Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Penyerapan Lemak terhadap Kandung Empedu

JEAN V C TAHAPARY (102014244)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

Abstrak
Makanan merupakan kebutuhan yang paling penting kedua setelah pernapasan.
Dari makanan inilah kita bisa mendapatkan energy untuk melakukan aktifitas. Namun
untuk makanan ini dapat dicerna didalam tubuh, dibutuhkan system pencernaan dari
mulut hingga ke anus. Didalam system pencernaan terdapat organ pencernaan
tambahan seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pankreas. Hati merupakan
organ aksesoris pada sistem pencernaan yang berperan penting dalam proses
pencernaan. Dimana salah satu fungsi hati yaitu untuk mendetoksifikasi zat-zat sisa
seperti obat-obatan, racun, serta senyawa benda asing. Pada hati juga terdapat
kandung empedu yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu yang dihasilkan
oleh hati, dimana cairan ini sangat penting untuk mencerna lemak pada usus halus.
Namun pada beberapa kasus juga cairan ini dapat menyebabkan penimbunan pada
kandung empedu yang biasa kita sebut sebagai batu empedu.
Kata Kunci : Sistem Pencernaan, Hati, Kandung Empedu, Batu Empedu

Abstract
Food is the most important requirement second after respiratory. Of food that we
can get the energy to do activities. However, for this food can be digested in the body,
it takes the digestive system from the mouth to the anus. In the digestive system
contained additional digestive organs such as teeth, tongue, salivary glands, liver,
gallbladder and pancreas. The liver is an organ of the digestive system that
accessories play an important role in the digestive process. Where one liver function
to detoxify waste materials such as drugs, toxins, foreign objects and substances. At
heart there is also a gall bladder that serves to store bile produced by the liver, where
the liquid is very important for the digestion of fats in the small intestine. However, in
some cases this can lead to fluid accumulation in the gallbladder which we commonly
refer to as gallstones.
Keywords: Digestive System, Liver, Gall Bladder, Gallstones
Pendahuluan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular panjang yang
merentang dari mulut sampai anus, dan organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung
empedu dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran
gastrointestinal.1
Untuk mengolah makanan yang dikonsumsi oleh manusia, dalam tubuh manusia berlaku suatu
sistem pencernaan atau digestifus, dimana sistem ini berfungsi memindahkan zat gizi atau nutrien yang telah
dimodifikasi, air dan elektrolit. Sistem ini pada dasarnya terdiri atas 4 tahapan yang memproses makanan
sehingga dapat digunakan di dalam tubuh dalam bentuk atau molekul yang sesuai, tahap itu terdiri dari
motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Dalam melakukan 4 tahapan itu sistem pencernaan memiliki
salurannya sendiri yang disebut sebagai traktus digestifus. Makanan yang masuk dalam tubuh melalui
saluran ini dan menjalani 4 tahapan tersebut.1
Saluran cerna merupakan saluran yang sangat sensitif dan terdiri atas banyak organ yang
memungkinkan terjadinya masalah dengan tingkatan yang lebih bervariasi dan kompleks. Oleh karena itu
penting bagi seorang calon dokter untuk memahami tentang saluran cerna secara baik dan mendalam,
terutama fungsi normalnya sehingga lebih mudah untuk mendiagnosa kelainan yang mungkin terjadi akibat
dari abnormalnya fungsi tersebut.

Struktur Makroskopis
Urutan saluran pencernaan dari atas ke bawah ialah dimulai dari bibir hingga anus mencakup cavum
oris, pharynx, oesophagus, tractus gastro-intestinalis yang terdiri dari gaster, intestinum tenue, intestinum
crassum, rectum dan anus. Selain itu terdapat beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah yang
terdiri dari glandula parotis, glandula submandibularis dan glandula sublingualis, serta hepar dan pencreas
yang mensekresi enzim pencernaan.1

Mulut
Batas-batas mulut sebelah atas adalah palatum durum dan palatum molle. Sebelah bawah adalah
mandibula, lidah dan struktur lain pada dasar mulut. Sebelah lateral adalah pipi. Sebelah depan adalah bibir.
Sebelah belakang adalah lubang yang menuju ke faring. 2Dasar mulut dibentuk oleh lidah. Lekukan pada
bagian depan dan samping lidah merupakan tempat membrane mukosa direfleksikan dari lidah ke gusi.
Dibawah lekukan ini, glandula salivarus submandibular dan sublingual, dan beberapa otot kecil bekerja pada
lidah.2Palatum durum dibentuk oleh sebagian maxilla di bagian depan dan os palatinum di bagian belakang.
Tulang dilapisi oleh periosteum dan membrane mukosa. Palatum molle, dibentuk oleh otot dan jaringan ikat
yang dilapisi membrane mukosa, bersambung dengan palatum durum dibagian depan. Uvula adalah tonjolan
lunak berbentuk kerucut yang menggantung pada garis tengah. Pada setiap sisi terdapat dua arcus membrane
mukosa dan diantaranya merupakan tonsil.2

Pharynx
Faring adalah tabung fibromuskular yang melekat pada dasar tenggorokan di atas dan berhubungan
dengan oesophagus di bagian bawah. Faring terdiri dari tiga bagian, nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Laringofaring terletak dibelakang epiglottis dan laring dan berhubungan denga oesofagus dibagian bawah.
Makanan melewati orofaring dan laringofaring lalu masuk ke dalam oesofagus.2

Esophagus
Esophagus merupakan suatu saluran yang panjangnya 25 cm terbentang dari pharynx sampai gaster.
Bagian terbesar esophagus terletak di daerah thorax. Bagian yang di abdomen di bawah diaphragm disebut
pars abominalis esophagei. Esophagus bersama nervus vagus menembus crus dextrum diaphragm pada suatu
lubang yang disebut hiatus esophagei setinggi vertebrae thoracal 9 atau 10. Pars abdominalis esophagei
membentuk lekukan pada lobus kiri hepar (impression esophagei hepatis), dan masuk ke bagian lambung
yang disebut cardia ventriculi di belakang costae 7 sinistra. Peralihan esophagus ke dalam lambung disebut
ostium cardiacum. Esophagus ke depan berhubungan dengan permukaan posterior lobus kiri hepar dank e
belakang dengan crus sinistrum diaphragma.3Pars abdominalis esophagei mendapat darah dari r. esophagei
a. gastric sinistra dan cabang-cabang a. phrenica inferior. Vena mengalirkan darah dari v. azygos atau v.
gastrica sinistra. Persarafan esophagus diurus oleh r. anterior et posterior n. vagus (parasimpatis), dan dari
sistem sympathicus melalui nervi splanchnici.3

Lambung
Lambung merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan. Pada posisi berbaring, lambung
terletak di region hypochondriaca kiri, epigastrica dan umbilicalis. Lambung mempunyai peritoneum
visceral yang meliputi permukaan anterior dan posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke
arah hepar membentuk ligamentum hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah
kedua lapisan pada curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon
transversum, membentuk omentum majus.3

Usus Halus
Intestinum tenue atau usus halus terdiri dari duodenum yang retroperitonealis dan jejunum dan ileum
yang intraperitonealis. Bagian usus kecil mulai distalis dari pylorus yaitu awal duodenum, yang dilanjutkan
pada flexura duodenojejunalis menjadi jejunum dan seterusnya menjadi ileum sampai bermuara ke caecum.3

Colon
Colon mulai sebagai kantong yang mekar dan terdapat apendiks verniformis atau umbai cacing.
Apendiks juga terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus lainnya, hanya lapisan
submukosanya berisi sejumlah jaringan limfe. Sebagian terletak di bawah saecum dan sebagian dibelakang
saecum atau retrosaecum.4
Caecum terletak di daerah illiaca kanan dan menempel pada otot illiopsoas. Dari sini colon naik melalui
daerah sebelah kanan lumbal dan di sebut colon ascendens. Dibawah hati berbelaok pada tempat yang
disebut flexura hepatica, lalu berjalan melalui tepi daerah epigastrik dan umbilical sebagai colon transverses.
Di bawah limpa membelok sebagai flexura sinistra atau flexura lienalis dan kemudian berjalan melalui
daerah kanan lumbal sebagai colon descendens. Di daerah kanan illiaca terdapat belokan yang disebut
flexura sigmoid dan dibentuk colon sigmoideus, dan kemudian masuk pelvis besar dan menjadi rektum. 4
Struktur colon terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus halus. Serabut longitudinal pada
dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang.4

Rektum
Rektum dimulai pada colon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira 3 cm panjangnya.
Saluran ini berakhir ke dalam anus yang dijaga otot internal dan eksternal. Struktur rektum serupa dengan
yang ada pada kolon, tetapi dinding yang berotot lebih tebal dan membrane mukosanya memuat lipatan-
lipatan membujur yang disebut kolumna morgagni.4

Pankreas
Pankreas terletak dibelakang membrane peritoneum posterior dan terbentang dari cekungan duodenum
sampai hilum splenikum setinggi vertebra lumbalis kedua. Pembagian daerah pancreas digambarkan sebagai
caput (dan prosessus unsinatus) yang dibatasi oleh lekuk-C duodenum, collum, yang terletak diatas
pembuluh darah mesenterica superior dan bagian distal kelenjar sisanya, yang dibagi menjadi corpus dan
cauda. Caput merupakan bagian organ tertebal dan kelenjar ini meruncingkan progresif kea rah cauda.
Collum membagi pancreas ke dalam bagian yang massanya kurang lebih sama.Peritoneum yang menutupi
collum, corpus dan cauda membentuk lantai posterior bursa omentalis, anterior terhadap daerah ini terletak
dinding posterior lambung. Di belakang caput pancreas terletak vena cava inferior, vena renalis dan arteria
renalis dextra. Bagian medial prosessus unsinatus terletak tepat anterior terhadap aorta, dibawah pangkal
arteria mesenterica superior. Corpus pancreas terletak tepat anterior terhadap glandula adrenalis sinistra serta
cauda berakhir dalam daerah hilum splenikum bawah. Sementara arteri splenika biasanya sedikit superior
terhadap permukaan posterior corpus dan cauda pancreas, vena splenica umumnya terletak di dalam alur
sepanjang permukaan posterior kelenjar ini serta menerima banyak cabang pankreatika yang halus.4
Duktus koleodukus turun dibelakang duodenum bagian atas, kemudian berjalan ke dalam permukaan
posterior caput pancreas sebelum berakhir bersama dengan duktus pankreatikus utama pada ampulla vateri
dalam dinding medial duodenum.4
Pancreas menerima banyak suplai darah dari berbagai sumber arteri besar. Truncus seliacus dan arteria
mesenterika member cabang ke pancreas. Capus pancreas superior di suplai oleh arteria
pancreaticoduodenalis superior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria gastroduodenalis. Di inferior
caput disuplai oleh arteri pancreatikoduodenalis inferior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria
mesenterica superior. Arteria splenica memberikan beberapa cabang arteri ke corpus dan cauda pancreas,
yang mencakup arteria pankreatika dorsalis, arteria pankreatika inferior dan arteria pankreatika magna. di
samping itu banyak cabang kecil dari arteria splenika, hepatica dan gastroduodenalis memberikan aliran
darah ke kelenjar.Aliran darah vena dari pancreas akhirnya mengalir ke vena porta, dan hubungan vena porta
dan vena mesenterica superior ke pancreas sangat penting. Vena pancreatikus umumnya mengikuti pola
arteria dengan masing-masing vena terletak superficialis terhadap arteri. Drainase vena utama terdiri dari
vena porta suprapancreatika, porta retropancreatika dan vena splenika serta vena mesenterica superior
infrapancreatica.4

Hepar
Hati atau hepar adalah organ visceral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1500 g dan
pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah
teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrient dari vena porta
hepatica. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.4
Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus kanan atas, lobus
kaudatus, dan lobus kuadratus.Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua
lobus terdapat porta hepatica. Jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. Dalam lobus
lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk mambentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang
darah sinusoid terletak di antara lempeng-lempeng sel. Saluran porta, masing-masing berisi sebuah cabang
vena porta, arteri hepatica, dan ductus empedu membentuk sebuah lobules porta.4
Kantung Empedu
Kantung empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai buah pir dengan panjang 10 cm. Organ ini
terletak di lekukan di bawah lobus kanan hari. Kapasitas total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai
60 ml.3
Pasokan darah ke kantung empedu adalah melalui arteri kistika, yang merupakan cabang dari arteri
hepatica kanan. Drainase vena dari kandung empedu biasanya ke dalam cabang kanan dari vena porta.Saraf
muncul dari aksis seliak dan terletak du sepanjang arteri hepatica. Sensasi nyeri diperantai oleh serat
visceral, simpatis. Rangsangan motoris untuk kontraksi kandung empedu dibawa melalui cabang nervus
vagus dan ganglion seliaka.3

Struktur Mikroskopik
Dinding saluran pencernaan tersusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) kea
rah luar. Komponen lapisan pada setiap regia bervariasi sesuai fungsi regia.Mukosa tersusun dari tiga lapisan
yaitu:Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi. Di bagian ujung oral
dan anal saluran, lapisannya tersusun dari epithelium skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk
perlindungan. Lapisan ini terdiri dari epithelium selapis toraks dengan sel goblet di area tersebut yang
dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang
epithelium. Lamina ini mengandung pembuluh darah, limfatik, nodulus limfe, dan beberapa jenis
kelenjar.Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos
longitudinal luar.Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah, pembuluh
limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion yang disebut
pleksus meissner. Submukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.Muskularis eksterna terdiri dari dua
lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular
mengkontriksi lumen saluran dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen
saluran. Kontraksi ini mengakibatkan gelombang peristaltis yang menggerakkan isi saluran ke arah depan.5

Mulut (Rongga Oral)


Rongga oral adalah jalan menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesoris yang berfungsi dalam proses
awal pencernaan. Rongga vestibulum terletak diantara gigi, bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga
oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum mole, dan durum dibagian atas, lidah dibagian
bawah, dan orofaring di bagian belakang.5
Bibir tersusun dari otot rangka (orbikularis mulut) dan jaringan ikat.Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang
mengandung folikel rambut, kelenjar keringat serta kelenjar sebasea. Area transisional memiliki epidermis
transparan. Bagian ini tampak merah karena dilewati oleh banyak kapiler darah. Permukaan dalam bibir
adalah membrane mukosa.5

Lambung
Dinding lambung mempunyai empat lapisan: tunica serosa di luar, selubung serabut otot polos (tunica
muscularis propia), tunica submukosa dan membrana mukosa.Membrane mukosa di dalam yang membentuk
lipatan-lipatan longitudinal yang menonjol sehingga memungkinkan peregangan dinding lambung.Lambung
proksimal (corpus) mengandung banyak komplemen lambung sel parietalis, sumber asam klorida (HCL)
dan faktor intrinsik serta sel principalis sumber utama pepsinogen. Jenis sel tambahan mencakup sel
epitel permukaan, yang mensekresi mucus dan bikarbonat ke dalam lumen lambung.Muskularis eksterna
pada bagian fundus dan badan lambung yang mengandung lapisan otot melintang (oblik) tambahan. Lapisan
otot ini membantu keefektifan pencampuran dan penghancuran isi lambung.6
Duodenum
Dinding usus halus dibagi ke dalam empat lapisan:Tunica serosa atau lapisan peritoneum, tak lengkap di
atas duodenum, tempat sebagian besar bagian kedua dan ketiga tanpa pembungkus posterior. Tunica serosa
hampir lengkap dalam usus halus mesenterica, kekecualian pada sebagian kecil, tempat lembaran visera dan
mesenterica peritoneum bersatu pada tepi usus.Tunica muscularis. Dua selubung otot polos tak bergaris
membentuk tunica musularis usus halus. Ia paling tebal di dalam duodenum dan berkurang tabalnya kea rah
distal. Lapisan luarnya stratum longitudinal dan lapisan dalamnya stratum circulare. Yang terakhir
membentuk massa dinding usus. Plexus myentericus saraf (auerbach) dan saluran limfe terletak di antara
kedua lapisan otot.Tela submucosa terdiri dari jaringan ikat longgar yang terletak di antara tunica muscularis
dan lapisan tipis lamina muscularis mucosa, yang terletak di bawah mucosa. Dalam ruang ini berjalan
jalinan pembuluh darah halus dan pembuluh limfe. Di samping itu, di sini ditemukan neuroplexus Meissner.6

Colon
Mukosa colon tidak mengadakan lipatan seperti plika sirkularis, dan tidak ditemukan vili usus sesudah
valvula ileosekal.Lamina propria colon serupa dengan yang ada pada usus halus. Limfonodulis selalu ada
dan dapat meluas sampai ke dalam submukosa, muskularis mukosa berkembang baik, terdiri atas serat-serat
memanjang dan melingkar, dan dapat member bekas halus serat kea rah permukaan. Submukosanya tidak
ada yang khas.Muskularis colon tersusun dari serat-serat memanjang mengelompok menjadi tiga pita
memanjang terpisah berjarak sama yang disebut taenia coli. Diantara taenia, serat-serat otot polos
memanjang membentuk lapis sangat tipis, dan tidak utuh. Lapis melingkar dalam serupa dengang yang ada
pada usus halus.Serosa colon agak lain karena memiliki kumpulan sel-sel adipose mencolok di bawah
mesotel yang membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut appendices epiploicae.7

Rectum
Mukosa rektum sama dengan pada colon, namun kriptinya agak lebuh panjang. Rektum menyemoit
mendadak di bagian akhir ampula dan berlanjut sebagai saluran anus. Mukosa disini membentuk lipatan-
lipatan memanjang, kolumna rektalis morgagni. Kripti liebercuhn di daerah ini memendek dan hilang sama
sekali sepanjang garis tak teratus di atas lubang anus. Disini terdapat peralihan dari epitel selapis kolumnar
menjadi epitel berlapis gepeng. Lamina propria di sini mengandung pleksus vena besar yang sering melebar
menjadi varises dan dapat menonjol dari anus sebagai hemoroid.Lapisan otot polos melingkar dari saluran
anus sangat menebal, membentuk sfingter ani, distal terhadapnya terdapat annulus melingkar dari otot
rangka, yaitu sfingter otot eksternus.7

Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin yang mesnsekresikan enzim pencernaan, dan endokrin yang
mensekresikan hormone-hormaon yang penting untuk mengatur metabolism karbohidrat.Pankreas adalah
kelenjar asinus kompleks terdiri atas banyak lobules kecil dibungkus jaringan ikat longgar, yang dilalui
pembuluh darah, saraf, dan duktus interlobular. Asinus itu bulat dan sedikit lonjong dan terdiri atas 40-50 sel
epithelial berbentuk pyramid sekitar lumennya yang sempit. Epitel duktus ekskretoriusnya bervariasi dari
epitel torak rendah bersel goblet sampai ke kubus. Duktus interkalarisnya panjang-panjang dan tersusun dari
epitel selapis gepeng.7

Hepar
Diameter hepatosit berkisar dari 18 sampai 30 mikron dan bersambung dengan vas sinusoideum pada
semua sisi kecuali satu sisi yang tertangkap jarring kepiler empedu. Sel hati mempertahankan pertukaran
tetap dengan sistem vascular dan saluran saluran empedu. Anatomi mikroskopik vas sinusoideum, ruang
perisinusoid Disse dan hepatosist menunjukkan hubungan erat aliran darah dengan hepatosit dan kanalikulus
biliaris. Lobulus hati terdiri dari vena sentralis dengan hepatosit menyebar dari vena sentralis.Ruang Disse
merupakan daerah di antara endotel vascular dan hepatosit serta merupakan tempat primer pembentukan
limfe. Unit asinus dibagi menjadi zona 1, 2, 3. Zona 1 menunjukkan daerah terdekat dengan vas
sinusoideum dan aliran darah dalam unit asinus dari zona 1 ke 3. Kemudian, hepatosit zona 3, yang terletak
lebih jauh dari vena sentralis. Sel Kupferr (sel fagositik utama hati) juga ada di dalam ruang Disse. Sel ini
merupakan bagian sistem retikuloendotel dan bertanggung jawab bagi pengolah antigen asing dan bakteri
oleh hati. Sel ini juga bertanggung jawab bagi ambilan radionuklida dan gambaran yang dihasilkan dengan
sidik nuklir.7

Kandung Empedu
Seluruh permukaan kandung empedu, kecuali permukaan bagian hati, ditutupi oleh serosa, yang
menyatu dengan yang menutupi hati. Dinding nya terdiri atas lapis jaringan ikat subserosa tipis, yang
menutupi lapis otot polos. Disebelah dalamnya terdapat mukosa, terdiri atas epitel dan lamina propria yang
vaskuler. Mukosanya berlipat-lipat, lipatan-lipatan mukosa tinggi-tinggi dan rapat-rapat pada kandung
empedu yang berkerut.7
Epitelnya adalah selapis sel kolumnar tinggi. Dengan inti lonjong dan sitoplasma yang sedikit
eosinofilik. Pada lamina propria didapati sinus Rokistansky Aschof. Kandung empedu tidak memiliki tunika
muskularis mukosa. Tunika muskularisnya tidak teratur. Tunika subserosa berupa anyaman penyambung
jarang dan terdapat duktus aberans luschka. Tunika adventisia berupa membrane serosa.7

Pembentukan dan Komposisi Empedu


Hepar memproduksi empedu secara terus menerus dan mengekskresikannya pada
kanalikuli empedu. Orang dewasa normal memproduksi 500-1000 ml empedu per
hari. Stimulasi vagal meningkatkan sekresi empedu, sebaliknya rangsangan saraf
splanchnic menyebabkan penurunan aliran empedu. Asam hydrochloric, sebagian
protein pencernaaan dan asam lemak pada duodenum menstimulasi pelepasan
sekretin dari duodenum yang akan meningkatkan produksi dan aliran empedu. Aliran
empedu dari hepar melewati Ductus hepaticus, menuju CBD dan berakhir di
duodenum. Sphincter Oddi yang intak menyebabkan empedu secara langsung masuk
ke dalam kandung empedu.8
Empedu terutama terdiri dari air, elektrolit, garam empedu, protein, lemak, dan
pigmen empedu. Natrium, kalium, kalsium, dan klorida memiliki konsentrasi yang
sama baik di dalam empedu, plasma atau cairan ekstraseluler. pH dari empedu yang
di sekresikan dari hepar biasanya netral atau sedikit alkalis, tetapi bervariasi sesuai
dengan diet. Peningkatan asupan protein menyebabkan empedu lebih asam. Garam
empedu, cholate dan chenodeoxycholate, di sintesis di hepar dari kolesterol. Mereka
berkonjugasi dengan taurine dan glycine dan bersifat sebagai anion (asam empedu)
yang di seimbangkan dengan natrium.8
Garam empedu di ekskresikan ke dalam empedu oleh hepatosit dan di tambah
dari hasil pencernaan dan penyerapan dari lemak pada usus. Pada usus sekitar 80%
dari asam empedu di serap pada ileum terminal. Sisanya di dekonjugasi oleh bakteri
usus membentuk asam empedu sekunder deoxycholate dan lithocholate. Ini di serap
di usus besar di transportasikan ke hepar, di konjugasi dan di sekresikan ke dalam
empedu. Sekitar 95% dari pool asam empedu di reabsorpsi dan kembali lewat vena
porta ke hepar sehingga disebut sirkulasi enterohepatik. 5% di ekskresikan di feses. 8
aliran empedu Kolesterol dan fosfolipid di sintesis di hepar sebagai lipid utama
yang di temukan di empedu. Proses sintesis ini di atur oleh asam empedu.1 Warna
dari empedu tergantung dari pigmen bilirubin diglucoronide yang merupakan produk
metabolik dari pemecahan hemoglobin, dan keberadaan pada empedu 100 kali lebih
besar daripada di plasma. Pada usus oleh bakteri diubah menjadi urubilinogen, yang
merupakan fraksi kecil dimana akan diserap dan di ekskresikan ke dalam empedu.8

Fungsi Hepar
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting didalam tubuh , organ ini
dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam system
pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan
penyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan
pencernaan, termasuk yang berikut :
1. Pemrosesan metabolik kategori-kategori utama nutrien ( karbohidrat, protein,
dan lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormone serta obat dan
senyawa asing lain.
3. Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk
pembentukan darah yang mengangkut hormone steroid dan tiroid serta
kolestrol dalam darah, dan angiotensinogen yang penting dalam SRAA yang
mengonservasi garam.
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5. Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal
6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag
residen.
7. Menyekresi hormone trombopoientin (merangsang produksi trombosit), hepsidin
(menghambat penyerapan besi dari usus) dan factor pertumbuhan mirip insulin-
1 (merangsang pertumbuhan)
8. Memproduksi protein fase akut yang penting dalam inflamasi.
9. Mensekresi kolestrol dan bilirubin (bilirubin adalah produk penguraian yang
berasal dari destruksi sel darah merah tua).8

Fungsi Kandung empedu


Pada kandung empedu terdapat garam kholat yang berfungsi :
1. Mengaktifkan lipase pancreas
2. Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dapat
diemulsikan dalam pencernaan
3. Bersama dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut
dalam air dan mudah diserap.
4. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu sehingga
membuat pH empedu menjadi 7,1 8,5
5. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil
dalam air. Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan
hormon. empedu menghasilkan zat warna empedu (bilirubin).8
Empedu dalam Pencernaan dan penyerapan Lemak
Empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan tardiri dari 97% air, pigmen empedu dan garam-
garam empedu. Empedu mengandung beberapa konsituen organik, yaitu garam empedu, kolesterol,lesitin
dan bilirubin.

Garam empedu
Garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolestrol dan asam amino. Setelah
disekresi kedalam usus, garam tersebut direabsorbsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan didaur
ulang kembali, peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika. Garam empedu membantu pencernaan
lemak melalui efek deterjen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak dengan ikut serta dalam
pembentukan misel.

a. Efek deterjen garam empedu


Istilah efek deterjen merujuk keoada kemamouan garam empedu untuk mengubah globulus
(gumpalan) lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak dengan
garis tengah masing-masing 1 mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair sehingga luas
permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bertambah. Untuk mencerna lemak lipase
harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air, trigliserida
cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar lemak dalam lingkungan usus halus yang
banyak mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar lemak ini
makalipase dapat bekerja hanya pada permukaan gumpalan besar tersebut dan pencernaan lemak
akan sangat lama.8
b. Pembentukan Misel
Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin yang juga merupakan konstituen empedu,
berperan penting dalam mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti
garam empedu, lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan bagian yang larut air, sementara
kolesterol hampir sama sekali tidak larut dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan
lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di
bagian tengah membentuk inti hidrofobik, sementara bagian yang larut air membentuk selubung
hidrofolik.8

F. Absorbsi (penyerapan lemak)


Misel adalah partikel larut air yang dapat mengangkut produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam
interiornya yang larut lemak. Setelah misel mencapai membran liminal sel epitel, monogliserida dan asam
lemak bebas secara pasif berdifsi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk masuk
ke interior sel ini. Setelah produk-produk lemak meninggalkan misel dan diserap dan menembus sel epitel,
misel dapat menyerap monogliserida dan asam lemak bebas lain yang telah dihasilkan dari pencernaan
molekul-molekul trigliserida lain dalam emulsi lemak. Garam-garam empedu secara terus-menerus
mengulangi fungsi melarutkan emak di sepanjang usus halus sampai semua lemak terserap. Kemudia garam-
garam empedu itu sendiri direabsorbsi di ileum terminal oleh transpor aktif khusus. Ini adalah suatu proses
yang efisein karena garam empedu dalam jumlah relatif sedikitsudah mempermudah pencernaan dan
penyerapan lemak dalam jumlah besar.8
E. Enzim-enzim Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem digesti berupa saluran pipa panjang yang kenyal dan berkelok-kelok
mulai dari mulut, lambung, intestine sampai anus. Makanan yang akan dicerna bergerak sepanjang saluran
tersebut. Banyak enzim dan zat kimia lain yang berasal dari berbagai macam organ tubuh berada dalam
saluran ini.9
Rongga mulut mengandung saliva yang disekresikan oleh 3 pasang kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis,
submaksilaris, dan sublingualis. Sekitar 99,3% saliva adalah air dan 0,7% zat padat, yang berupa zat organik
dan zat anorganik. Zat organik tersebut antara lain musin yang berperan sebagai pelicin rongga mulut untuk
menelan dan enzim ptyalin (salivary amylase) yang dapat mengkatalisis hidrolisis makromolekul amilum.9
Lambung merupakan kantung yang terletak di rongga perut agak ke sebelah kiri. Getah lambung
disekresikan oleh chief sel dan sel parietal. Getah lambung yang mengisi lumen lambung terdiri atas 99%
air. Sisanya tersusun atas musin, garam-garam anorganik, dan enzim pencernaan, yaitu pepsin, rennin, dan
lipase lambung. HCl lambung yang diproduksi oleh sel-sel parietal berperan sebagai activator pepsinogen
menjadi pepsin dan membunuh kuman-kuman atau bakteri-bakteri yang masuk ke dalam lambung bersama
makanan.9
Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum. Pada duodenum bermuara dua saluran, yang
berasal dari kandung empedu dan pancreas. Getah usus halus mengandung enzim-enzim yang dihasilkan
oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding usus halus, enzim-enzim tersebut adalah 1.) Enterokinase:
berperan sebagai activator tripsinogen dan erepsinogen; 2.) beberapa peptidase, seperti aminopeptidase,
tripeptidase, dan dipeptidase; 3.) disakaridase yang memecah disakarida menjadi 2 molekul monosakarida,
misalnya lactase, maltase, dan sakrase; 4.) glukosidase dan fosdatase.9
Enzim-enzim yang disekresikan dari pancreas ke dalam usus halus antara lain deoksiribonuklease,
ribonuklease, steapsin (lipase pancreas), amylopsin (amylase pancreas), dan tiga buah proenzim, yaitu
tripsinogen, kemotripsinogen, dan prokarboksipeptidase. Ketiga proenzim ini di dalam usus mengalami
aktivitas yang masing-masing berubah menjadi tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase. Garam-garam
natrium dari cairan empedu yang masuk dalam intestine adalah natrium taurokolat dan natrium glikokolat
yang ikut berperan dalam proses pencernaan lemak dalam usus, sedangkan natrium bikarbonat membuat
suasana intestine menjadi alkalis sehingga enzim-enzim yang bekerja di situ dapat bekerja dengan baik.
Garam natrium ini diperoleh dari pancreas.9

Kesimpulan
Saluran pencernaan memberikan persedian air, eletrolit, dan makanan bagi tubuh. Mulut sebagai sistem
organ perncernaan pertama membuat karbohidrat terproses dari polisakarida menjadi monosakarida dibantu
oleh sekresi saliva dan enzim amilase diakhiri di dinding usus dan diserap pembuluh darah dan dipompa
NaK melalui difusi terfasilitasi jika fruktosa dan transport aktif bila glukosa dan galaktosa. Selanjutnya
untuk proses pencernaan lipid dimulai dan diakhiri di lumen usus yang akan membuat lemak menjadi emulsi
sebagai dampak fungsi dari garam empedu dan dicerna oleh lipase pankreas, trigliseril diubah menjadi
monogliseril dan asam lemak bebas. Emulsi diproses hingga menjadi partikel kecil yang disebut misel.
Diserap oleh ileum terminal dan monogliseril serta asam lemak bebas menyatu kembali menjadi trigliseril
dibungkus oleh lipoprotein menjadi kilomikron dan tereksositosis ke saluran limfe, namun pada beberapa
kasus lemak ini tidak dibungus seluruhnya oleh lipoprotein sehingga menyatu dan membentuk gumpalan
yang disebut batu empedu.
Daftar Pustaka

1. Susilowarno RG, Hartono RS, Mulyadi, et al. Biologi. Jakarta: Grasindo; 2007. h. 153.
2. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2002. h. 185-89.
3. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2008. h. 52-9.
4. Sabiston DC. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC; 1995. h. 543-4.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h. 281-3
6. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004. h. 30-5.
7. Fawcett DW. Buku ajar histology. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2002. h. 259
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2012.h.666-83
9. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata I
fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2008. h. 20.

Anda mungkin juga menyukai