Kelompok
Nama (NIM)
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengukuran darah vena dengan cara tak langsung dan langsung.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena.
3. Mengetahui waktu pengisian pembuluh darah vena
4. Untuk mengetahui peredaran darah kulit pada vasodilatasi aktif kapiler dan
vasodilatasi pasif kapiler.
Landasan Teori
Tekanan rerata yang selama ini disebutkan untuk berbagai bagian pohon pembuluh
darah adalah untuk seseorang yang berada dalam posisi horizontal. Ketika seseorang
bebaring, gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun,
ketika seseorang berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat
kontraksi jantung, pembuluh- pembuluh yang berada di bawah jantung mengalami tekanan
dari berat kolom darah yang terbentang dari jantung ke ketinggian pembuluh yang
bersangkutan.Terdapat dua konsekuensi penting peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena
yangdapat teregang akan melebar akibat meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga
kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang sama namun arteri tidak
mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler
cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawahyang mengembang dan tidak kembali ke
jantung. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek
gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas bawah,
menimbulkan edema local. Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kompensasi yang
melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan takanan arteri rerata yang terjadi ketika
seorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui
saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang menumpuk. Kedua, pompa
otot rangka“menginterupsi” kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-segmen
tertentu vena secara intermiten sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami
beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. Reflex vasokonstriksi
vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka.
Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka aliran darah ke otak
berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun terjadi reflex untuk
mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat
menyebabkan pingsan, yangmengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal, sehingga
menghilangkan efek gravitasi pada system vascular dan memulihkan sirkulasi efektif. Karena
itu, menegakkan seseorang yang baru pingsan merupakan upaya yang sia-sia.Karena pompa
otot rangka memudahkan aliran balik vena dan membantu melawanefek gravitasi yang
merugikan pada system sirkulasi maka ketika anda duduk bekerja ada baiknya anda bangkit
secara periodic dan ketika anda berdiri, maka anda berjalan berkeliling.Aktivitas otot ringan
ini akan “menggerakkan darah”. Juga dianjurkan bahwa orang yangharus berdiri lama
menggunkan kaos kaki elastik yang menghasilkan kompresi eksternal lembut kontinyu,
serupa dengan efek kontraksi otot rangka, untuk mencegah penimbunan darah di vena-vena
tungkai yang disebabkan oleh gravitasi. Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal
mendorong darah menuju jantung. Namun, jika anda memeras suatu selang berisi cairan di
bagian tengahnya maka cairan akanterdorong ke kedua arah titik perasan. Darah hanya dapat
terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2
sampai 4 cm satu sama lain;katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung
tetapi menghambatnyamengalir balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan
melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran belik darah
yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-
bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.
Alat yang diperlukan :
1. Sfigmomanometer
2. 2 buah Waskom :
- berisi air panas (42ºC-45ºC)
- berisi air es
3. Mistar
Cara Kerja :
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
1. Orang percobaan berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan salah
satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di pungguang tangan tersebut terisi dan
mengembang.
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas
sehingga vena di punggung tangannya tetap mengosong.
3. Ukurlah jarak vertical (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan
katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung
tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung :
- Pada orang yang berbaring terlentang : kira-kira di pertengahan jarak antara meja dan
sternum.
- Pada orang yang berdiri : pada sternum di ruang interkostal ke-4.
4. Ulangilah sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat setinggi-
tingginya.
5. Ulangilah sub 1 sampai 3 pada orang percobaan melakukan tindakan valsalva.
6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada sikap
berdiri dengan kedua lengan tergantung kebawah.
7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah
vena di atas.
Hasil Percobaan
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis
jantung: 11cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada
saat kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 18cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada
saat orang percobaan melakukan tindakan valsava: 39cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada
saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 22cm.
Pembahasan
Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung.
Jika pembuluh darah di hambat di suatu titik, akan menyebabkan darah terdorong ke kedua
arah dari titik hambatan. Darah tidak mengalir mundur dan maju oleh vasokontriksi dan
pompa otot rangka karena darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar
dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain; katup ini
memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tetapi menghambatnya mengalir balik
ke jaringan.1 Oleh karena itu pada percobaan ini, dorongan ke arah perifer tidak merubah
keadaan vena dimana vena akan tetap dalam keadaan mengembang karena adanya katup yang
menghambat aliran balik ke jaringan. Sebaliknya, dorongan ke arah sentral melewati katup
memperlihatkan adanya pengosongan vena karena katup memungkinkan darah mengalir
maju menuju ke jantung.
Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan
membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri
dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.1
Dalam percobaan ini, lengan kanan yang diangkat setinggi-tingginya dengan sikap
lurus ke atas dan lengan kiri dibiarkan dalam keadaan menggantung ke bawah. Setelah kedua
lengan berada di posisi setinggi jantung, terlihat perbedaan warna kulit kedua telapak tangan
dimana warna kulit telapak tangan kanan merah muda dan agak pucat serta tidak terlihat
adanya pengembangan vena karena efek gravitasi menyebabkan aliran darah turun menuju ke
jantung. Posisi lengan kanan yang lebih tinggi dari jantung menyebabkan aliran darah menuju
ke jantung sehingga warna kulit telapak tangan kanan merah muda dan agak pucat karena
aliran darah tidak tertimbun. Sementara pada lengan kiri yang dibiarkan menggantung ke
bawah menyebabkan warna kulit telapak tangan kiri kemerahan dan terlihat banyak vena
yang mengembang; hal ini disebabkan karena posisi dari tangan kiri yang lebih rendah dari
jantung sehingga aliran darah bukan kembali ke jantung tetapi menumpuk di tangan kiri. Efek
gravitasi menyebabkan aliran balik vena di tangan kiri tidak kembali ke jantung dan
akibatnya adalah pengembangan vena dan kulit yang kemerahan akibat banyak darah yang
tertimbun.
Dalam percobaan ini, lama waktu pengisian vena dari akhir pemompaan manset
sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang
percobaan adalah 31 detik. Sedangkan lama waktu pengisian vena setelah menggerakkan
otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya
selama 20 kali adalah 20 detik. Waktu pengisian vena setelah adanya kontraksi otot lengan
bawah menyebabkan waktu pengisian vena menjadi lebih cepat karena kontraksi dari otot
menyebabkan aliran darah menjadi lebih lancar sehingga vena lebih mudah terisi.
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
Metode Gartner adalah sebuah metode pengukuran tekanan vena. Berdasarkan
fenomena vena Gartner, dengan pasien duduk tegak, sebuah vena dipilih pada punggung
tangan yang harus tetap ditahan jauh di bawah ketinggian atrium kanan, dan kemudian
dinaikkan secara perlahan; bila vena yang diamati akan kolaps, jarak antara ketinggiannya
dan atrium diukur dengan milimeter; jarak ini memberikan tekanan vena dalam milimeter
darah; dengan demikian vena itu sendiri digunakan sebagai penghubung manometer dengan
atrium kanan; metode ini tidak akurat tertuama jika dilakukan pada orang yang sudah tua.3
Metode Gartner yang dilakukan di dalam percobaan ini adalah dengan mengukur
jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan letak katup trikuspidalis jantung yang
berada di pertengahan jarak antara meja dan sternum. Namun pada orang yang berdiri, letak
katup trkuspidalis jantung ada pada sternum di ruang interkostal ke-4. Jarak yang didapat
dengan metode ini menunjukkan besar tekanan darah vena dalam cm darah.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis
jantung: 17cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada saat
kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 15cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada saat
orang percobaan melakukan tindakan valsava: 19cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung pada saat
berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 25cm.
Jarak vertikal terpendek antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis
jantung menunjukkan kecepatan aliran darah yang lebih cepat kembali ke jantung. Hal ini
juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mendorong aliran darah untuk segera kembali
mengalir ke jantung.3
Dari percobaan ini terlihat bahwa jarak terpendek adalah pada saat kedua tungkai
diangkat setinggi-tingginya. Pada saat kedua tungkai diangkat setinggi-tingginya maka aliran
darah akan semakin cepat kembali ke jantung karena posisi tungkai yang lebih tinggi dari
jantung. Sementara jarak paling jauh menunjukkan bahwa aliran balik vena mengalir dengan
lambat, terlihat pada percobaan saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.
Adanya gaya gravitasi yang menuju ke pusat bumi dan letak lengan yang lebih rendah dari
jantung menyebabkan pengosongan vena terjadi lebih lambat.
Pada saat berbaring, efek gravitasi lebih rendah dibandingkan pada saat berdiri tegak.
Akibatnya jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup
trikuspidalis jantung pada saat berbaring adalah 17cm. Sementara pengosongan vena pada
saat berdiri tegak, terjadi lebih lambat yaitu pada saat ketinggian 25cm.
Pada percobaan, tangan OP yang dioklusi dan selama 3 menit dimasukan ke dalam
waskom berisi air dengan suhu 45 ͦ C. Di sini, tekanan darah yang ditunjukkan
sfigmomanometer menurun. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa panas tubuh
menurunkan aliran darah. Karena itu tekanan pada lengan atas OP terus dipertahankan
dengan cara memompa balon sfigmomanometer sampai batas yang telah ditetapkan untuk
mencegah tekanannya turun (150-175 mmHg).
Warna kemerahan pada kulit OP setelah tiga menit direndam, dikarenakan pembuluh
darah arteri yang tidak ikut terobstruksi, hanya vena saja yang terbendung sehingga vena-
vena di tangan terlihat mengembang dan kemerahan. Setelah obstruksi dihentikan, warna
kulit kembali normal, ini disebabkan kerena pembuluh darah terisi kembali oleh darah
terdeoksigenasi yang stagnan.
Kesimpulan
- Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh vena) bergantung pada daya
regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat diregangkan
untuk menampung darah), pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena dan juga
gravitasi.
- Kulit adalah penghubung antara jaringan dalam tubuh dengan lingkungan sekitar. Pada
kulitlah terjadi penguapan dan pelepasan panas. Kulit mengandung reseptor actor ture
yang memberikan informasi ke hipotalamus mengenai ‘temperatur lingkungan’. Jalinan
kapiler pembuluh darah dermis juga berfungsi penting dalam actor actor ture.
Vasokontriksi (penyempitan) atau vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dapat
mengubah kecepatan aliran darah pada kulit dengan actor mencapai 100 %.
Daftar Pustaka