SISTEM KARDIOVASKULER
Perikardium
Perikardium adalah lapisan pembungkus jantung yang tersusun oleh membrane
fibroserosa dan permukaan pembuluh darah besarnya. Perikardium tersusun oleh dua lapisan
yaitu pericardium fibrosa yang merupakan lapisan bagian luar yang keras serta pericardium
serosa yang merupakan lapisan bagian dalam. Perikardium serosa juga mempunyai dua
lapisan yaitu pericardium parietal dan pericardium visceral.
Perikardium parietal merupakan permukaan bagian dalam pericardium fibrosa.
Sedangkan pericardium visceral melekat pada permukaan jantung. Ruang yang berada
diantara perikardium parietal dengan pericardium visceral disebut dengan ruang pericardium.
Dalam kondisi normal, ruang tersebut berisi cairan yang berfungsi untuk memudahkan bagi
jantung untuk bergerak dan berdenyut tanpa adanya hambatan (gambar 1.2).
Sedangkan ruangan jantung terdiri dari dua bagian yaitu bagian kanan dan bagian kiri.
Masing-masing bagian mempunyai satu atrium dan satu ventrikel sehingga di dalam jantung
terdapat empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Antara atrium dengan ventrikel terdapat lubang atrioventrikular dan pada setiap lubang
tersebut terdapat katup.
Atrium merupakan rongga penerima yang akan memompa darah ke dalam ventrikel.
Atrium kanan mendapatkan darah yang berasal dari vena cava superior dan vena cava
inferior, atrium kiri mendapatkan darah dari vena pulmonalis. Ventrikel merupakan rongga
penerima darah dari atrium melalui sebuah katup. Ventrikel kanan akan mendapatkan darah
dari atrium kanan untuk selanjutnya dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
Sedangkan ventrikel kiri mendapatkan darah dari atrium kiri untuk selanjutnya akan
memompa darah ke seluruh tubuh melalui katup aorta. Otot jantung (miokardium) pada
bagian ventrikel lebih tebal dibandingkan dengan bagian atrium dan otot ventrikel kiri lebih
tebal dibandingkan dengan otot ventrikel kanan. Hal ini karena otot ventrikel kiri mempunyai
tugas untuk menghasilkan tekanan yang lebih besar daripada otot bagian lainnya. Ventrikel
kiri bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Diantara atrium dengan ventrikel terdapat katup yang memisahkannya. Katup ini
disebut dengan katup atriovebtrikular yang berfungsi untuk menjaga aliran darah agar
berjalan searah dari atrium ke ventrikel dan menghindarkan aliran darah balik dari ventrikel
ke atrium. Katup atrioventrikularis ini dibagi menjadi dua yaitu katup trikuspidalis dan katup
bikuspidalis (katup mital). Katup trikuspidalis merupakan katup yang mempunyai tiga daun
yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan. Sedangkan katup bikuspidalis (katup
mitral) merupakan katup dengan dua daun yang memisahkan atrium kiri dengan ventrikel
kiri. Selain katup atrioventrikularis, terdapat katup semilunaris yang terdiri dari dua katup
yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal berfungsi mencegah aliran balik dari
arteri pulmonalis ke ventrikel kanan. Sedangkan katup aorta berfungsi mencegah aliran balik
dari aorta ke ventrikel kiri (gambar 1.4).
Di dalam dinding ventrikel terdapat juga berkas - berkas otot yang tebal dinamakan
dengan otot-otot papillaris. Di bawah dari otot-otot papillaris terdapat benang benang tendon
tipis yang disebut dengan korda tendinea dan berfungsi untuk menghindarkan kelopak katup
terdorong masuk ke dalam atrium saat ventrikel berkontraksi.
Terdapat juga pembuluh darah yang tersambung langsung dengan jantung. Di sebelah
kanan jantung terdapat vena cava superior dan vena cava inferior yang akan mengalirkan
darahnya masuk ke dalam atrium kanan. Selanjutnya terdapat juga arteri pulmonalis. Arteri
ini berfungsi untuk membawa darah keluar dari ventrikel kanan untuk masuk ke dalam paru-
paru. Sedangkan yang membawa aliran darah dari paru-paru untuk masuk ke jantung lagi
yaitu ke dalam atrium kiri disebut dengan vena pulmonalis. Pembuluh darah berikutnya yaitu
aorta yang berfungsi membawa darah keluar dari ventrikel kiri.
Bunyi Jantung
Di dalam jantung terdengar dua macam bunyi/suara. Bunyi ini berasal dari katup
katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan oleh menutupnya katup
atrioventrikular dan kontraksi ventrikel. Sedangkan bunyi kedua merupakan bunyi akibat
menutupnya katup semilunaris sesudah kontraksi ventrikel.
Siklus Jantung
Tugas utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Di dalam jantung
terdapat berbagai aktivitas yang berhubungan dengan peredaran darah, hal ini disebut dengan
siklus jantung. Gerakan jantung merupakan akibat dari kontraksi atrium dan ventrikel.
Gerakan jantung ini terdiri dari dua jenis yaitu sistole dan diastole. Sistole merupakan
kontraksi yang bersamaan dari kedua atrium atau kedua ventikrel. Sedangkan diastole
merupakan fase relaksasi dari atrium maupun ventrikel. Melalui fase sistole dan diastole
inilah jantung akan terus berdenyut selama hidupnya.
Kontraksi dari kedua atrium membutuhkan waktu yang lebih pendek daripada
kontraksi pada kedua ventrikel. Pada ventrikel, selain kontraksi berlangsung lebih lama,
kekuatan yang dihasilkan juga lebih tinggi daripada atrium utamanya pada ventrikel kiri.
Ventrikel kiri bertugas untuk mendorong darah ke seluruh tubuh dan mempertahankan
tekanan darah arteri sistemik. Sedangkan ventrikel kanan juga memompa volume darah yang
sama, namun tekanannya jauh lebih rendah dari ventrikel kiri karena hanya mendorong darah
ke dalam paru-paru.
Pembuluh Darah
Dalam sistem vaskular, terdapat lima jenis pembuluh darah berbeda yang akan
berperan, yaitu arteri, vena, arteriol, venula dan kapiler. Lapisan dinding pembuluh darah
kecuali kapiler mempunyai tiga lapisan, yaitu :
1. Tunika intima
Merupakan lapisan pembuluh darah bagian dalam
2. Tunika media
Merupakan lapisan pembuluh darah bagian tengah
3. Tunika adventisia
Merupakan lapisan pembuluh darah bagian luar
Gambar 1.8. Struktur Lapisan Pembuluh Darah Menuju Jantung Arteri Vena
(Sumber:http://studylib.net/doc/8117336/anatomy-review--blood-vessel-structure-
and-function)
Arteri mempunyai struktur dinding otot yang lebih tebal daripada vena. Hal ini
bertujuan untuk mengakomodasi fungsi dari arteri untuk mengalirkan darah pada kecepatan
dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya vena mempunyai struktur dinding otot yang lebih tipis.
Akan tetapi vena mempunyai diameter yang lebih besar daripada arteri karena tekanan darah
yang mengalir balik dari vena ke jantung lebih rendah. Selain itu pada vena mempunyai
katup yang bertujuan untuk mencegah aliran darah balik.
Arteriol mempunyai dinding yang lebih tipis daripada arteri, berfungsi untuk
mengatur aliran darah ke kapiler dengan cara konstriksi dan dilatasi. Sedangkan venula
mempunyai dinding yang lebih tipis daripada arteriol, berfungsi untuk mengumpulkan darah
dari kapiler. Secara lebih jelas arteri bertugas untuk membawa darah dari jantung, vena
bertugas untuk membawa darah ke jantung sedangkan kapiler sebagai penghubung antara
arteri dan vena yang merupakan jalan lalu lintas untuk distribusi zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh serta zat-zat yang harus dibuang oleh tubuh. Selain itu di dalam kapiler inilah terjadi
pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler atau interstitiil.
Denyut nadi merupakan gelombang yang teraba pada arteri akibat darah dipompa
keluar jantung. Denyut arteri mudah teraba dan terasa di tempat yang melintasi sebuah tulang
yang terletak dekat dengan permukaan, misalnya arteri radialis, arteri temporalis maupun
arteri dorsalis pedis. Selain itu juga terdapat arteri arteri besar yang mudah untuk diraba yaitu
arteri karotis, arteri brakhialis dan arteri femoralis.
Saluran limfe juga merupakan bagian dari sistem kardiovaskuler, berfungsi untuk
mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali ke dalam darah limfenya yang
dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
Sirkulasi Darah
Jantung merupakan organ utama sirkulasi darah. Terdapat dua macam sirkulasi yang
terjadi yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal.
1. Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik dimulai dari aliran darah dari ventrikel kiri melalui arteri, arteriol,
dan kapiler kembali ke atrium kanan melalui vena.
2. Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal dimulai dari aliran darah dari ventrikel kanan masuk ke dalam
Paru- paru selanjutnya dari paru-paru masuk ke dalam atrium kiri.
Jantung juga dikelilingi oleh perikardium, kantung berlapis ganda yang menutupi
jantung dan akar pembuluh darah besar. Perikardium mengandung sejumlah kecil cairan
perikardial yang melumasi jantung dan membantu mengurangi gesekan antara jantung dan
perikardium. Jantung juga disuplai oleh arteri koroner yang membawa darah kaya oksigen ke
otot jantung. Arteri koroner dibagi menjadi dua cabang utama: arteri koroner kiri dan arteri
koroner kanan. Arteri koroner kiri memasok darah ke ventrikel kiri, sedangkan arteri koroner
kanan memasok darah ke ventrikel kanan dan simpul sinoatrial (SA), alat pacu jantung
alami(Guyton & Hall, 2006). Memahami anatomi jantung sangat penting untuk memahami
fungsi dan gangguan sistem kardiovaskular.
Gambar 2.4 Vaskularisasi Koroner
Jantung (Tortora & Derrickson,
2009)
Denyut Jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70x/menit. Denyutan jantung ini dikontrol sendiri
oleh jantung melalui mekanisme regulasi nodus SA, nodus AV, dan sistem purkinje. Dalam
keadaaan normal regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf
parasimpatis melalui sistem saraf otonom. Mekanisme yang terjadi adalah stimulasi saraf
simpatis akan meningkatkan denyut jantung sedangkan stimulasi saraf parampatis akan
menghambat peningkatan denyut jantung melalui saraf vagu (Muttaqin, 2009).
Konduksi/Elektrofisiologi Jantung
Elektrofisiologi jantung merupakan aktivitas listrik jantung dan hubungannya dengan
fungsi mekanis otot jantung. Aktivitas listrik jantung berperan atas kontraksi otot jantung
yang terkoordinasi dan membentuk irama jantung. Aktivitas listrik jantung dimulai di nodus
sinoatrial (SA) atau dikenal juga dengan SA node, yang terletak di atrium kanan. SA node
menghasilkan aktivitas pacu jantung alami. Impuls listrik yang dihasilkan kemudian
ditransmisikan di sepanjang atrium sehingga menyebabkan atrium berkontraksi dan
memompa darah masuk ke ventrikel. Impuls kemudian mencapai nodus atrioventrikular (AV)
atau AV node, yang terletak di septum interatrial.
Pada AV node terjadi penundaan impuls selama sepersekian detik sebelum
mentransmisikannya ke bundel His dan Purkinje. Impuls kemudian menyebar dengan cepat di
seluruh miokardium ventrikel, menyebabkan ventrikel berkontraksi dan memompa darah
keluar dari jantung menuju ke tubuh dan paru-paru (Jalife & Stevenson, 2021).
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya hidrostatik darah terhadap dinding endotel arteri sebagai
akibat dari dorongan kontraksi jantung (Lewis et al., 2014) dan oleh karena itu dapat
memberikan gambaran tekanan di dalam arteri sepanjang sirkulasi sistemik (Sibernagl &
Despopoulos, 2009). Sehingga tekanan darah akan lebih akurat jika digambarkan melalui
tekanan arteri rata-rata atau mean arterial pressure (MAP). Aliran darah dalam sistem
sirkulasi terjadi karena adanya gradien atau perbedaan tekanan yang dapat dipengaruhi oleh
jumlah atau volume darah yang dipompa oleh jantung atau curah jantung (cardiac output/CO)
dan juga resistensi vaskular perifer (systemic vascular resistance/SVR) (Sherwood, 2012)
(Persamaan 2.1). Hal ini didasari oleh Hukum Ohm (Hutomo et al., 2021).
MAP CO x SVR
Persamaan 2.1 Hubungan linier antara rerata tekanan arteri,
curah jantung, dan resistensi vaskuler
sistemik/perifer
CO = SV x HR
Persamaan 2.2 Hubungan linier antara curah jantung, isi sekuncup, dan denyut
jantung
Mekanisme regulasi tekanan darah dipengaruhi oleh fungsi curah jantung dan tahanan
pembuluh darah sistemik. CO merupakan jumlah darah yang mengalir dalam sirkulasi
sistemik dan pulmonal tiap menit. CO juga menggambarkan isi sekuncup (stroke volume/SV)
dan denyut jantung (heart rate/HR) (Persamaan 2.2). SV adalah jumlah darah yang dipompa
keluar dari jantung tiap kali denyutan dan diperkirakan sekitar 70 mL sedangkan HR
adalah jumlah denyutan jantung selama satu menit. SVR adalah gaya yang berlawanan dengan
gaya aliran darah di dalam pembuluh darah yang ditentukan oleh besar diameter dari
pembuluh darah (terutama arteri kecil dan arteriol), viskositas darah, dan panjang pembuluh
darah (umumnya berkaitan dengan bentuk dan luas penampang tubuh).
Tekanan darah tertinggi berada di aorta selama fase sistolik jantung atau disebut juga
sebagai nilai tekanan darah sistolik, sedangkan tekanan darah diastolik merupakan tekanan
darah terendah yang terjadi saat relaksasi isovolumetrik saat katup aorta menutup (Sibernagl
& Despopoulos, 2009). Perbedaan atau selisih antara tekanan darah sistolik dan diastolik
disebut tekanan nadi (DeWit et al., 2017) yang merefleksikan isi sekuncup jantung atau
stroke volume (SV) dan kompliansi atau aksesibilitas arteri (arterial compliance) (Sibernagl
& Despopoulos, 2009).
Arterial compliance merupakan perbandingan antara perbedaan volume darah dan
perbedaan tekanan intravaskuler. Ketika compliance arteri berkurang dengan SV yang
konstan maka tekanan darah sistolik akan mengalami peningkatan yang lebih tinggi
dibandingkan tekanan darah diastolik sehingga tekanan nadi akan menjadi meningkat. Oleh
karena itu, penurunan elastisitas dinding arteri akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah.
Regulasi tekanan darah merupakan proses yang kompleks dan memiliki waktu kerja
pendek dan panjang. Proses yang terjadi lebih cepat biasanya dimediasi oleh sistem saraf
simpatis dan endotelium pembuluh darah. Sedangkan pengaturan melalui hormonal dan renal
dapat berlangsung dalam jangka waktu hari hingga minggu. Peningkatan kerja sistem saraf
simpatis dapat menyebabkan peningkatan HR, kontraktilitas jantung, vasokonstriksi
pembuluh darah perifer yang dapat meningkatkan tahanan perifer, dan pelepasan renin yang
dapat meningkatkan volume darah melalui kerja aldosteron pada tubulus ginjal (Lewis et al.,
2017).
Regulasi tekanan darah diatur melalui tiga mekanisme (Ignatavicius et al., 2018),
yaitu aktivasi atau inhibisi pada sistem saraf otonom, aktivasi sistem Renin-Angiotensin-
Aldosteron (RAA) oleh ginjal, dan pelepasan hormon adrenal pada sistem endokrin.
Gambar 2.8 Regulasi Tekanan Darah melalui Sistem RAA (Sherwood, 2012)
Sistem Hormonal
Selain aldosteron, norepinefrin (NE), dan epinefrin (E), hormonal yang mempengaruhi
tekanan darah adalah antidiuretic hormone (ADH) atau dikenal juga sebagai vasopresin, dan
atrial natriuretic peptide (ANP) atau dikenal sebagai endothelin. Stimulasi sekresi vasopresin
oleh hipofisis posterior disebabkan oleh tinggi atau rendahnya tekanan osmotik di dalam
darah (Tortora & Derrickson, 2009).
Vasopressin bekerja melalui restriksi air selama proses pembentukan urin dan juga
memiliki efek vasokonstriksi. ANP dilepaskan oleh sel pada atrium jantung ketika dinding
jantung mengalami peregangan akibat peningkatan volume darah (Sherwood, 2012).
Pelepasan ANP menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan meningkatkan pelepasan garam dan
air ke dalam urin sehingga menurunkan volume darah.
Fisiologi Jantung
Fungsi jantung adalah memompa darah ke paru dan seluruh tubuh untuk memberikan
sari-sari makanan dan O₂hingga sel terjadi metabolism. Pembuluh arteri dan vena berfungsi
sebagai pipa yaitu bertugas menyalurkan darah dari jantung keseluruh jaringan tubuh,
perbedaan mendasar pada arteri dan vena terdapat pada susunan histoanatomi yang
menunjang fungsinya masing-masing (Yudha, 2017).
Menurut (Lily, 2004) Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung kanan
menerima dan juga memompa darah yang mengandung oksigen rendah. sedangkan sisi
jantung sebelah kiri adalah berfungsi untuk memompa darah yang mengandung oksigen
tinggi. Jantung terdiri dari beberapa ruang jantung yaitu atrium dan ventrikel yang masing-
masing dari ruang jantung tersebut dibagi menjadi dua yaitu atrium kanan kiri, serta ventrikel
kiri dan kanan. Berikut fungsi dari bagian- bagian jantung yaitu :
1. Atrium.
Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava
superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung
sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru.
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior
(kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah).
Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung
dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup
trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk
membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan
Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan selanjutnya
ke seluruh tubuh melalui aorta. Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-
paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial
kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri Ventrikel
2. Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen
sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup,
memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,
mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan
katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke
atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke
arteripulmonalis menuju paru-paru.
3. Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen
sebagai kontrak atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup
aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah.
Setelah ventrikel penuh, dan berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup
katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari
dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah
mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
4. Siklus Jantung Dan Sistem Peredaran Darah Jantung
Siklus jantung termasuk dalam bagian dari fisiologi jantung itu sendiri.
Jantung ketika bekerja secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan
isi jantung dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah kembali. siklus jantung
terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan juga periode diastol
(relaksasi dan pengisian jantung).
Gejala Gangguan Sistem Kardiovaskuler
Pada seseorang yang mengalami gangguan pada sistem kardiovaskuler, akan muncul
beberapa gejala antara lain:
1. Nyeri dada dan rasa tidak nyaman
2. Dipsnea (sesak nafas)
3. Palpitasi
4. Sinkop
5. Edema
6. Gejala Lain
Sinkop
Sinkop adalah hilangnya kesadaran akibat hipoperfusi serebral. Pusing, sinkop atau
perasaan akan pingsan (prasinkop) dapat disebabkan oleh kelainan kardiovaskuler dengan
penyebab utama yaitu :
1. Hipotensi postural
Merupakan keadaan penurunan tekanan darah sistolik > 20 mmHg
dalam kondisi berdiri yang dapat disebabkan oleh hipovolemia,
penggunaan obat antihipertensi terutama diuretik dan vasodilator,
serta neuropati otonomik
2. Sinkop neurokardiogenik
Merupakan kelompok kondisi yang disebabkan oleh reflex otonomik abnormal.
Pingsan murni dapat terjadi pada seseorang yang dipaksa berdiri dalam jangka waktu yang
lama dan dalam kondisi lingkungan yang panas, atau juga dapat terjadi karena faktor emosi
ataupun nyeri berlebihan. Hal ini terjadi akibat penurunan frekuensi jantung yang mendadak
dan atau vasodilatasi. Sebelum terjadi pingsan, pasien seringkali ditandai oleh munculnya
gejala prodromal antara lain, pusing, pandangan gelap, tinnitus, mual, berkeringat dan wajah
pucat. Selanjutnya pasien akan terjadi di lantai. Pada kondisi ini, saat pasien dalam posisi
berbaring, seringkali pasien akan dapat sadar kembali. Hal ini terjadi karena pada posisi
berbaring, aliran darah akan kembali ke otak sehingga pasien akan menjadi sadar.
3. Aritmia
Gejala yang muncul pada pasien dengan aritmia dapat berupa sinkop atau prasinkop.
Bradiaritmia seringkali penyebab yang mendasarinya akibat gangguan pada sinoatrial atau
blok atrioventrikular. Selain itu takikardia ventrikuler juga dapat memunculkan gejala sinkop
atau prasinkop. Obstruksi mekanik curah jantung.
4. Bahan dengan hill op
Beberapa kondisi dapat menyebabkan terjadinya hambatan ventrikel kiri untuk
memompa darah secara maksimal ke seluruh tubuh seperti stenosis aorta yang berat dan
kardiomiopati hipertrofik. Hal ini menyebabkan curah jantung menjadi menurun sehingga
sirkulasi serebral juga akan terganggu. Gangguan sirkulasi serebral inilah yang akan
memunculkan gejala prasinkop atau sinkop. Adanya emboli paru maupun tumor jantung juga
dapat mencetuskan terjadinya sinkop
Edema
Edema merupakan penumpukan cairan dalam ruang interstitial. Gangguan
kardiovaskuler yang memunculkan gejala edema biasanya akibat dari gagal jantung,
penggunaan obat-obatan vasodilator, penyakit vena kronik dan limfedema. Pada gangguan
jantung, seringkali edema disertai dengan peningkatan tekanan pada vena jugularis. Akan
tetapi, edema yang tidak disertai dengan peningkatan tekanan vena jugularis, bukan
merupakan tanda yang bersifat kardiogenik.
Gejala Lain
Beberapa gejala non kardiak juga dapat terjadi pada penyakit jantung, misalnya pada
pasien dengan endokarditis infektif, gejala yang muncul berupa penurunan berat badan, rasa
letih, demam dan keringat malam.
Anamnesis
Anamnesis merupakan salah satu langkah yang sangat penting dan harus dilakukan
untuk mendapatkan data status kesehatan pasien sehingga penentuan diagnosis dapat
ditegakkan.
Keluhan Utama
Tanyakan keluhan utama yang dialami pasien. Tentukan frekuensi, durasi dan tingkat
keparahan gejala, faktor yang mencetuskan serta faktor yang meringankan. Perhatikan adakah
terjadi sesak nafas, nyeri dada atau nyeri tungkai bawah yang baru terjadi. Perhatikan apakah
pasien mengalami palpitasi, kelelahan berlebihan, edema kaki, sianosis, pingsan atau
ortopnea. Tanyakan apakah gejala muncul saat pasien istirahat atau olahraga.
Riwayat Obat-obatan
Tanyakan riwayat penggunaan obat-obatan yang digunakan oleh pasien. Penggunaan
obat obatan tertentu dapat menyebabkan atau - memperberat gejala pada gangguan
kardiovaskuler seperti sesak nafas, nyeri dada, edema, palpitasi atau sinkop.
Tanyakan apakah pasien sedang mengkonsumsi obat obatan kardiovaskuler seperti
antidisritmia, antihipertensi serta tanyakan apakah pasien mengerti tujuan, dosis dan efek
samping penggunaan obat tersebut. Bagi seorang petugas kesehatan, mengkaji pengetahuan
pasien tentang penggunaan obat-obatan memungkinkan untuk mengetahui kepatuhan
penggunaan obat-obatan maupun kemungkinan bahwa obat- obatan yang dikonsumsi
mempengaruhi tanda-tanda vital pasien.
Riwayat Sosial
Pada pengkajian riwayat sosial, perlu dikaji tentang kebiasaan gaya hidup pasien seperti
merokok, penggunaan alkohol maupun penggunaan obat-obatan tertentu. Kebiasaan merokok
merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung
koroner. Konsumsi alkohol yang berlebihan serta konsumsi makanan yang buruk juga turut
berperan menyebabkan penyakit tersebut. Selain itu penggunaan obat-obatan intravena
beresiko menyebabkan kerusakan pada dinding arteri dan vena perifer serta menyebabkan
aneurisme palsu terinfeksi, contohnya arteri femoralis komunis di selangkangan dapat
berperan sebagai sumber endokarditis infektif.
Selain itu tanyakan kebiasaan olahraga serta pola diet dan makan pasien termasuk
konsumsi lemak dan garam. Beri pertanyaan juga tentang status emosional pasien, apakah
pola hidup pasien penuh dengan tuntutan fisik atau emosional. Riwayat Pekerjaan Pengkajian
riwayat pekerjaan diperlukan untuk mendapatkan data pekerjaan yang beresiko menyebabkan
gangguan kardiovaskuler. Misalnya pasien dengan riwayat pekerjaan yang terpapar dengan
penggunaan getaran selama pekerjaannya melalui penggunaan alat bertenaga angin, dapat
mengalami sindroma vibrasi tangan - lengan yang muncul sebagai gejala vasopastik,
misalnya fenomena Raynaud dan gejala neurosensorik yaitu rasa kesemutan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada gangguan kardiovaskuler tergantung pada kondisi pasien
pasien dalam kondisi gawat darurat seperti mengalami henti jantung atau nafas, maka segera
tangani dulu masalah kegawatannya. Setelah itu lakukan pemeriksaan lebih rinci.
Tujuan :
1) Untuk menentukan kelainan kardiovaskuler primer
2) Menemukan kelainan sistemik dengan akibat /
konsekwensi kardiovaskuler
3) Menemukan penderita dengan gejala dan keluhan
menyerupai, namun tanpa kelainan
kardiovaskular
4) Untuk skrining kelainan kardiovaskular
Keadaan umum :
1) Kelainan dan usia pasien
2) Tampak sakit atau tidak
3) Kesadaran dan keadaan emosi
4) Dalam kondisi comfort atau distres
5) Sikap dan tingkah laku pasien
Postur tubuh :
1) Berat badan
2) Tinggi badan
3) Bentuk badan secara keseluruhan
Syndrom Down
Syndrom Turner
Syndrom Hurler
Dresden China
Syndrom Rubella
Elfin Appearance
4) Texture jaringan / warna kulit
Turgor
Tonus Jaringan Sianosis
Anemia
Ikterus
5) Kepala
Mata konjungtiva, sklera, pupil, gerakan bola
mata, kelopak mata, fundoskopi
Mulut selaput lendir bibir dan lidah, gigi geligi, gusi rahang, palatum,
orofaring, tonsil
Kuping bentuk dan sekret dalam telinga
Muka/wajah expresi (sianotik, pucat, puffy
face)
JVP (jugularis vena pressure)
6) Leher
Arteri karotis
Kelenjar thyroid
Kelenjar getah bening
7) Dada
Funnel chest
Pigeon breast
Voussure cardiaque
Flat chest
Pulsasi apex
ABDOMEN
Perhatikan besar, bentuk, konsistensi, serta mencari ada tidaknya nyeri tekan
1. Asites
Penimbunanan cairan dalam rongga intraperotoneal
Dalam sikap baring perut akan membuncit ke segala arah
Cara memeriksa dengan shiffting dullness
2. Perabaan pembesaran hati dan limpa
Perhatikan besarnya, permukaan, konsisitensi
Pulsasi hati terjadi pada insufisiensi tricuspid Caranya kedua telapak tangan,
satu di bagian dorsal dan satu diventral hati di permukaan perut
3. Hepato Jugular Reflux
Menekan perut di kwadran atas, maka akan menambah bendungan vena
4. Pitting Edema Sub Cutan
Terjadi pada asites yang besar
5. Extrimitas kiri dan kanan
Lengan tangan
Bentuk, gerakan, reflek fisiologis Maupun patologis
Kondisi persendian (peradangan sendi)
Warna dan texture kulit (edema sub cutis)
Kelenjar getah bening sub kutan (benjolan granulasi)
Pemeriksaan jari (deformitas jari, persendian
jari, sianosis, clubing finger)
Bandingkan denyut nadi arteri radialis kiri dan kanan
Tungkai - Kaki
Bentuk, gerakan, reflek fisiologis dan patologis
Tanda peradangan
Warna dan texture kulit
Edema tungkai, edema pretibial, edema
pergelangan kaki (ankle edema), jari kaki
Perabaan denyut nadi arteri femoralis, a.
Politea, a. dorsalis pedis.
Tanda fenomena trombo emboli pada tungkai
Vena tungkai bawah (varises, tromboflebitis)
Attention
1. Harus dilakukan dengan betul terutama pada pasien
gemuk dan anak-anak.
2. Ukuran manset 13 x 20 cm. (20% lebih besar dari diameter lengan)
3. Untuk pasien Hipertensi pengukuran dilakukan pada kedua lengan
dan kedua tungkai
4. Ukuran lebar manset
Usia < I :tahun lebar cekungnya
< 2.5cm.
1-4 tahun
: lebar 5 cm.
4-8 tahun
: lebar 9 cm.
Nadi
Kriteria keadaan nadi:
1. Frekuensi
2. Regularitas
3. Amplitudo
4. Bentuk/contour
5. Isi/volume
6. Perabaan arteri
Jenis-jenis nadi:
1. Nadi keras
2. Kekakuan dinding arteri / keadaan
Sirkulasi yang hyperdinamik
3. Nadi lemah / kecil
4. Curah jantung rendah
5. Pulsus alternans
6. Nadi yang relatif kuat diselingi
nadi yang lebih lemah
7. Pulsus bigeminus
8. Pulsus defisit dll.
Pernafasan:
1. Untuk menilai nafas perlu diperhatikan 2. Posisi badan, untuk menilai ortopnea
3. Ekspresi muka, untuk menilai keadaan emosi atau stress
pada pernapasan
4. Tanda-tanda obyektif dyspneu / pernapasan pada saat aktifitas dan istirahat
Suhu badan :
Aliran darah melalui sistem kardiovaskuler berperan untuk mendistribusikan
panas ke seluruh tubuh
Pada gangguan sistem kardiovaskuler, distribusi darah. dan perfusi jaringan
mengalami gangguan, sehingga suhu badan menjadi cenderung turun.
Pemeriksaan khusus :
Inspeksi
1. Area prekordial :
Depresi
Penonjolan asimetris
2. Tentukan lokasi kelainan pada permukaan dada:
Garis tengah sternal / MSL
Garis tengah clavicular / MCL
Garis anterior aksilair / AAL
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Anggra Trisna dkk. 2023. “ Konsep Dan Aplikasi Asuhan Keperawatan PasienDengan
SainsIndonesia.(https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=WTW0EAAAQBAJ
&oi=fnd&pg=PA17&dq=info:ncQxO5lrMcEJ:scholar.google.com/&ots=WiUY_e765Z
&sig=32gIjrNFPpjkTAaOcoQvOcEQx1c&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false).
Pramestyani, Mustika. 2022. “Anatomi Fisiologi”. Jurnal Ilmiah (Online). Padang: Global
EksekutiTeknologi.(https://books.google.co.id/books?id=E64eEAAAQBAJ&pg=PA47
&dq=sistem+kardiovaskuler&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUK
Ewjfmbz_lvb9AhW0U2wGHcAuAmMQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=sistem%20ka
Deepublish.(https://books.google.co.id/books?id=Rm9nDwAAQBAJ&printsec=frontco
ver&dq=sistem+kardiovaskular&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobi
le_search&sa=X&ved=2ahUKEwiNm9Xuw-r9AhVKT2wGHTa-
D90Q6AF6BAgJEAM#v=onepage&q=sistem%20kardiovaskular&f=false).Diakses