Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN TERAPI BEKAM DAN KOMPRES HANGAT

TERHADAP TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA


LANSIA

REVIEW JURNAL

Disusun Oleh
Kelompok 2B :
Arviani Syaputri
(20902000008)
Feby Saskiya Putri
(20902000022)
Sofa Sufiana (20902000068)
BAB I

Nyeri punggung bawah (NPB) pada lansia adalah nyeri di daerah punggung
antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosacral (sekitar tulang
ekor) dikarenakan sifat diskus invertebralis yang mengalami perubahan
seiring dengan pertambahan usia. Diskus invertebralis pada lansia akan
menjadi fibrokartilago yang padat, tidak teratur serta L4-L5 dan L5-S1
mengalami stress mekanis yang menekan sepanjang radiks saraf tersebut
(Muttaqin, 2012). Pada NPB dapat merasakan nyeri dan spasme pada otot
punggung bawah. Nyeri ini juga bisa menjalar ke daerah lain seperti sekitar
gelang panggul dan tungkai atas. Umumnya tidak menjalar ke bawah lutut
kecuali bila disertai penekanan radiks saraf tambahan yang menyebabkan
skiatika (Davey, 2006). Keluhan nyeri punggung bawah dapat menurunkan
kemampuan produktivitas dan kemampuan fungsional manusia, keluhan
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia(Susanti, 2012).
Prevalensi nyeri punggung bawah pada lansia yang berusia di atas 55 tahun
masih tinggi. Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun
2013 sejumlah 11,9% dan berdasarkan gejala yang pernah terjadi yaitu 24,7%.
Di provinsi Jawa Timur prevalensi gangguan nyeri punggung bawah berdasar
diagnosis yang pernah dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu sebanyak 11,2%
sedangkan yang berdasarkan gejala yang pernah ada yaitu sebanyak 25,5%.
Oleh karena itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah
yang dihadapi pasien dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan pasien, menjaga kebersihan lingkungan, perawat juga
berkolaborasi dengan dokter dalam memberi terapi dan juga memberikan
beberapa informasi yang penting. Inilah yang menjadi dasar penulis memilih
makalah dengan judul artikel perbedaan terapi bekam dan kompres hangat
terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada lansia.
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap tingkat nyeri punggung
bawah (lowback pain) pada lansia.
Untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap tingkat nyeri
punggung bawah (lowback pain) pada lansia.
Untuk mengetahui perbedaan antara kelompok terapi bekam dan kelompok
kompres hangat terhadap tingkat nyeri punggung bawah (lowback pain)
pada lansia.
BAB II

ABSTRAK
Banyak lansia yang mengalami masalah kesehatan dan sering dapat mengganggu aktivitas sehari-hari,
satu yang merupakan Nyeri Punggung Bawah. Intervensi yang dapat diberikan dan tidak menimbulkan
sisi Efek. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan antara terapi cupping dan hangat
kompres untuk menurunkan tingkat nyeri punggung pada orang tua. Metode dalam penelitian ini
adalah Quasy Experimental dengan tes pra dan desain pasca. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota Posyandu orang tua. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang dibagi 15 dalam
kelompok terapi Cupping dan 15 orang dalam kelompok kompresi hangat, menggunakan teknik
pengambilan sampel total. Analisis data yang digunakan adalah tes Wilcoxon dan Mann Whitney
dengan signifikansi p = < 0,05. Hasil penelitian dengan Uji Wilcoxon menunjukkan pengaruh terapi
cupping (P = 0,002) dan kompres hangat (P = 0.001) pada tingkat rasa sakit sebelum dan sesudah
intervensi, sementara tes Mann Whitney tidak menunjukkan perbedaan tingkat rasa sakit antara
kelompok terapi Cupping dan kelompok kompresi hangat (p hasil penelitian dapat memberikan
masukan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan intervensi terutama kepada masyarakat dalam
mengatasi masalah sakit pungguh yang lebih rendah.
 
Kata kunci: terapi cupping, kompres hangat, nyeri punggung bawah, lansia
BAB II

A. Judul Penelitian  Perbedaan Terapi Bekam Dan Kompres Hangat Terhadap


Tingkat Nyeri Punggung Bawah Pada Lansia
B. Penulis  Rahmadaniar Aditya Putri dan Siti Nur Hasina
C. Sumber
 Link URL/DOI : https://doi.org/10.32583/keperawatan.v12i1.611
 Jurnal penerbit : Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1
 Halaman jurnal : 33-40
D. Tanggal Publikasi  40 Maret 2020
A. Tujuan dan Masalah Penelitian
 Banyak lansia yang mengalami masalah kesehatan sehingga tidak dapat hidup produktif dan hanya
bergantung pada orang lain dan sering kali dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, salah satunya
yaitu nyeri punggung bawah (Low Back Pain). Penatalaksanaan dengan terapi non farmakologis
dirasa efektif, murah dan tanpa efek samping kepada para lansia yang mengalami nyeri punggung,
dengan harapan agar para lansia dapat beraktifitas dengan baik, meningkatkan kualitas hidup di masa
senja dan tidak membebani keluarga maupun masyarakat. Pemakaian terapi farmakologis dalam
waktu panjang dan terus-menerus dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan lambung,
saluran pencernaan serta fungsi ginjal dan hati. Sedangkan terapi non farmakologi bekam dan
kompres hangat tidak menimbulkan efek samping berbahaya sama sekali. Berdasarkan hal tersebut
perlu dikaji lebih lanjut tentang pengaruh dari masing-masing metode dengan sistem tertentu yang
terfokus untuk mengatasi nyeri punggung nbawah (low back pain). Oleh karena itu perlu untuk
menganalis pengaruh terapi bekam dan kompres hangat terhadap tingkat nyeri punggung bawah
(lowback pain) pada lansia.
A. Metode Penelitian
A. Kelebihan/Kekuatan Isi Artikel Penelitian
 Penyajian artikel tersebut dalam sisi format penulisan artikel sudah bagus sehingga memudahkan pembaca dalam
membaca jurnal tersebut.
 Artikel tersebut menggunakan 2 terapi yang berbeda untuk menurunkan nyeri sehingga dapat diambil perbedaan
efektifitasnya untuk menurunkan nyeri.
 Penggunakan alat untuk mengukur skala nyeri dengan menggunakan numeric rating scale sangat baik untuk pasien
dengan perasaan subyektif terhadap rasa nyeri yang dirasakan saat sekarang.
A. Kekurangan/Kelemahan Isi Artikel Penelitian
 Pada penelitian tersebut tidak disebutkan saran bagi peneliti selanjutnya, dan bagi masyarakat.
 Dalam penelitian tersebut tidak disebutkan dari kedua terapi mana yang lebih efektif untuk menurunkan nyeri.
 Refrensi yang digunakan tahunnya terlalu lama min.10 tahun.
 Dalam jurnal tersebut langkah dalam pengambilan data terdapat perbedaan lamanya waktu dalam memberikan
terapi. Terapi bekam yang dilakukan 2 kali dalam 6 minggu sedangkan terapi kompres hangat dilakukan setiap hari
selama 6 minggu.
A. Implikasi Hasil Penelitian bagi Keperawatan
 Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan yang telah dijelaskan peneliti tersebut bahwa variabel
terapi yang digunakan memiliki pengaruh terhadap penurunan nyeri. Perbedaan jenis terapi menurunkan nyeri
pungggung pada lansia dapat membantu tenaga medis dalam memberikan terapi non farmakologi kepada pasien,
sehingga pasien lansia dapat menjalankan produktifitasnya kembali.
BAB IV

KESIMPULAN

Dalam artikel tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh terapi bekam
terhadap tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberi intervensi.Terdapat pengaruh
kompres hangat terhadap tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberi intervensi. Tidak
terdapat perbedaan tingkat nyeri antara kelompok terapi bekam dan kelompok
kompres hangat, sehingga kedua perlakuan memiliki persamaan pengaruhnya pada
tingkat nyeri punggung bawah.
Berdasarkan review jurnal dari artikel tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi penulis yang mana telah disebutkan oleh reviewer baik kelebihan dan
kekurangan artikel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai