI
Nely holidiyah
1102011192
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu
keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah
(diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan
darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital
lainnya.
LI3.2 KLASIFIKASI
LI3.3 ETIOLOGI
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi ini terjadi karena masalah primer lain. Dapat digolongkan menjadi 4
katagori :
a. Hipertensi kardiovaskular
Pengerasan arteri → aterosklerosis → ↑TPR → Tensi↑
b. Hipertensi renal
Kerusakan ginjal→ ↓eliminasi garam dan air→volume plasma
↑→hipertensi
c. Hipertensi endokrin
i. Feokromositoma : ↑epi dan NE→↑curah jantung dan vasokontriksi
ii. Sindrom Conn : ↑aldosteron→↑kadar garam dan air dalam
tubuh→volume plasma↑
d. Hipertensi neurogenik
LI3.4 PATOFISIOLOGI
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer. Berbagai
faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer akan mempengaruhi
tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor genetik, stres, obesitas, faktor
endotel. Selain curah jantung dan tahanan perifer sebenarnya tekanan darah
dipengaruhi juga oleh tebalnya atrium kanan tetapi tidak mempunyai banyak
pengaruh. Curah jantung dipengaruhi oleh volume sekuncup atau stroke volume dan
kecepatan denyut jantung.. Terdapat dua jenis kontrol yang memepengaruhi volume
sekuncup yaitu:
1) Kontrol instrinsik
Kontrol instrinsik bergantung pada hubungan panjang tegangan otot jantung
dan volume yang diisikan ke dalam ventrikel (preload). Penentu utama dari panjang
serat otot jantung adalah tingkat pengisian diastol atau end diastolic volume. Semakin
banyak end diastolic volume yang masuk ke dalam ventrikel, semakin panjang pula
peregangan otot jantung sehingga menghasilkan gaya atau kontraksi yang besar dan
akan menghasilkan volume sekuncup yang besar. Hal ini sesuai dengan hukum Frank-
Starling pada jantung.
2) Kontrol ekstrinsik
Adalah faktor-faktor yang berasal dari luar jantung yaitu efek saraf simpatis
jantung dan epinefrin. Stimulasi simpatis dan epinefrin akan meningkatkan
kontraktilitas jantung yang berakibat jantung akan lebih memeras lebih banyak darah
sehingga ejeksi lebih sempurna dan meningkatkan volume sekuncup. Peningkatan
kontraktilitas ini disebabkan karena peningkatan influx Ca++ yang dicetuskan oleh
Nely holidiyah
1102011192
epinefrin dan norepinefrin. Selain peningkatan influx Ca++, pengeluaran Ca++ dari
retikulum sarkoplasma yang akan meningkatkan Ca++ di sitosol akan menyebabkan
pergeseran filamen troponin-tropomiosin bergeser karena troponin berikatan dengan
Ca++ . Setelah filamen tersebut bergeser maka jembatan silang miosin akan berkontak
dengan aktin sehingga akan terjadi kontraksi otot jantung. Stimulasi paraf simpatis ini
kan menggeser kurva Frank-Starling ke arah kiri.
Saraf simpatis juga akan menyebabkn arteriol mengalami vasokonstriksi
sehingga terjadi peningkatan resistensi perifer total yang akan berakibat
meningkatnya tekanan darah. Selain menyebabkan vasokonstriksi arteriol, saraf
simpatis juga akan menyebabkan vena akan mengeluarkan darah lebih besar ke
atrium. Hal ini akan membuat peningkatan end diastolik volume yang akan berakhir
pada peningkatan tekanan darah. Afterload merupakan tahanan yang harus dilawan
oleh jantung untuk bisa mengeluarkan darah ke arteri.
Afterload dipengaruhi oleh resistensi pembuluh darah yang bergantung
panjang pembuluh darah, ukuran lumen pembuluh darah dan viskositas darah.
Resistensi pembuluh darah berbanding lurus dengan viskositas dan panjang pembuluh
darah tetapi berbanding terbalik dengan ukuran atau jari-jari dari lumen pembuluh
darah. Apabila tekanan darah arteri meningkat atau apabila katup semilunar
mengalami stenosis maka ventrikel harus menghasilkan tekanan yang lebih tinggi
daripada tekanan yang terdapat di arteri untuk dapat menyemprotkan darah. Hal ini
menyebabkan jantung akan mengkompensasi dengan hipertrofi serat-serat otot
jantung yang kan memungkinkan jantung berkontraksi lebih kuat dan
mempertahankan volume sekuncupnya sehingga lama-kelamaan akan terjadi
cardiomegali.
Selain berpengaruh pada volume sekuncup jantung, saraf simpatik juga
memepengaruhi korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol yaitu suatu
vasokonstriktor kuat. Vasokonstriksi pembuluh darah yang ada di ginjal menyebabkan
penurunan darah ke ginjal sehingga ginjal akan mengkompensasi dengan
mengeluarkan renin yang akan dirubah menjadi angiotensin I setelah bertemu dengan
angiotensinogen yang terdapat di dalam pembuluh darah. Angiotensin I akan dirubah
menjadi angiotensin II oleh ACE (Angiotensin Converting Enzym) dan akan
merangsang pengeluaran aldosteron oleh korteks adrenal. Aldosteron akan
menyebabkan retensi Na+ dan air sehingga meningkatkan volume intravaskuler dan
kenaikan tekanan darah. Angiotensin II juga merupakan vasokonstriktor kuat
sehingga akan menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah yang berakibat
pada kenaikan tekanan darah.
Dalam tubuh sebenarnya terdapat sistem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang berusaha
untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang. Pengendalian
dimulai dari sistem yang bereaksi dengan cepat misalnya reflek kardiovaskuler
melalui sistem saraf, reflek kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang
berasal dari atrium dan arteri pulmonalis otot polos. Dari sistem pengendalian yang
bereaksi sangat cepat diikuti oleh sistem pengendalian yang bereaksi kurang cepat,
misalnya perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang
dikontrol hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem yang
berlangsung dalam jangka panjang, misalnya kestabilan tekanan darah dalam jangka
Nely holidiyah
1102011192
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ.
Nely holidiyah
1102011192
LI3.5 MANIFESTASI
Nely holidiyah
1102011192
Pada orang yang menderita hipertensi kadang tidak memperlihatkan
adanya gejala apapun, namun bila telah terjadi komplikasi akan menimbulkan
tanda dan gejala seperti di bawah ini :
Tanda :
1. Peningkatan tensi di atas normal (>120/80 mmHg)
2. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Gejala :
1. Mual dan muntah
2. Nokturia
3. Sakit kepala saat terjaga akibat peningkatan tekanan darah intrakranium
4. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
5. Gejala lainnya adalah pusing, mudah marah, telinga berdengung,
mimisan(jarang), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah,
dan mata berkunang-kunang.
-Sering sakit kepala (meskipun tidak selalu), terutama bagian belakang, sewaktu
bangun tidur pagi atau kapan saja terutama sewaktu mengalami ketegangan.
- Keluhan sistem kardiovaskular (berdebar, dada terasa berat atau sesak terutama
sewaktu melakukan aktivitas isomerik)
-Keluhan sistem serebrovaskular (susah berkonsentrasi, susah tidur,migrain, mudah
tersinggung, dll)
-Tidak jarang tanpa keluhan, diketahuinya secara kebetulan.
-Lamanya mengidap hipertensi. Obat-obat antihipertensi yang telah dipakai, hasil
kerjanya dan apakah ada efek samping yang ditimbulkan.
-Pemakaian obat-obat lain yang diperkirakan dapat mempermudah terjadinya atau
mempengaruhi pengobatan hipertensi (kortikosteroid,analgesik, anti inflamasi, obat
flu yang mengandung pseudoefedrinatau kafein, dll), Pemakaian obat kontrasepsi,
analeptik,dll.
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis banding
Nely holidiyah
1102011192
1.Hipertensi akut
Pemeriksaan air kemih, kadar elektrolit, IgG, IgM, IgA, C3, ASSTO, ANA, sel LE,
BUN, kreatinin serum, dan hematologi, dapat membedakan penyebab hipertensi
tersebut.
2.Hipertensi kronik
LI3.7 PENATALAKSANAAN
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah Ny. Sumi adalah 160/100
mmHg. Tekanan darah tersebut dapat digolongkan dalam hipertensi derajat 2 dalam
pengklasifikasiannya pada JNC 7. Berikut merupakan penatalaksanaan yang tepat
untuk Ny. Sumi berdasarkan JNC 7:
1. Farmakologik :
a. Diberikan tanpa ada keharusan indikasi :
kombinasi 2 obat antihipertensi, biasanya : thiazide (tipe diuretik) dan
ACEI (Angiotensin Converting Enzym – Inhibitor) / ARB (Angiotensin
reseptor blocker) / BB (β-blocker) / CCB (Ca2+ channel blocker).
b. Diberikan bila harus ada indikasi :
diuretik, ACEI, ARB, BB, CCB sesuai kebutuhan.
2. Non farmakologik :
a. Pembatasan garam dalam makanan
b. Mengurangi berat badan
c. Pembatasan alkohol
d. Latihan fisik
e. Stop merokok
f. Tingkatkan konsumsi buah dan sayur, kurangi lemak
LI3.8 KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada kasus hipertensi menurut Mansjoer
(1999) :
1. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non - otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
dapat terjadi spada hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan menebal.
Nely holidiyah
1102011192
2. Dapat terjadi infark miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
3. Gagal ginjal kronik terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler – kapiler ginjal glomerulus.
4. Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi akibat tekanan yang sangat tinggi. Pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan kapiler mendorong cairan ke dalam
ruang interstisium di seluruh susunan saraf pusat. Hal ini dapat menyebabkan
kejang, gangguan kesadaran hingga koma.
5. Retinopati hipertensi karena rusak atau rupturnya pembuluh darah mata.
6. Edema paru
LI3.9 PENCEGAHAN
Pencegahan untuk hipertensi hanya dengan menghindari atau meminimalisir faktor
predisposisi. Seperti :
Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari
Menghindari kegemukan
Membatasi konsumsi lemak
Berolahraga teratur
Makan buah-buahan dan sayur-sayuran
Tidak merokok dan alcohol
Meningkatkan hidup yang positif
Sering latihan relaksasi dan meditasi guna mengurangi stress
LI3.10 PROGNOSIS
Prognosis pada kasus ini tergantung pada penatalaksanaan yang dijalani oleh
pasien. Prognosis menjadi baik bila pasien mengikuti terapi yang dianjurkan.
Namun pada penderita hipertensi, terapi yang dilakukan adalah terapi seumur
hidup.
Daftar Pustaka :
Ganong, W.F.. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 22. Jakarta : EGC
Raden, Inmar. 2010. Anatomi Kedokteran Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi
http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes5%20Circulatory
%20Anatomy.htm
http://www.scribd.com/doc/46147651/10/Manifestasi-Klinis-Hipertensi
sudoyo,Aru W. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam Ed 2. Jakarta: interna publishing
Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi DiFiore. Ed 11. Jakarta : EGC
Gunawan, Sulistia Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi. Ed 5. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. 1996. Buku Ajar Histologi. Ed 5. Jakarta : EGC
Nely holidiyah
1102011192
Rilantono LI, Baraas Faisal, Karo SK, Roebiono PS. 2004. Buku Ajar Kardiologi.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta :
EGC