Anda di halaman 1dari 15

1.

Fisiologi Telinga

Tiap-tiap telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, dan dalam. Bagian luar dan
tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan,
mengamplifikasi energi suara dalam proses ini. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik:
koklea, yang mengandung reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls saraf
sehingga kita dapat mendengar, dan aparatus vestibularis, yang penting bagi sensasi
keseimbangan.

A. Fisiologi pendengaran
Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran melibatkan dua
aspek: identifikasi suara (apa) dan lokalisasinya (dimana). Gelombang suara adalah
getaran udara yang merambat. Gelombang suara terdiri dari daerah-daerah bertekanan
tinggi akibat kompresi molekul udara dan bergantian dengan daerah-daerah bertekanan
rendah akibat peregangan molekul. Setiap alat yang mampu menghasilkan gangguan pola
molekul udara seperti itu adalah sumber suara. Gelombang suara juga dapat merambat
melalui media selain udara, misalnya air. Namun perambatan ini kurang efisien;
diperlukan tekanan lebih besar untuk menimbulkan pergerakan cairan dibandingkan
dengan pergerakan udara karena inersia (resistensi terhadap perubahan) cairan yang lebih
besar.
Suara ditandai oleh nadanya (pitch), intensitasnya (kekuatan), dan warna suaanya
(timbre).
1) Nada suatu suara ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran,
semakin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dengan
frekuensi dari 20 hingga 20.000 siklus per detik, atau hertz (Hz), tetapi paling peka
untuk frekuensi antara 1000 dan 4000 Hz.
2) Intensitas atau kekuatan, suara bergantung pada amplitudo gelombang suara, atau
perbedaan tekanan antara daerah pemadatang bertekanan tinggi dan daerah peregangan
bertekanan rendah. Dalam rentang pendengaran, semakin besar amplitudo, semakin
keras suara. Telinga manusia dapat mendengar intesitas suara dengan kisaran yang
lebar dari bisikan paling lemah hingga bunyi pesawat lepas landas yang memekakkan
telinga. Kekuatan suara diukur dalam desibel (dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas
dibandingkan dengan suara paling lemah yang masih terdengar (ambang pendengaran).
Karena hubungannya yang logaritmik, setiap 10 dB menunjukkan peningkatan 10 kali
lipat kekuatan suara.
Kekuatan relatif suara umum
Suara Kekuatan dalam Desibel Perbandingan dengan
(dB) suara terlemah yang
masih terdengar
Gemerisik daun 10 dB 10 kali lebih kuat
Detak jam 20 dB 100 kali lebih kuat
Berbisik 30 dB Seribu kali lebih kuat
Percakapan normal 60 dB Sejuta kali lebih kuat
Blender makanan, mesin 90 dB Semiliar kali lebih kuat
pemotong rumput,
pengering rambut
Konser musik rock, sirine 120 dB Setriliun kali lebih kuat
ambulan
Lepas landan pesawat jet 150 dB Sekuadriliun kali lebih
kuat

3) Warna suara atau kualitas, suatu suara bergantung pada overtone, yaitu frekuensi
tambahan yang mengenai nada dasar. Overtone juga berperan menyebabkan perbedaan
karakteristik suara orang. Warna suaea memungkinkan pendengar membedakan sumber
gelombang suara karena setiap sumber suara menghasilkan pola overtone yang
berbeda-beda.
Sel-sel reseptor khusus untuk pendengaran terletak di telinga dalam yang berisi cairan.
Karena itu, gelombang suara di udara harus dapat disalurkan ke arah dan dipindahkan ke
telinga dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi suara yang terjadi secara alami
dalam proses ketika gelombang suara berpindah dari udara ke air. Fungsi ini dilaksanakan
oleh telinga luar dan telinga tengah.
Telinga luar terdiri dari pinna (daun telinga), meatus auditorius eksternus (saluran
telinga), dan membran timpani (gendang telinga). Pinna, lipatan menonjol tulang rawan
berlapis kulit, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga.
Saluran telinga melalui tulang temporal dari bagian luar ke membran timpani, yaitu
membran tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah.
Banyak spesies (misalnya anjing) dapat mengarahkan telinga sesuai sumber suara untuk
mengumpulkan lebih banyak suara, tetapi telinga manusia relatif tidak dapat bergerak.
Karena bentuknya, pinna secara parsial menghambar gelombang suara yang mendekati
telinga dari belakang sehingga membantu orang membedakan apakah suara berasal tepat
dari depan atau belakang. Lokalisasi suara untuk suara yang datang dari kanan atau kiri di
tentukan berdasrkan gelombang suara yang mencapai telinga yang lebih dekat dengan
sumber suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di telinga yang satunya. Korteks
pendengaran mengintegrasikan semua petunjuk ini untuk menentukan lokasi sumber
suara. Bukti-butki terakhir menunjukkan bahwa korteks pendengaran menentukan lokasi
suara berdasarkan perbedaan dalam waktu pola lepas-muatan neuron, bukan oleh peta
ruang seperti yang diproyeksikan titik demi titik di korteks penglihatan oleh retina yang
memungkinkan mengetahui lokasi benda yang terlihat.
Membran timpani, yang membentang merintangi pintu masuk ke telinga tengah,
bergetar ketika terkena gelombang suara. Daerah-daerah gelombang suara bertekanan
tinggi dan rendah yang berselang-seling menyebabkan gendang telinga yang sangat peka
melekuk ke dalam dan keluar seiring dengan frekuensi gelombang suara.
Agar membran bebas bergerak ketika terkena suara, tekanan udara istirahat di kedua
sisi membran timpani harus sama. Bagian luar gendang telinga terpajan ke tekanan
atmosfer yang mencapainya melalui saluran telinga. Bagian dalam gendang telinga yang
menghadap ke rongga telinga tengah juga terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba
eustachius (auditorius) yang menghubungkan telinga tengah ke faring (bagian belakang
tenggorokan). Tuba eustachius dalam keadaan normal tertutup, tetapi dapat membuka oleh
gerakan menguap, mengunyah, dan menelan. Pembukaan ini memungkinkan tekanan
udara di telinga tengah menyamai tekanan atmosfer sehingga tekanan di kedua sisi
membran timpani setara. Sewaktu perubahan tekanan eksternal yang cepat (misalnya
ketika naik pesawat), gendang telinga menonjol dan menimbulkan nyeri karena tekanan di
luar telinga berubah sementara tekanan di telinga tengah tidak berubah. Membuka tuba
eustachius dengan menguap memungkinkan tekanan di kedua sisi membran timpani
menjadi sama, menghilangkan distorsi tekanan sewaktu gendang telinga kembali ke
bentuknya semula.
Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan telinga
dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai tiga tulang kecil, atau osikulus
(maleus, inkus, dan stapes) yang membentang di telinga tengah. Tulang pertama, maleus,
melekat ke membran timpani, dan tulang terakhir, stapes, melekat ke jendela oval, pintu
masuk ke dalam koklea yang berisi cairan. Sewaktu membran timpani bergetar sebagai
respons terhadap gelombang suara, rangkaian tulang-tulang tersebut ikut bergerak dengan
frekuensi yang sama, memindahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani ke jendela
oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang timbulkan oleh setiap getaran akan
menimbulkan gerakan mirip gelombang di cairan telinga dalam dengan frekuensi yang
sama seperti gelombang suara asal. Diperlukan tekanan yang lebih besar untuk
menggerakan cairan daripada menggerakan udara, tetapi sistem osikulus memperukat
tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang suara di udara melalui dua mekanisme agar
cairan di koklea bergetar. Pertama, karena luas permukaan membran timpani jauh lebih
besar daripada luas jendela oval, terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja
pada membran timpani disalurkan oleh osikulus ke jendela oval (tekanan=gaya/luas
permukaan). Kedua, efek tuas osiklus juga menimbulkan keuntungan mekanik tambahan.
Bersama-sama, kedua mekanisme ini meningkatkan gaya yang bekerja pada jendela oval
sebesar 20 kali dibandingkan dengan jika geombang suara langsung mengenai jendela
oval. Tekanan tambahan ini sudah cukup menggetarkan cairan di koklea.
Beberapa otot halus ditelinga tengah berkontraksi secara refleks sebagai respons
terhadap suara keras (lebih dari 70 dB), menyebabkan membran timpani mengencang dan
membatasi gerakan rangkaian osikulus. Berkurangnya getaran di struktur-struktur telinga
tengah ini menurunkan transmisi gelombang suara yang keras ke telinga dalam untuk
melindungi perangkat sensorik yang peka dari kerusakan. Namun, respons reflek ini relatif
lambat, terjadi setidaknya 40 mdet setelah pajanan ke suara keras. Karena itu, reflek ini
hanya memberi perlindungan terhadap suara keras yang berkepanjangan, bukan dari suara
mendadak seperti ledakan.
Koklea mengandung organ corti, organ untuk pendengaran. Koklea yang berukutan
sebesar kacang polong dan berbentuk mirip siput ini, bagian “pendengaran” telinga dalam,
adalah sistem tubulus bergelung yang terletak jauh di dalam tulang temporal. Koklea
dibagi diseluruh panjangnya menjadi tiga kompartemen longtudinal berisi cairan. Duktus
koklearis yang buntu, yang juga dikenal sebagai skala media, membentuk kompartemen
tengah. Bagian ini membentuk terowongan di seluruh panjang bagian tengah koklea,
hampir mencapai ujung. Kompartemen atas, skala vestibuli, mengikuti kontur bagian
dalam spiral, dan skala timpani, kompartemen bawah, menhikuri kontur luar. Skala
vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Duktus koklearis
mengandung cairan yang sedikit berbeda, endolimfe. Daerah di luar ujung duktus
koklearis tempat cairan di kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut helikotrema.
Skala vestibuli dipisahkan dari rongga telinga tengah oleh jendela oval, tempat melekatnya
stapes. Lubang kecil lain yang ditutupi oleh membran, jendela bundar, menutup skala
timpani dari telinga tengah. Membran vestibularis yang tipis membentuk atap duktus
koklearis dan memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basilaris membenuk lantai
duktus koklearis, memisahkannya dari skala timpani. Membran basilaris sangat penting
karena mengandung organ corti, organ indera untuk pendengaran.
Organ corti, yang terletak di atas membran basilaris di seluruh panjangnya,
mengandung sel rambut auditorik yang meruapakan reseptor suara. Sebanyak 15.000 sel
rambut di tiap-tiap koklea tersusun menjadi empat baris sejajar di seluruh panjang
membran basilaris, satu baris sel rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar. Dari
permukaan tiap-tiap sel rambut menonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai
stereosilia, yaitu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya aktin, bukan silia sejati. Sel
rambut merupakan mekanoreseptor, menghasilkan sinyal saraf jika rambut permukannya
mengalami perubahan bentuk secara mekanik akibat gerakan cairan di telinga dalam.
Stereosilia ini berkontak dengan membran tektorium, suatu tonjolan mirip sayap yang
menutup organ corti di seluruh panjangnya.
Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela oval memicu gelombang tekana di
kompartemen luas. Karena cairan tidak dapat terkompresi, tekanan disebarkan melalui dua
cara ketika stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan jendela
oval dan (2) defleksi membran basilaris. Pada bagian-bagian awal jalur ni, gelombang
tekanan mendorng perilimfe maju di kompartemen atas, kemdian mengeliligi helikotreme,
dan masuk ke dalam kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan
jendela bundar menonjol keluar mengarah ke rongga telinga tengah untuk mengimpensasi
peningkatan tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval ke arah
luar ke telinga tengah, perilimfe mengalir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela
bundar menonjol ke dalam. Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan suara, tetapi hanya
menghilangkan tekanan.
Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara
mengambil “jalan pintas”. Gelombang tekanan di kompartemen atas disalurkan melalui
membran vestibularis yang tipis, menuju duktus koklearis, dan kemudian melalui
membran basilaris ke kompartemen bawah. Transmisi gelombang tekanan melalui
membran basilaris menyebabkan membran ini bergerak naik-turun atau bergetar, sesuai
gelombang tekanan. Karena organ corti berada diatas membran basilaris, sel-sel rambut
juga bergetar naik-turun.
Sel rambut dalam dan luar memiliki fungsi berbeda. Sel rambut dalam adalah sel yang
“mendengar”: sel ini mengubah gaya mekanis suara (getaran cairan koklea) menjadi
impuls listrik pendengaran (potensial aksi yang menyampaikan pesan pendengaran ke
korteks serebrum). Karena streosilia sel-sel reseptor ini berkontak dengan membran
tektorium yang kaku dan stasioner, mereka tertekuk maju-mundur ketika membran basilar
yang berayun menggeser posisinya dalam hubungannya dengan membran tektorium.
Deformasi mekanis maju-mundur rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan
menutup kanal kation berpintu mekanis di sel rambut sehingga terjadi perubahan potensial
pendepolarisasi dan penghiperpolarisasi secara bergantian (potensial reseptor) dengan
frekuensi yang sama seperti frekuensi rangsangan suara semula.
Telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan berosilasi membran
basilaris yang menekuk rambut-rambut sel resepot maju-mundur. Deformasi mekanis
rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup kanal-kanal reseptor,
menghasilkan perubahan potensial berjenjang di reseptor yang menyebabkan perubahan
dalam frekuensi potensial aksi yang dikirim ke otak. Sinyal saraf ini dapat dirasakan oleh
otak sebagai sensasi suara.
Sementara sel-sel rambut dalam mengirim sinyal auditorik ke otak melalui saraf aferen,
sel rambut luar tidak memberi sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-sel rambut
luar secara aktif dan cepat berubah panjang sebagai respons terhadap perubahan potensial
membran, suatu perilaku yang dikenal sebagai elektromotilitas. Sel rambut luar memendek
pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolarisasi. Perubahan panjang ini
memperkuat atau menegaskan gerakan membran basilaris. Modifikasi pergerakan
membran basilaris seperti ini meningkatkan atau menyetl stimulasi pada sel rambut dalam.
Karena itu, sel rambut luat meningkatkan respons sel rambut dalam, reseptor sensorik
pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan sangat peka terhadap intensitas suara dan
dapat sangat membedakan berbagai nada suara.
Diskriminasi nada (kemampuan membedakan antara berbagai frekuensi gelombang
suara yang datang) bergantung pada bentuk dan sifat membran basilaris, yang menyempit
dan kaku di ujung jendela ovalnya serta lebar dan lentur di ujung helikotremanya.
Berbagai bagian membran basilaris secara alami bergetar maksimal pada frekuensi yang
berbeda-beda yaitu, setiap frekuensi memperlihatkan vibrasi puncak di posisi yang
berbeda di sepanjang membran basilaris. Ujung sempit yang paling dekat dengan jendela
oval bergetar maksimal pada nada berfrekuensi tinggi, sementara ujung lebar yang paling
dekat dengan helikotrema bergetar maksimal pada nada berfrekuensi rendah. Nada-nada di
antaranya disortir secara akurat di sepanjang membran dari frekuensi tinggi ke rendah.
Sewaktu gelombang suara dengan frekuensi tertentu terbentuk di koklea akibat getaran
stapes, gelombang akan merambat ke bagian membran basilaris yang secara alami
berespons maksimal terhadap frekuensi ini. Energi gelombang tekanan terserap oleh
getaran membran yang kuat ini sehingga gelombang lenyap di daerah dengan getaran
terbesar.
Bentuk koklea yang spiral mengatur gelombang suara frekuensi rendah melalui putaran
ketat pada tengahnya, tempat lokasi regio membran basilaris yang berepsons maksimal
terhadap suara bass ini. Oleh sebab itu, bentuk koklea yang spiral bukan hanya berfungsi
membungkus banyak membran menjadi bagian kecil, kurvatura ini juga memperkuat
deteksi nada rendah.
Sel rambut di regio getaran puncak membran basilaris mengalami deformitas mekanik
yang paling besar sehingga paling tereksitasi. Setiap sel rambut “disetel” ke frekuensi
suara optimalnya, ditentukan oleh lokasi di organ corti. Gelombang suara yang berbeda
mencetuskan pergerakan maksimal pada regio membran basilaris yang berbeda dan karena
itu mengaktifkan sel rambut yang berbeda. Informasi ini dihantarkan ke SSP, yang
menginterpretasikan pola stimulasi sel rambut sebagai suara dengan frekuensi tertentu.
Overtune dengan beragam frekuensi menyebabkan banyak titik di sepanjang membran
basilaris bergetar bersamaan tetapi kurang intensif dibandingkan dengan nada dasar
sehingga SSP membedakan warna suara (diskriminasi warna suara).
Diskriminasi intensitas (kekuatan) bergantung pada amplitudo getaran. Sewaktu
gelombang suara yang berasal dari sumber suara yang lebih keras mengenai gendang
telinga, gelombang tersebut menyebabkan gendang bergetar lebih kuat (yaitu lebih
menonjol keluar-masuk), tetapi dengan frekuensi yang sama seperti suara yang lebih
lembut dengan nada sama. Defleksi membran timpani yang lebh besar ni diubah menjadi
peningkatan amplitudo gerakan membran basilaris di daerah dengan responsivitas tertinggi
sehingga menyebabkan penekukan sel rambut yang lebih besar di daerah ini, SSP
menginterpretasikan peningkatan penekukan sel rambut ini sebagai suara yang lebih kuat.
Karena itu, diskriminasi nada bergantung pada “tempat” membran basilaris yang bergetar
maksimal dan diskriminasi intensitas bergantung pada “seberapa banyak” tempat ini
bergetar.
Sistem pendengaran sangat peka dan dapat mendeteksi suara sedemikian lemah yang
hanya menyebabkan defleksi membran dengan jarak setara dengan sepersekian garis
tengah sebuah atom hidrogen. Tidaklah menghenrankan suara yang sangat keras, yang
tidak cukup dapat dilemahkan oleh refleks protektif telinga tengah, dapat menimbulkan
getaran sedemikian kuat di membran basilaris sehingga sel rambut, yang tidak dapat
diganti, rusak atau terdistorsi secara permanen, menimbulkan gangguan pendengaran
parsial. Kerusakan dapat terjadi tidak hanya dari pajanan singkat ke suara berintensitas
tinggi tetapi juga karena pajanan berulang terhadap bising derajat sedang, sesuatu hal yang
biasa ditemukan di lingkungan saat ini.
Seperti halnya bagian-bagian membran basilaris yang berkaitan dengan nada tertentu,
korteks pendengaran primer di lobus temporalis juga tertata secara tonotopis. Setiap
bagian membran basilaris berhubungan dengan regio spesifik korteks pendengaran
primer. Karenanya, neuron-neuron korteks tertentu hanya diaktifkan oleh nada tertentu:
yaitu setiap regio di korteks auditorius tereksitasi hanya sebagai respons terhadap nada
tertentu yang terdeteksi oleh bagian tertentu membran basilaris.
Neuron-neuron aferen yang membawa sinyal auditorik dari sel rambut dalam keluar
koklea melalui saraf auditorius. Jalur saraf antara organ corti dan korteks auditorius
melibatkan beberapa sinaps dalam perjalananannya, denga yang paling menonjol berada di
batang otak dan nukleus genikulatum medialis talamus. Batang otak menggunakan
masukan auditorik untuk keadaan terjaga dan bangun. Talamus menyortir dan
menyalurkan sinyal ke atas. Sinyal auditorik dari tiap-tiap telinga disalurkan ke kedua
lobus temporalis karena serat-serat bersilangan secara parsial di batang otak. Karena itu,
gangguan di jalur pendengaran di satu sisi setelah batang otak sama sekali tidak
memengaruhi pendengaran di kedua telinga.
Korteks pendengaran primer tampaknya mempersepsikan suara-suara terpisah,
sementara korteks auditorius yang lebih tinggi di sekitarnya mengintegrasikan berbagai
suara menjadi pola yang koheren dan berarti.
Gambar Jalur Transduksi suara

Gelombang suara

Getaran membran timpani

Getaran tulang telinga tengah

Getaran jendela oval

Getaran jendela
Gerakan cairan di dalam koklea bundar

Dalam telinga
Pembuyaran energi
Getaran membran basilaris
(tidak ada persepsi
suara
Menekuknya rambut di sel rambut
resepot dalam organ corti sewaktu
getaran membran basilaris menggeser
rambut-rambut ini relatif terhadap
membran tektorium di atasnya, yang
berkontak dengan rambut tersebut

Perubahan potensial berjenjang


(potensial reseptor) di sel reseptor

Perubahan frekuensi potensial aksi


yang dihasilkan di saraf auditorius

Perambatan potensial aksi ke korteks


auditorius di lobus temporalis otak
untuk persepsi suara

B. Fisiologi keseimbangan
Selain peran yang bergantung pada koklea, telinga dalam memiliki komponen khusus
lain, aparatus vestibularis, yang memberi informasi esensial bagi sensasi keseimbangan
dan koordinasi gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur. Keseimbangan adalah
sensasi orientasi dan gerakan tubuh. Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur di
dalam bagian terowongan tulang temporal dekat koklea yaitu kanalis semisirkularis dan
organ otolit.
Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Semua
komponen aparatus vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe.
Komponen-komponen vestibularis masing-masing mengandung sel rambut yang
berespons terhadap deformasi mekanis yang dipicu oleh gerakan spesifik endolimfe.
Reseptor vestibuler dapat mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, bergantung pada
arah gerakan cairan. Tidak seperti informasi dari sistem pendengaran, sebagian besar
informasi yang dihasilkan oleh aparatus vestibularis tidak mencapai tingkat kesadaran.
Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi rotasional atau angular
kepala, misalnya ketika menengok, mulai atau berhenti berputar, jungkir-balik. Masing-
masing telinga mengandung tiga kanalis semisirkularis yang tersusun dalan bidang tiga
dimensi yang tegak lurus satu sama lain. sel-sel rambut reseptor masing-masing kanalis
semisirkularis terletak diatas suatu hubungan berbentuk pelana kuda yang terletak di
ampula, suatu pembesaran di dasar kanalis. Rambut-rambut terbenam di dalam lapisan
gelatinosa berbentuk tudung di atasnya, kupula, yang menonjol ke dalam endolimfe dan
meregangkan atap ampula. Gaya pergerakan endolimfe mendorng kupula sehingga kupula
membungkuk dan rambut yang tertanam tertekuk.
Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam arah apapun menyebabkan
gerakan endolimfe paling tidak pad satu kanalis semisirkularis karena tersusun tiga
dimensinya. Sewaktu menggerakkan kepala, kanal tulang dan sel-sel rambut yang
terbenam di dalam kupula bergerak bersama kepala. Namun, pada awalnya cairan di
dalam kanalis, karena tidak melekat ke tengkorak tidak bergerak searah dengan rotasi
tetapi tertinggal di belakang akibat adanya inersia (karena inersia, benda yang diam akan
tetap diam, dan benda yang bergerak akan terus bergerak ke arah yang sama kecuali benda
tersbeut mendapat gaya luar yang menyebabkan perubahan). Ketika endolimfe tertinggal
di belakang sewaktu mulai memutar kepala, cairan dalam bidang yang sama dengan arah
gerakan pada hakikatnya bergeser dalam arah berlawanan dengan gerakan (serupa dengan
tubuh yang miring ke kanan ketika mobil yang dikendarai mendadak berbelok ke kiri).
Gerakan cairan ini menyebabkan kupula miring dalam arah berlawanan dengan gerakan
kepala, menekuk rambut-rambut sensorik yang terbenam di dalamnya. Jika gerakan kepala
berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak
bersama dengan kepala sehingga rambut-rambut tersebut kembali ke posisinya yang tidak
melengkung. Ketika kepala melambat dan berhenti, terjadi situasi yang sebaliknya.
Endolimfe sesaat melanjtkan gerakan ke arah rotasi sementara kepala melambat untuk
berhenti. Akibatnya, kupula dan rambut-rambutnya secara transien melengkung ke arah
putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkung sewaktu akselerasi.
Rambut-rambut di sel rambut vestibularis terdiri dari satu silium, kinosilium, bersama
dengan 20 hingga 50 mikrovilus (stereosili) yang tersusun dalam barisan-barisan yang
semakin menurun tingginya dari kinosilium yang lebih tinggi. Seperti di sel rambut
pendengaran, sterosilia dihubungkan oleh tip link. Ketika stereosilia terdefleksi oleh
gerakan endolimfe, tegangan yang terjadi di tip link menarik kanal ion berpintu mekanis di
sel rambut. Sel rambut mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, bergantung pada
apakah kanal ion terbuka atau tertutup secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut.
Setiap sel rambut memiliki orientasi sedemikian rupa sehingga sel tersebut mengalami
depolarisasi ketika stereosilia menekuk ke arah kinosilium dan mengalami hiperpolarisasi
ketika stereosilia tertekuk menjauh dari kinosilium. Sel-sel rambut membentuk sinaps
kimiawi dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya menyatu dengan akson
struktur vestibularis lain untuk membentuk saraf vestibularis. Saraf ini menyatu dengan
saraf auditorius dari koklea untuk membentuk saraf vestibulokoklearis. Depolarisasi
meningkatkan pelepasan neurotransmitter dari sel rambut, menyebabkan peningkatan
frekuensi lepas-muatan serat aferen; sebaliknya, hiperpolarisasi mengurangi pelepasan
neurotransmitter dari sel rambut, pada gilirannya mengurangi frekuensi potensial aksi di
serat aferen. Ketika cairan secara perlahan berhenti, rambut-rambut menjadi lurus kembali.
Dengan demikian, kanalis semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan
rotasional (akselerasi atau deselerasi rotasional) kepala.
Organ otolit memberi informasi tentang posisi kepala relatif terhadap gravitasi (yaitu
kepala miring statik) dan juga mendeteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak
dalam garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus dan sakulus, adalah
struktur berbentuk kantong yang berada di dalam ruang bertulang di antara kanalis
semisirkularis dan koklea. Rambut (kinosilium dan stereosilia) sel-sel rambut reseptor di
organ indera ini juga menonjol ke dalam suatu lembaran gelatinosa di atasnya, yang
gerakannya menggeser rambut dan menyebabkan perubahan potensial sel rambut. Di
dalam lapisan gelatinosa terbenam banyak kristal kecil kalsium karbonat yaitu otolit (batu
telinga) sehingga menyebabkan lapisan ini lebih berat dan meningkatkan inersianya
dibandingkan cairan sekitar. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut
di dalam utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sakulus sejajar horizontal.
Jika utrikulus sebagai contoh. Massa gelatinosanya yang mengandung otolit berubah
posisi dan menekuk rambut melalui dua cara:
1) Ketika memiringkan kepala ke suatu arah selain vertikal (selain lurus naik-turun),
rambut-rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena gaya gravitasi yang
mengenai lapisan gelatinosa di atasnya. Penekukan ini menimbulkan depolarisasi atau
hiperpolarisasi potensial reseptor bergantung pada miring nya kepala. Karena itu SSP
menerima berbagai pola aktivitas saraf bergantung pada posisi kepala dalam kaitannya
dengan gravitasi.
2) Rambut utrikulus juga bergerak oleh setiap perubahan pada gerakan linier horizontal
(bergerak lurus ke depan, ke belakang, atau ke samping). Sewaktu mulai berjalan maju,
membran otolit mula-mula tertinggal di belakang endolimfe dan sel rambut karena
inersianya yang lebih besar. Karena itu, rambut menekuk ke belakang, dalam arah
berlawanan dengan gerakan maju kepala. Jika mempertahankan kecepatan langkah,
lapisan gelatinosa tersebut segera menyamai dan bergerak dengan kecepatan yang sama
dengan kepala sehingga rambut tidak lagi tertekuk. Ketika berhenti berjalan, lembar
otolit tetap bergerak maju sesaat sewaktu kepala melambat dan berhenti, menekuk
rambut ke depan. Karena itu, sel-sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi dan
deselerasi linier arah horizontal, tetapi tidak memberi informasi mengenai gerakan
dalam arah lurus dengan kecepatan tetap.
Sakulus berfungsi serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa bagian ini berespons secara
selektif terhadap gerakan miring kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun dari
tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi linier vertikel (misalnya, meloncat
naik-turun atau naik tangga jalan). Bersama-sama organ otolit membuat mengetahui arah
mana yang menaik dan arah mana berjalan.
Sinyal-sinyal yang berasal dari berbagai komponen aparatus vestibularis dibawa
melalui saraf vestibulokoklearis ke nukleus vestibularis, suatu kelomok badan sel saraf di
batang otak, dan ke serebelum. Di sini informasi vestibular diintergrasikan dengan
masukan dari permukaan kulit, mata, sendi, dan otot untuk (1) mempertahankan
keseimbangan dan postur yang diiingkan; (2) mengontrol otot mata eksternal sehingga
mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala bergerak, dan (3) mempersepsikan gerakan
dan orientasi.
Fungsi komponen-komponen utama telinga
Struktur Lokasi Fungsi
Telinga luar Mengumpulkan dan
menyalurkan gelombang
suara ke telinga tengah
Pinna (daun telinga) Lipatan tulang rawan Mengumpulkan gelombang
berlapis kulit yang terletak suara dan menyalurkannya
di kedua sisi kepala ke saluran telinga; berperan
menentukan lokasi suara
Meatus auditorius eksternus Terowongan dari eksterior Mengarahkan gelombang
(saluran telinga) menembus tulang temporal suara ke membran timpani
ke membran timpani
Membran timpani (gendang Membran tipis yang Bergetar secara sinkron
telinga) memisahkan telinga luar dan dengan gelombang suara
telinga tengah yang mengenainya,
menyebabkan tulang-tulang
telinga tengah bergetar
Telinga tengah Memindahkan getaran
membran timpani ke cairan
di koklea
Maleus, inkus, stapes Rangkaian tulang yang Bergetar secara sinkron
dapat bergerak yang dengan getaran membran
terbentang di rongga telinga timpani dan memicu
tengah; maleus melekat ke gerakan berbentuk
membran timpani, dan gelombang di perilimfe
stapes melekat ke jendela koklea dengan frekuensi
oval yang sama
Telinga dalam: koklea Mengandung sistem
sensorik untuk pendengaran
Jendela oval Membran tipis di pintu Bergetar bersama dengan
masuk koklea; memisahkan gerakan stapes, struktus
telinga tengah dari skala yang dilekatinya; gerakan
vestibuli jendela oval menyebabkan
perilimfe koklea bergerak
Skala vestibuli Kompartemen atas koklea, Mengandung perilimfe yang
sistem tubulus berbentuk digerakkan oleh gerakan
keong yang terletak dalam jendela oval yang
di dalam tulang temporal ditimbulkan oleh getaran
tulang-tulang telinga tengah
Skala timpani Kompartemen bawah koklea Mengandung perilimfe yang
berhubungan dengan skala
vestibuli
Duktus koklearis (skala Kompartemen tengah Mengandung endolimfe;
media) koklea; kompartemen berisi membran basilaris
tubulus buntu yang berjalan
melalui bagian tengah
koklea
Membran basilaris Membentuk lantai duktus Bergetar bersama dengan
koklearis gerakan perilimfe;
mengandung organ corti,
organ indera untuk
pendengaran
Organ corti Terletak di atas membran Mengandung sel rambut,
basilaris di seluruh reseptor untuk suara, sel
panjangnya rambut dalam mengalami
potensial reseptor ketika
rambutnya menekuk akibat
gerakan cairan di koklea
Membran tektorium Membran stasioner yang Berfungsi sebagai bagian
terletak di atas organ corti stasioner tempat rambut sel
dan berkontak dengan reseptor mengalami
rambut permukaan sel pembengkokan dan
rambut membentuk potensial aksi
sewaktu membran basilaris
yang bergetar bergerak
relatif terhadap membran
yang menggantung ini
Jendela bundar Membran tipis yang Bergetar bersama dengan
memisahkan skala timpani gerakan cairan di perilimfe
dari telinga tengah untuk meredakan tekanan di
koklea; tidak berperan
dalam penerimaan suara
Telinga dalam: aparatus Mengandung sistem
vestibularis sensorik untuk
keseimbangan dan memberi
masukan yang penting bagi
pemeliharaan postur dan
keseimbangan
Kanalis semisirkularis Tiga saluran setengah Mendeteksi percepatan dan
lingkaran yang tersusun perlambatan rotasional atau
dalam bidang tiga dimensi angular
bersudut tegak lurus satu
sama lain di dekat koklea
Utrikulus Struktus mirip kantong di Mendeteksi perubahan
dalam rongga tulang antara posisi kepla menauhi,
koklea dan kanalis vertikal dan akselerasi dan
semisirkularis deselerasi linier dalam arah
horizontal
Sakulus Terletak di samping Mendeteksi perubahan
utrikulus posisi kepala menjauhi
horizontal dan akselerasi
dan deselerasi linier dalam
arah vertikal

Anda mungkin juga menyukai