Anda di halaman 1dari 7

 Duodenum panjangnya ± 25 cm

Duodenum atau juga disebut dg usus 12 jari merupakan usus yg berbentuk seperti
huruf C yg menghubungkan antara gaster dg jejunum. Duodenum melengkung di
sekitar caput pancreas. Duodenum merupakan bagian terminal/ muara dr system
apparatus biliaris dr hepar maupun dr pancreas. Selain itu duodenum jg
merupakan batas akhir dr saluran cerna atas. Dimana saluran cerna dipisahkan
mjd saluran cerna atas dan bawah oleh adanya lig. Treitz (m. suspensorium
duodeni) yg terletak pd flexura duodenojejunales yg merupakan batas antara
duodenum dan jejunum. Di dalam lumen duodenum terdapat lekukan2 kecil yg
disebut dg plica sircularis. Duodenum terletak di cavum abdomen pd regio
epigastrium dan umbilikalis. Duodenum memiliki penggantung yg disebut dg
mesoduodenum. Duodenum terdiri atas beberapa bagian :

+ Duodenum pars Superior


Bagian ini bermula dr pylorus dan berjalan ke sisi kanan vertebrae lumbal I dan
terletak di linea transylorica. Bagian ini terletak setinggi Vertebrae Lumbal I, dan
memiliki syntopi : 
- Anterior : lobus quadratus hepatis, vesica fellea
- Posterior : bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductus choledocus, v. portae
hepatis dan V. cava inferior
- Superior : foramen epiploica winslow
- Inferior : caput pancreas

+ Duodenum pars Descendens


Merupakan bagian dr duodenum yg berjalan turun setinggi Vertebrae Lumbal II –
III. Pd duodenum bagian ini terdapat papilla duondeni major dan minor, yg
merupakan muara dr ductus pancreaticus major dan ductus choledocus, jg oleh
ductus pancreaticus minor yg merupakan organ apparatus biliaris yg merupakan
organ2 system enterohepatic. Duodenum bagian ini memiliki syntopi :
- Anterior : fundus vesica fellea, colon transversum, lobus hepatis dextra, lekukan
usus halus.
- Posterior : ureter dextra, hilus renalis dextra
- Medial : caput pancreas
- Lateral : colon ascendens, flexura coli dextra, lobus hepatis dextra

+ Duodenum pars Horizontal


Merupakan bagian dr duodenum yg berjalan horizontal ke sinistra mengikuti
pinggir bawah caput pancreas dan memiliki skeletopi setinggi Vertebrae Lumbal II.
Duodenum bagian ini memiliki syntopi :
- Anterior : mesenterium usus halus, vasa. Mesenterica superior, lekukan jejunum
- Posterior : ureter dextra, m. psoas dextra, VCS, aorta
- Superior : caput pancreas
- Inferior : lekukan jejunum 

+ Duodenum pars Ascendens


Merupakan bagian terakhir dr duodenum yg bergerak naik hingga pd flexura
duodenujejunales yg merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Pd flexura
duodenojejunales ini terdapat ligamentum yg menggantung yg merupakan lipatan
peritoneum yg disebut dg lig. Treitz (m. suspensorium duodeni) yg dimana
ligamentum ini juga merupakan batas yg membagi saluran cerna mjd saluran
cerna atas dan saluran cerna bawah. Duodenum bagian ini memiliki skeletopi
setinggi Vertebrae Lumbal I atau II. Duodenum bagian ini memiliki syntopi :
- Anterior : mesenterium, lekukan jejunum.
- Posterior : pinggir kiri aorta , pinggir medial m. psoas sinistra

Fisiologi Duodenum
Pd duodenum pars superior scr histologist terdapat adanya sel liberkeuhn yg
berfungsi utk memproduksi sejumlah basa. Basa ini berfungsi utk menaikkan pH
dr chymus yg masuk ke duodenum dr gaster, shg permukaan duodenum tdk
teriritasi dg adanya chymus yg asam td. 

Selain itu, pd duodenum tjd proses pencernaan karbohidrat scr enzymatic yg telah
berbentuk disakarida. Dimana duodenum mendapatkan muara dr ductus
pancreaticus, dimana pd pancreas diproduksi enzyme maltase, lactase dan
sukrase. Dimana enzyme maltase akan berfungsi utk memecah 1 gugus gula
maltose mjd 2 gugus gula glukosa. Sdgkn lactase akan merubah 1 gugus gula
laktosa mjd 1 gugus glukosa dan 1 gugus galaktosa. Sementara itu, enzyme
sukrase akan memecah 1 gugus sukrosa mjd 1 gugus fruktosa dan 1 gugus
glukosa. 

Sementara itu,di dalam duodenum jg terjadi pencernaan lipid scr enzymatic.


Dimana lipid dalam bentuk diasilgliserol akan teremulsi oleh adanya getah
empedu yg dialirkan mll ductus choledocus dr vesica fellea dan hepar. Setelah itu,
emulsi lemak td akan diubah oleh enzyme lipase pancreas mjd asam lemak dan 2
diasilgliserol.
DUODENUM
ANATOMI
Duodenum atau yang disebut usus 12 jari yang merupakan satu dari tiga bagian dari
usus halus (intestinum tenue). Duodenum ini adalah organ peritonealis sedangkan jejunum
dan ileum adalah organ intraperitoneal
 Duodenum mulai dari pylorus sampai fleksura duodenojejunalis dan beralih menjadi
jejunum
 Pnjangnya kurang lebih 25 cm
 Berbentuk seperti C mengelilingi kaput pancreas
 Dibagi menjadi 4 bagian yaitu  pars superioir, pars descenden, pars inferior, dan pars
ascenden
 Sepanjang 2-3 cm pertama pars superior masih diliputi peritoneum viseralis yang ke atas
merupakan tempat lekat dari ligamentum hepatoduodenalis, bagian dari omentum minus
dan ke bawah dari omentum majus, serta merupakan batas bawah dari foramen omentalis
(epiploicum)
 Bagian lain dari duodenum kecuali 1-2 cm dari bagian akhir pars ascenden mempunyai
letak retroperitoneum
1) Pars Superior Duodenum
 Panjangnya kurang lebih 5 cm
 Terletak setinggi vertebra L1 (pada bidang transpilorikum)
 Bagian yang bergerak paling bebas
 Mulainya pada pylorus, berjalan ke arah kanan atas belakang sampai pada kolum
Vesika Fellea dan Ren dekster.
 Bagian awal dari pars superior duodenum (ampulla) tampak pada radiografi berbentuk
seperti segitiga dengan alasnya pada pylorus
 Hubungan ke depan dengan : omentum minus, lobus kuadratus dan dekster hepar,
kolum VF
 Hubungan ke belakang dengan : bursa omentalis, duktus koledokus, v.porta hepatis,
v.kava inferior, a.gastroduodenalis
 Hubungan ke atas dengan : kolum VF, foramen omentalis
 Hubungan ke bawah dengan kaput dan kolum pancreas
2) Pars Descenden Duodenum
 Panjangnya kurang lebih 8 cm
 Berjalan vertical ke bawah sepanjang pinggir vertebra L1-L3 di depan hilum renalis
 Letaknya seluruhnya retroperitoneal
 Ke dalam pinggir medial dari bagian tengah pars descenden duodenu yang terletak 8-
10 cm dari pilrus masuk dengan miring muara dari ampula hepatopancreatika. Pada
muara ini terdapat tonjolan disebut ampulla Vateri dan mempunyai musculus sfingter
Oddi
 Sedikit di atasnya 2-3 cm terdapat papilla duodeni minor (Santorini), tempat muara
duktus pankreatikus aksesorius.
 Hubungan ke depan : lobus dekster hepar, fundus VF, kolon tranversum dan
mesocolonnya, dan kelokan jejunum.
 Hubungan ke belakang : hilum renalis, vasa renalis, ureter, dan m.psoas
 Hubungan ke medial : caput pancreas, duktus koledokus, duktus pankreatikus, dan
aa.pankreatikoduodenalis superior dan inferior
 Hubungan ke lateral : colon ascenden, fleksura coli dekstra, lobus dekstra hepar
 Bagian bawah dari ars descenden duodeni membuat suatu kelokan, fleksura duodeni
inferior untuk beralih menjadi ars inferior duodeni.
3) Pars Inferior Duodenum
 Panjangnya kurang lebih 8 cm
 Berjalan horizontal ke kiri menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 pada bidang
subcostalis
 Hubungan ke depan : radiks mesenterii, vasa mesenterica superior, dan kelokan
jejunum
 Hubungan ke belakang : m.psoas major kanan, v.cava inferior, aorta, ureter kanan,
vasa spermatika/ovarica kanan
 Hubungan ke atas : caput pancreas dan vasa mesenterica superior
 Hubungan ke bawah : kelokan jejunum
4) Pars Ascendens Duodenum
 Panjangnya kurang lebih 5 cm
 Berjalan ke arah kiri atas sampai setinggi vertebra L2 dan beralih menjadi jejunum
dengan suatu lekukan yang disebut fleksura duodenojejunalis.
 Bgian akhir dari pars ascendens duodeni diliputi peritoneum
 Hubungan ke depan : awal radiks mesenterii dan kelokan jejunum
 Hubungan ke atas dan medialis : kaput dan korpus pancreas
 Hubungan ke belakang : m.psoas, trunkus sympathicus, vasa testicularis/ovarica, serta
pinggir kiri aorta
 Hubungan ke arah kiri : terdapat ginjal kiri dengan ureternya
Vaskuralisasi
Vaskularisasai duodenum berasal dari cabang arteri pankreatikoduodenal anterior dan
posterior. Anastomosis antara arteri ini akan menghubungkan sirkulasi antara trunkus seliakus
dengan arteri mesenterika superior. Arteri ini membagi aliran darahnya ke kaput pankreas,
sehingga reseksi terhadap pankreas atau duodenum secara terpisah adalah satu hal yang
hampir tidak mungkin dan dapat berakibat fatal. Arteri pankreatikoduodenal superior adalah
cabang dari arteri gastroduodenale, dan arteri pankreatikoduodenal inferior adalah cabang
dari arteri mesenterika superior. Kedua arteri ini bercabang menjadi dua dan berjalan
disebalah anterior dan posterior pada cekungan antara bagian descending dan bagian
transversal duodenum dengan kaput pankreas, kemudian beranastomosis sehingga bagian
anterior dan posterior masing-masing membentuk cabang sendiri.
Vena tersusun paralel bersamaan dengan arteri pankreatikoduodenal anterior dan
posterior. Anastomosis cabang psterior berakhir di atas vena porta, dibawahnya vena
mesenterika superior (SMV). Vena posterosuperiorpankreatikoduodenal mungkin akan
mengikuti arterinya disebelah depan dari saluran empedu, atau mungkin berjalan di belakang
saluran tadi. Vena ini akan berakhir pada tepi kiri sebelah bawah dari SMV. Pada tempat
tersebut, vena tadi akan bergabung dengan vena yeyunalis atau dengan vena
pankreatioduodenal inferior anterior. Sebagian besar aliran vena pada cabang anterior ini
berasal dari Trunkus gastrokolika atau ( Henle’s trunk).
Pada saat pankreatikoduodenektomi, lokasi SMV dapat ditelusuri dari vena kolika media
sampai ke hubungannya dengan SMV tepat dibawah dari collum pankreas. Kadang- kadang
identifikasi SMV dapat dilakukan dengan cara insisi pada daerah avaskuler dari peritoneum
sepanjang tepi bawah dari pankreas. Disebelah atas dari pankreas, vena porta akan terekspos
dengan jelas bila arteri gastroduodenal dan duktus koledokus dipisahkan. Kadang-kadang
arteri hepatika aberans salah di identifikasi dengan arteri gastroduodenal, sehingga untuk
kepentingan tersebut, sebelum dilakukan ligasi pada arteri gastroduodenal, harus dilakukakan
oklusi sementara dengan klem vaskuler atau jari ahli bedah sambil mempalpasi pulsasi arteri
hepatik pada hilus hati.
Pembuluh arteri yang memperdarahi separuh bagian atas duodenum adalah arteri
pancreatikoduodenalis superior yang merupakan cabang dari arteri gastroduodenalis. Separuh
bagian bawah duodenum diperdarahi oleh arteri pancreatikoduodenalis inferior yang
merupakan cabang dari arteri mesenterika superior.
Vena-vena duodenum mengalirkan darahnya ke sirkulasi portal. Vena superior
bermuara langsung pada vena porta dan vena inferior bermuara pada vena mesenterika
superior.
Innervasi
Persarafan GI tract diinervasi oleh sistem saraf otonom, yang dapat dibedakan
menjadi ekstrinsik dan intrinsik (sistem saraf enterik ). Inervasi ekstrinsik dari duodenum
adalah parasimpatis yang berasal dari nervus Vagus ( anterior dan cabang celiac ) dan
simpatis yang berasal dari nervus splanikus pada ganglion celiac. Inervasi intrinsik dari
plexus myenterikus Aurbach’s dan dan plexus submucosal Meissner. Sel-sel saraf ini
menginervasi terget sel seperti sel-sel otot polos, sel-sel sekretorik dan sel- sel absorptive,
dan juga sel-sel saraf tersebut berhubungan dengan reseptor-reseptor sensoris dan
interdigitatif yang juga menerima inervasi dari sel-sel saraf lain yang terletak baik didalam
maupun di luar plexus. Sehingga pathway dari sistim saraf enterik bisa saja multisinaptik, dan
integrasi aktifitasnya dapat berlangsung menyeluruh bersamaan dengan sistim saraf enterik.
HISTOLOGI
Dinding duodenum terdiri atas 4 lapisan : mukosa dengan epitel, lamina propia dan
muskularis mukosa; jaringan ikat mukosa di bawahnya, dengan kelenjar duodenal
(Brunner); dua lapisan otot polos muskularis eksterna; dan peritoneum visceral serosa.
Lapisan-lapisan ini menyatu dengan lapisan yang serupa di lambung, usus halus, dan usus
besar
Usus halus ditandai oleh banyak tonjolan mirip jari yang disebut vili (tunggal=vilus);
epitel sel koumnar dengan mikrovili yang membentuk limbus striatus; sel goblet yang
terpulas pucat; dan kelenjar intestinal (kriptus Liberkuhn) tubular pendek di lamina
propia. Kelenjar duodenal di submukosa merupakan cirri khas duodenum. Kelenjar ini tidak
terdapat di bagian lain usus halus (jejnum dan ileum) dan usus besar
Vili merupakan modifikasi permukaan mukosa. Di antara vili terdapat ruang
intervilus. Epitel melapisis masing-masing vilus dan kelenjar intestinal. Setiap vilus memiliki
bagian tengah lamina propia, berkas serat otot polos yang meluas ke dalam vili dari
muskularis mukosa dan sebuah pembuluh limfe sentral yaitu lacteal.
Kelenjar intestinal terletak di lamina propia dan bermuara ke dalam ruang intervilus.
Pada irisan duodenum tertentu, kelenjar submukosa duodenal meluas ke dalam lamina propia.
Lamina propia juga mengandung serat jaringan ikat halus dengan sel reticular, jaringan
limfoid difus dan nodulus limfoid.
Submukosa di duodenum hamper terisi penuh oleh kelenjar duodenal tubular yang
bercabang, Muskularis mukosa terputus jika kelenjar duodenal menembus ke dalam lamina
propia. Sekresi dari kelenjar duodenal masuk di dasar kelenjar intestinal.
Pada potongan melintang duodenum, muskularis eksterna terdiri atas lapisan sirkular
dalam dan lapisan longitudinal luar otot polos. Namun dalam gambar di bawah, duodenum
terpotong memanjang, dan arah serat kedua lapisan otot polos ini berkebalikan. Sel ganglion
parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach), ditemukan di usus halus dan usus
besar, terlihat di jaringan ikat di antara kedua lapisan otot muskularis eksterna. Pleksus sel
ganglion serupa, namum lebih kecil, juga ditemukan di submukosa di usus halus dan usus
besar.
Serosa (peritoneum visceral) mengandung sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel
adipose. Serosa membentuk lapisan terluar bagian pertama duodenum.
FISIOLOGI
Motilitas
Pengatur pemacu potensial berasal dari dalam duodenum, mengawali kontraksi, dan
mendorong makanan sepanjang usus kecil melalui segmentasi (kontraksi segmen pendek
dengan gerakan mencampur ke depan dan belakang) dan peristaltik(migrasi aboral dari
gelombang kontraksi dan bolus makanan). Kolinergik vagal bersifateksitasi. Peptidergik
vagal bersifat inhibisi. Gastrin, kolesistokinin, motilin merangsang aktivitas muskular;
sedangkan sekretin dan dihambat oleh glukagon.
Pencernaan,Absorbsi
Lemak Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida. Komponen yang bergabung dengan
garam empedu membentuk micelle. Micelle melewati membran sel secara pasif dengan
difusi, lalu mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu kembali ke dalam lumen dan
asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida
dan menggabungkannya dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein membentuk
kilomikron. Asam lemak kecil memasuki kapiler menuju ke vena porta. Garam empedu
diresorbsi ke dalam sirkulasi enterohepatik diileum distal. Dari 5 gr garam empedu, 0,5 gr
hilang setiap hari, dan kumpulan ini bersirkulasi ulang enam kali dalam 24 jam.
Protein didenaturasi oleh asam lambung, pepsin memulai proteolisis. Protease pankreas
(tripsinogen, diaktivasi oleh enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase),
lebih lanjut mencerna protein. Menghasilkan asam amino dan 2-6 residu peptida. Transpor
aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel-sel absorptif.
Karbohidrat. Amilase pankreas dengan cepat mencerna karbohidrat dalam duodenum.
Air dan Elektrolit. Air, cairan empedu, lambung, saliva, cairan usus adalah 8-10 L/hari,
kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau secara pasif
berdifusi. Natrium dan klorida diabsorpsi berpasangan dengan zat terlarut organik atau
dengan transpor aktif.
Bikarbonat diabsorpsi dengan pertukaran natrium/hidrogen.
Kalsium diabsorpsi melalui transpor aktif dalam duodenum, jejunum, dipercepat oleh PTH
dan vitamin D. Kalium di absorpsi secara pasif.
Endokrin
Mukosa usus kecil melepaskan sejumlah hormon ke dalam darah (endokrin ) melalui
pelepasan lokal (parakrin) atau sebagai neurotransmiter.
Major Actions of Duodenal Peptides

Anda mungkin juga menyukai