Perkembangan Arteri
Arcus Aorta
Saat lengkung faring terbentuk selama perkembangan minggu ke-4 dan ke-5, setiap
lengkung menerima saraf kranial dan arterinya sendiri-sendiri.
Arteri ini berasal dari arkus aorta dan sakus aortikus, yang merupakan bagian paling distal
dari trunkus arteriosus yang bermula dari jantung.
Arkus aorta ini tertanam di dalam mesenkim arkus faring dan berakhir di aorta
dorsalis kanan dan kiri. Pada regio arkus, aorta dorsalis tetap berpasangan, tetapi di
sebelah kaudal dari regio ini, aorta dorsalis menyatu membentuk satu pembuluh darah.
Sakus aortikus membentuk cabang untuk setiap arkus baru, secara keseluruhan akan
terbentuk lima pasang arteri.
Arkus V dapat tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk sebagian dan kemudian
mengalami regresi. Oleh sebab itu, kelima arkus diberi nomor I, II, III, IV, dan VI.
Selama perkembangan selanjutnya, pola arteri ini mengalami modifikasi, dan beberapa
pembuluh darah mengalami regresi secara sempurna. Nantinya dapat membentuk arteri
baru.
Langman 185
Ada 5 arkus aorta:
Pada hari ke-27 :
Arkus aorta I, sudah menghilang, namun sebagian kecil menetap dan membentuk arteri
maksilaris
Arkus aorta II, akan segera menghilang, bagian yang tersisa dari arkus ini adalah arteri
hioidea dan arteri stapedialis.
Arkus aorta III, IV, VI, dalam proses pembentukan, tetapi sudah ditemukan arteri
pulmonalis primitif sebagai cabang besar.
Pada hari ke-29 :
Arkus aorta I dan II hilang.
Arkus aorta III, IV, VI menjadi pembuluh besar
Trunkus arteriosus akan mengalami pemisahan oleh septum aortikopulmonale yang
akan membagi saluran aliran keluar jantung menjadi aorta ventralis dan trunkus
pulmonalis. Kemudian sakus aortikus membentuk kornu kanan dan kiri, yang
kemudian masing-masing menghasilkan arteri brakiosefalika dan bagian proksimal
arkus aortae. Sehingga arkus aorta VI berlanjut dengan trunkus pulmonalis.
Langman 186
Perubahan arkus aorta pada awal minggu ke-6:
Pada perkembangan selanjutnya, sistem arkus aortae kehilangan bentuk yang semula
simetris, akan membentuk pola definitif. Gambaran ini dapat memperjelas transformasi
dari sistem arteri mudigah ke sistem arteri dewasa. Terjadi perubahan-perubahan
sebagai berikut:
Arkus aorta ke III, membentuk arteri komunis dan bagian pertama dari arteri karotis
interna. Bagian lain arteri karotis interna dibentuk oleh bagian kranial aorta
dorsalis. Sedangkan arteri karotis eksterna adalah cabang kecil dari arkus aorta ke III
Arkus aorta ke IV, tetap ada di kedua sisi, tetapi hasil akhirnya berbeda untuk sisi
kanan dan kiri. Di sisi kiri, arkus aortae ini membentuk bagian arkus, di antara arteri
karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Di sisi kanan, arkus aortae ini
membentuk bagian paling proksimal arteri subklavia kanan, yang bagian distalnya
dibentuk oleh sebagian dari aorta dorsalis kanan dan arteri intersegmental ketujuh.
Arkus aortae ke V dapat tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk tidak sempurna dan
kemudian mengalami regresi. Seperti yang dibilang di awal.
Arkus aortae VI, juga dikenal sebagai arkus pulmonal, memberikan cabang penting
yang tumbuh ke arah tunas paru yang sedang berkembang. Di sisi kanan, bagian
proksimal menjadi segmen proksimal arteri pulmonalis kanan. Bagian distal dari arkus
ini kehilangan hubungannya dengan aorta dorsalis dan lenyap. Di sisi kiri, bagian distal
tetap ada selama kehidupan intrauterin sebagai duktus arteriosus.
Langman 187
Langman 188
Langman 187
Arteri Koronaria
Arteri koronaria berasal dari dua sumber: (1) angioblas yang dibentuk dari
pertumbuhan sinus venosus yang didistribusi di seluruh permukaan jantung melalui
migrasi sel dan (2) epikardium itu sendiri.
Beberapa sel epikardium mengalami transisi dari epitel-ke-mesenkim yang diinduksi
oleh miokardium di bawahnya.
Sel-sel mesenkim yang baru terbentuk kemudian ikut membentuk sel-sel otot polos dan
endotel arteri koronaria.
Sel krista neuralis juga ikut membentuk sel otot polos di sepanjang segmen proksimal
arteri-arteri ini.
Hubungan arteri koronaria ke aorta terjadi melalui pertumbuhan ke dalam sel-sel
endotel arteri dari arteri ke dalam aorta. Melalui mekanisme ini, arteri koronaria
"menginvasi" aorta.
Perkembangan Vena
Pada minggu ke-5, tiga pasang vena utama yang dapat dikenali:
Vena Vitelina (vena omphalo mesenterika) : mengangkut darah dari yolk sac ke
sinus venosus. Nantinya akan berubah menjadi Vena Porta.
Vena Umbilikalis : mengangkut darah yang mengandung oksigen dari plasenta. Akan
menghilang setelah lahir.
Vena Kardinalis : mengembalikan darah dari tubuh janin ke jantungnya. Akan berubah
menjadi vena cava.
Langman 192
Vena Umbilikalis
Mula-mula, vena umbilikalis berjalan di kedua sisi hati, tetapi sebagian berhubungan
dengan sinusoid hati.
Bagian proksimal kedua vena umblikalis dan sisa vena umbilikalis kanan kemudian
lenyap sehingga vena kiri adalah satu-satunya pembuluh yang membawa darah dari
plasenta ke hati. Dengan peningkatan sirkulasi plasenta, terbentuk hubungan langsung
antara vena umbilikalis kiri dan saluran hepatokardiak kanan duktus venosus.
Pembuluh darah ini memintas pleksus sinusoid hati.
Sesudah lahir, vena umbilikalis kiri dan duktus venosus mengalami obliterasi dan
masing-masing membentuk ligamentum teres hepatis dan ligamentum venosum
Langman 192
Vena Kardinalis
Sistem drainase vena utama pada janin:
Vena Kardinalis Anterior: mengalirkan darah dari bagian kepala janin
Vena Kardinalis Posterior: mengalirkan darah dari bagian tubuh janin lainnya
Vena Kardinalis Anterior dan Posterior akan bersatu sebelum masuk ke kornu sinus
Vena Kardinalis Komunis yang pendek
Mingu ke-5 hingga ke-7, terbentuk vena tambahan:
Vena Subkardinal: mengalirkan darah dari ginjal
Vena Sakrokardinal: mengalirkan darah dari ekstremitas bawah
Vena Suprakardinal: mengalirkan darah dari dinding tubuh melalui Vena Interkostales
Pembentukan sistem vena kava ditandai dengan munculnya anastomosis antara bagian kiri
dan kanan sedemikian rupa sehingga darah dari kiri disalurkan ke sisi kanan.
Anastomosis antara vena kardinalis anterior berkembang menjadi vena brakiosefalika
kiri.
Bagian terminal vena kardinalis posterior kiri yang masuk ke dalam vena brakiosefalika
kiri dipertahankan sebagai suatu pembuluh darah kecil vena interkostalis superior
kiri
Vena kava superior dibentuk oleh vena kardinalis komunis kanan dan bagian
proksimal vena kardinalis anterior kanan
Vena kardinalis anterior merupakan drainase vena primer dari kepala selama minggu
keempat perkembangan dan pada akhirnya, membentuk vena jugularis interna
Vena jugularis eksterna berasal dari pleksus pembuluh darah vena di wajah dan
mengalirkan darah dari wajah dan bagian samping kepala ke vena subklavia
Anastomosis antara vena subkardinalis membentuk vena renalis kiri. Saat hubungan
ini telah terbentuk, vena subkardinalis kiri lenyap, dan hanya bagian distalnya yang
tersisa sebagai vena gonadalis kiri. Dengan demikian, vena subkardinalis kanan
menjadi saluran drainase utama dan berkembang menjadi segmen renalis, vena
kava inferior
Anastomosis antara vena sakrokardinalis membentuk vena iliaka komunis. Vena
sakrokardinalis kanan menjadi segmen sakrokardinal vena kava inferior. Ketika segmen
renalis vena kava inferior terhubung dengan segmen hepatika, yang berasal dari vena
vitelina kanan, maka vena kava inferior, yang terdiri dari segmen hepatika, renalis dan
sakrokardinal, terbentuk dengan sempurna.
Dengan obliterasi pada bagian utama vena kardinalis posterior, vena suprakardinalis
mengambil peran yang lebih besar dalam mengalir darah dari dinding tubuh.
Vena interkostalis kanan IV hingga XI mengosongkan isinya ke dalam vena
suprakardinalis kanan, yang bersama dengan sebagian vena kardinalis posterior
membentuk vena azigos
Di sisi kiri, vena interkostalis IV hingga VII masuk ke dalam vena suprakardinalis kiri
dan kemudian vena suprakardinalis kiri, yang dikenal sebagai vena hemiazigos,
mengosongkan isinya ke vena hemiazigos