Anda di halaman 1dari 31

Mekanisme pada Sistem Pencernaan

Maria Yulia Herawati Putri Epu

102013130

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

email: maria.2013fk130@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Abstrak: sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang
kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh. Sistem pencernaan melaksanakan empat proses
pencernaan dasar. Mekanisme percernaan bertujuan untuk memecah molekul besar Karbohidrat,
Protein dan Lemak menjadi molekul kecil untuk diserap oleh tubuh dan disebarkan ke seluruh
tubuh melalui peredaran darah. Selain dicerna mekanis oleh gerakan organ, pencernaan makanan
dibantu oleh enzim enzim pencernaan.
Kata Kunci: Sistem pencernaan, proses pencernaan dan enzim pencernaan.

Abstract
The digestive system is moving nutrients, water, and electrolytes from the food we ingest into the
body's internal environment. The digestive system implementing four basic digestive process.
Digestive mechanism aims to break down large molecules of carbohydrates, proteins and fats
into smaller molecules to be absorbed by the body and spread throughout the body via the blood
circulation. In addition to mechanically digested by organ motion, aided by enzyme digestion of
food digestive enzymes.
Keywords: digestive system, digestion and digestive enzymes.

1
Pendahuluan
Pencernaan adalah suatu alur proses dalam pemecahan makanan serta pemanfaatan
kandungan dari makanan tersebut yang akan berguna dalam proses yang terjadi di dalam tubuh.
Memecahkan makanan ini berarti menjadikannya dalam bentuk yang lebih sederhana sampai
dengan bentuk yang paling sederhana dimana dapat diserap oleh tubuh secara efisien. Hasil
pemecahan tersebut yang kemudian akan diserap langsung oleh tubuh di dalam usus, dan
disebarkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Proses pencernaan sudah terjadi ketika makanan masuk ke dalam mulut, dan proses
pencernaan akan berakhir pada makanan tersebut telah menjadi feses yang kemudian akan
dikeluarkan melalui anus. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia memerlukan energi dalam
berbagai proses yang terjadi di dalam tubuh manusia agar dapat beraktifitas yang dapat diperoleh
melalui pasokan nutrisi dan mineral, yang kemudian akan dipecah menuju bentuk yang paling
sederhana dan diolah menjadi sumber energi yang dapat digunakan oleh tubuh.
Oleh karena itu pemebelajaran mengenai bagaimana proses pencernaan yang terjadi di
tubuh sangatlah dibutuhkan. Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai struktur
anatomi saluran cerna bagian bawah, fisiologi lambung dan usus, mekanisme pencernaan
(Karbohidrat, Protein, dan Lemak), serta enzim-enzim yang bekerja dalam proses mekanisme
pencernaan saluran cerna bagian bawah.

Pembahasan
Sistem Pencernaan
sistem pencernaan atau sering dikenal dengan istilah sistem digestive. Fungsi utama
sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan
ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang ditelan merupakan sumber energi yang
digunakan sel untuk menghasilkan ATP. Nantinya, ATP tersebut akan digunakan untuk
melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan energi, seperti transpor aktif, kontraksi,
sintesis dan sekresi. Selain sebagai sumber energi, makanan yang masuk ke dalam tubuh juga
menjadi bahan baku untuk memperbaharui dan menambah jaringan tubuh.

2
Makanan mula-mula harus dicerna atau diuraikan secara biokimiawi, dari molekul-
molekul besar menjadi molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap dari saluran cerna ke
dalam sistem sirkulasi untuk didstribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal, 95% dari
makanan yang ditelan dapat digunakan oleh tubuh.1
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ pencernaan tambahan.
Saluran pencernaan yang dimaksud terdiri dari mulut, faring, esophagus, gaster/lambung, usus
halus, usus besar, dan anus. Sementara itu organ-organ pencernaan tambahan meliputi lidah,
gigi, kelenjar-kelenjar liur, pankreas, hati, dan kadung empedu. Selain itu, sistem pencernaan
dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua berdasarkan letak sistem pencernaan tersebut yaitu
sistem pencernaan bagian atas dan sistem pencernaan bagian bawah.

Kuadran dan Regio pada Abdomen


Pada abdomen terdapat beberapa pembagian dari daerah-daerah yang terdapat pada
abdomen. Ada yang membagi abdomen menjadi empat buah bidang saja. Pembagian empat
bidang ini melalui bidang mediana dan bidang horizontal yang melalui umbilicus. Empat bidang
tersebut yaitu kuadran atas kanan dan kiri, kuadran bawah kanan dan kiri.
Selain pembagian abdomen berdasarkan empat bidang tersebut, ada pembagian abdomen
berdasarkan regio yang membagi abdomen menjadi sembilan bagian. Pembagian ini berdasarkan
dengan adanya dua buah garis vertikal dan dua bidang horizontal, yaitu bidang transpyloricum
dan bidang intertuberculare.1
1. Regio hypochondrica kanan dan kiri
2. Regio epigastrica
3. Regio Lumbalis kanan dan kiri
4. Regio umbilicalis
5. Regio pubica/epigastrium
6. Regio inguinalis kanan dan kiri

3
Gambar 1. Kuadran dan Regio pada Abdomen

Struktur Makroskopis
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang
yangmerentang dari mulut (cavum oris) sampai anus, dan organ-organ aksesoris seperti gigi,
lidah, kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang
terletak dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.1
Organ-organ yang akan dibahas adalah mulut, esofagus, gaster, hepar dan pankreas, usus
halus (duodenum, jejunum, ileum), kolon dan rektum.

Mulut (Cavum Oris)


Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar
(vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian dalam yang terdiri atas
rongga mulut.2
Selain itu terdapat rima oris yaitu rongga diantara dua bibir. Rima oris disusun atas bibir
labium superior dan inferior, kedua labium ini digerakan oleh Mm. orbicularis oris. Sedangkan
pipi bagian dalam dapat digereakan oleh m. buccinators. Lalu terdapat lubang besar di selaput
pipi bagian dalam setinggi molar kedua atas yang merupakan muara dari kelenjar parotis yang
disebut papilla salivaria buccalis.

4
Di dalam mulut dijumpai geligi, palatum, lidah dan kelenjar saliva.

 Gigi

Geligi ada 2 macam :

- Gigi sulung
Tumbuh pada anak usia 6 – 8 bulan dan lengkap pada usia 20 – 24 bulan, jumlahnya
sekitar 20 buah (8 incicivus, 4 caninus, dan 8 premolar).1,2
- Gigi tetap / permanen
Tumbuh pd usia 6 – 18 tahun, berjumlah 32 buah (8 incicivus, 4 caninus,
8 premolar, 12 molar).1,2

Fungsi gigi: incisivus untuk memotong makanan, caninus untuk memutuskan makanan
yang keras, dan molar untuk mengunyah makanan.1,2

 Palatum
Palatum ada 2, palatum durum (keras) dan palatum molle (lunak). Ditengah palatum
molle menggantung sebuah prosesus berbentuk kerucut yang disebut uvula. 2
 Lidah
Merupakan organ yang sangat lentur, berfungsi apabila berbicara. Terdapat Sulcus
terminalis yang merupakan alur V di antara corpus dan radix linguae serta foramen
caecum yang merupakan suatu lekuk kecil, bekas embrional pada ujung sulcus terminalis.
Lidah dibagi atas 2 bagian;2

 Bagian oral (apex dan corpus) – selaput lendir yang mengandung banyak tonjolan
yaitu papilla linguales (filiformis, fungiformis, foliat-kelenjar getah beninae,
vallatae).
 Bagian pharyngeal – mengandung banyak kelenjar-kelenjar getah bening (tonsilla
lingualis) yang bersama-sama tonsilla palatina dan tonsilla pharyngea membentuk
cincin Waldeyer.

5
 Kelenjar saliva

Kelenjar parotis

Terbesar diantara kedua kelenjar lainnya, terletak didepan bawah telinga kanan dan kiri,
duktus perotideus menembus M.Buccinator dan bermuara di pipi sebelah dalam, berhadapan
dengan molar kedua atas.

Kelenjar Submandibularis

Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, duktus submandibularis melintas di sebelah
dalam nervus lingualis dan bermuara di lubang yang terdapat pada satu papil kecil disamping
frenulum linguae. Muara ini mudah dilihat bahkan sering terlihat liur yang keluar.

Kelenjar Sublingualis

Merupakan kelenjar yang terkecil diantara kelenjar yang lain. letaknya dibawah lidah,
tepatnya di kanan dan kiri frenulum linguae.

Fungsi kelenjar saliva adalah mengeluarkan saliva, dimana berfungsi untuk membantu dalam
proses pencernaan2

Gambar 2. Kelenjar Saliva.

6
Mulut digunakan untuk mengunyah makanan, maka dari itu untuk menggerakan mulut
dibutuhkan otot-otot pengunyah sebagai berikut:
1. M. masseter. Otot ini terletak vertikal dari maxilla sampai ke mandibula. Pars superficialis
digunakan untuk kontraksi mulut sertaelevasi dan menarik mandibula ke depan (protruda).
Sedangkan pars profunda untuk retruda.
2. M. temporalis. Otot ini terletak di bagian temporal. Pars anterior untuk mengangkat mandibula.
Sedangkan pars posterior untuk retrusi.
3. M. pterygoideus lateralis/externus yang berarah horizontal. Berguna untuk membuka mulut.
Sedangkan yang medialis/internus terdapat di bagian dalam mandibula dan searah dengan m.
masseter, digunakan untuk menutup mulut.

Gambar 3. Mulut (Cavum oris)


Faring
Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan). Faring
berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membranosa) dengan
bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebra
cervikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan
esofagus.3

Gambar 4. Faring

7
Esofagus
Esofagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju gaster,
bentuknya seperti silinder yang berongga. Perjalanan esofagus berawal sebagai struktur cervikal
setinggi kartilago krikoid pada C6 di leher. Di dalam toraks, esofagus melewati mediastinum
superior di atas dan mediastinum inferior di bawah. Setelah miring sedikit ke kiri di daerah leher
esofagus kembali ke garis tengah di toraks setinggi T5. Dari situ esofagus terus turun ke arah
bawah dan depan sampai ke pintu esofageal di diafragma T10.4
Esofagus merupakan sebuah tabung otot yang dapat kolaps, panjangnya sekitar 25 cm,
yang menghubungkan pharynx dengan gaster. Sebagian besar esofagus terletak di dalam thorax.
Esofagus masuk ke abdomen melalui lubang yang terdapat pada crus dextrum diaphragma.
Setelah berjalan sekitar 1,25 cm, esofagus masuk ke lambung di sebelah kanan garis tengah. Di
anterior esofagus berhubungan dengan facies posterior lobus hepatis sinister dan di posterior
dengan crus sinistrum diaphragma.

Gambar 5. Esofagus
Lambung (Gaster)
Gaster adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Gaster dapat
menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusun oleh otot-otot polos
yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3
jenis otot polos yang menyusun gaster, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot
menyerong. Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus
costalis sinistra sampai regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah

8
costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium
cardiacum dan ostium pyloricum, dua curvatura yaitu curvatura major dan curvatura minor, dan
dua dinding, paries anterior dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya,
tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak
tinggi dan tranversum pada orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn) dan memanjang vertikal
pada orang yang tinggi dan kurus (gaster  berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat berbeda-beda
pada orang yang sama dan tergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan. 5 Lubang
bagian atas esofagus disebut orifisium jantung dan serat otot sirkular esofagus agak lebih tipis
pada titik ini dan mengandung otot sfingter yang lemah, sfingter tersebut disebut sebagai sfingter
gastroesofagus. Lubang bagian bawah, ke dalam duodenum, disebut orifisum pilorus dan
dilindungi oleh sfingter pilorik atau sfingter pilorus kuat yang mencegah regurgitasi makanan
dari duodenum ke dalam lambung.

Hati (Hepar)
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Hepar
bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah
diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra, dan
hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar
terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang
cembung melengkung di bawah kubah diaphragma. Facies visceralis, atau posteroinferior,
membentuk cetakan visera yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak
beraturan. Permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis esofagus, gaster, duodenum,
flexura colidextra, ren dextra dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica biliaris.6
Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi
oleh peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing
lobulus bermuara ke vena hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus terdapat cananis
hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah
cabangductus choledochus (trias hepatis).

9
Gambar 6. Hati (Hepar)
Kantung Empedu (Vesica Biliaris)
Vesica biliaris (kantung empedu) adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar. Vesica biliaris dibagi menjadi fundus, corpus,
dan collum. Fundus vesicae biliaris berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo
inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior
abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX dextra. Corpus vesicae biliaris terletak dan
berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dankiri. Collum
vesicae biliaris melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, yang berbelok ke dalam omentum
minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk ductus
choledochus.6

Gambar 7. Kantung Empedu

Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin
kelenjar menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis protein,

10
lemak, dan karbohidrat. Pankreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada
epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas menyilang planum transpyloricum.
Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda.6
Caput pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung
duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria dan vena mesenterica superior serta
dinamakan processus uncinatus. Collum pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil
dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal
vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
Corpus pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang
sedikit berbentuk segitiga. Cauda pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenale
dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.

Gambar 8. Pankreas
Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm yang
merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Dudoneum melengkung di sekitar caput
pancreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang permukaan anterior
dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat pada
pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir bawahnya. Bursa omentalis
terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain terletak retroperitoneal,
hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.6
Duodenum terletak pada regio epigástrica dan umbilicalis dan untuk tujuan deskripsi
dibagi menjadi empat bagian:

11
1. Pars Superior Duodenum panjangnya 5 cm, mulai dari pylorus dan berjalan ke atas dan belakang
pada sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak pada planum transpyloricum.
2. Pars Descendens Duodenum, bagian kedua duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan vertikal ke
bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan vertebrae lumbales II dan III. Kira-kira
pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledochus dan ductus pancreaticus
menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung untuk membentuk ampula
hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major. Ductus pancreaticus
acessorius, bila ada, muara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi, yaitu pada papilla duodeni
minor.
3. Pars Horizontalis Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri pada planum
subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah caput pancreatis.
4. Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura
duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz, yang melekat
pada crus dextrum diaphragma.

Jejunum dan Illeum


Jejunum dan ileum panjangnya 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum.
Masing- masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi dapat perubahan
yang bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada duodenojejunalis
dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.
Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria
mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan didalam
mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomis satu dengan yang lain
untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga oleh arteria
ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior dan mengalirkan
darahnya ke dalam vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan
parasimpatis (nervus vagus) plexus mesentericus superior.

12
Gambar 9. Duodenum, Jejenum, dan Illeum

Perbedaan antara jejunum dan ileum pada orang yang masih hidup sebagai berikut.6
1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri
mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan didalam
pelvis.
2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum. Dinding
jejunum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen pada tunica mucosa, plicae
circulares lebih besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum; sedangkan pada
bagian atas ileum plica circulares lebih kecil dan lebih jarang; dan di bagian bawahileum tidak
ada plicae circulares.
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan
mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan cabang-
cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum menerima banyak
pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade.1.
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarangditemukan di dekat
dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian sehingga
lemak ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.

Instestinum Crassum
Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus, Intestinum crassum terbagi
menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens,
dan colon sigmoideum.

13
Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan
intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca dextra.
Panjang caecum sekitar 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Caecum mudah bergerak,
walaupun tidak mempunyai mesenterium. Adanya lipatan peritoneum di sekitar caecum
membentuk recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior, dan recessus
retrocaecalis.
Pars terminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum
dengan colon ascendens. Lubangnya mempunyai dua katup yang membentuk sesuatu yang
dinamakan papilla ilealis. Appendix vermiformis berhubungan dengan rongga caecum melalui
lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale.
Kolon, yang membentuk sebagain besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus
tetapi terdiri dari tiga bagian relatif lurus, yaitu kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon
descendens. Bagian terakhir kolon descendens membentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid,
kemudian lurus membentuk rektum.7
Kolon ascendens membentang dari caecum pada fossa iliaca dextra ke sisi kanan
abdomen sampai flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter. Pada flexura colica dextra
kolon membelok ke kiri dengan tajam dan menyilangi abdomen sebagai kolon transversum
dalam lengkungan yang dapat menggantung lebih rendah daripada umbilikus, dan baik pada sisi
kiri berakhir pada flexura colica sinistra di bawah lien. Pada flexura colica sinistra, colon
membelok kembali berjalan ke bawah pada sisi kiri absdomen sampai tepi pelvis, tempat colon
berlanjut sebagai colon sigmoid. Colon sigmoid memiliki beberapa lengkungan di dalam pelvis
dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan pertengahan sekum tepatnya berhubungan
dengan rektum.
Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat intestinum
tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga permukaan dalamnya tampak
lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya
pada umumnya sejenis.
Rectum dan Anus 
Rectum memiliki panjang 12-15 cm dan merupakan lanjutan colon sigmoideum. Setinggi
vertebrae sacralis 3 taenia colon sigmoideum berupa menjadi lapisan otot polos longitudinal dan
appendices epiploicae menghilang. Lengkung pada rectum pada bidang sagital ialah flexura

14
sacralis yang sesuai dengan lengkung os sacrum dan flexura perinealis yang cembung ke depan
sesuai dengan os coccygeus. Bagian rectum berdasarkan bentuknya ialah pars ampularis recti
yang melebar dan pars analis recti yang menyempit. Tunika muskularis dari rectum disusun oleh
m. sphincter ani internus yang merupakan otot polos dan m. sphincter ani externus yang
merupakan otot lurik/ Pada tunika mukosa terdapat 3 lipatan melintang yang disebut dengan
plica transversalis recti Kohlrausch.

Struktur Mikroskopis
 Rongga Mulut
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan
tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap
kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gigi dan palatum durum. Lamina
proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang. Epitel
berlapis gepeng tanpa laipsan tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut.
Lamina proprianya memiliki papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa
yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut
yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit.8
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan
tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam
submukosa.

Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah
dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat
areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

 Gigi

Pada orang dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung
simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap
kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi
susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.

15
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota
(korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang
disebut alveolus.3-4 Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh
sementum. Kedua pelapis ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi
mengandung materi lain yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang
dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat
sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur
fibrosa berkolagen yang tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat
pada soket tulangnya (alveolus).

 Faring
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem
pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami
gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet.
Faring mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam
lapisan jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar
lapisan ini.

 Oesophagus

Pada lamina proprianya didapati sel mucus sebagai proteksi dari makanan yang berbenda
tajam, bagian atasnya tersusun dari otot lurik, tengahnya campuran otot polos dan lurik,
sedangkan bawahnya otot polos yang tidak dapat dikendalikan.

 Gaster

Seluruh permukaan dari gaster terdapat foveola gastrica, epitel mukosanya selapis torak
tanpa sel goblet.

Terdapat 3 daerah kelenjar yaitu:

16
1. Cardia dan pylorus sekresikan mucus, jumlahnya namun hanya sedikit. Kelenjar
pylorus relative pendek, simpleks dan tubulosa bercabang. Mucus dari kelenjar-
kelenjar melindungi lambung dari autodigestion.
2. Fundus, dimulai dari dasar foveola gastrica ke seluruh lamina propria hingga
tunika muskularis mukosa. Kelenjar fundus ini hampir memenuhi seluruh Lamina
propria.3

Usus Halus
1. Usus dua belas jari (duodenum)
Secara histologis, terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus dua
belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa
otot.Usus dua belas jari dibagi menjadi empat bagian untuk mempermudah
pemaparan.Bagian pertama, yaitu pars superior dimulai dari akhir pilorus. Kemudian saluran
akan membelok ke lateral kanan. Bagian ini memiliki panjang 5 cm.Bagian terakhir, pars
ascendens berbentuk saluran menaik dan berakhir pada awal usus kosong (jejunum).8
Yang memebedakan duodenum denagn usus lainnya adalah adanya kelenjar brunner. Berikut
gambar-gambar histologi duodenum.8

17
Gambar 4. Struktur Mikroskopik Duodenum
2. Usus kosong ( jejenum)
Usus kosong terletak di antara usus 12 jari dan usus penyerapan. Panjangnya sekitar 2,5 m.
Di dalam usus kosong masih terjadi proses pencernaan kimiawi. Dinding usus kosong
mempunyai kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak sebanyak di usus 12 jari.
Berikut adalah histologi jejenum.8

Gambar 5. Struktur Mikroskopik Jejunum (villi intestinal dan sel panneth)

3. Usus penyerapan ( ileum )


Sari makanan adalah makanan yang telah dicerna secara sempurna.Usus penyerapan sari-
sari makanan.Terdapat ujung-ujung pembuluh darah pada seluruh permukaan dinding
usus.Sari makanan diserap oleh pembuluh darah sehingga masuk ke dalam aliran darah.
Kemudian, darah membawa sari makanan tersebut ke seluruh bagian tubuh.8

18
Gambar 6. Struktur Mikroskopik Ileum (Peyers Patches)

Mekanisme Pencernaan
Sistem pencernaan melaksanakan empat proses pencernaan dasar.9

Motilitas

mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Terjadi
dua jenis dasar motilitas pencernaan, yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur.

Gerakan propulsif mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan
kecepatan yang berbeda-beda.

Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda, pertama: mencampur makanan dengan getah
pencernaan, kedua: mempermudah penyerapan dengan memajukan semua bagian isi usus ke
permukaan penyerapan saluran pencernaan.

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-
kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik
spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu dan mukus. Dalam
keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu bentuk atau bentuk lain untuk
dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut serta dalam proses pencernaan.

Pencernaan

mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks diubah menjadi
satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi dalam sistem
pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi makanan kaya energi:
karbohidrat, protein dan lemak.

Penyerapan

19
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Melalui proses
penyerapan, satuan-satuan kecil yang dihasilkan dari pencernaan tadi dapat diserap bersamaan
dengan air, vitamin dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah
atau limfe.

Fisiologi Lambung dan Usus Halus


Fisiologi Lambung
Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak
diatas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian bawah
yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar antara
lambung dan bagian atas usus halus, duodenum. Motilitas di lambung dapat dibagi menjadi
empat bagian yaitu:9
1. Empty Stomach Contractility. Kotraksi pada lambung menuju bagian distal dari saluran
pencernaan. Diperlukan waktu 90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi sebagai
housekeeping , menyapu sisa-sisa makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus besar.1
2. Pengisian Lambung. Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat
mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan
volume ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung danmeningkatkan tekanan
intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanyafaktor plastisitas otot polos lambung
dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.
3. Pencampuran Lambung. Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan
meningkat. Ketika Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan
bercampur dengan sekresi lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan
kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus.
Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan
terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat
diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan sfingter
berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam duodenum. Sebagian
besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-
tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong
kedepan dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju

20
mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
Motilitas gastric dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi oleh distensi lambung.
4. Pengosongan Lambung. Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran
lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang
masuk ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup
tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi tergantung
dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.
Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu
kelenjar Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik
menyekresi asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik
terutama menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar
pilorik  juga menyekresi hormon gastrin.
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung.
Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum
endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan
granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu
pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan
sintesa protein dengan memecah ikatan asam amino menjadi peptida. Sekresi mukus berfungsi
sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa lambung karena sifat lubrikalis dan
alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat di dekat mukosa lambung. Hormon gastrin
disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung,
gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan mendorong
pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan
kemampuan sekresi mereka.9
Fisiologi Usus Halus
Terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus ini
terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas pada usus halus adalah segmentasi,
metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan mendorong secara perlahan
kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang usus halus, diantara
segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul
setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi segmen-segmen seperti rantai sosis.

21
Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas dan kontraksi
kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula melemas. Perjalanan isi
usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh panjang usus halus, sehingga
tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan. Sekresi usus
halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental yang membantu
melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus meningkatkan sekresi
kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar usus. Selain itu, juga
terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang independen terhadap kelenjar
brunner.
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan
sekresi empedu. Enzim pankreas menyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi
fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida
dan beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen
usus halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum.
Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti
rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu : Enterokinase,
mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen; disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang
menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi
monosakarida penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen
asam aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.
Fungsi Pergerakan Usus Halus
Pergerakan usus halus berfungsi agar proses digesti dan absorbsi bahan-bahan makanan
dapat berlangsung secara maksimal. Pergerakan pada usus halus terdiri dari:9
1. Pergerakan Segmentasi atau mencampur (mixing)
Pergerakan mencampur (mixing) atau pergerakan segmentasi yang mencampur makanan dengan
enzim-enzim pencernaan agar mudah untuk dicerna dan diabsorbsi.
Otot yang terutama berperanan pada kontraksi segmentasi untuk mencampur makanan adalah
otot longitudinal. Bila bagian mengalami distensi oleh makanan, dinding usus halus akan
berkontraksi secara lokal. Tiap kontraksi ini melibatkan segmen usus halus sekitar 1-4 cm. Pada
saat satu segmen usus halus yang berkontraksi mengalami relaksasi, segmen lainnya segera akan

22
memulai kontraksi, demikian seterusnya. Bila usus halus berelaksasi, makanan akan kembali
keposisisnya semula. Gerakan ini berulang terus sehingga makanan akan bercampur dengan
enzim pencernaan dan mengadakan hubungan dengan mukosa usus halus dan selanjutnya terjadi
absorbsi.
Kontraksi segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang lambat yang merupakan basic
electrical rhytm (BER) dari otot polos saluran cerna. Proses kontraksi segmentasi berlangsung 8
sampai 12 kali/menit pada duodenum, 9 kali/menit, dan sekitar 7 kali/menit pada ileum, dan
setiap kontraksi berlangsung 5 sampai 6 deik.
2. Pergerakan Peristaltik atau Propulsif.
Pergerakan profulsif atau gerakan peristaltic yang mendorong makanan kea rah usus besar
(colon). Pembagaian pergerakan ini sebenarnya sulit dibedakan oleh kareana sebagianbesar
pergerakan usus halus merupakan kombinasi dari kedua gerakan tersebut di atas.9
Gerakan peristaltic pada usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan kecepatan
0,5 sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian proksimal lebih cepat dibandingkan pada bagian
distal. Gerakan peristaltic ini sangat lemah dan biasanya menghilang setelah berlangsungsekitar
3 sampai 5 cm, dan jarang lebih dari 10 cm. rata-rata pergerakan makanan pada usus halus hanya
1 cm/menit. Ini berarti pada keadaan normal , makanan dari pylorus akan tiba di ileocaecal
junction dalam waktu 3-5 jam.9
Fungsi Sekresi Usus Halus
Usus menghasilkan mucus dan liur pencernaan yang berfungsi untuk melindungi
duodenum dari asam lambung.Mukus yang dihasilkan oleh kelenjar mucus – kelenjar Brunner’s
– yang berlokasi antara pylorus dan papilla vater, dimana liur pangkreas dan empedu masuk ke
duodenum. Kelenjar ini menghasilakn mucus akibat adanya rangsangan saraf vagus serta
hormone sekretin, saraf simpatis menghambat sekresi mucus.9
Kriptus Lieberkhn (Crypts of Lieberkhn) menghasilakn liur pencernaan 1800 ml/hari. Cairan ini
sedikit alkalis dengan pH 7,5 – 8,0 serta dengan cepat diabsorbsi kembali olehvili. Proses sekresi
oleh kriptus Lieberkhn terjadi melalui transport aktif. Toksin cholera dapat menyebabkan sekresi
cairan, terutama pada daerah jejunum sangat meningkat. Pada serangan cholera, sekresi cairan
dapat mencapai 5-10 liter sehingga menyebabakn syok akibat dehidrasi berat.

Absorbsi Usus Halus

23
Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit,
vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan
berlangsung di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung di ilieum.9
a. Penyerapan Garam dan Air
Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui
osmosis.Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian basal
dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama
dengan ion klorida, damana ion klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik oleh
muatan listrik positif ion natrium.9
b. Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.Disakaridase
yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat
diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh
transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi.9
c. Penyerapan Protein
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap
menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan
pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di
brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di
dalam vilus.
Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem
transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi
serta kotransportasi Na.9
d. Penyerapan Lemak
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan
larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus.
Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan
mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara
mikrovili yang bergerak.Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke
bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus,

24
yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi
monogliserida dan asam lemak.9
e. Penyerapan Vitamin
Vitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang larut
dalam lemak diabsorpasi secara pasif dengan produk akhir pencernaan lemak.9

f. Penyerapan Besi dan Kalsium


Absorpsi besi dan kalsium tergantung pada kebutuhan tubuh akan elektrolit tersebut.

Mekanisme Usus Besar


Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Motilitas yang terjadi pada
kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur
secara perlahan yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa absortif. Peningkatan motilitas
terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen besar
di kolon ascendens dan transversum sehingga feses terdorong sepertiga sampai seperempat dari
panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa yang mendorong isi kolon ke bagian distal
usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke
dalam rektum, terjadi peregangan rektum dan merangsang reseptor regang di dinding rektum
serta memicu refleks defekasi.9
Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama
disebabkan oleh refleks gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering
ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum
memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon mendorong
isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi. Feses di rektum menyebabkan
peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah suatu impuls yang
menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang pada kolon desenden
dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi.
Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah melindungi
mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan pelumasan untuk
memudahkan feses lewat.

25
Enzim-Enzim dalam Pencernaan Karbohidrat, Protein, dan Lemak
Pada hakikatnya, sistem pencernaan atau sistem digesti tubuh kita berupa saluran pipa
yang panjang dan berkelok-kelok mulai dari mulut, lambung, intestin sampai anus. Makanan
yang akan dicerna bergerak sepanjang saluran tersebut. Banyak enzim dan zat kimia lain yang
berasal dari berbagai macam organ tubuh berada dalam saluran ini.8,9
1. Pada rongga mulut
Pada rongga mulut menghasilkan enzim ptialin/amilase. Enzim ini merupakan enzim yang
dihasilkan pada rongga mulut melalui sekresi tiga pasang kelenjar ludah yaitu kelenjar parotis,
submaksilaris, dan sublingualis. Fungsinya untuk mengkatalis hidrolisis atau pemecahan
makromolekul amilum.

2. Pada lambung
Pada lambung, terdapat berbagai macam sel sebagai penghasil getah dan enzim pencernaan.
Enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan yaitu pepsin, renin, dan lipase. Selain itu, dalam
lambung juga dihasilkan asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk aktivator pepsinogen menjadi
pepsin dan membunuh kuman-kuman atau bakteri yang masuk ke dalam lambung.
3. Pada usus halus
Pada usus halus bermuara dua saluran, yang satu berasal dari kantung empedu dan yang satu lagi
berasal dari pankreas. Getah usus halus mengandung enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar-
kelenjar yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim tersebut adalah :
a. Enterokinase, merupakan enzim yang berperan sebagai aktivator tripsinogen dan erepsinogen
b. Beberapa peptidase, seperti aminopeptidase, tripeptidase, dan dipeptidase
c. Disakaridase-disakaridase yang memecah disakarida menjadi dua molekul monosakarida,
misalnya laktase, maltase, dan sakarase
d. Glukosidase dan Fosfatase.9
4. Enzim yang berasal dari pankreas
Enzim-enzim yang dimuntahkan dari pankreas ke dalam usus halus antara lain
deoksiribonuklease, steapsin, amilopsin, dan tiga buah proenzim, yaitu tripsinogen,
kemotripsinogen, dan prokarboksipeptidase. Ketiga proenzim ini di dalam usus akan mengalami
aktivasi masing-masing berubah menjadi tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase.10

26
Fungsi dan Enzim pada Usus Halus Manusia
Fungsi utama usus halus adalah sebagai bagian yang paling luas dari organ
pencernaan.Usus besar yang paling bertanggung jawab untuk penyerapan air dan ekskresi limbah
padat, dengan demikian, bekerja lebih ke arah berurusan dengan massal dan penghapusan dari
tubuh.Makanan tertelan melalui mulut dalam perut diperkenankan masuk duodenum, oleh otot
yang disebut sfingter pilorus. Makanan yang tertelan kemudian didorong melalui usus halus
dengan bantuat otot-seperti gelombang yang disebut peristaltik.7

Di dalam jejunum makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang
dihasilkan oleh usus halus. Enzim-enzim tersebut adalah:7
a. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
b. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.
c. Erepsin atau dipeptidase, berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.
d. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
e. Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
f. Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.
g. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
h. Lipase, berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.

Inflamasi

Tanda – Tanda Peradangan

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan
alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang
mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu
dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor
kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel
yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan
sekitar dari penyebaran infeksi.10

27
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi: 10

·         memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk
meningkatkan performa makrofag.

·         menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.

·         mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

 Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dan lain - lain, yang
disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi: 10

 pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah infeksi.
Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan tekanan darah
terutama pada pembuluh kecil.
 aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endotelia dengan pembuluh darah.
 kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan
sel darah putih bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal
sebagai ekstravasasi.

Respon inflamasi adalah respon alami tubuh yang terjadi segera setelah kerusakan jaringan.
Fungsi utama itu adalah untuk mempertahankan tubuh terhadap zat berbahaya, membuang
jaringan mati atau sekarat dan untuk mempromosikan pembaruan jaringan normal.Reaksi
inflamasi ini biasanya ditandai dengan 5 tanda yang berbeda, yang masing-masing karena respon
fisiologis untuk cedera jaringan.10

1. Nyeri (karena bahan kimia yang dilepaskan oleh sel-sel yang rusak).
2. Bengkak atau Edema (karena masuknya cairan ke dalam wilayah yang rusak).
3. Kemerahan (karena vasodilatasi-pelebaran pembuluh darah dan perdarahan di sendi atau
struktur).
4. Panas (karena peningkatan aliran darah ke daerah tersebut).
5. Hilangnya fungsi (karena pembengkakan meningkat dan nyeri).

28
Penutup
Kesimpulan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar.Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).Jika terjadi gangguan penyerapan pada usus
halus atau terkena infeksi seperti bakteri yang bisa berasal dari makanan tidak sehat maka bisa
menimbulkan peradangan pada usus sehingga dapat terjadi infeksi yang menimbulkan
demam.Contoh pada kasus terjadi infeksi akut pada usus halus.

29
Daftar Pustaka
1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.2009.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC.2006.h.132-50.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2012.
5. Uliyah M, Hidayat AAA. Keterampilan dasar klinik. Jakarta: Salemba Medika.2006.
6. Moore KL , Anatomi Klinis Dasar. In : Agur AMR. Sistem Digestivus. Jakarta: EGC;
2002.
7. Gruendemann BJ, Fernsebner B. Keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC.2006.

30
8. Boom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC.2003.
9. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2004.
10. Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.2003.

31

Anda mungkin juga menyukai