Disusun Oleh :
Ferry Fahmi
NPM 22090400008
Firza Pinamiranti
NPM 22090400047
A. ANATOMI FISIOLOGI
Membahas anatomi dalam sistem kardiovaskuler pada prinsipnya terdiri antara lain
jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk
mengangkat oksigen, nutrisi dan zat – zat lain yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh
serta membawa bahan – bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Organ
jantung secara anatomi terletak pada mediastinum yaitu kompartemen pada bagian tengah
rongga thoraks diantara dua rongga paru. Struktur mediastinum sendiri memiliki struktur
dinamis, lunak yang dapat digerakkan oleh struktur – struktur yang terdapat di dalamnya
(jantung) dan mengelilinginya (diafragma dan gerakan lain pada pernapasan) serta efek
gravitasi dan posisi tubuh.
1.
Struktur
Jantung
Jantung memiliki ukuran sekitar sedikit lebih besar dari satu kepalan tangan
dengan berta berada pada rentang 7 – 15 ons (200 – 425 gram). Secara fisiologis jantung
mampu memompa sampai dengan 100.000 kali dan dapat memompa darah sampai
dengan 7.571 liter per hari. Posisi jantung berada di belakang sternum pada rongga
mediastinum, diantara costae kedua dan keenam. Jantung sebelah kanan menerima darah
yang tidak teroksigenasi dari vena cava superior dan vena cava inferior kemudian
mengalirkannya ke pulmonal untuk proses oksigenasi, sedangkan bagian kiri jantung
menerima dari teroksigenasi dari paru melalui vena pulmonalis untuk selanjutnya
diedarkan ke seluruh tubuh melalui aorta.
2. Perikardium
Perikardium merupakan lapisan pembungkus jantung yang tersusun oleh
membrane fibroserosa dan permukaan pembuluh darah besarnya. Pericardium tersusun
oleh dua lapisan yaitu pericardium fibrosa yang merupakan lapisan bagian luar yang
keras serta pericardium serosa yang merupakan lapisan bagian dalam. Pericardium serosa
juga memiliki dua lapisan yaitu perikardium parietal dan perikaridium visceral.
Perikardium parietal merupakan permukaan bagian dalam pericardium fibrosa.
Sedangkan pericardium visceral melekat pada permukaan jantung. Ruang yang berada
diantara pericardium parietal dengan pericardium visceral disebut dengan ruang
pericardium. Dalam kondisi normal, ruang tersebut berisi cairan yang berfungsi untuk
memudahkan bagi jantung untuk bergerak dan berdenyut tanpa adanya hambatan.
Ruangan jantung terdiri dari dua bagian yaitu bagian kanan dan kiri. Masing –
masing bagian mempunyai satu atrium dan satu ventrikel sehingga di dalam jantung
terdapat empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Antara atrium dengan ventirkel terdapat lubang atrioventricular dan pada setiap lubang
tersebut terdapat katup. Atrium merupakan rongga penerima yang akan memopa darah ke
dalam ventrikel. Atrium kanan mendapatkan darah yang berasal dari vena cava superior
dan vena cava inferior, atrium kiri mendapatkan darah dari vena pulmonalis. Ventrikel
merupakan rongga penerima darah dari atrium melalui sebuah katup. Ventrikel kanan
akan mendapatkan darah dari atrium kanan untuk selanjutnya dipompa ke paru – paru
melalui arteri pulmonalis, sedangkan ventrikel kiri mendapatkan darah dari atrium kiri
untuk selannjutnya memompa darah ke seluruh tubuh melalui katup aorta. Otot jantung
(miokarium) pada bagian ventrikel lebih tebal dibandingkan dengan bagian atrium dan
otot ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan dengan otot ventrikel kanan. Hal ini karena
otot ventrikel kiri memounyai tugas untuk menghasilkan tekanan yang lebih besar
daripada otot bagian lainnya. Ventrikel kiri bertugas untuk memompa darah ke seluruh
tubuh.
Diantara atrium dengan ventrikel terdapat katup yang memishakannya. Katup ini
disebut dengan katup atrioventricular yang berfungsi untuk menjaga aliran darah agar
berjalan searah dari atrium ke ventrikel dan menghindarkan aliran darah balik dari
ventrikel ke atrium. Katup atrioventrikularis ini dibagi menjadi dua yaitu katup
trikuspidalis dan katup bikuspidalis (katup mitral). Katup trikuspidalis merupakan katup
yang mempunyai tiga daun yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan.
Sedangkan katup bikuspidalis (katup mitral) merupakan katup dengan dua daun yang
memisahkan atrium kiri dengan ventrikel kiri. Selain katup atrioventrikularis, terdapat
katup semilunaris yang terdiri dari dua katup yaitu katup pulmonal dan katup aorta.
Katup pulmonal berfungsi mencegah aliran balik dari arteri pulmonalis ke ventrikel
kanan. Sedangkan katup aorta berfungsi mencegah aliran balik dari aorta ke ventrikel
kiri.
Di dalam dinding
ventrikel terdapat juga bekas – bekas otot yang tebal dinamakan dengan otot – otot
papillaris. Di bawah dari otot – otot papillaris terdapat benang – benang tendon tipis yang
disebut dengan korda tendinea dan berfungsi untuk menghindarkan kelopak katup
terdorong masuk ke dalam atrium saat ventrikel berkontraksi. Terdapat juga pembuluh
darah yang tersambung langsung dengan jantung, di sebelah kanan jantung terdapat vena
cava superior dan vena cava inferior yang akan mengalirkan darahnya masuk ke dalam
atrium kanan. Selanjutnya terdapat juga arteri pulmonalis. Arteri ini berfungsi untuk
membawa darah keluar dari ventrikel kanan untuk masuk ke dalam paru – paru.
Sedangkan yang membawa aliran darah dari paru – paru untuk masuk ke jantung lagi
yaitu ke dalam atrium kiri disebut dengan vena pulmonalis. Pembuluh darah berikutnya
yaitu aorta yang berfungsi membawa darah keluar dari ventrikel kiri.
4. Bunyi Jantung
Di dalam jantung terdengar dua macam bunyi/suara. Bunyi ini berasal dari katup
– katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan oleh menutupnya katup
atrioventricular dan kontraksi ventrikel. Sedangkan bunyi kedua merupakan bunyi akibat
menutupnya katup semilunaris sesudah kontraksi ventrikel.
5. Pembuluh Darah dan Inervasi Jantung
Di dalam menjalankan fungsinya, otot jantung membutuhkan aliran darah yang
menyuplai kebutuhan oksigen dan nutrisi serta zat zat lain yang dibtuhkan untuk
kehidupan otot jantung. Pembuluh darah yang berperan pada jantung adalah arteri
koronaria dan vena koronaria. Aliran darah dari dan ke otot miokardium, Sebagian besar
berasal dari ateri dan vena ini. Pembuluh darah jantung ini dipengaruhi oleh kerja saraf
simpatis dan saraf parasimpatis.
Arteri koronaria merupakan cabang pertama dari aorta yang mengalirkan darah ke
epikaridum dan miokardium. Selain itu arteri ini menyuplai darah ke atrium dan
ventirkel. Cabang artei koronaria adalah arteri koronaria dekstra dan arteri koronaria
sinsitra. Cabang arteri koronaria inilah yang pertama – tama meninggalkan aorta dan
kemudian bercang – cabang lagi menjadi arteri yang lebih keci. Arteri – arteri kecil ini
mengitari jantung dan menghantarkan darah ke semua bagian organi ini. Selanjutnya
darah yang Kembali dari jantung terkumpul ke dalam sinus koronaria dan akan masuk ke
dalam atrium kanan.
Arteri koronaria dekstra
menyuplai darah ke atrium kanan, Sebagian besar ventrikel kanan, Sebagian ventrikel
kiri, Sebagian septum intraventrikuler, sino atrial nodes (SA Nodes) dan atrio ventricular
nodes (AV Nodes). Sedangkan arteri koronaria sinistra menyuplai darah ke atrium kiri,
Sebagian besar ventrikel kiri, Sebagian ventrikel kanan dan SA nodes (pada sekitar 40 %
orang). Sedangkan vena jantung terletak superficial terhadap arteri. Sinus koronarius
merupakan vena yang paling besar, membuka ke atrium kanan. Sebagian besar vena
jantung utama mengalirkan ke sinus koronarius kecuali vena – vena anterior jantung yang
mengalirkan ke atrium kanan.
Jantung dipersarafi oleh serabut saraf otonom dari plexus cardiacus. Plexus
Cardiacus ini terbentuk dari serabut parasimpatis dan simpatis dalam perjalanan ke
jantung. Serabut tersebar di sepanjang dan ke pembuluh darah coroner serta komponen –
komponen konduktan terutama SA Nodes. Meskipun Gerakan jantung berisfat ritmik
tetapi kecepatan kontraksi dipengaruhi rangsanagn yang sampai pada jantung melalui
saraf tersebut.
Rangsangan saraf simpatis menyebabkan meningkatnya nadi, konduksi impuls,
kekuatan kontraksi dan menyebabkan peningkatan aliran darah melalui arteri koronaria.
Stimulasi adrenergic SA Nodes dan jaringan konduktan meningkatkan konduksi
atrioventricular. Sedangkan rangsangan saraf parasimpatis akan memperlambat nadi,
mengurangi kekuatan kontraksi dan mengonstriksikan arteri konronaria, menghambat
energi diantara periode peningkatan kebutuhan. Rangsangan saraf parasimpatis
paskasinap akan memperlambat kecepatan depolarisasi sel – sel pacemaker dan konduksi
atrioventricular serta mengurangi kontraktilitas atrial.
6. Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung merupakan system yang mengkoordinasikan siklus di
dalam jantung dengan mengkoordinasikan kontraksi dari keempat ruangan yang ada di
jantung. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemompa darah, atrium dan ventrikel
bekerja Bersama – sama. Dalam system konduksi jantung ini melibtakan SA Nodes, AV
Nodes, Bundle of His dan serabut purkinje.
Arteri mempunyai struktur dinding otot yang lebih tebal daripada vena. Hal ini
bertujuan untuk mengakomodasi fungsi dari arteri untuk mengalirkan darah pada
kecepatan dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya vena mempunyai struktur dinding otot
yang lebih titpis. Akan tetapi vena mempunyai diameter yang lebih besar daripada arteri
karena tekanan darah yang mengalir balik dari vena ke jantung lebih rendah. Selain itu
pada vena mempunyai katup yang bertujuan untuk mencegah alirah darah balik.
Arteriol mempunyai dingding yang lebih titpis daripada arteri, berfungsi untuk
mengatur aliran darah ke kapiler dengan cara konstruksi dan dilatasi. Sedangkan venula
mempunyai dinding yang lebih tipis daripada arteriol, berfungsi untuk mengumpulkan
darah dari kapiler. Secara lebih jelas arteri bertugas untuk membawa darah dari jantung,
vena bertugas untuk membawa darah ke jantung sedangkan kapiler sebagai penghubung
antara arteri dan vena yang merupakan jalan lalu lintas untuk distribusi zat – zat yang
dipelrukan oleh tubuh serta zat – zat yang harus dibuang oleh tubuh. Selain itu di dalam
kapiler inilah terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler atau intersitiil.
Denyut nadi merupakan gelombang yang teraba pada arteri akibat darah dipompa
keluar jantung. Denyut arteri mudah teraba dan terasa di tempat yang melintasi sebuah
tulang yang terletak dekat dengan permukaan, misalnya arteri radialis, arteri temporalis
maupun arteri dorsalis pedis. Selain itu juga terdapat arteri – arteri besar yang mudah
untuk diraba yaitu arteri karotis, arteri brakhialis dan arteri femoralis.
Saluran limfe juga merupakan bagian dari system kardiovaskuler, berfungsi untuk
mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali ke dalam darah limfenya yang
dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
9. Sirkulasi Darah
Jantung merupakan organ utama sirkulasi darah. Terdapat dua macam sirkulasi
yang terjadi yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal.
a. Sirkulasi Sistemik
Sirkulasi sistemik dimulai dari aliran darah dari ventrikel kiri melalui arteri,
arteriol, dan kapiler Kembali ke atrium kanan melalui vena
b. Sirkulasi Pulmonal
Sirkulasi pulmonal dimulai dari aliran darah dari ventrikel kanan masuk ke dalam
paru – paru selanjutnya dari paru – paru masuk ke dalam atrium kiri.
Darah tidak teroksigenasi yang berasal dari vena cava superior dan vena cava
inferior akan masuk ke dalam atrium kanan. Darah dari atrium kanan melewati katup
trikuspidalis akan masuk ke dalam ventrikel kanan. Selanjutnya ventrikel kanan akan
memompa darah ke paru – paru melalui katup pulmonal menuju arteri pulmonalis.
Selanjutnya darah di paru – paru akan mengalami proses oksigenasi.
Setelah proses oksigenasi di paru – paru terjadi, darah akan dialirkan ke vena
pulmonalis menuju ke atrium kiri. Darah teroksigenasi ini selanjutnya melalui katup
bikuspidalis akan tertampung ke dalam ventrikel kiri. Kemudian ventrikel kiri akan
memompa darah ke seluruh tubuh melalui katup aorta.
Tiga arteri besar yang merupakan percabangan dari aorta akan mengalirkan darah
sesuai dengan percabangannya. Arteri karotis komunis kiri akan mengalirkan darah ke
bagian otak. Arteri subklavia kiri akan mengalirkan darah ke bagian ekstremitas atas dan
arteri inominata akan mengalirkan darah ke daerah thoraks.
Sedangkan cabang dari aorta desenden akan mengalirkan darah ke bagian
abdomen. Aorta desenden ini di selanjutnya akan bercabang menjadi arteri iliaka yang
kemudian bercabang lagi menjadi arteri femoralis untuk menyuplai darah ke bagian
ekstremitas bawah.
Cabang dari arteri besar ini akan membentuk ranting menjadi arteri yang lebih
kecil lagi sampai menjadi arteriol. Arteri – arteri ini mempunyai diniding yang sangat
berotot yang menyempitkan salurannya dan menahan aliran darah. Fungsinya adalah
mempertahankan tekanan darah arteri dengan ja;an mengubah – ubah ukuran aluran
mengatur aliran darah dalam kapiler. Dinding kapiler mempunyai struktur yang tipis
sehingga memudahkan untuk terjadinya pertukaran zat antara plasma dan jaringan
intersititiil. Selanjutnya kapiler – kapiler ini bergabung memmbentuk pembuluh darah
yang lebih besar yang disebut dengan venul. Darah dari venul menghantarkan darah ke
dua batang vena besar yaitu vena cava superior dan vena cava inferior untuk kembali ke
jantung. Vena cava superior mengumpulkan darah dari kepala dan ekstermitas atas.
Sedangkan vena cava inferior mengumpulkan darah dari thoraks, abdomen dan
ekstermitas bawah.
B. KONSEP CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)
1. Definisi CHF (Congestive Heart Failure)
Menurut Nurkhalis dan Adista (2020), gagal jantung adalah suatu keadaan dimana
jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (forward failure), atau kemampuan ini hanya dapat terjadi
dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward failure)atau keduanya.
Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung tidak mampu memompa darah sesuai
dengan kebutuhan jaringan (Lumi, Joseph, & Polii, 2021).
Gagal jantung merupakan sindrom kompleks yang terjadi ketika jantung tidak lagi
mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (Syahrudi &
Akharayul Anam,2022)
Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif sering digunakan kalua terjadi
gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan. Suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi
jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolism jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalua disertai peningkatan
tekanan pengisian ventrikel kiri (Kasron, 2021)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa CHF (Congestive Heart Failure)
merupakan kondisi gagal fungsi jantung yang tidak dapat memompa darah ke seluruh
tubuh secara optimal sesuai kebutuhan sel dan jaringan.
2. Etiologi
Menurut Lumi, Joseph dan Polii (2021), gagal jantung disebabkan oleh empat faktor
diantaranya :
a. Pada pasien gagal jantung, cedera iskemik, hipertensi, sindrom metabolik (diabetes,
obesitas, hiperlipidemia) merupakan faktor umum penyebab gagal jantung
b. Faktor lainnya adalah genetika. Disebabkan oleh mutasi dominan autosomal atau
kelompok keluarga dengan frekuensi alel yang jarang
c. Faktor ketiga adalah disfungsi katup mekanik yang sering menyebabkan kelebihan
beban tekanan ventrikel kiri pada lansia yaitu stenosis aorta.
d. Dan faktor keempat adalah imunitas, yang meliputi autoimunitas dan infeksi virus
dan bakteri.
3. Patofisiologi
Menurut Purwowiyoto (2018), timbulnya gagal jantung diawali dengan kerusakan
pada jantung atau otot jantung. Ini mengurangi curah jantung. Ketika curah jantung tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, jantung merespons mekanisme
kompensasi untuk mempertahankan fungsi jantung sehingga dapat memompa cukup
darah. Ketika mekanisme ini telah digunakan secara optimal dan curah jantung normal
tidak terpenuhi, timbul gejala gagal jantung.
Respon kompensatorik memiliki tiga mekanisme utama, yaitu peningkatan aktivitas
adrenergik simpatis, peningkatan beban basal akibat aktivasi sistem renin-angiotensin-
aldosteron (RAAS), dan hipertrofi ventrikel. Penurunan volume sekuncup pada gagal
jantung memunculkan respons simpatik kompensasi. Ini merangsang pelepasan
katekolamin dari saraf adrenergik di jantung dan medula adrenal. Denyut jantung dan
kekuatan kontraksi meningkat untuk meningkatkan curah jantung. Selain itu,
vasokonstriksi arteri perifer juga terjadi untuk menstabilkan tekanan arteri dan
mendistribusikan kembali volume darah untuk menunjang perfusi ke organ vital seperti
jantung dan otak.
Aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron menyebabkan retensi natrium dan air di
ginjal, yang meningkatkan volume ventrikel dan meregangkan serat. Peningkatan beban
dasar ini meningkatkan kontraktilitas miokard menurut mekanisme Frank Starling.
Respon kompensasi akhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokard, atau peningkatan
ketebalan miokard.
Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel otot jantung. Sarkomer dapat
membesar secara paralel atau berurutan, tergantung pada jenis beban hemodinamik yang
menyebabkan gagal jantung. Awalnya, respon kompensasi peredaran darah ini memiliki
efek menguntungkan. Namun, mekanisme kompensasi pada akhirnya dapat menyebabkan
gejala dan meningkatkan beban kerja jantung, yang menyebabkan peningkatan beban
miokard dan berlanjutnya gagal jantung.
4. Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi berdasarkan jantung kategori berikut ini:
a. Gagal Jantung Kiri
Terjadi karena fungsi kontraksi ventrikel kiri tidak efektif. Karena kegagalan
ventrikel kiri memompa darah, curah jantung akan menurun. Darah tidak lagi dapat
dipompakan secara efektif ke seluruh tubuh; darah ini akan kembali ke atrium kiri
dan kemudian ke dalam paru – paru sehingga terjadi kongesti paru, dispnea, serta
intoleransi terhadap aktivitas fisik. Bila keadaan ini terus berlangsung maka dapat
terjadi edema paru dan gagal jantung kanan. Penyebab gagal jantung kiri yang sering
ditemukan yaitu infark ventrikel kiri, hipertensi, stenosis katup aorta dan mitral.
b. Gagal Jantung Kanan
Terjadi karena fungsi kontraksi ventrikel kanan tidak efektif. Akibatnya darah
tidak lagi dapat dipompakan secara efektif ke paru – paru sehingga darah tersebut
mengalir kembali ke dalam atrium kanan dan sirkulasi perifer. Pasien akan
mengalami peningkatan berat badan dan mengalami edema perifer serta kongesti
ginjal dan organ lain. Gagal jantung kanan dapat disebabkan oleh infark akut
ventrikel kanan, hipertensi pulmonal atau emboli paru. Namun penyebab gagal
jantung kanan yang paling sering dijumpai adalah aliran balik darah yang besar
sebagai akibat gagal jantung kiri.
7. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
1) Edema pulmonal
2) Gagal ginjal akut
3) Aritmia
b. Komplikasi Kronik
1) Intoleransi terhadap aktivitas
2) Gagal ginjal
3) Kakesia jantung
4) Kerusakan metabolic
5) Tromboembolisme
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
b. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
(I.02035) Manajemen
Aritmia
Tindakan
1. Observasi
a. Periksa onset dan
pemicu artimia
b. Identifikasi jenis
artimia
c. Monitor frekuensi
dan durasi aritmia
d. Monitor keluhan
nyeri dada
(intensitas, lokasi,
factor pencetus
dan factor pereda)
e. Monitor respon
hemodinamikakiba
t aritmia
f. Monitor saturasi
oksigen
g. Monitor kadar
elektrolit
2. Terapeutik
a. Berikan
lingkungan yang
tenang
b. Pasang akses
intravena
c. Pasang monitor
jantung
d. Rekam EKG 12
sadapan
e. Periksa interval
QT sebelum dan
sesudah pemberian
obat yang dapat
memperpanjang
interval QT
f. Berikan oksigen,
sesuai indikasi
3. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
b. Kolaborasi
pemberian
kardioversi, jika
perlu
c. Kolaborasi
pemberian
defibrilasi, jika
perlu