Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Oleh Kelompok IV:


1. Dita Rizky Nurkayla 4. Muhammad Athar Mirza
2. Hasanah 5. Muhammad Ikhsan Kamil
3. Irmayanti 6. Muhammad Naufal Ansyari

Kelas: VIII G
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Guru Pengajar: Syafariana Kartika S.Pd

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3


KOTA BANJARMASIN
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia sangat membutuhkan energi untuk melakukan berbagai aktifitas, energy
ini dapat di peroleh tubuh melalui makanan. Makanan tidak begitu saja dapat menyalurkan
energy pada tubuh manusia, tubuh manusia hanya membutuhkan sari-sari dari makanan
tersebut. Selain untuk mendapatkan energy makanan juga berfungsi sebagai penutrisis
tubuh. Bagaimana cara tubuh mendapatkan sari-sari dari makanan? Yaitu dapat di
dapatkan dalam proses system pencernaan, Serta bagaimana kita mengenali berbagai
macam penyakit yang dapat menyerang sistem pencernaan akan dibahas di dalam makalah
ini. Dalam makalah ini akan membahas tentang pengertian sistem pencernaan, apa saja
organ yang berperan dalam sistem pencernaan, bagaimana mekanisme sistem pencernaan,
dan penyakit sistem pencernaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sistem pencernaan?
2. Apa saja organ yang berperan dalam sistem pencernaan?
3. Bagaimana mekanisme sistem pencernaan?
4. Apa saja penyakit sistem pencernaan?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pencernaan.
2. Agar mengetahui apa saja organ yang berperan dalam sistem pencernaan.
3. Agar mengetahui bagaimana mekanisme sistem pencernaan.
4. Agar mengetahui apa saja penyakit sistem pencernaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia


Sistem pencernaan manusia merupakan sistem yang memiliki peran dalam mengolah
dan mengurai zat makanan dan zat minuman. Sistem ini berfungsi untuk mengolah zat
makanan dan zat minuman yang dikonsumsi menjadi nutrisi dan energi. Keduanya
diperlukan untuk proses metabolisme, perbaikan sel dan jaringan tubuh, serta aktivitas
sehari-hari, seperti bergerak, bernafas, belajar, dan bekerja. Makanan diproses dalam
tubuh melalui empat tahap, yaitu ingesti (proses memasukkan makanan ke dalam mulut),
digesti (pencernaan), absorpsi (penyerapan), dan defekasi (pengeluaran).
Proses pencernaan makananan terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Pencernaan secara mekanik


Pencernaan secara mekanik adalah proses pengubahan makanan dari bentuk
besar atau kasar menjadi bentuk yang lebih kecil atau halus. Proses tersebut
terjadi di dalam mulut dengan bantuan gigi dan lidah, pencernaan secara mekanik
juga terjadi dalam lambung dengan bantuan gerak peristaltik dinding lambung
sehingga makanan seperti diaduk.

2. Pencernaan secara kimiawi


Pencernaan secara kimiawi adalah proses pengubahan zat makanan dari bentuk
yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim
pencernaan. Enzim sangat diperlukan karena ketika makanan masih dalam bentuk
utuh, senyawa di dalamnya masih dalam bentuk molekul kompleks atau
makromolekul yang terdiri dari lemak, karbohidrat, protein, dan asam nukleat.

3
B. Organ yang Berperan dalam Sistem Pencernaan Manusia

1. Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan
kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan
secara mekanik dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat:
a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi
halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna
makanan lebih cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat
macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham
belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu
mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks).

4
Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari
luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda.
Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat
runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan
lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri
berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit makanan.
Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek
makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan
datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. Leher gigi
merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi
merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Bila kita amati
gambar penampang gigi, maka akan tampak bagian-bagian seperti pada
gambar berikut ini.

Bagian-bagian gigi

Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi


mahkota gigi. Tulang gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa),
merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan
terasa sakit, karena pada sumsum gigi terdapat saraf.

5
b. Lidah
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran
mukosa Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3
bidang, berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh
jaringan penyambung. Pada permukaan bawah lidah, membran
mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh
banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah
merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propria yang
diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papilae.
1. Papilae filiformis mepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis,
sangat banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya
tidak mengandung puting kecap (reseptor).
2. Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka
mempunyai tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar.
Papilae ini, mengandung puting pengecap yang tersebar pada
permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara
papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
3. Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat
padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini
mengandung banyak puting kecap.
4. Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang
permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae
circumvalate tersebar pada daerah “V” pada bagian posterior lidah.
Banyak kelenjar mukosa dan serosa (von Ebner) mengalirkan
isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi pinggir masing-
masing papila. Susunan yang menyerupai parit ini memungkinkan
aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang
terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk

6
menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar puting kecap sehingga
mereka dapat menerima dan memproses rangsangan pengencapan
yang baru. Selain kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan
jenis papila ini, terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang
tersebar di seluruh dinding rongga mulut lain-epiglotis, pharynx,
palatum, dan sebagainya-untuk memberi respons terhadap
rangsangan kecap.

letak kepekaan lidah terhadap rasa

c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar
ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

7
Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan
kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi
untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi
makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap
panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi
gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim
ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.

2. Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari
mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong
makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis.
Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan
mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis
kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.
Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal
kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar
menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah
dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum
mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut
kehendak kita (tidak disadari).

3. Lambung

8
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga
perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian
bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian
ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya
makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan
teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam
lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena
banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman
penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi
pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang
terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di
dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi.

9
4. Usus Halus
Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat
terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
a. Usus dua belas jari (duodenum)
b. Usus kosong (jejenum)
c. Usus penyerap (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut:
A. Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum)
menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
B. Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.
C. Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim
yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap
diserap oleh usus halus.
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya,
empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung
garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan
cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan
ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.

Pada bagian usus dua belas jari bermuara


saluran getah pankreas dan saluran empedu.

10
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus
yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
a. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
b. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
c. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
d. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
e. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
Usus halus relatif panjang – kira-kira 6 m – dan ini memungkinkan kontak yang lama
antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasil-hasil pencernaan dan
sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3 segmen: duodenum, jejunum,
dan ileum. Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen yang
disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa terdapat lubang
kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang dinamakan kelenjar
intestinal (kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). Kelenjar-kelenjar intestinal mempunyai
epitel pembatas usus halus dan sel-sel goblet (bagian atas).
Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel, yang paling banyak adalah sel
epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang mengsekresi polipeptida endokrin.
1) Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang ditandai oleh adanya permukaan apikal
yang mengalami spesialisasi yang dinamakan ”striated border” yang tersusun
atas mikrovili. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis yang penting karena
sangat menambah permukaan kontak usus halus dengan makanan. Striated
border merupakan tempat aktivitas enzim disakaridase usus halus. Enzim ini
terikat pada mikrovili, menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida,
sehingga mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama diduga terdapat enzim
dipeptidase yang menghidrolisis dipeptida menjadi unsur-unsur asam
aminonya. Fungsi sel toraks usus halus lebih penting adalah mengabsorbsi zatzat
sari-sari yang dihasilkan dari proses pencernaan.
2) Sel-sel goblet terletak terselip diantara sel-sel absorpsi, jumlahnya lebih sedikit
dalam duodenum dan bertambah bila mencapai ileum. Sel goblet menghasilkan
glikoprotein asam yang fungsi utamanya melindungi dan melumasi mukosa
pembatas usus halus.

11
3) Sel-sel Paneth (makrofag) pada bagian basal kelenjar intestinal merupakan sel
eksokrin serosa yang mensintesis lisosim yang memiliki aktivitas antibakteri
dan memegang peranan dalam mengawasi flora usus halus.
4) Sel-sel endokrin saluran pencernaan. Hormon-hormon saluran pencernaan
antara lain: sekretin, dan kolesistokinin (CCK). Sekretin berperan sekresi
cairan pankreas dan bikarbonat. Kolesistokinin berperan merangsang kontraksi
kandung empedu dan sekresi enzim pankreas. Dengan demikian, aktivitas
sistem pencernaan diregulasi oleh sistem saraf dan hormon-hormon peptida.
Pembuluh darah yang memberi makan usus halus dan berperanan menyingkirkan
hasil-hasil pencernaan yang diabsorpsi menembus lapisan otot dan membentuk pleksus
yang luas dalam submukosa. Dari submukosa, cabang-cabangnya meluas ke lapisan
otot, lamina propria, dan vili. Tiap-tiap vilus menerima, menurut ukurannya, satu
cabang atau lebih yang membentuk jala-jala kapiler tepat di bawah epitel. Pada ujung
vili, terbentuk satu venula atau lebih dari kapiler-kapiler tersebut dan berjalan dengan
arah yang berlawanan, mencapai vena pleksus submukosa. Pembuluh-pembuluh limfe
usus halus mulai sebagai tabung buntu dalam inti vili. Struktur ini, di samping lebih
besar dari kapiler darah, sukar ditemukan karena dindingnya seringkali kolaps.
Pembuluh-pembuluh ini berjalan ke daerah lamina propria di atas muskularis mukosae,
di mana mereka membentuk pleksus. Dari sisni mereka menuju ke submukosa, dimana
mereka mengelilingi nodulus limfe. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis dengan
cepat dan meninggalkan usus halus bersama dengan pembuluh darah. Persarafan usus
halus terutama dibentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen intrinsik dibentuk oleh kelompokan neuron-neuron yang membentuk
pleksus mesenterikus (Auerbach), terdapat antara lapisan otot luar longitudinal dan
lapisan otot dalam yang sirkuler dan pleksus submukosa (Meissner) dalam lapisan
submukosa. Pleksus-pleksus mengandung beberapa nauron sensoris yang menerima
informasi dari ujung-ujung saraf dekat lapisan epitel dan dalam lapisan otot polos
mengenai susunan isi usus halus (kemoreseptor) dan dinding usus halus
(mekanoreseptor). Sel-sel saraf lain adalah efektor dan mempersarafi lapisan otot dan
sel-sel yang mengsekresi hormon. Persarafan intrinsik yang dibentuk oleh pleksus-
pleksus ini bertanggung jawab akan kontrkasi usus halus yang terjadi pada keadaan di

12
mana persarafan ekstrinsik tidak ada sama sekali (total). Persarafan ekstrinsik dibentuk
oleh serabut-serabut saraf kolinergik parasimpatis preganglionik yang merangsang
aktivitas otot polos usus halus dan oleh serabut-serabut saraf adrenergik simpatis
postganglionik yang menekan aktivitas otot polos usus halus.

Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penampang Usus Halus Manusia


Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat
gambar diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-
sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung
kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai
darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya
masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan
mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah
melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk
suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus,

13
gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa
oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam
peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati
untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K)
diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya,
vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Umumnya sari makanan
diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara
perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

5. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan
dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan
fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari
usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Struktur usus besar


Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima
jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus

14
besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke
rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar).

6. Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap
dibuang maka otot sphinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
sphinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi
otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sphinkter anus dan
kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah
untuk membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk
menyimpan feses sementara waktu.

D. Mekanisme system pencernaan


Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik
yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi
menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam
mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa).

15
Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan
baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan
bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung,
makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai
berikut:
 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya
dimiliki oleh bayi.
 Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
 HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
desinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus
halus.
 Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam,
makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-
enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase
Enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Lipase
Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah
protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam
kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas
jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam
empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan
dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu
merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat
pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses
pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna
menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna
menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan
berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap
dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein
diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan
dapat langsung diserap oleh usus halus.

16
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia
coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain
membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K
berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk
banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap
kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini
dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

E. Penyakit Pada Sistem Pencernaan

1. Sariawan, Bau Mulut dan Sakit Gigi


a. Sariawan
Alat pencernaan yang terganggu atau terserang oleh sariawan adalah mulut (bibir dan
gusi) dan lidah. Ketika Anda terkena sariawan, bibir dan lidah Anda seperti terluka dan
terasa perih khususnya saat makan. Biasanya orang yang terkena penyakit ini menjadi
malas makan, sehingga kondisi tubuh turun. Penyebabnya adalah “panas dalam” atau
luka pada rongga mulut dan lidah. Orang mudah terkena sariawan kemungkinan karena
kekurangan vitamin C atau daya tahan lemah.
Pengobatannya dilakukan dengan obat sariawan. Apabila tanda-tanda akan terserang
sariawan muncul sebaiknya meminum larutan penyegar atau pencegah panas dalam.
Orang yang mudah terkena sariawan sebaiknya banyak memakan makanan yang
mengandung vitamin C atau menambah asupan vitamin C dalam bentuk tablet atau
minuman suplemen yang kaya vitamin C.
b. Bau Mulut
c. Sakit Gigi
Sakit gigi yang paling sering disebabkan oleh adanya lubang pada gigi. Gigi
berlubang juga disebut karies. Penyebab gigi berlubang pada anak-anak adalah makanan
yang banyak mengandung gula. Sisa makanan menempel pada gigi dan menjadi sarang

17
bakteri. Bakteri akan mudah menerobos masuk ke dalam gigi sehingga gigi keropos.
Lalu masuk ke dalam rongga gigi sehingga menyerang pembuluh darah dan saraf gigi.
Karang gigi dapat menyebabkan gigi rapuh dan mudah copot. Gigi yang berlubang
harus dicabut agar tidak merembet ke gigi lainnya. Pada balita, gigi berlubang lebih
baik ditambal supaya pertumbuhan tetap teratur.
2. Keracunan
Keracunan makanan adalah kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami mual, nyeri
perut, muntah, kehilangan nafsu makan, diare,
demam, lemas, dan nyeri otot akibat mengonsumsi
makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh
virus norovirus atau bakteri E. coli dan salmonella yang menyebabkan penyakit demam
tipus dan paratipus.
3. Diare dan Konstipasi (sembelit)
a. Diare
Diare adalah penyakit atau keadaan di
mana si penderita mengalami buang air
besar bercampur air berkali-kali.
Penyebab diare yaitu peradangan usus
oleh penyakit lain seperti kolera dan
disentri. Seringkali diare juga disebabkan
oleh virus, bakteri, alergi atau tidak tahan makanan tertentu, atau kurang gizi. Diare
termasuk penyakit yang kerap dialami oleh anak-anak kecil karena kegemaran
memasukkan sesuatu ke mulutnya atau dialami pula oleh anak-anak yang gemar jajan
sembarangan. Orang yang mengalami diare akan kehilangan banyak cairan tubuh dan
jika diare berlangsung lama, si penderita dapat mengalami dehidrasi. Kondisi kesehatan
anak-anak yang mengalami diare biasanya cepat menurun. Bobot tubuh juga menjadi
turun drastis. Bahkan jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian pada anak-
anak balita.
Pengobatan gejalanya dilakukan dengan pemberian obat yang menghentikan diare.
Misalnya, norit atau karbotablet, yang bahan utamanya karbon. Diare yang disebabkan

18
oleh kuman dapat diobati dengan antibiotika. Jika penyebabnya karena kekurangan gizi,
maka harus diberi asupan makanan yang bergizi beberapa waktu.
b. Konstipasi (sembelit)
Konstipasi atau yang sering kita sebut
dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan
yang dialami seseoang dengan gejala fases
mengeras sehingga susah dikeluarkan.
Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan
air pada sisa makanan. Akibatnya, fases
kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi
dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karena
kurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat, kurang minum, stres, dan
lain-lain. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat,
minum banyak air, makan teratur, buang air setiap hari, makan makanan berserat, dan
olahraga teratur dapat mencegah gangguan ini.

4. Maag

Penyakit ini juga disebut tukak lambung


atau luka pada lambung. Alat pencernaan
yang diserang oleh maag adalah lambung
atau usus dua belas jari. Gejalanya antara
lain pegal-pegal di punggung satu sampai
dua jam setelah makan atau jika perut
kosong. Gejala yang terkenal dari penyakit
maag adalah mual, kembung, dan muntah-
muntah. Gejala lainnya adalah kurang
nafsu makan dan berat turun. Penyebab penyakit maag yaitu bakteri Helicobakter
pylori atau pemakaian sejenis obat antiradang.

19
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotika jika penyebabnya
bakteri tadi. Misalnya, pemberian tetrasikin atau amoksilin. Yang ringan dapat diatasi
dengan antasid. Gejala mual dan kembung dapat diatasi dengan obat sakit maag.

5. Tifus
6. Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri tifoid
menyebabkan penderitanya demam, lemah, dan bahkan kematian. Kejadian demam
tifoid umumnya terjadi di kawasan yang sangat padat penduduk. Ketika sanitasi dan
kebersihan diperbaiki hingga standar modern, kejadian demam tifoid menurun drastis.
Sekarang relatif agak jarang.
Gejala penyakit ini ialah demam, khususnya pada malam hari, sakit kepala, sakit
perut, lidah pahit sehingga tidak ada nafsu makan. Gelaja pertama muncul satu hingga
tiga pekan setelah mengkonsumsi air atau makanan yang tercemar bakteri demam tifoid.
Lazimnya demam terjadi pada pekan pertama, dan pada pekan kedua meningkat dan
tetap tinggi. Seringkali juga diikuti munculnya bercak-bercak warna merah muda. Pada
tingkat parah, terjadi diare berwarna kehijauan. Selanjutnya terjadi hal-hal yang lebih
fatal seperti tukak pada usus bahkan lubang pada dinding usus.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi. Bakteri ini
ditularkan terutama melalui air atau makanan yang tercemar. Korban demam tifoid
membuang bakteri dalam feses dan urinenya. Orang sehat tapi pembawa bakteri
penyakit bisa menularkan penyakit ini melalui fesesnya. Bakteri juga dapat dibawa oleh
lalau yang hinggap pada feses yang terkontaminasi lalu hinggap pada makanan.
Makanan yang sudah terkontaminasi kemudian kita makan.Pengobatannya dilakukan
dengan memberikan obat antibiotik. Obat ini akan menghambat
pertumbuhan Salmonella dan mempercepat pemulihan kondisi tubuh.
7. Disentri
Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi oleh kuman
(bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya antara lain sakit perut, mencret
(diare) kadang-kadang berdarah dan berlendir. Ada dua tipe disentri yaitu disentri
baksiler dan disentri amebik. Disentri baksiler disebabkan oleh bakteri dari
keluarga Shigella. Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh keluarga Amoeba.

20
Penyebaran atau penularannya seperti penyakit diare, yaitu melalui tinja si penderita
yang mencemari air atau tanah. Dan orang sehat memakai air atau tanah yang tercemari
oleh tinja yang mengandung kuman penyakit ini.
8. Tukak Lambung dan Gastritis
a. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem
pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak
lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman,
toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan,
stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis
yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di
lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
b. Gastristis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada
lapisan mukosa (lender) dinding lambung.
Penyebabnya ialah penderita memakan yang
mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga
karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu
tinggi.
9. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat
masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan

10. Usus Buntu (Apendisitis)

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena


peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya
infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu).
Penyakit usus buntu adalah peradangan dan
pembengkakan yang terjadi di dalam usus buntu, yaitu
suatu organ berbentuk kantung dan seukuran jari, yang terhubung dengan usus besar.

21
Seseorang yang terkena penyakit usus buntu awalnya akan merasakan sakit yang
kerap muncul dan hilang di perut bagian tengah. Rasa sakit ini dalam waktu beberapa
jam akan terasa semakin konstan dan perlahan berpindah menuju sumber
peradangannya, yaitu perut bawah sebelah kanan. Penyebab penyakit usus buntu sendiri
masih belum diketahui secara pasti. Ahli berpendapat bahwa kondisi ini bisa disebabkan
penyumbatan pintu masuk usus buntu oleh kotoran atau oleh pembengkakan kelenjar
getah bening pada dinding usus. Salah satu penyebabnya juga karena infeksi bakteri
pada umbai cacing (usus buntu).

11. Hemeroid/Wasir/Ambeyen

Wasir merupakan pembengkakan


pembuluh darah di sekitar atau di dalam
anus. Penyebab pembengkakan ini
belum diketahui secara pasti, namun erat
kaitannya dengan tekanan yang
meningkat pada pembuluh darah akibat
Kurang mengonsumsi makanan kaya
serat. Wasir termasuk penyakit yang
mudah didiagnosis oleh dokter melalui
pemeriksaan kondisi dubur. Biasanya dokter akan meresepkan obat-obatan untuk
meredakan gejala sekaligus memperlancar buang air besar pasien

22

Anda mungkin juga menyukai