Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

Sistem saluran cerna, lambung, dan usus dapat dipahami bahwa sebagai pintu
gerbang masuk zat-zat gizi dari makanan, vitamin, mineral dan cairan yang memasuki
tubuh. Fungsinya adanya sistem ini adalah mencernakan makanan dengan cara
menggilingnya dan kemudian mengubah secara kimiawi ketiga komponen penting
(protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi unit –unit yang siap diresorpsi tubuh. Proses
pencernaan ini dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang terdapat pada ludah, getah
lambung, dan getah pankreas. Sedangkan produk-produk hasil pencernaan yang
bermanfaat bagi tubuh, beserta vitamin, mineral, dan cairan melintasi selaput lendir
(mukosa) usus untuk ke aliran darah dan getah-bening (limfe).
Saluran gantrointestinal (gastointestinal tractus), juga disebut saluran digestik
(digestive tract) adalah sebuah saluran berotot yang memanjang mulai dari mulut sampa
ke anus. Pada prinsipnya  fungsi utama sistem gastrointestinal (GI) adalah mensuplai
nutrisi ke sel-sel tubuh yang diperoleh melalui prosesIngestion yang terjadi pada saat
mulai intake makanan masuk kedalam mulut, Digestion dimana peristiwa mencerna
makanan dimulai dalam lambung dan usus halus dan Absorption yang terjadi terutama
dalam usus halus dan juga dalam usus besar. Proses eliminasi adalah pengeluaran sisa-
sisa hasil pencernaan.
Sistem GI (Digestive System) terdiri dari saluran GI dan organ beserta kelenjar
yang terkati dengan pencernaan yaitu mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus. Sedangkan organ-organ yang berhubungan adalah hati, pankreas, dan
kandung empedu.
Interaksi gastrointestinal adalah interaksi dua/lebih obat yang diberikan secara
bersamaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan. Interaksi gastrointestinal umumnya
mempengaruhi proses absorpsi obat, sehingga dapat digolongkan dalam interaksi
absorpsi yang merupakan bagian dari interaksi farmakokenetik.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. STRUKTUR LAMBUNG-USUS
1. Lambung
Lambung merupakan organ tubuh yang berbentuk sepertu suatu tabung elastis
yang lebar dan lunak dengan isi kosong lambung hingga 1,5 L. Sesudah makan,
lambung dapat diperbesar sampai 30 cm panjangnya dengan volume 3-4 liter.
Dindingnya terdiri dari 3 lapisan otot, pada bagian dalam diselubungi oleh selaput lendir
dan bagian luar oleh selaput perut. Adanya otot-otot inilah yang mengakibatkan gerakan
peristaltik yang meremas makanan jadi bubur.
Ada tiga bagian lambung, yakni bagian atas (fundus), bagian tengah (corpus),
dan bagian bawah (antrum) : yang terdiri dari pylorus (pelepasan lambung). Ada pula
otot penutup lambung pylorus (sfingter), di bagian atas lambung (cardia) terdapat otot
melingkar, sfingter kerongkongan-lambung, dimana sfingter ini bekerja sebagai katup
dan berfungsi menyalurkan makanan hanya ke usus.
Dinding utama lambung terdiri dari 3 lapis, diantaranya:
1. Sel-sel utama (Chief cells) dimukosa fundus mensekresi pepsinogen.
2. Sel-sel parietal terdapat di dinding mukosa fundus dan corpus yang
memproduksi HCl dan Intrinsic factor.
3. Sel-sel G terdapat di mukosa antrum dan mengeluarkan gastrin. Dilokasi ini
terdapat pula sel-sel mucus yang mensekresi lendir.
Fungsi lambung sebagai penampung makanan dan di tempat inilah makanan di
campur secara intensif dengan getah lambung. Dimukosa duodenum terdapat kelenjar-
kelenjar yang mensekresi lendir alkalis. Mucus pada lambung bersama dengan getah
pankreas dan empedu, melalui pipa kecil masuk ke dalam duodenum, dan menetralisir
asam lambung.
3

Fungsi lambung sebagai penampung makanan dan di tempat inilah makanan di


campur secara intensif dengan getah lambung. Dimukosa duodenum terdapat kelenjar-
kelenjar yang mensekresi lendir alkalis. Mucus pada lambung bersama dengan getah
pankreas dan empedu, melalui pipa kecil masuk ke dalam duodenum, dan menetralisir
asam lambung.

1.1 Usus Halus


Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang
dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki
(22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah
rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke
bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.
Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini:
a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat
pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran
empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini
dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum. Panjang duodenum
sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum.
b. Jejunum: Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas
intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas
(mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior,
pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum
lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.
c. Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ±4-5 m. Ileum
merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum
dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup
valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar
tidak masuk lagi ke dalam ileum.
4

1.2 Usus besar


Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5
kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus besar
sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm),
tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. Lapisan-lapisan usus besar dari
dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat.
Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus
dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk
tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut
dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus
dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang
peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml masuk dan total aliran
sebanyak 500 ml/hari.
Bagian-bagian usus besar terdiri dari :
a. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal
apendiks. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada
ujung sekum. Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi
jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.
b. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga
divisi.
i. Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah
kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.
ii. Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan
lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah fleksura
splenik.
iii. Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi
kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
c. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm.
Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.
5

B. PENYAKIT SALURAN LAMBUNG-USUS


Di saluran lambung-usus dapat timbul berbagai gangguan yang ada kaitannya
engan proses pencernaan, resorpsi bahan gizi, perjalanan isi usu yang terlampau cepat
(diare) atau terlampau lambat (konstipasi), serta adanya infeksi usus oleh
mikroorganisme. Penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi adalah radang
kerongkongan (reflux esofagus), radang mukosa lambung (gastritis), tukak lambung
usus (ulcus pepticum), dan kanker lambung usus.

1. Radang kerongkongan (reflux esofagus)


Adalah terjadinya aliran balik isi lambung ke kerongkongan, termasuk reflux
asam lambung yang akan merusak lapisan mukosa dan terjadi peradangan. Gejala dari
radang kerongkongan berupa perasaan terbakar dan perih di belakang tulang dada
karena luka mukosa bersentuhan dengan makanan atau minuman yang merangsang
(alkohol, minuman bersoda). Perasaan asam atau pahit di mulut akibat mengalirnya
kembali isi lambung. Tindakan pertama untuk mengatasinya adalah dengan
meninggikan kepala 10-15 cm sewaktu tidur.
Penyebab radang tenggorokan yakni, Virus, adalah sel organisme yang dapat
menginfeksi tubuh. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain: batuk dan flu.
Bakteri, adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan sariawan serta bau mulut.
Gejala ringan yang mengawali radang tenggorokan yakni, Berdehem, merupakan
indikasi awal virus menginfeksi tenggorokan. Rasa gatal ringan, sudah menjadi ciri
bahwa terjadi infeksi virus dan bakteri. Gejala radang tenggorokan meliputi mulai terasa
sakit di leher, sakit bila menelan. Penyakit radang tenggorokan (infeksi) yakni, susah
menelan, suara parau, semam, karena reaksi infeksi yang disebabkan oleh virus,
sehingga timbul peradangan yang  menyebabkan suhu tubuh naik, bengkak di leher.
Pada taraf ini baru dilakukan terapi pengobatan menggunakan antibiotik yang digunakan
untuk mematikan perkembangan infeksi virus.
6

2. Radang lambung (gastritis) dan Tukak Lambung


Selain karena refluk getah duodenum, radang lambung bias disebabkan oleh
beberapa obat seperti asetosal, indometasin, kortikosteroid, dan alcohol dengan jalan
menghambat produksi prostaglandin yang melindungi mukosa, namun penyebab yang
paling umum adalah :
 Produksi asam lambung yang berlebihan akibat jadwal makan yang tak teratur
 Makanan yang kurang lembut atau susah dicerna
 Mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan the,
makanan yang mengandung gas, asam, dan pedas.
 Stress yang dapat meningkatkan sekeresi asam lambung.

Penyebab tukak lambung hamper sama dengan radang lambung, terutama


disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Helicobacter pylori adalah suatu
bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis pada manusia.
Kuman berbentuk spiral yang akan membentuk enzim dan protein toksis yang merusak
mukosa. Infeksi bakteri helicobacter kemungkinan besar didapat dengan memakan
makanan dan air yang tercemar serta melalui kontak orang ke orang, bakteri ini terdapat
pada hamper separo orang sehat, terutama lansia dan anak-anak.
Pengobatan tukak lambung yang disebabkan leh bakteri Helicobacter Pylori
harus diobati dengan antibiotika yang harus diperoleh dengan resep dokter. Antibiotika
yang sering dipakai adalah kombinasi klaritromisin dengan amoksisilin atau
metronidazol, yang harus digunakan sekitar 2 minggu.

3. Tukak Usus
Usus merupakan organ yang sangat peka terhadap asam. Tukak Usus terjadi
karena hipersekresi lambung, gangguan dalam mobilitas lambung maka isi lambung
yang asam akan diteruskan ke usus dan dalam jumlah yang berlebih maka terjadilah
tukak duodenum/ usus.
7

4. Kanker Lambung
Kanker lambung adalah jenis kanker saluran cerna dimana Helicobacter apyori
memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit ini. Pada awalnya penderita tidak
menyadari gejala, bila gejala itu semakin meningkat baru bisa ditentukan lokasi
tumbuhnya kanker itu Penderita mengalami penurunan berat badan, kelelahan, kesulitan
menyerap nutrisi dan mineral. Faktor yang diduga meningkatnya resiko kanker lambung
antara lain merokok, alkohol atau makanan yang mengandung banyak garam dan
nitratDengan mengenal penyebab dan gejala penyakit saluran lambung dan usus,
diharapkan kita bisa mencegah dengan menjaga pola makan yang sehat, higiene atau
kebersihan dan membiasakan pola hidup yang sehat.

C. OBAT-OBAT SALURAN CERNA


Saluran gantrointestinal (gastointestinal tractus), juga disebut saluran digestik
(digestive tract) adalah sebuah saluran berotot yang memanjang mulai dari mulut sampa
ke anus. Pada prinsipnya  fungsi utama sistem gastrointestinal (GI) adalah mensuplai
nutrisi ke sel-sel tubuh yang diperoleh melalui prosesIngestion yang terjadi pada saat
mulai intake makanan masuk kedalam mulut, Digestion dimana peristiwa mencerna
makanan dimulai dalam lambung dan usus halus dan Absorption yang terjadi terutama
dalam usus halus dan juga dalam usus besar. Proses eliminasi adalah pengeluaran sisa-
sisa hasil pencernaan.
Sistem GI (Digestive System) terdiri dari saluran GI dan organ beserta kelenjar
yang terkati dengan pencernaan yaitu mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus. Sedangkan organ-organ yang berhubungan adalah hati, pankreas, dan
kandung empedu.
Interaksi gastrointestinal adalah interaksi dua/lebih obat yang diberikan secara
bersamaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan. Interaksi gastrointestinal umumnya
mempengaruhi proses absorpsi obat, sehingga dapat digolongkan dalam interaksi
absorpsi yang merupakan bagian dari interaksi farmakokenetik. Seperti halnya interaksi
8

obat lainnya, interaksi gastrointestinal  juga ada yang menguntungkan dan ada yang
membahayakan.
            Secara garis besar interaksi ini dapat menjadi menjadi 2 golongan yaitu:
· Interaksi antara obat-obat
· Interaksi antara obat – makanan
Faktor atau kerja terjadinya interaksi obat dalam gastrointertinal
a.    Interaksi Langsung
Yaitu interaksi secara fisiki / kimia antara obat dalam lumen saluran cerna
sebelum diabsorpsi,sehingga mengganggu proses absopsi.
b.   Perubahan Ph cairan saluran cerna
Perubahan Ph pada cairan saluran cerna akan mempengaruhi kelaruan dan
absopsi  obat-obat yang bersifat asam atau basa
Misalnya : Pemberian Natrium bikarbonat bersamaan dengan aspirin akan
meningkatkan disolusi aspirin,sehingga absorpsinya juga meningkat. Tetapi akan
mengurangi absorpsi dari tetrasiklin.
c.   Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus (motilitas
saluran cerna)
Umumnya obat diabsorpsi di dalam usus, dimana absorpsi di usus jauh lebih
cepat dibandinkan di lambung. Oelh karena itu makin cepat obat sampai ke usus
makamakin cepat juga diabsorpsi. Obat-obat yang memperpendek waktu
pengosongan lambung akan mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan
secara bersamaan dan begitu juga sebaliknya obat yang memperpanjang waktu
pengosongan lambung akan memperlambat absorpsi obat lain.
Contoh : Metoklopramid yang akan mempercepat absorpsi parasetamol,
diazepam dan propanolo dan obat antikolinergik, antidepresi trisiklik, beberapa
antihistamin antacid gram Al dan analgetik narkotik akan memperlambat
absorpsi obat lain.
9

d.   Perubahan Flora usus.


Secara normal flora usus berfungsi sebagai sebagai:
·Sintensis vitamin k dan merupakan sumber vitamin K yang penting
·Memecah sulfasalazim menjadi bagian-bagian yang aktif
·Sebagai metabolism obat (missal levodova)
·Hidrolsis ghukuronid yang dieksresi melalui empedu sehingga terjadi sirkulasi
enterohepatik yang memperpanjang kerja obat (missal kontrasepsi oral)
Pemberian antibiotic spectrum luas (seperti: tetrasiklin, kloranfenikol,
ampislin,sulfonamide)akan mempengaruhi flora usus sehingga menghambat
sintesa vitamin K oleh mikroorganisme usus.Apabila antibiotic ini diberikan
bersama antikoagulan oral maka efek antikoagulan akan meningkat dan dapat
terjadi pendarahan.
e.   Efek toksik pada saluran cerna
Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin dan kolkisin menimbullkan
sindrom malabsorpsi yang menyebabkan absorpsi obat lain terganggu
f.   Mekanisme tidak diketahui
Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorpsi obat lain dengan mekanisme
yang tidak diketahui. Misal phenobarbital yang dapat mengurangi absopsi
griseofulvin dalam saluran cerna.

Interaksi antara obat dengan makanan


Interaski obat dengan makanan masih belum banyak diketahui, seperti halnya
dengan interaksi antara obat dengan obat lain maka interaksi ini juga mempengaruhi
absopsi obat.
Interaksi antara obat-makanan ini dapat terjadi karena beberapa hal:
1. Terjadinya perubahan Ph dalam  lambung, sehingga menyebabkan penundaan
absorpsi obat.
10

2. Perubahan motilitas usus, missal rifampisin dan isoniazida yang absorpsinya


lebih kecil pada pemakaian setelah makan dibandingkan jika obat tersebut
diminum pada waktu lambung kosong.
3.     Terjadinya reaksi kimia yang menbentuk kompleks sama seperti obat-obat yang
mengandung kation  multivalent, tetrasiklin akan membentuk khelat dengan
makanan yang mengandung ion klasium, magnesium atau besi sehingga suasah
diabsorpsi.
4. Terjadinya pembentukan senyawa N-nitroso (nitrosamine) yang disebut
kanserogen. Ini terjadi pada zat makanan yang mengandung nitrit (nitirit
biasanya digunakan sebagai pengawet daging dan sosis) dengan aminofenazon.
5. Kompetisi untuk mekanisme aktif, dimana absopsi obat dapat dihambat secara
kompetititf oleh zat makanan yang bersangutan. Kompetisi ini terjadi pada obat
obat yang merupakan analog dari zat makanan, seperti levodopa, metildopa dan
6-merkaptopurin yang diabsorpsi aktif melalui mekanisme yang sama dengan
mekanisme yang sama dengan mekanisme bahan makanan.

D. PEMBAGIAN OBAT-OBATAN SALURAN CERNA


Dibagi menjadi 6 kelompok yaitu :
1. Antasida
Indikasi 
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama
penyakit gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam
pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan hanya ditujukan untuk gejala
ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang berlebihan mungkin
memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk menghambat asam,
dan mengurangi H. pylori.
Efek
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya
terjadi adalah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman
11

perut dapat menyebabkan mengurangi kemampuan untuk mencerna dan


menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah
di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat.
Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH
lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).Peningkatan pH dapat mengubah
kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-
obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan
aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat,
sehingga kekurangan fosfat.
Antasid adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna
untuk  nyeri tukak peptik. Antasida dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
a.    Antasida sistemik
Contohnya : natrium bikarbonat
b.   Antasida non sistemik
Contohnya : aluminium Hidroksida, Magnesium Hidroksida, Kalsium Karbonat,
Magnesium Trisilikat

2.  Obat Penghambat Sekresi Asam Lambung


Obat ini diindikasikan untuk tukak peptik karena dapat menghambat sekresi
asam lambung. Dapat dibagi dalam beberapa kelompok menurut mekanisme
kerjanya, yaitu :
a.    H2-blockers
Contohnya : simetidin, ranitidin, famitidin, roxatidin. Obat-obat ini menempati
reseptor histamin-H2 secara selektif dipermukaan sel-sel parietal, sehingga
sekresi asam lambung dan pepsin sangat dikurangi.
12

b.   Penghambat Pompa Proton (PPT)


Contohnya : omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol (pariet),
esomeprazol (nexium). Obat-obat ini mengurangi sekresi asam (yang normal dan
dibuat) dengan jalan menghambat emzim H+/K+-ATPase secara selektif dalam
sel-sel tersebut.
c.    Analogon Prostaglandin-E1
Contohnya : misoprostol (cytotec) menghambat secara langsung sel-sel parietal.
d.   Zat-Zat Pelindung Ulcus
Contohnya : mucosaprotectiva, sukralfat, Al-hidroksida, dan bismut koloidal
yang menutup tukak dengan suatu lapisan pelindung terhadap serangan asam
pepsin

3.  Obat-Obat Yang Meningkatkan Mukosa Lambung


Contohnya : sulkralfat

4.   Laksansia
Adalah zat-zat yang menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai refleks dari
rangsangan langsung terhadap dinding usus dan dengan demikian menyebabkan
atau mempermudah buang air besar atau (defekasi) dan meredakan sembelit.
Laksansia dibagi berdasarkan atas farmakologi dan sifat kimiawinya yaitu :
a.    Laksansia Kontak
Contoh : derivat-derivat antrakinon (Rhammus = Cascara sagrada, senna, rhei),
derivat-derivat difenilmetan (bisakodil, pikosulfat, fenolftalein), dan minyak
kastor. Zat-zat ini merangsang secara langsung dinding usus dengan akibat
peningkatanperistaltik dan pengeluaran isi usus dengan cepat.
b.   Laksansia Osmotik
Contohnya : magnesium sulfat/sitrat dan natrium sulfat, gliserol, manitol,
sorbitol, laktulosa, dan laktitol. Senyawa-senyawa ini berkahasiat mencahar
13

berdasarkan lambat absorpsinya oleh usus, sehingga menarik air dari luar usus
melalui dinding ke dalam usus oleh proses osmosa.
c.    Zat-Zat Pembesar Volume
Contohnya : zat-zat lendir (agar-agar, metilselulosa, dan CMC), dan zat-zat
nabati Psyllium, Gom Sterculia dan katul. Semua senyawa polisakarida ini sukar
dipecah dalam usus dan tidak diserap (dicernakan).
d.   Zat-Zat Pelicin dan Emollientia
Contohnya : natrium docusinat, natriumlauril-sulfo-asetat, dan parafin cair.
Kedua zat pertama memiliki aktivitas permukaan (detergensia) dan
mempermudah defekasi, karena melunakkan tinja dengan jalan meningkatkan
penetrasi air ke dalamnya. Parafin melicinkan penerusan tinja dan bekerja
sebagai bahan pelumas

5.  Antidiare
Adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya diare.
Pembagian obat antidiare adalah :
a.    Kemoterapeutika
   Untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti
antibiotika, sulfonamida, kinolon dan furazolidon.
b.   Obstipansia
Untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara,
yakni :
-  Zat-zat penekan peristaltik
-  Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus
-  Adsorbensia
c.    Spasmolitika
Yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang –kejang otot yang sering kali
mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium
14

E. MEKANISME KERJA
Antasida
Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasida tidak mengurangi volume HCL yang
dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan aktivitas
pepsin.  Umumnya antasida merupakan basa lemah. Senyawa oksi alumunium sukar
untuk meninggikan pH lambung lebi dari 4, sedangkan basa yang lebih kuat seperti
magnesium hidroksida secara teoritis apat meninggikan pH sampai 9, tetapi
kenyataannya tidak terjadi. Semua antasida meningkatkan produksi HCL berdasarkan
kenaikan pH yang meningkatkan aktivitas gastrin.
Antasida dibagi kedalam dua golongan yaituantasida sistemik dan antaasida non
sistemik. Antasida sistemik misalnya natrium bikarbonat, diabsorbsi dalam usus halus
sehingga menyebabkan urin bersifat alkalis. Pada pasien dengan kelainan ginjal, dapat
terjadi alkalosis metabolik.kronik natrium bikarbonat memudahkannefrotiliasis fosfat.
Antaida non sistemik hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan
alkalosis metabolik. Contoh antasida non sistemik ialah sediaan magnesium, aluminium
dan kalsium.

Obat penghambat sekresi asam lambung


Obat berikut ini diindikasi untuk tukak peptik karena dapat menghambat sekresi
asam lambung, yaitu antihistamin H2, antimuskarinik, penghambat proton dan
misoprostol
Penghambat pompa proton merupakan penghambat sekresi asam lambung lebih kuar
dari AH2. Obat ini bekerja di terakhir peoses asam lambung, lebih distal dari AMP.
Pada obat misoprostol, suatu analog metil ester prostaglandi E1. Obat ini berefek
menghambat sekresi HCL dan bersifat sitoprotektif untuk mencegah tukak saluran cerna
yang diinduksi obat-obat AINS. Obat ini menyembuhkan tukak lambung dan duodenum,
efeknya berbeda bermakna dibanding plasebo dan sebanding dengan simetidin.
Misoprostol menyembuhkan tukak duodenum yang telah refrakter terhadap AH2.
15

Obat yang mempertahankan mukosa lambung


Obat yang mempertahankan mukosa lambung contohnya sukralfat. Senyawa
alumunium sukrosa ini membentuk polimer mirip lem dalam suasana asam ddan terikat
pada jaringan nekrotik tukak secara selektif. Sukralfat hampir tidak diabsorbsi secara
sistemik. Obat yang bekerja ebagai sawar terhadap HCL dan pepsin ini terutama efektif
terhadap tukak duodenum. Kaarenaa suasana asam perlu untuk mengaktifkan obat ini,
pemberiaan bersama AH2 atau antasida menurunkan biovailabiitas.

 Obat penguat motilitas


Obat ini juga dinamakn prokinetika atau propulsiva dan berdaya antiemetik serta
antagonis dopamin. Gerakan peristaltik lambung dan usus duabelas jari dihambat oleh
neurotransmiter dopamin. Efek ini ditiadakan oleh antagonis-antagonis tersebut dengan
jalan menduduki reseptor DA yang banyak terdapat disaluran cerna dan otak.
Penggunaan antiemetik tersebut pada gangguan lambung adalah kaarena pengaruh
memperkuat motilitas lambung yang diperkirakan terganggu. Dengan demikian
pengaliran kembali empedu dan enzim-enzim pencernaan dari duodenum kejurusan
lambung tercegah. Tukak tidak dirangsang lebih lanjut dan dapat sembuh dengan lebih
cepat.

Obat penenang
Sudah lama diketahui bahwa stres emosional membuat penyakit tukak lambung
bertambah parah, sedangkan pada waktu serangan akut biasanya timbul kegelisahan dan
kecemasan pada penderita.  Guna mengatasi hal-hal tersebut, penderita sering kali
diterapi dengan antasida disertai tambahan obat penenang seperti oksazepam
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Saluran gantrointestinal (gastointestinal tractus), juga disebut saluran digestik
(digestive tract) adalah sebuah saluran berotot yang memanjang mulai dari mulut sampa
ke anus. Pada prinsipnya  fungsi utama sistem gastrointestinal (GI) adalah mensuplai
nutrisi ke sel-sel tubuh yang diperoleh melalui prosesIngestion yang terjadi pada saat
mulai intake makanan masuk kedalam mulut, Digestion dimana peristiwa mencerna
makanan dimulai dalam lambung dan usus halus dan Absorption yang terjadi terutama
dalam usus halus dan juga dalam usus besar. Proses eliminasi adalah pengeluaran sisa-
sisa hasil pencernaan.
17

DAFTAR PUSTAKA

Tjay, Tan Hoan dan Rahardja Kirana. 2002. Obat-Obat Penting, Edisi Kedua. Jakarta :
Gramedia.
Dian, Yusnita. 2013. Penyaikit saluran cerna.
http://tipscaradietyangbaik.blogspot.com/2013/01/penyakit-saluran-cerna.html
(Online). Di akses pada 10 September 2014, Pukul 16.50 WIB.
Ganiswarna,Sulistia G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Lacy, Charles F., 2006, Drug Information Handbook, 14th edition, Lexicomp, North American.

Anda mungkin juga menyukai