Anda di halaman 1dari 3

II.

Peredaran Darah Kulit

OP : Nurul Hakiki (10.2008.201)


Pemeriksa : Andreas Sudarmadi (10.2008.136)
Penulis laporan: Andreas Sudarmadi (10.2008.136)

Tujuan:
Mendemonstrasikan vasodilatasi aktif dan pasif kapiler pada kulit lengan bawah.

Alat dan Bahan:


1. Sfigmomanometer + thermometer kimia
2. 2 buah Waskom
a. Berisi air panas (42 – 450C)
b. Berisi air es

Cara Kerja:
A. Vasodilatasi aktif kapiler
1. Ember yang berisi air panas 45 derajat disiapkan.
2. Manset stigmomanometer dipasang pada lengan atas orang percobaan. Aliran darah
dalam lengan orang percobaan tersebut dihentikan dengan tiba-tiba dengan cara
memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175 mmHg dan tangan serta setengah
bagian lengan bawah dimasukkan ke dalam air panas 45 derajat celcius.
3. Oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dihentikan dengan menghilangkan tekanan
dalam manset.
4. Perubahan warna kulit lengan bawah diperhatikan.

B. Vasodilatasi pasif kapiler


1. Manset sfigmomanometer dipasang pada lengan yang lain dan dipompa sampai 50-60
mmHg sehingga terjadi obstruksi.
2. Tangan serta setengah bagian lengan bawah dimasukkan ke dalam air panas 45 derajat
celcius selama 3 menit. Kemudian tangan dan lengan itu dikeluarkan dari air panas dan
diperhatikan perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan yang
tidak.
3. Tekanan di dalam manset dihilangkan dan diperhatikan perubahan warna kulit pada
lengan tersebut

Hasil:
Percobaan Perubahan warna kulit
Vasodilatasi aktif Merah pucat menjadi merah padam
Vasodilatasi pasif Merah kebiruan menjadi merah

Pembahasan
Faktor yang mempengaruhi laju aliran melalu suatu pembuluh darah adalah resistensi, yaitu
ukuran hambatan terhadap aliran darah melalui suatu pembuluh yang ditimbulkan oleh gesekan
antara cairan yang mengalir dan dinding pembuluh darah yang stasioner. Seiring peningkatan
resistensi terhadap aliran, darah akan semakin sulit melintasi pembuluh sehingga aliran menjadi
berkurang. Peredaran darah kulit merupakan 6% dari resting cardiac output dan dapat berkurang
1/20 kali normal ketika terjadi penarikan panas dan meningkat 7 kali normal dalam suasana
panas. Sistem penghubung vena (plexus venosus) merupakan bagian terbesar dari volume darah
kulit. Darah mentransfer panas melalui permukaan plexus venosus. Plexus venosus sangat
berhubungan dengan saraf vasokonstriktor simpatis. Jika saraf ini diaktifkan, darah dialirkan dari
plexus venosus dan hal ini mengakibatkan kehilangan panas dan warna kulit menjadi pucat.
Dinding arteriol hanya sedikit mengandung jaringan elasik. Namun pembuluh ini memiliki
lapisan otot olos yang tebal yang banyak dipersarafi oleh serat saraf simpatis. Lapisan otot polos
berjalan sirkuler mengelilingi arteriol sehingga apabila berkontraksi, lingkaran pembuluh darah
menjadi lebih kecil. Dengan demikian, resistensi meningkat dan aliran melalui pembuluh darah
berkurang.
Vena-vena tidak banyak memiliki otot dan tonus inherennya sedikit, tetapi otot polos vena
dipersarafi oleh banyak serat saraf simpatis. Stimulasi simpatis menimbulkan vasokonstriksi
vena yang cukup meningkatkan tekanan vena. Hal ini kemudian meningkatkan gradient tekanan
untuk mendorong lebih banyak darah dari vena ke dalam atrium kanan. Dalam keadaan normal,
vena memiliki diameter yang cukup besar sehingga vasokonstriksi sedang akibat stimulasi
simpatis tidak banyak meningkatkan resistensi terhadap aliran. Vasokonstriksi vena
meningkatkan aliran balik vena dengan mengurangi kapasitas vena. Dengan menurunnya
kapasitas pengisian vena, darah yang mengalir dari kapiler ke vena akan sedikit yang tertahan
dan terjadi peningkatan aliran ke jantung.
Vasodilatasi mengacu kepada pembesaran lingkaran dan jari jari pembuluh akibat melemasnya
lapisan otot polos. Vasodolatasi menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan aliran
melalui pembuluh yang bersangkutan. Pada saat lengan diikat dengan manset dan mengalami
obstruksi, terjadi peningkatan resistensi. Hal ini menyebabkan aliran pembuluh darah menurun
dan terjadi penurunan kadar O2 yang menyebabkan kulit pada lengan berwarna biru.
Pada saat pelepasan manset maka obstruksi sudah tidak ada lagi. Hal ini merupakan kejadian
yang disebut vasodilatasi dimana terjadi peningkatan aliran pembuluh darah dan aliran darah
kembali seperti semula sehingga O2 kembali meningkat dan warna kulit pada lengan yang
tadinya berwarna biru kembali menjadi warna normal.

Kesimpulan:
Vasodolatasi menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan aliran melalui pembuluh yang
bersangkutan. Vasodilatasi aktif dan pasif menyebabkan kulit berwarna pucat atau biru karena
terjadi peningkatan CO2 akibat aliran balik vena ke arah jantung berkurang.

Anda mungkin juga menyukai