Anda di halaman 1dari 13

Viola Ratana Maitri 102017005

Kelompok A4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Email: viola.2017fk005@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak :
Dalam tubuh manusia, bekerja sejumlah sistem-sistem yang sangat penting. Misalnya sistem
respirasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem kardiovaskular, dan sebagainya. Salah satu
sistem terpenting yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka ini berkaitan dengan sistem
pencernaan. Nutrisi merupakan kebutuhan primer setiap makhluk hidup. Nutrisi yang diperoleh
dari makanan untuk dapat bermanfaat bagi tubuh harus melalui proses pencernaan agar menjadi
zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap. Untuk melaksanakan fungsi pencernaan, tubuh
manusia telah memiliki sistem organ khusus yang terdiri atas saluran cerna dan kelenjar-kelenjar
pencernaan yang mendukungnya. Intestinum merupakan organ saluran pencernaan yang
berperan sangat penting dalam sistem pencernaan yaitu sebagai pusat penyerapan nutrien.
Intestinum dibedakan menjadi dua bagian yaitu intestinum tenue (usus kecil) dan intestinum
crassum (usus besar). Kedua bagian intestinum ini, masing – masing dapat dibedakan kembali
menjadi bagian yang lebih pendek untuk melaksanakan proses berbeda dalam bekerja sebagai
organ pencernaan.
Kata kunci : pencernaan, intestinum tenue, intestinum crasum
Abstract:
In the human body, work a number of very important systems. For example, respiratory system,
digestive system, nervous system, cardiovascular system, and so on. One of the most important
systems to be discussed in this literature review relates to the digestive system. Nutrition is the
primary need of every living being. Nutrients obtained from food to be beneficial to the body
must go through the process of digestion to become simpler substances that can be absorbed. To
perform the digestive function, the human body already has a special organ system consisting of
the gastrointestinal tract and the digestive glands that support it. Intestinum is a gastrointestinal
organs that play a very important role in the digestive system that is as the center of nutrient
absorption. Intestinum is divided into two parts, namely intestinum tenue (small intestine) and
intestinum crassum (colon). These two parts of the intestinum, each of which can be
distinguished back into a shorter part to carry out different processes in working as a digestive
organ.
Keywords: digestion, intestinum tenue, intestinum crasum

Pendahuluan
Sistem digestivus adalah sistem yang mempelajari tentang proses pencernaan zat-zat makanan
yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh
manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut
hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam
usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Saluran pencernaan terdiri
dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pancreas, hati dan kandung empedu. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang
berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat
digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.1 Namun dalam makalah ini lebih
membahas usus halus dan usus besar.

Pembahasan

Makroskopis Intestinum Tenue

Intestinum tenue terdiri dari duodenum yang retroperitonealis dan jejunum serta ileum yang
intraperitonealis. Bagian intestinum tenue mulai dari distalis pylorus yang merupakan awal dari
duodenum, yang dilanjutkan pada flexura duodenojejunalis menjadi jejunum dan seterusnya
menjadi ileum sampai bermuara ke caecum.

Gambar 1. Bagian Intestinum Tenue


a. Duodenum
 Duodenum merupakan bagian pertama penyusun dari intestinum tenue. Organ yang
berbentuk huruf C ini mempunyai panjang 20-25 cm dan terletak kira-kira setinggi level
umbilicus. Duodenum terletak retroperitonealis kecuali pada pars superiornya. Duodenum
terletak pada regio epigastrica serta regio umbilicalis.
Gambar 2. Duodenum

1. Pars superior duodeni


- Mulai dari pylorus, berjalan ke atas dan ke belakang pada sisi kanan VL I
- Setinggi VTh XII – VL I
- Berhubungan dengan hepar melalui ligamentum hepatoduodenale
- Batas-batasnya :
o Anterior : lobus quadratus hepatis, vesica fellea
o Posterior : bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductus choledocus, v. portae
hepatis dan V. cava inferior
o Superior : foramen epiploica winslow
o Inferior : caput pancreas
- Sudut pertemuan antara pars superior dan pars descendens disebut sebagai flexura
duodeni superior
2. Pars descendens duodeni
- Panjang sekitar 8 cm
- Setinggi VL I – VL III
- Pada margo medialis terdapat muara ductus choledocus dan ductus pancreaticus
(Wirsungi)bermuara pada ampulla hepatopancreatica (Vateri)pada muara ini
terdapat tonjolan yg disebut papilla duodeni major
- Pada ampulla Vateri terdapat m. Sphincter oddi (gabungan dari m.sphincter
choledochi, m.sphincter ampulla Vateri,m.sphincter ductus pancreaticus)
- Sekitar 2 – 3 cm diatas dari papilla duodeni major terdapat papilla duodeni minor
(Santorini)muara dari ductus pancreaticus accesorius
- Batas-batasnya :
o Anterior : fundus vesica fellea, colon transversum, lobus hepatis dextra, lekukan
usus halus.
o Posterior : ureter dextra, hilus renalis dextra
o Medial : caput pancreas
o Lateral : colon ascendens, flexura coli dextra, lobus hepatis dextra
3. Pars inferior (horizontalis) duodeni
- Panjang sekitar 8 cm
- Sudut pertemuan antara pars inferior dengan pars descendens disebut sebagai
flexura duodeni inferior.
- Batas-batasnya adalah
o Anterior : mesenterium usus halus, vasa. Mesenterica superior, lekukan
jejunum
o Posterior : ureter dextra, m. psoas dextra, VCS, aorta
o Superior : caput pancreas
o Inferior : lekukan jejunum 
4. Pars ascendens duodeni
- Panjang sekitar 5 cm
- Setinggi VL III – VL II
- Beralih menjadi jejunum  flexura duodenojejunalis
- Terdapat ligamentum Treitz (m. Suspensorium duodeni)membentang dari flexura
duodenojejunalis hingga crux dexter diaphragmatica di sebelah kiri dan caudal dari
foramen oesophageum fungsi: menaikkan flexura duodenojejunalis agar tidak
terjadi obstruksi
- Batas-batasnya adalah :
o Anterior : mesenterium, lekukan jejunum.
o Posterior : pinggir kiri aorta , pinggir medial m. psoas sinistra

 Vascularisasi
Duodenum mendapat suplai darah dari:
1. a.pancreaticoduodenalis superior cabang dari a.gastroduodenale, ada dua:
- a.pancreaticoduodenalis superior anterior
- a.pancreaticoduodenalis superior posterior
Untuk memperdarahi dinding posterior
2. a.pancreaticoduodenalis inferior cabang dari a.mesenterica superior, ada dua:
- a.pancreaticoduodenalis inferior anterior
- a.pancreaticoduodenalis inferior posterior
3. a. Supraduodenalis Wilkie cabang dari a.gastroduodenalememberi darah pd pars
superior duodeni
4. a.retroduodenalis cabang dari a.gastroduodenale

Darah duodenum nantinya akan dibawa ke:


1. v.pancreaticoduodenalis superior  v.portae hepatis
2. v.pancreaticoduodenalis inferior  v.mesenterica superior

 Limfe
Mengikuti aliran dan bermuara ke:
1. Atas  nl.pancreaticoduodenales  nl.gastroduodenales
2. Bawah  nl.pancreaticoduodenales  nl.mesentericis superiores

 Innervasi
Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan
plexus mesentericus superior
b. Jejunum et ileum
 Jejunum dan ileum mempunyai panjang sekitar 6 meter, dua perlima diatasnya adalah
jejunum. Jejunum dimulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada
junctura ileocaecalis.
 Vascularisasi
- Arteriae:
 Aa.jejunales et Aa.ileales cabang dari A.mesenterica superior
 A.ileocolica  vaskularisasi bagian bawah ileum
- Venae
 Mengalirkan darahnya ke v.mesenterica superior
 Innervasi
- Simpatis (inhibitor)n.Splachnicus minor
- Parasimpatis (stimulator)n.X
 Systema lymphatica
- Bermuara ke nodus lymphaticus mesenterica superior
- Perbedaan jejunum dan ileum

Jejunum Ileum
Warna Merah tua Pink pucat
Diameter 2-4 cm 2-3 cm
Dinding/otot polos Tebal Tipis
Vasa recta Panjang Pendek
Arcade arteri Hanya 1-2 tingkat Bersusun dan lebih
kompleks
Lemak pada mesenterium Sedikit Banyak
Plicae circularis Besar, pendek, rapat Sedikit, jarang
Plaque peyeri Sedikit Banyak (khas)
Makroskopis Intestinum Crasum

Intestinum crassum membentang dari bagian distal ileum sampai ke anus, yang
mempunyai panjang sekitar 1,5m pada orang dewasa, dan merupakan 1,5 dari panjang canalis
analis intestinales. Diameternya lebih lebar daripada intestinum tenue. Posisi lebih tetap dan
sacculated.
Intestinum crassum adalah suatu lengkungan yang berawal dari regio inguinalis dextra
sebagai caecum, berjalan ascendens melewati regio lumbalis dextra, hypocondriaca dextra
dibawah hepar, sebagai flexura hepatis (flexura coli dextra) setinggi VL II kemudian berjalan ke
kiri transversal menyilangi abdomen di regio epigastrica dan lumbalis menujuregio
hypocondriaca sinistra membelok sebagai flexura lienalis (flexura coli sinistra) setinggi VL I dan
berjalan descendens melewati regio lumbalis sinistra sampai ke fossa iliaca sinistra membentuk
flexura sigmoidea dan akhirnya masuk ke pelvis turun berjalan sepanjang dinding posterior
anus.
Intestinum crassum dibagi menjadi :
a. Caecum dan appendix vermiformis (organ intraperitoneal)
b. Colon:
- Colon ascendens (organ retroperitoneal)
- Colon transversum (organ intraperitoneal)
- Colon descendens (organ retroperitoneal)
- Colon sigmoideum (organ intraperitoneal)
c. Rectum (organ retroperitoneal)
 Caecum
 Morfologi dan topografi
Caecum merupakan bagian dari intestinum crassum yang terletak di perbatasan
ileum dan intestinum crassum. Caecum memiliki panjang sekitar 6cm dan seluruhnya
ditutupi oleh peritoneum. Adanya pelipatan peritoneum di sekitar caecum membentuk
recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior, dan recessus retro caecalis.
Caecum berhubungan dengan ileum melalui ostium ileale.
Caecum terletak di fossa iliaca dextra di atas dari M. Illiopsoas dan tepat di belakang
dinding abdomen. Pada bagian dalam dari caecum dapat dijumpai:
- Plica semilunares
- Valvula ileocaecalis (Bauhini)
Caecum sering tergang oleh gas dan dapat diraba melalui dinding anterior abdomen
pada orang hidup.

 Vascularisasi
Caecum divascularisasi oleh R. Caecalis anterior posterior cabang A. Mesenterica
superior. Sedangkan venae mengikuti arteriae dan mengalirkan darah ke V. Mesenterica
superior.

 Innervasi
Simpatis oleh n. Splanchnicus minor, parasimpatis oleh n.X

 Aliran Limfe
Pembuluh limfe berjalan melalui beberapa nodi mesenterici dan akhirnya mencapai
nodi mesenterici superiores

 Appendix vermiformis
Merupakan tonjolan buntu dari bagian apex caecum yang kaya akan jaringan
limfoid. Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial caecum dibawah
junctura ileocaecalis. Panjang appendix vermiformis bervariasi dari 8-13
cm.Appendix vermiformis diliputi seluruhnya oleh peritonium, yang melekat pada
lapisan bawah mesenterium intestinum tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang
pendek yang dikenal sebagai mesoappendix. Mesoappendix berisi arteria, vena
appendicularis dan saraf-saraf.

Macam-macam letak appendix:


 Appendix retrocaecalis
Terletak di belakang caecum, mengarah ke atas, merupakan bentuk paling
umum
 Appendis retroillealis
Terletak lebih mengarah ke kiri, di belakang ileum da mesenterium
 Appendix pelvicum
 Appendix postcaecalis
 Appendix descendentis, terletak descendens ke caudal
Penentuan letak pangkal dan ujung appendix yang normal adalah sbb:
 Menurut garis Monroe-Pichter
Diukur dari SIAS dextra ke umbilicus. Pangkal appendix terletak 1/3 lateral
garis Monroe-Pichter yang disebut sebagai titik Mc Burney.
 Menurut garis Lanz
Diukur dari SIAS dextra sampai SIAS sinistra. Ujung appendix adalah pada titik
1/6 lateral dexter.
Vascularisasi
 Arteriae : A.appendicularis (cab. A.caecalis posterior cab.A.Ileocaecalis)
 Venae : V.appendicularis menuju ke V.caecalis posterior
Innervasi
Simpatis : n.splachnicus minor, parasimpatis N.X

 Colon ascendens
Membentang ke atas dari caecum sampai ke permukaan inferior lobus
hepatis dexter, lalu colon ascendens membelok ke kiri, membentuk flexura coli
dextra, dan melanjutkan diri sebagai colon transversum.
 Vascularisasi
Arteriae : A.ileocolica et A.colica dextra (cab.A.mesenterica superior)
Venae : bermuara ke V.mesenterica superior
 Innervasi
Simpatis : n.splanchnicus minor, parasimpatis : N.X
 Limfe
Nl.colica  nl.Mesenterica superior

 Colon transversum
Berjalan menyilang abdomen mulai dari flexura coli dextra sampai flexura
coli sinistra. Flexura coli sinistra lebih tinggi daripada flexura coli dextra dan
digantung ke diaphragma oleh lig. Phrenocolicum. Mesocolon transversum
menggantungkan colon transversum dari facies anterior pancreas. Mesocolon
transversum dilekatkan pada pinggir superior colon transversum, dan lapisan
posterior omentum majus dilekatkan pada pinggir inferior. Karena mesocolon
transversum sangat panjang, posisi colon transversum sangat bervariasi dan
kadang-kadang dapat mencapai pelvis.
 Vascularisasi
Arteriae : 2/3 proksimalA.colica media cabang A.mesenterica superior
1/3 distal  A.colica sinistra cabang A.mesenterica inferior
Venae : mengikuti arteriae yang sesuai dan bermuara ke V.mesenterica
superior dan V.mesenterica inferior
 Innervasi
2/3 proksimalsaraf simpatis n.Splachnicus minor, parasimpatis N.X
1/3 distalsaraf simpatis n.splanchnolumbalis dan parasimpatis
(N.Splanchnici pelvici/n.erigentes)
 Limfe
2/3 proksimalnodi colicinodi mesenterici superiores
1/3 distalnodi colicinodi mesenterici inferiores

 Colon descendens
Terletak pada kuadran kiri atas dan bawah . berjalan ke bawah dari flexura
coli sinistra sampai ke pinggir pelvis.
 Vascularisasi
Arteriae : a.colica sinistra et a.sigmoidaecab. A.mesenterica inferior
Venae: mengikuti perjalanan arteri, bermuara ke V.mesenterica inferior
 Innervasi
Simpatis:n.splanchnolumbalis dan parasimpatis n.splanchnici
pelvici/n.erigentes
 Limfe
Dialirkan ke nodi lymphoidei colici dan nodi mesenterici inferiores yang
terletak di sekitar pangkal arteria mesenterica inferior.

 Colon sigmoideum
Merupakan bagian tersempit dari colon yang terletak di fossa iliaca sinistra
(dasar dari cavum pelvicum). Colon sigmoideum terletak intraperitoneal dengan
penggantungnya yang lebar yang disebut mesocolon sigmoideum. Colon
sigmoideum melanjutkan diri ke rectum setinggi corpus VS III.
 Vascularisasi
Arteriae : Aa.sigmoidea (cab.A.mesenterica inferior)
Venae: Vv.sigmoidea V.mesenterica inferior

 Innervasi
Simpatis:n.splanchnolumbalis,parasimpatis:n.splanchnici pelvici/n.erigentes

 Rectum
Merupakan bagian terminal dari intestinum crassum yang merupakan
kelanjutan dari colon sigmoideum. Rectum terletak di linea mediana sebelah
anterior dari sacrum. Dia berjalan descendens dari flexura sigmoidea sampai
orifficium anal, penggantungnya disebut dengan mesorectum.
Rectum dapat dibagi menjadi 2 bagian:
 Rectum proprium
Sisi luarnya terdapatflexura sacralis dan flexura perianalis, sedang sisi
dalamnya (tunica mucosa) terdapat lipatan-lipatan transversal yang disebut
plicae transversalis recti (Houston). Batas antara rectum proprium dengan
canalis analis disebut ampulla recti.
 Canalis analis
Pada bagian ini lapisan otot berkembang baik dan stratum
longitudinalenya lengkap (tidak ada taenia). Pada permukaan dalam dapat
dijumpai:
1. Columna rectalis/analis (Morgagni)
Merupakan lipatan tunica mucosa longitudinal karena adanya
anastomose arteri dan vena cabang-cabang dari pars
intramuscularis A.rectalis superior
2. Valvulae anales
Merupakan pelipatan mucosa yang menghubungkan tiap 2
columna pada bagian caudal
3. Sinus rectalis
Cekungan diantara valvulae anales
4. Zona haemorrhoidales
Tempat yang memungkinkan terjadinya benjolan haemmorhoid
(karena pelebaran Vv.Haemorrhoidales)
 Otot-otot fungsional rectum:
o M.levator ani
o M.sphincter ani internus (otot polos)
o M.sphincter ani externus (otot skelet)
 Vascularisasi
A.rectalis superior cabang A.mesenterica inferior
A.rectalis media cabang a.hypogastrica
A.rectalis inferior cabang a.pudenda interna
Vena menuju ke vena porta hepatis

 Innervasi
Simpatisn.splanchnolumbalis
Parasimpatisn.splanchnici pelvici/n.erigentes
Rectum bagian caudal juga mendapat innervasi dari cabang plexus sacralis
yaitu n.pudendus yang disebut n.haemorrhoidales inferior

Anda mungkin juga menyukai