Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 1

Sasaran Belajar

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Eritropoesis

LO 1.1 Definisi Eritropoesis

LO 1.2 Morfologi Eritropoesis

LO 1.3 Faktor yang mempengaruhi

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin

LO 2.1 Definisi Hemoglobin

LO 2.2 Struktur Hemoglobin

LO 2.3 Biosintesis Hemoglobin

LO 2.4 Mekanisme Hemoglobin

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Anemia

LO 3.1 Definisi Anemia

LO 3.2 Klasifikasi Anemia

LO 3.3 Gejala Anemia

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Anemia Defisiensi Besi

LO 4.1 Definisi

LO 4.2 Etiologi

LO 4.3 Patofisiologi

LO 4.4 Manifestasi Klinis

LO 4.5 Diagnosis dan diagnosis banding

LO 4.6 Penatalaksanaan

LO 4.7 Komplikasi

LO 4.8 Prognosis

LO 4.9 Pencegahan
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Eritropoesis

LO 1.1 Definisi

Eritropoesis adalah proses pembuatan eritrosit, pada janin dan bayi proses ini
berlangsung di limfa dan sumsum tulang, tetapi pada orang dewasa terbatas hanya pada sumsum
tulang.

LO 1.2 Morfologi

Sel induk Pluripoten dan Multipoten. Diduga bahwa semua sel-sel darah berasal dari
suatu sel induk tipe tunggal didalam sumsum tulang. Karena sel-sel ini dapat menghasilkan
semua tipe sel darah, maka sel ini disebut sebagai sel induk pluripoten. Sel-sel ini berploriferasi
dari satu turunan sel yang akan menjadi limfosit dan turunan yang lain akan membentuk sel-sel
mieloid.

Diferensiasi dan maturasi eritrosit meliputi pembentukan proeritroblas, eritroblas


basofilik, eritroblas polikromatofilik, normoblas, retikulosit dan eritrosit. Proeritroblas
merupakan sel yang besar dengan kromatin yang longgar, berikatan dan anak inti jelas,
sitoplasma basofilik. Tahap selanjutnya eritroblas basofilik dengan sitoplasma basofilik kuat dan
suatu nukleus padat yang tidak memperlihatkan nukleolus. Sifat basofilik dari kedua sel ini
disebabkan oleh sejumlah poliribosom yang ikut didalam sintesis hemoglobin. Eritroblas
polikromatofilik nukleus terus memadat dan tidak ada sitoplasma basofil yang terlihat,
menghasilkan suatu sitoplasma asidofilik uniformis. Pada suatu saat, sel ini menghasilkan suatu
seri tonjolan sitoplasma dan mendorong nukleusnya, dimasukan dalam suatu lapisan tipis
sitoplasma. Sisa sel masih mempunyai sejumlah kecil poliribosom yang ketika diberi pewarnaan
suprafital, beragregasi untuk membentuk suatu jaringan kerja yang berwarna. Sel ini adlah
retikulosit, yang segera kehilangan poliribosomnya dan menjadi sel darah merah yang matang.

LO 1.3 Faktor yang Mempengaruhi

Hormon eritropoietin dan zat seperti besi, asam folat dan vitamin B12 penting untuk
produksi eritrosit
Eritropoeitin

- Dihasilkan oleh: sel interstisial peritubular ginjal,hati


- Stimulus pembentukan eritroprotein: tekanan O2 dalam jaringan ginjal.
- ↓ penyaluran O2 ke ginjal merangsang ginjal mengeluarkan hormon eritropoetin ke dalam darah
→ merangsang eritropoiesis di sumsum tulang dengan merangsang proliferasi dan pematangan
eritrosit →jumlah eritrosit meningkat→kapasitas darah mengangkut O2 ↑ dan penyaluran O2 ke
jaringan pulih ke tingkat normal → stimulus awal yang mencetuskan sekresi eritropoetin hilang
sampai diperlukan kembali.
- Pasokan O2 ↑ ke jaringan akibat peningkatan massa eritrosit/Hb dapat lebih mudah melepaskan
O2 : stimulus eritroprotein turun
- Fungsi: mempertahankan sel-sel precursor dengan memungkin sel-sel tsb terus berproliferasi
menjadi elemen-elemen yg mensintesis Hb.
- Bekerja pada sel-sel tingkat G1
- Hipoksia: rangsang fisiologis dasar untuk eritropoeisis karena suplai O 2 & kebutuhan mengatur
pembentukan eritrosit.

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin

LO 2.1 Definisi

Hemoglobin adalah suatu protein yang mengikat molekul bukan protein, yaitu senyawa
porfirin besi yang disebut heme.

LO 2.2 Struktur Hemoglobin

Satu molekul hemoglobin memiliki struktur serupa myoglobin yaitu satu monomer globin
yang mengikat satu molekul heme, hemoglobin fungsional adalah molekul tetramer dengan
masing masing globin mengikat molekul heme. Pada orang dewasa, struktur tetramer ini terdiri
atas sepasang globin α dan sepasang globin non-α. Sebagian besar merupakan hemoglobin
dewasa atau adult hemoglobin (HbA) dengan sepasang rantai globin α dan sepasang rantai globin
β (α2β2). Disamping itu juga terdapat juga sebagian kecil hemoglobin fetus atau fetal
hemoglobin (HbF) dengan sepasang

Anda mungkin juga menyukai