Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PEMBULUH DARAH

 Pertumbuhan jantung dan pembuluh darah dimulai pada minggu ke 3


 Perkembangan terbentuk melalui dua mekanisme:
1) Vaskulogenesis: pertumbuhan pembuluh darah yang berasal dari sel-sel mesoderm
yang disebut angioblast. Angioblast ini berhubungan untuk membentuk pembuluh
darah primitive. Pembuluh ini kemudian tumbuh dan menginvasi keseluruh embrio.
Yang dibentuk melalui vaskulogenesis contohnya adalah pembuluh darah besar,
termasuk aorta dorsalis dan vena kardinalis.
2) Angiogenesis: pembuluh darah tumbuh keluar dari pembuluh darah yang sudah
ada. Sisa sistem vaskular selain pembuluh darah besar dibentuk dengan
angiogenesis.
 Membutuhkan peran vascular endothelial growth factor (VEGF) dan faktor
pertumbuhan lainnya

Perkembangan Arteri
Arcus Aorta
 Saat lengkung faring terbentuk selama perkembangan minggu ke-4 dan ke-5, setiap
lengkung menerima saraf kranial dan arterinya sendiri-sendiri.
 Arteri ini berasal dari arkus aorta dan sakus aortikus, yang merupakan bagian paling distal
dari trunkus arteriosus yang bermula dari jantung.
 Arkus aorta ini tertanam di dalam mesenkim arkus faring dan berakhir di aorta
dorsalis kanan dan kiri. Pada regio arkus, aorta dorsalis tetap berpasangan, tetapi di
sebelah kaudal dari regio ini, aorta dorsalis menyatu membentuk satu pembuluh darah.
 Sakus aortikus membentuk cabang untuk setiap arkus baru, secara keseluruhan akan
terbentuk lima pasang arteri.
 Arkus V dapat tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk sebagian dan kemudian
mengalami regresi. Oleh sebab itu, kelima arkus diberi nomor I, II, III, IV, dan VI.
 Selama perkembangan selanjutnya, pola arteri ini mengalami modifikasi, dan beberapa
pembuluh darah mengalami regresi secara sempurna. Nantinya dapat membentuk arteri
baru.
Langman 185
Ada 5 arkus aorta:
Pada hari ke-27 :
 Arkus aorta I, sudah menghilang, namun sebagian kecil menetap dan membentuk arteri
maksilaris
 Arkus aorta II, akan segera menghilang, bagian yang tersisa dari arkus ini adalah arteri
hioidea dan arteri stapedialis.
 Arkus aorta III, IV, VI, dalam proses pembentukan, tetapi sudah ditemukan arteri
pulmonalis primitif sebagai cabang besar.
Pada hari ke-29 :
 Arkus aorta I dan II hilang.
 Arkus aorta III, IV, VI menjadi pembuluh besar
 Trunkus arteriosus akan mengalami pemisahan oleh septum aortikopulmonale yang
akan membagi saluran aliran keluar jantung menjadi aorta ventralis dan trunkus
pulmonalis. Kemudian sakus aortikus membentuk kornu kanan dan kiri, yang
kemudian masing-masing menghasilkan arteri brakiosefalika dan bagian proksimal
arkus aortae. Sehingga arkus aorta VI berlanjut dengan trunkus pulmonalis.
Langman 186
Perubahan arkus aorta pada awal minggu ke-6:
 Pada perkembangan selanjutnya, sistem arkus aortae kehilangan bentuk yang semula
simetris, akan membentuk pola definitif. Gambaran ini dapat memperjelas transformasi
dari sistem arteri mudigah ke sistem arteri dewasa. Terjadi perubahan-perubahan
sebagai berikut:
 Arkus aorta ke III, membentuk arteri komunis dan bagian pertama dari arteri karotis
interna. Bagian lain arteri karotis interna dibentuk oleh bagian kranial aorta
dorsalis. Sedangkan arteri karotis eksterna adalah cabang kecil dari arkus aorta ke III
 Arkus aorta ke IV, tetap ada di kedua sisi, tetapi hasil akhirnya berbeda untuk sisi
kanan dan kiri. Di sisi kiri, arkus aortae ini membentuk bagian arkus, di antara arteri
karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Di sisi kanan, arkus aortae ini
membentuk bagian paling proksimal arteri subklavia kanan, yang bagian distalnya
dibentuk oleh sebagian dari aorta dorsalis kanan dan arteri intersegmental ketujuh.
 Arkus aortae ke V dapat tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk tidak sempurna dan
kemudian mengalami regresi. Seperti yang dibilang di awal.
 Arkus aortae VI, juga dikenal sebagai arkus pulmonal, memberikan cabang penting
yang tumbuh ke arah tunas paru yang sedang berkembang. Di sisi kanan, bagian
proksimal menjadi segmen proksimal arteri pulmonalis kanan. Bagian distal dari arkus
ini kehilangan hubungannya dengan aorta dorsalis dan lenyap. Di sisi kiri, bagian distal
tetap ada selama kehidupan intrauterin sebagai duktus arteriosus.
Langman 187

Perubahan pada sistem arkus aorta:


 Aorta dorsalis di antara pintu masuk arkus ke III dan ke IV, yang dikenal sebagai
duktus karotikus, mengalami obliterasi.
 Aorta dorsalis kanan menghilang di antara pangkal arteri intersegmental ketujuh dan
tautannya dengan aorta dorsalis kiri
 Pelipatan sefalik, pertumbuhan otak depan dan pemanjangan leher mendorong jantung
masuk ke dalam rongga toraks. Oleh sebab itu, arteri karotis dan arteri
brakiosefalika semakin memanjang, sebagai akibat dari kelanjutan pergeseran ke arah
kaudal ini, arteri subklavia kiri, yang terfiksasi di distal di tunas lengan, menggeser
titik pangkalnya yang awalnya dari aorta setinggi arteri intersegmental ketujuh ke
titik yang semakin tinggi hingga mendekati pangkal arteri karotis komunis kiri
 Akibat pergeseran jantung ke kaudal dan hilangnya berbagai bagian arkus aortae,
perjalanan nervus laringeus rekurens menjadi berbeda di sisi kanan dan kiri.
 Di sisi kanan, ketika bagian distal arkus aortae keenam dan arkus aortae kelima
lenyap, nervus laringeus rekurens berjalan ke atas dan mengait arteri subklavia
kanan.
 Di sisi kiri, nervus tidak berjalan ke atas, karena bagian distal arkus aortae keenam
menetap sebagai duktus arteriosus, yang kemudian membentuk ligamentum
arteriosum.

Langman 188
Langman 187

Arteri Vitelina dan Arteri Umbilikalis


 Arteri vitelina, yang pada awalnya berupa sejumlah pembuluh darah berpasangan yang
menyuplai yolk sac, secara bertahap menyatu dan membentuk arteri di mesenterium
dorsal usus.
 Pada orang dewasa, pembuluh darah ini diwakili oleh arteri seliaka, dan arteri
mesenterika superior. Arteri mesenterika inferior berasal dari arteri umbilikalis.
 Ketiga pembuluh darah ini, masing-masing menyuplai turunan usus depan, usus tengah,
dan usus belakang.
 Arteri umbilikalis, yang mula-mula berpasangan dengan cabang ventral dari aorta
dorsalis, berjalan ke plasenta berdekatan dengan alantois. (Allantois adalah membran
lain di sekitar embrio, membran di tali pusat dan membantu pertukaran gas dan
mengambil limbah nitrogen dari janin). Namun, selama minggu keempat, setiap arteri
memperoleh hubungan sekunder dengan cabang dorsal dari aorta, arteri iliaka komunis,
dan kehilangan pangkal aslinya.
 Sesudah lahir, bagian proksimal arteri umbilikalis menetap sebagai arteri iliaka
interna dan arteri vesikalis superior, dan bagian distal mengalami obliterasi
membentuk ligamentum umbilikale medianum.

Arteri Koronaria
 Arteri koronaria berasal dari dua sumber: (1) angioblas yang dibentuk dari
pertumbuhan sinus venosus yang didistribusi di seluruh permukaan jantung melalui
migrasi sel dan (2) epikardium itu sendiri.
 Beberapa sel epikardium mengalami transisi dari epitel-ke-mesenkim yang diinduksi
oleh miokardium di bawahnya.
 Sel-sel mesenkim yang baru terbentuk kemudian ikut membentuk sel-sel otot polos dan
endotel arteri koronaria.
 Sel krista neuralis juga ikut membentuk sel otot polos di sepanjang segmen proksimal
arteri-arteri ini.
 Hubungan arteri koronaria ke aorta terjadi melalui pertumbuhan ke dalam sel-sel
endotel arteri dari arteri ke dalam aorta. Melalui mekanisme ini, arteri koronaria
"menginvasi" aorta.

Perkembangan Vena
Pada minggu ke-5, tiga pasang vena utama yang dapat dikenali:
 Vena Vitelina (vena omphalo mesenterika) : mengangkut darah dari yolk sac ke
sinus venosus. Nantinya akan berubah menjadi Vena Porta.
 Vena Umbilikalis : mengangkut darah yang mengandung oksigen dari plasenta. Akan
menghilang setelah lahir.
 Vena Kardinalis : mengembalikan darah dari tubuh janin ke jantungnya. Akan berubah
menjadi vena cava.

Sistem Vena Vitelina


 Sebelum masuk ke sinus venosus, vena vitelina membentuk pleksus mengelilingi
duodenum dan berjalan melalui septum transversum.
 Korda hati yang tumbuh ke dalam septum mengganggu perjalanan vena, dan terbentuk
jaringan vaskular yang luas (sinusoid hati)
 Akibat pengecilan kornu sinus kiri, darah dari sisi kiri hati dialihkan ke kanan, yang
menyebabkan pembesaran vena vitelina kanan (saluran hepatokardiak kanan). Pada
akhirnya, saluran hepatokardiak kanan membentuk bagian hepatokardiak vena kava
inferior.
 Bagian proksimal vena vitelina kiri lenyap. Jaringan anastomosis di sekeliling
duodenum berkembang menjadi satu pembuluh darah, vena porta.
 Vena mesenterika superior, yang mengalirkan darah dari lengkung usus primer, berasal
dari vena vitelina kanan. Bagian distal vena vitelina kiri juga lenyap.

Langman 192
Vena Umbilikalis
 Mula-mula, vena umbilikalis berjalan di kedua sisi hati, tetapi sebagian berhubungan
dengan sinusoid hati.
 Bagian proksimal kedua vena umblikalis dan sisa vena umbilikalis kanan kemudian
lenyap sehingga vena kiri adalah satu-satunya pembuluh yang membawa darah dari
plasenta ke hati. Dengan peningkatan sirkulasi plasenta, terbentuk hubungan langsung
antara vena umbilikalis kiri dan saluran hepatokardiak kanan  duktus venosus.
 Pembuluh darah ini memintas pleksus sinusoid hati.
 Sesudah lahir, vena umbilikalis kiri dan duktus venosus mengalami obliterasi dan
masing-masing membentuk ligamentum teres hepatis dan ligamentum venosum
Langman 192

Vena Kardinalis
Sistem drainase vena utama pada janin:
 Vena Kardinalis Anterior: mengalirkan darah dari bagian kepala janin
 Vena Kardinalis Posterior: mengalirkan darah dari bagian tubuh janin lainnya
 Vena Kardinalis Anterior dan Posterior akan bersatu sebelum masuk ke kornu sinus 
Vena Kardinalis Komunis yang pendek
Mingu ke-5 hingga ke-7, terbentuk vena tambahan:
 Vena Subkardinal: mengalirkan darah dari ginjal
 Vena Sakrokardinal: mengalirkan darah dari ekstremitas bawah
 Vena Suprakardinal: mengalirkan darah dari dinding tubuh melalui Vena Interkostales
Pembentukan sistem vena kava ditandai dengan munculnya anastomosis antara bagian kiri
dan kanan sedemikian rupa sehingga darah dari kiri disalurkan ke sisi kanan.
 Anastomosis antara vena kardinalis anterior berkembang menjadi vena brakiosefalika
kiri.
 Bagian terminal vena kardinalis posterior kiri yang masuk ke dalam vena brakiosefalika
kiri dipertahankan sebagai suatu pembuluh darah kecil  vena interkostalis superior
kiri
 Vena kava superior dibentuk oleh vena kardinalis komunis kanan dan bagian
proksimal vena kardinalis anterior kanan
 Vena kardinalis anterior merupakan drainase vena primer dari kepala selama minggu
keempat perkembangan dan pada akhirnya, membentuk vena jugularis interna
 Vena jugularis eksterna berasal dari pleksus pembuluh darah vena di wajah dan
mengalirkan darah dari wajah dan bagian samping kepala ke vena subklavia
 Anastomosis antara vena subkardinalis membentuk vena renalis kiri. Saat hubungan
ini telah terbentuk, vena subkardinalis kiri lenyap, dan hanya bagian distalnya yang
tersisa sebagai vena gonadalis kiri. Dengan demikian, vena subkardinalis kanan
menjadi saluran drainase utama dan berkembang menjadi segmen renalis, vena
kava inferior
 Anastomosis antara vena sakrokardinalis membentuk vena iliaka komunis. Vena
sakrokardinalis kanan menjadi segmen sakrokardinal vena kava inferior. Ketika segmen
renalis vena kava inferior terhubung dengan segmen hepatika, yang berasal dari vena
vitelina kanan, maka vena kava inferior, yang terdiri dari segmen hepatika, renalis dan
sakrokardinal, terbentuk dengan sempurna.
 Dengan obliterasi pada bagian utama vena kardinalis posterior, vena suprakardinalis
mengambil peran yang lebih besar dalam mengalir darah dari dinding tubuh.
 Vena interkostalis kanan IV hingga XI mengosongkan isinya ke dalam vena
suprakardinalis kanan, yang bersama dengan sebagian vena kardinalis posterior
membentuk vena azigos
 Di sisi kiri, vena interkostalis IV hingga VII masuk ke dalam vena suprakardinalis kiri
dan kemudian vena suprakardinalis kiri, yang dikenal sebagai vena hemiazigos,
mengosongkan isinya ke vena hemiazigos

Sirkulasi Sebelum Lahir


Sirkulasi Janin
 Sebelum lahir, darah dari plasenta, yang sekitar 80% tersaturasi dengan oksigen,
kembali ke janin melalui vena umbilikalis.
 Sewaktu mendekati hati, sebagian besar dari darah ini mengalir melintasi hati dan
melalui duktus venosus langsung masuk ke vena kava inferior.
 Sejumlah kecil darah masuk ke sinusoid hati dan bercampur dengan darah dari sirkulasi
porta
 Mekanisme sfingter di dalam duktus venosus, dekat dengan pintu masuk vena
umbilikalis, mengatur aliran darah tali pusat yang akan melalui sinusoid hati.
 Sfingter ini menutup ketika kontraksi uterus menyebabkan aliran balik vena terlalu
tinggi, sehingga dapat mencegah pembebanan berlebihan yang mendadak pada jantung.
 Sesudah perjalanan singkat di vena kava inferior, tempat darah plasenta bercampur
dengan darah terdeoksigenasi yang kembali dari ekstremitas bawah, darah plasenta
masuk ke atrium kanan.
 Di sini, darah plasenta diarahkan ke foramen ovale oleh katup vena kava inferior,
dan sebagian besar darah dialirkan langsung ke dalam atrium kiri. Sehingga darah tidak
melewati paru, namun langsung melalui aorta menuju sirkulasi sistemik.
 Di sini, darah bercampur dengan darah terdesaturasi yang kembali dari kepala dan
lengan melalui vena kava superior
 Dan atrium kiri, tempat darah bercampur dengan sejumlah kecil darah terdesaturasi
yang kembali dari paru, darah masuk ke ventrikel kiri dan aorta asendens.
 Arteri koronaria dan arteri karotis adalah cabang-cabang pertama dari aorta asendens,
sehingga otot jantung dan otak disuplai oleh darah yang teroksigenasi dengan baik.
 Darah dari vena kava superior masuk ke atrium dextra dan mengalir melalui ventrikel
dextra ke dalam trunkus pulmonalis.
 Sebagian besar dari darah ini mengalir langsung melalui duktus arteriosus ke dalam
aorta desendens, tempat darah bercampur dengan darah dari bagian proksimal aorta.
 Setelah berjalan melalui aorta desendens, darah mengalir ke arah plasenta melalui dua
arteri umbilikalis.
 Saturasi oksigen di dalam arteri umbilikalis sekitar 58%.
 Selama perjalanannya dari plasenta ke organ-organ janin, darah di dalam vena
umbilikalis secara bertahap kehilangan kandungan oksigennya yang tinggi sewaktu
darah ini bercampur dengan darah yang terdesaturasi.
 Secara teoritis, percampuran dapat terjadi di tempat-tempat berikut: di hati (I),
bercampur dengan sejumlah kecil darah yang kembali dari sistem porta; di vena kava
inferior (II), yang membawa darah terdeoksigenasi yang kembali dari ekstremitas
bawah, pelvis, dan ginjal; di dalam atrium kanan (III), bercampur dengan darah yang
kembali dari kepala dan ekstremitas; di atrium kiri (IV), bercampur dengan darah yang
kembali dari paru; dan di muara duktus arteriosus ke dalam aorta desendens (V)

Sirkulasi setelah lahir


 Setelah lahir, sirkulasi plasenta terganggu akibat pemutusan tali pusat. Tekanan parsial
CO2 di dalam darah bayi yang baru lahir akan meningkat. Pusat pernapasan akan
terangsang dan paru akan mulai berfungsi. Hubungan aliran darah yang memintas harus
terputus.
 Karena ada peningkatan tekanan dalam atrium sinistra, maka terjadi penutupan
fungsional foramen ovale. Valvula foraminis ovalis bersatu dengan septum secundum.
Sebagai sisanya terbentuk fossa ovalis.
 Ductus arteriosus menutup oleh kontraksi otot polos, yang dipicu oleh kandungan
oksigen yang tinggi. Biasanya empat hari setelah lahir ductus akan menutup sempurna.
Pada orang dewasa, sisanya akan ditemukan sebagai Lig. Arteriosum
 Ductus venosus mengalami obliterasi menjadi Lig. Venosum.
 Vena umbilicalis mengalami obliterasi menjadi Lig. Teres hepatis antara hati dan
dinding perut.
 Kedua Aa. Umbilicalis berkontraksi dan mencegah kehilangan darah. Kedua sisi bagian distal
membentuk Lig. Umbilicale mediale, yang masing-masing merupakan dasar plica umbilicalis
medialis pada bagian dalam dinding perut.

Anda mungkin juga menyukai