Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ESSAY

KULIAH ANATOMI SISTEM DIGESTIF DAN HEPATOBILIER

BLOK DIGESTIVE II

Disusun Oleh:
Favian Audrey Fahmy (016.06.0031) (Kelas A)

Dosen: dr. Deny Wiatma Sutrisna, S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020
1. Latar Belakang
Saluran cerna atau traktus digestifus merupakan sistem organ yang berfungsi untuk
mengambil berbagai zat dari luar tubuh (air, mineral, nutrien, vitamin), memecah partikel-
partikel besar menjadi partikel kecil, dan mentransfer partikelpartikel tersebut dari
lingkungan luar ke dalam darah, untuk selanjutnya digunakan atau disimpan dalam sel.
Secara umum, struktur anatomi sistem pencernaan terdiri atas saluran yang
berkesinambungan dan terhubung satu sama lain (rongga mulut, faring, esofagus,
lambung/gaster, usus besar, usus halus, anus) serta organ-organ aksesoris, yaitu kelenjar
ludah, hepar, pankreas, serta kelenjar empedu. Ketika terjadi kelainan atau gangguan pada
organ tersebut maka dapat mengganggu mekanisme kerja dari organ tersebut.

2. Pembahasan
Sistem pencernaan merupakan proses pengubahan makanan menjadi unsur-unsur
yang siap diserap untuk dipergunakan. Sistem pencernaan pada manusia berfungsi sebagai
menerima makanan, kemudian mencernanya menjadi zat-zat gizi ke dalam aliran darah,
setelah itu akan membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh. Proses penting dalam saluran pencernaan meliputi ingesti yang
merupakan masuknya makanan ke dalam saluran pencernaan, sekresi merupakan
pengeluaran secret pencernaan untuk membantu proses ingesti yaitu oleh enzim, digesti
merupakan penghancuran bolus secara mekanik dan kimiawi menjadi bentuk yang siap
diabsorbsi oleh villi intestine, dan absorbs merupakan penyerapan oleh villi-villi intestinal
dan masuk sirkulasi. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan, yaitu:

a. Rongga Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk sistem
pencernaan. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-
potong oleh gigi depan (incisivus) dan akan dikunyah oleh gigi belakang (molar)
menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Saliva yang berasal dari
glandula saliba akan melapisi atau membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan kemudian mulai mencernanya. Saliva juga
mengandung antibodi dan enzim, yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar (volunteer) dan berlanjut secara
otomatis.
b. Faring
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Di dalam
lengkung faring terdapat tonsil yaitu glandula limfe yang banyak mengandung limfosit
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Terletak bersimpangan antara jalan nafas
dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung. Bagian
inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di
akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan
laring.
c. Esofagus
Merupakan tabung berotot yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian
mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan
proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot
rangka), bagian media (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior
(terutama terdiri dari otot halus).
d. Gaster
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu sekret, HCL, dan prekusor
pepsin. Sekret melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung
menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah
protein. Asam lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
dengan cara membunuh berbagai bakteri. Namun apabila terlalu tinggi dapat mengiritasi
lambung.
e. Usus halus
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan
usus besar. Dinding usus halus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus halus melepaskan sekret dan air
yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna. Dinding usus
halus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, glukosa dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar,
lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian meliputi
duodenum, jejunum, dan ileum.
 Duodenum
Merupakan bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke jejunum. Duodenum merupakan organ retroperitoneal, yang
tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Bagian duodenum dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Pada duodenum terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan vesica fellea. Lambung melepaskan makanan ke
dalam duodenum yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk
ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh
usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
 Jejenum
Meupakan bagian kedua dari usus halus, di antara duodenum dan ileum. Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, sedangkan panjang
jejunum yaitu 1-2 meter. Jejunum dan ileum digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
villi, yang memperluas permukaan dari usus.
 Ileum
Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia
ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,
dan dilanjutkan oleh apendiks. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 yang berfungsi
sebagai menyerap vitamin B12 dan garam empedu.
f. Kolon
Merupakan bagian usus antara apendiks dan rektum. Fungsi utama kolon adalah
menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens, kolon transversum, kolon
desendens dan kolon sigmoid. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam
usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya sekret dan air, dan kemudian terjadilah diare.
g. Rektum dan Anus
a. Rektum merupakan sebuah ruangan yang berawal dari ujung kolon sigmoid dan berakhir
di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses sementara. Biasanya
rektum ini kosong karena feses disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk defekasi. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali feses akan dikembalikan ke
usus besar, yang dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Pada anak
dan orang dewasa bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda defekasi.
b. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh yaitu kulit dan sebagian lainnya
dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphincter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi yang merupakan fungsi utama anus.

Sistem hepatobilier merupakan sistem yang mengatur pengeluaran atau sekresi cairan
empedu yang berasal dari hepar dan vesica fellea untuk disekresikan ke dalam usus halus
untuk pencernaan lemak dalam makanan. Hepar mengeksresikan empedu sebanyak satu liter
perhari ke dalam usus halus. Unsur utama empedu adalah air, elektrolit, garam empedu.
Secara makroskopis hepar dibagi menjadi empat lobus yaitu dua lobus utama meliputi
lobus kanan dan lobus kiri yang dibagi oleh ligamentum falciformis di bagian anterior, serta
dua lobus aksesoria meliputi lobus quadratus dan lobus kaudatus. Berdasarkan fungsinya,
hepar memiliki 3 bagian fungsional utama yaitu lobus kaudatus, lobus kanan dan lobus kiri.
Lobus kanan dibagi menjadi 4 segmentum yaitu segmen V, VI, VII, VIII, lobus kiri menjadi
3 segmen yaitu II,III dan IV, serta segmen I adalah lobus kaudatus. Secara anatomis, vesica
fellea terletak di antara dua lobus hepar. Vesica fellea merupakan tempat penyimpanan asam
empedu yang berbentuk kantung piriformis yang dapat menampung sebanyak 30-50 mL
empedu. Vesica fellea terdiri dari empat bagian yaitu korpus, fundus, infundibulum dan
kolum. Korpus merupakan bagian terbesar, fundus membentang hingga 1 cm tepi bebas
hepar, infundibulum merupakan area transisional antara corpus dan kolum. Kantung
Hartmann merupakan penonjolan pada permukaan inferior infundibulum. Vesica fellea akan
berakhir pada duktus sistikus yang berdiameter 7 mm dan dengan mukosa yang memiliki
valvula spiralis (valves of Heister). Duktus sistikus akan mengalirkan empedu menuju duktus
koledokus, dimana duktus ini melalui caput pankreas akan berakhir pada sfingter Oddi yang
menembus dinding duodenum dan membentuk suatu bangunan yang disebut ampulla Vateri.
Batu empedu dapat tersangkut disini dan menyebabkan obstruksi duktus sistikus.
Hepar memiliki berbagai macam fungsi untuk menjaga tubuh dalam kondisi fisiologis.
Hepar memiliki fungsi dalam sintesis protein, sebagian besar protein diproduksi oleh
hepatosit yang nantinya akan digunakan oleh organ, jaringan dan sel lain. Protein yang
diproduksi antara lain: albumin, transferrin, seruloplasmin, haptoglobin, protein komplemen,
dan faktor koagulasi. Selain memproduksi protein, hepar juga memiliki fungsi dalam
metabolisme karbohidrat, lemak, regulasi besi, tembaga dan fungsi detoksifikasi.
Empedu memiliki dua fungsi utama, berfungsi dalam penyerapan lemak dan sebagai
sarana eksresi kolesterol, besi dan tembaga. Asam empedu merupakan komponen aktif utama
dari sekresi bilier.
Empedu disekresi oleh hepatosit melewati membran kanalikular ke dalam celah
kanalikular. Proses sekresi terjadi secara aktif dan pasif, dimana fase aktif yang akan
menghasilkan aliran empedu. Produk dari sekresi aktif dikenal sebagai primary solutes dan
dibentuk oleh asam empedu terkonjugasi, bilirubin terkonjugasi, glutathione, hormon steroid
konjugat. Zat yang dapat difiltrasi dihasilkan dari sekresi pasif yang diinduksi oleh tekanan
osmotik dan dikenal sebagai secondary solutes. Zat tersebut berisi terutama plasma, glukosa,
elektrolit , asam organic dengan berat molekul rendah dan kalsium.
Ketika makanan mulai dicerna di saluran pencernaan atas, kantung empedu akan
mengosongkan isinya terutama saat makanan berlemak memasuki duodenum. Mekanisme
pengosongan terjadi dengan adanya kontraksi ritmis dinding kantung empedu, tetapi agar
terjadi proses pengosongan yang lebih efektif dibutuhkan adanya relaksasi dari sfingter Oddi
yang akan mengarahkan pengeluaran cairan empedu menuju duodenum. Sekitar 94% dari
garam empedu yang telah disekresi akan diserap ke dalam darah dan kembali ke hepar,
ketika mencapai hepar hampir seluruh garam empedu diserap oleh hepatosit dan mengalami
resekresi. Sebagian kecil cairan empedu akan terbuang melalui feses dan akan digantikan
oleh produksi empedu baru dari hepar. Proses resirkulasi garam empedu ini disebut dengan
“sirkulasi enterohepatik”.

3. Kesimpulan
Struktur anatomi sistem pencernaan terdiri atas saluran yang berkesinambungan dan
terhubung satu sama lain (rongga mulut, faring, esofagus, lambung/gaster, usus besar, usus
halus, anus) serta organ-organ aksesoris, yaitu kelenjar ludah, hepar, pankreas, serta kelenjar
empedu. Traktus digestifus merupakan sistem organ yang berfungsi untuk mengambil
berbagai zat dari luar tubuh (air, mineral, nutrien, vitamin), memecah partikel-partikel besar
menjadi partikel kecil, dan mentransfer partikelpartikel tersebut dari lingkungan luar ke
dalam darah, untuk selanjutnya digunakan atau disimpan dalam sel. Ketika terjadi kelainan
atau gangguan pada organ tersebut maka dapat mengganggu mekanisme kerja dari organ
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai