Anda di halaman 1dari 3

D.

Pengukuran Tekanan Darah Vena Cara Gartner

OP : Mohd. Fahamy Bin Mohd. Nor (10.2008.300)


Pemeriksa : Theresia Yoshiana (10.2008.056)
Penulis laporan: Friska Juliarty Koedoeboen (10.2008.183)

Tujuan:
Mengukur tekanan vena brachialis secara tidak langsung (cara Gartner) pada sikap:
a. Berbaring telentang.
b. Berbaring telentang dengan kedua tungkai diangkat setinggi-tingginya.
c. Berbaring telentang sambil melakukan tindakan valsava.
d. Berdiri.

Alat yang diperlukan:


Dua buah mistar

Cara kerja:
1. Orang percobaan (OP) berbaring telentang di meja praktikum dengan menggantungkan
salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di punggung tangan terisi dan
mengembang.
2. Lengan OP diangkat tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas sehingga vena di
punggung tangannya tepat mengosong.
3. Jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang kosong di punggung tangan dan katup
trikuspiidalis jantung diukur. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung
tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung:
 Pada OP yang berbaring telentang, kira-kira dipertengahan jarak antara meja dan
sternum.
 Pada OP yang berdiri, katup terletak di ruang interkostal ke-4.
4. Percobaan sub 1 sampai 3 diulangi dengan kedua tungkai OP diangkat setinggi-tingginya
5. Percobaan sub 1 sampai 3 diulangi dengan OP melakukan tindakan valsava.
6. Percobaan sub 1 sampai 3 diulangi pada OP yang sama tetapi dengan sikap berdiri dan
kedua lengan tergantung ke bawah.
7. Hal-hal yang menyebabkan perbedaa hasil pengukuran tekanan darah vena dijelaskan.

Hasil:
Percobaan Jarak katup ke tangan
Berbaring telentang 20 cm
Berbaring telentang, kedua tungkai diangkat 26 cm
Berbaring telentang, melakukan valsava 14 cm
Berdiri 30 cm

Pembahasan:
Terdapat satu titik di sistem sirkulasi tempat faktor tekanan gravitasi yang disebabkan oleh
perubahan posisi tubuh seseorang yang sehat, biasanya tidak akan memengaruhi pengukuran
tekanan lebih dari 1 sampai 2 mmHg. Titik ini berada setinggi atau dekat dengan katup
trikuspid yang disebut dengan tingkat potakan untuk pengukuran tekanan. Kurangnya
pengaruh gravitasi di katup trikuspid karena jantung secara otomatis mencegah perubahan
gravitasi yang bermakna pada tekanan di tempat ini. Jika tekanan di katup trikuspid sedikit
meningkat di atas normal, ventrikel kanan yang mengisi darah lebih banyak dari biasanya
sehingga jantung memompa darah lebih cepat dan karena itu akan menurunkan tekanan di
katup trikuspid kembali ke kisaran nilai normal. Sebaliknya jika tekanan menurun, ventrikle
kanan gagal mengisi secara adekuat, daya pompanya menurun, dan darah terbendung di
sistem vena sampai tekanan meningkat lagi ke nilai normal. Dengan kata lain, jantung
bertindak sebagai pengatur tekanan secara umpan balik di katup trikuspid. Bila seseorang
dalam posisi berbaring, letak katup trikuspid hampir persis 60% dari ketebalan dada di
bagian depan punggung. Tempat ini adalah tingkat patokan tekanan nol untuk seseorang
yang berbaring telentang.
Peningkatan tekanan atrium juga menyebabkan peningkatan frekuensi jantung. Tambahan
kenaikan frekuensi jantung sebesar 40-60% disebabkan oleh refleks saraf yang disebut
refleks Bainbridge. Reseptor regang pada atrium yang menyebabkan refleks Bainbridge
menjalarkan sinyal-sinyal aferennya melalui nervus vagus menuju ke medula otak.
Kemudian, sinyal-sinyal eferennya dijalarkan kembali melalui nervus vagus dan saraf
simpatis untuk meningkatkan frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi jantung. Jadi,
refleks ini membantu mencegah pembendungan darah dalam vena, atrium, dan sirkulasi
pulmonal. Refleks Bainbridge dilakukan dengan mengangkat kedua tungkai kaki OP
setinggi-tingginya yang menyebabkan aliran balik vena (venous return) meningkat sehingga
volume atrium kanan bertambah. Hal ini akan meningkatkan tekanan vena sentral.
Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mmHg di bawah
tekanan atmosfer. Pada saat berjalan melalui rongga dada, sistem vena mengembalikan darah
ke jantung dari bagian bawah tubuh terpajan ke takanan subatmosfer ini. Karena sistem vena
di tungkai dan abdomen terdapat tekanan atmosfer normal, terjadi gradien tekanan eksternal
antara vena-vena bawah (sama dengan tekanan atmosfer) dan vena vena dada (5 mmHg
lebih kecil dari tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dari vena-vena di
bagian bawah menuju ke vena-vena dada sehingga aliran balik vena meningkat. Valsava
adalah keadaan seseorang yang melakukan ekspirasi kuat dengan glotis tertutup seperti
orang mengejan. Tindakan valsava mengakibatkan tekanan intrathoraks sangat tinggi
sehingga menghambat aliran balik vena dan menurunkan tekanan vena.
Di vena lengan, tekanan pada titik setinggi tulang rusuk teratas biasanya sekitar +6 mmHg
akibat kompresi vena subklavia sewaktu melewati tulang rusuk tersebut. Tekanan gravitasi
di sepanjang lengan kemudian ditentukan oleh jaraknya dari tulang rusuk ini. Katup-katup
vena berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan
membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi sewaktu seseorang berdiri
dan untuk sementara waktu menunjang bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka
berelaksasi.

Kesimpulan:
Tekanan vena dapat diukur dari jarak antara punggung tangan dengan katup trikuspid
(patokan tekanan nol pada pengukuran tekanan vena). Selain itu, dapat ditentukan faktor-
faktor yang memengaruhi tekanan vena antara lain: jantung sebagai pompa yang
mempertahankan nilai tekanan pada katup trikuspid dan pembuluh darah yang melalui
jantung; venous return dan volume darah dalam atrium kanan jantung (adanya reseptor
regang); aktivitas pernapasan (ekspirasi dan inspirasi); katup pada pembuluh vena; dan
pengaruh gaya gravitasi pada pembuluh vena.

Anda mungkin juga menyukai