Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem

pencernaan : Apendititis dan Ca Colon

1. Sebutkan dan jelaskan anatomi dan fisiologi dari sistem pencernaan


Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus

Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk system pencernaan
yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan sederhana
terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di
hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan
(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian
kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein
dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga
hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri
dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu
bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama
tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara
tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut
orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut
laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring
3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring
pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran
otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu kardia,
fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor
pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung dari
kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
5. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan
yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah
dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),
dan usus penyerapan (ileum).
a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus
dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung
melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.
b. Usus Kosong (Jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1- 2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus.
c. Usus Penyerapan (Illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam
empedu.
6. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama
organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens
(kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan
dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam
usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih
tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus
(Pearce, 1999).
2. Jelaskan definisi,etilogi serta tanda dan gejala dari apendititis
Definisi
Apendisitis adalah perdangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cacum). Infeksi ini biasanya
mengakibatnkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang pada umumnya berbahaya.
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering terjadi
Etiologi
Apendiks merupakan organ yang belum diketahui fungsinya tetapi menghasilkan
lender 1-2 mm/hari yang normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir
ke sekum. Hambatan aliran lender di muara apendiks tampaknya berperan dalam
pathogenesis apendiks.
Klasifikasi :
1. Apendiksitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan factor
pencetus lainnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selian itu hyperplasia
jaringan limpe, fikalit, (tinja atau batu), tumor apendiks, dan cacing askaris yang
dapat menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks karena parasit.
2. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan bawah yang
mendorong dilakukannya apendiktomi. Ini terjadi bila serangan apendisitis akut
pertama kali sembuh spontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali ke bentuk
aslinya karena terjadi fibrosis atau jaringan parut
3. Apendisitis kronik memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari
2 minggu. Radang kronik apendiks secara makroskopi dan mikroskopi ( (fibrosis
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial, atau lumen apendiks, adanya
jaringan parut, dan ulkus lama di mukosa).
Tanda dan Gejala
Tanda awal : nyeri mulai epigastrium/region umbilicus disertai mual dan anoreksia
 Nyeri pindah kekanan bawah (yang akan menetap dan di perberat bila berjalan atau
batuk)
 Nyeri ransangan peritoneum tidak langsung
 Nyeri pada kuadrat kanan bawah saat kuadrak kiri bawah ditekan
 Nyeri kanan bila tertekan sebelah kiri dilepaas
 Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam,berjal,mengedan
 Nafsu makan menurun
 Deman yang tidak terlalu tinggi
 Biasanya terdapat konstipasi, tap kadang-kadang terjadi diare.
Gejala-gejala pemulaan pada apendisitis nyeri atau perasaaan tidak enak sekitar umbilikus
diikuti oleh anoreksia, neusea, gejala ini umumnya berlangsung lebih dari 1-2 hari. Dalam
beberapa nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dan mungkin terjadi nyeri tekan sekitar
titik Mc.burney kemudian dapat timbul spasme otot dan nyeri lepas. Biasanya ditemukan
demam ringn dan leukosit meningkat bila rupture apendik terjadi nyeri seringkali hilang
secara dramatis untuk sementara.
Pathway

hiperplasia massa dari tumor cacing askari entamuba


facec apendiks makanan rendah histitistica
serat

Sumbatan fungsional apendiks

Pengosongan apeniks terhambat

Apeniks terlipat dan tersumbat

Muskus terperangkap dirilium apendika proses


implmasi pada apeniks

Infeksi peningkatan TIK

suhu tubuh perenggangan dining


apendiks
tekanan apendiks uler

iskemik apendiks

ulserasi pada apendiks

APENISITIS

Data Mayor dam Minor


1. Gangguan rasa nyaman
Subjektif Mayor
- Mengeluh tidak nyaman
Objektif Mayor
- Gelisah
Subjektif Minor
- Mengeluh sulit tidur
- Tidak mampu rileks
- Mengeluh kedinginan/kepanasan
- Merasa gatal
- Mengeluh mual
- Mengeluh lelah
Objektif Minor
- Menunjukan gejala distres
- Tampak merintih/menangis
- Pola eliminasi berubah
- Postur tubuh berubah
- Iritabilitas
2. Resiko ketidakseimbangan cairan
Faktor resiko
- Prosedur / pembededahan mayor
- Trauma/pendarahan
- Aferesis
- Asites
- Obstruksi intestinal
- Peradangan Pankreas
- Penyakit ginjal dan kelenjar
- Disfungsi intestinal
Kondisi klinis terkait
- Prosdur pembedahan mayor
- Penyakit ginjal dan kelenjar
- Perdarahan
- Luka bakar
3. Gangguan integritas kulit/jaringan
Objektif Mayor
- Kerusakan jaringan atau lapisan kulit
Objektif Minor
- Nyeri
- Pendarahan
- Kemerahan
- Hematoma
4. Resiko infeksi
Faktor resiko
- Penyakit kronis (mis.diabetes miletus)
- Efek prosedur invasif
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan organisme patoen lingkungan
- Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
1. Gangguan peristaltik
2. Kerusakan integritas kulit
3. Perubahan sekresi Ph
4. Penurunan kerja silaris
5. Ketuban pecah lama
6. Ketuban pecah sebelum waktunya
7. Meroko
8. Statis cairan tubuh
- Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
1. Penurunan hemoglobin
2. Imununpsupresi
3. Leukopenia
4. Supresi respon inflamasi
5. Vaksinasi tidak adekuat
Intervensi Keperawatan

DIAGNOSE NOC NIC


 KAJI TTV
NYERI SETELAH
ABDOMEN B/D DILAKUKAN  KAJI KELUHAN NYERI,
OBSTRUKSI INTERENSI TENTUKAN LOKASI
ATAU KEPERAWATAN
PERADANGAN SELAMA 3X24 JAM JENIS DAN
APENDIKS. DIHARAPKAN NYERI INTEGRITAS NYERI
BERKURANG :
UKUR DENGAN SKALA
 KLIEN
1-10
MENGUGKAPK
 JELASKAN PENYEBAB
AN RASA
RASA NYERI, CARA
NYERI
MENGURANGI
BERKURANG
 JELASKAN PENYEBAB
 WAJAH DAN
RASA NYERI
POSISI TUBUH
 BERIKAN POSISI ½
TAPAK RILEKS
DUDUK UNTUK
 SKALA NTYERI
MENGURANGI
BERKURANG
PENYEBAB INFEKSI
 TTV DALAM
PAA ABDOMEN
BATAS
 AJARKAN TEHNIK
NORMAL
RELAKSASI
 KOMPRES ES PADA
DAERAH SAKIT
UNTUK MENGURANGI
NYERI
 ANJURKAN KLIEN
UNTUK TIDUR PADA
POSISI NYAMAN
 PUASA MAKAN DAN
MINUM APABILA
AKAN MELAKUKAN
TINDAKAN
 CIPTAKAN
LINGKUNGAN YANG
TENANG
 LAKSANAKAN
PROGRAM MEDIC
 PANTAU EFEK
TERAPIUTIK DAN NON
TERAPIUTIK DARI
PEMBERIAN
ANALGETIK

Setelah dilakukan Manajemen cairan :


RESIKO
KEKURANGAN intervensi keperawatan
 Tentukan jumlah dan
VOLUME 3x24 jam diharapkan
CAIRAN B/D jenisintake/asupan cairan
MUAL, MUNTAH cairan dan eletrolit dalam
serat serta kebiasaan
keadaaan seimbang.
eliminasi
Criteria  Periksa turgor kulit dengan
memegang jaringan sekitar
 Keparahan mual
tulang
dan muntah
 Tentukan factor-faktor
 STATUS
resiko yang mungkin
NUTRISI :
menyebabkan
ASUPAN
ketidakseimbangan cairan
MAKANAN
DAN CAIARAN

 PANTAU LUKA
KERUSAKAN SETELAH DIERIKAN
INTEGRITAS TINDAKAN PEMBEDAHAN DAN
KULIT B/D LUKA KEPERAWATAN TANDA PERADAGAN :
PEMBEDAHAN SELAMA 3X24 JAM
DIHARAPINTEGRITAS EDEMA KULIT
KULIT BAIK: KEMERAHAN,
KRITERIA:
BENGKAK, CAIRAN
 LUKA INSI
YANG KELUAR,
SEMBUH
WARNA JUMLAH DAN
TANPA
KARAKTERISTIK.
ADANYA
 RAWAT LUKA SECARA
INFEKSI
STERIL
 LEUKOSIT
 BERI ANTIBIOTIKA
NORMAL
SESUAI PROGRAM
MEDIC
 PANTAU TANDA DAN
RESIKO INFEKSI SETELAH DIBERIKAN
PERAWATAN PASIEN GEJALA INFEKSI
AKAN  KAJI FACTOR YANG
MENUNJUKKAN:
DAPAT
 FACTOR
MENINGKATKAN
RESIKO
KERENTANAN
INFEKSI AKAN
TERHADAP INFEKSI
MENGHILANG
 PANTAU HASIL
DIBUKTIKAN
LABORATORIUM
DENGAN
 AMATI PENAMPILAN
PENGENDALIA
HYGIENE
N RESIKO
KOMUNITAS,
PENYAKIT
MENULAR,
STATUS IMUN,
KEPARAHAN
INFEKSI,

3. Jelaskan definisi,etiologi serta tanda dan gejala Ca Colon


Definisi
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh,
dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 :
268).Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal
akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan.
Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker
(cancer). (SylviaA Price, 2005).
Karsinoma rekti didefinisikan sebagai keganasan yang muncul pada rektum, yang
sebagian besar adalah tumor ganas. Jenis keganasan terbanyak pada rektum adalah
Adenokarsinoma. Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan
rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel
epitel yang tidak terkendali. Karsinoma rekti merupakan keganasan visera yang sering
terjadi yang biasanya berasal dari kelenjar sekretorik lapisan mukosa sebagian besar
kanker kolostomy berawal dari polip yang sudah ada sebelumnya. Karsinoma Rektum
merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar, yang tumbuh ke dalam lumen
dan dapat dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular (Price and Wilson,
1994, hal 419).
Kanker usus besar-dubur (colon rektal) adalah kanker yang menyerang daerah usus
besar sampai dengan dubur.perkembangan kanker ini saat lambat, sehingga sering
diabaikan oleh penderita. Pada stadium dini, sering kali tidak ada keluhan dan tidak ada
rasa sakit yang berat. Biasanya , penderita datang kedokter setelah timbul rasa sakit yang
berlebihan sudah pada stadium lanjut, sehingga sulit diobati. Kemungkinan terkena kanker
usus besar, dubur antara pria dan wanita adalah sama besar. Di indonesia, orang yang
sering terserang kanker ini adalah mereka yang berusia sekitar 30 tahun dan 60 tahun.
Meskipun demikian, kanker usus besar dubur bisa mulai menyerang orang pada usia muda
sampai usia lanjut (Mangan,2003)
Etiologi
Penyebab nyata dari kanker kolon tidak diketahui dengan pasti,tetapi faktor resiko telah
teridentifikasi.
Faktor resiko untuk kanker kolon :
- Riwayat kanker pribadi, orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat
terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat
kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat
risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
- Riwayat kanker colorectal pada keluarga, jika mempunyai riwayat kanker
colorectal pada keluarga, maka kemungkinan akan terkena penyakit ini lebih besar,
khususnya jika mempunyai saudara yang terkena kanker pada usia muda.
Riwayat penyakit usus inflamasi kronis.
- Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-
buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
- Faktor predisposisi yang penting adalah faktor gaya hidup, orang yang merokok,
atau menjalani pola makan yang tinggi lemak seperti lemak jenuh dan asam lemak
omega-6 (asam linol) dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko
yang lebih besar terkena kanker colorect.
Etiologi lain :
- Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin
serta gelombang elektromagnetik.
- Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi
dan kambing serta tranfusi darah.
- Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi
asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
- Obesitas.
- Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau
pengemudi kendaraan umum
- Polip di usus (Colorectal polyps), polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam
kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian
besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat
menjadi kanker.
- Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn, orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama
bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar.
- Usia di atas 50, kanker colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang
semakin tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis
setelah usia 50 tahun ke atas.
Tanda dan Gejala
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi,
perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan
keluhan yang umum terjadi.Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala
tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
 Gejala lokalnya adalah :
 Perubahan kebiasaan buang air
 Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah
(diare)
 Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa
keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya
adalah ciri khas dari kanker kolorektal
 Perubahan wujud fisik kotoran/feses
 Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat
buang air besar
 Feses bercampur lendir
 Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya
perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
 Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi
akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
 Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
 Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat
tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti
kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll),
vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-
gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan
semakin luas penyebarannya
 Gejala umumnya adalah :
 Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling
umum di semua jenis keganasan)
 Hilangnya nafsu makan
 Anemia, pasien tampak pucat
 Sering merasa lelah
 Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
 Gejala penyebarannya adalah :
 Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala penderita tampak kuning
 Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
 Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
 Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan
peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Data Mayor dan Minor


1. Gangguan rasa nyaman nyeri
Subjektif Mayor
- Mengeluh tidak nyaman
Objektif Mayor
- Gelisah
Subjektif Minor
- Mengeluh sulit tidur
- Tidak mampu rileks
- Mengeluh kedinginan/kepanasan
- Merasa gatal
- Mengeluh mual
- Mengeluh lelah
Objektif Minor
- Menunjukan gejala distres
- Tampak merintih/menangis
- Pola eliminasi berubah
- Postur tubuh berubah
- Iritabilitas
2. Defisit nutrisi
Objektif Mayor
- Berat badan menurun 10% dibawah rentang ideal
Subjektif Minor
- Cepat kenyang setelah makan
- kram abdomen
- Nafsu makan menurun
Objektif Minor
- Bising usus hiperaktif
- otot pengunyah lemah
- otot menelan lemah
- membran mukosa pucat
- sariawan
- serum albumin turun
- rambur rontok berlebih
- diare

Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dari Rencana Rasional


o keperawatan kriteria hasil Tindakan
1. Nyeri Tujuan : -       Evaluasi R : sediakan
berhubungan pasien rasa sakit informasi
dengan insisi mengatakan secara mengenai
pembedahan bahwa rasa reguler, catat kebutuhan/efektivit
nyeri telah karakteristik, as intervensi
terkontrol lokasi dan R : dapat
atau hilang. intensiltas (0- mengindikasikan
Criteria hasil : 10) rasa sakit akut dan
pasien -Ajarkan keidaknyamanan
tampak rileks, tehnik
dapat relaksasi
beristirahat / distraksi : 1. R : pahami
tidur dan Mendengarka penyebab
melakukan n music ketidaknyamanan ,
pergerakan 2. melihat tv sedangkan
yang berarti 3. membaca jaminan emosional
sesuai buku R : respirasi
toleransi. -      Observasi mungkin menurun
tanda-tanda pada pemberian
vital, narkotik, dan
perhatikan mungkin
takikardi, menimbulkan
hipertensi dan efek-efek
peningkatan sinergestik dengan
pernapasan, zat-zat anastesi.
bahkan jika
pasien
menyangkal
adanya rasa
sakit.
-          Berikan
iinformasikan
mengenai sifat
ketidaknyama
nan, sesuai
kebutuhan
-         
Observasi
efek analgetik
2. Ketidakseimban Tujuan : klien -             Kaji R : menganalisa
gan nutrisi mampu sejauh mana penyebab
kurang dari mempertahan ketidakadekua melaksanakan
kebutuhan b/d kan & tan nutrisi intervensi.
mual muntah meningkatkan pasien R : mengawasi
intake nutrisi. -               kefektifan secara
Criteria hasil : Timbang berat diet
-          klien badan sesuai R : tidak memberi
akan indikasi rasa bosan dan
memperlihatk -               pemasukan nutrisi
an perilaku Anjurkan dapat di tingkatkan
mempertahan makan sedikit R : dapat
kan atau tapi sering mengurangi mual
meningkatkan dan
berat badan -               menghilangkan
dengan nilai Tawarkan gas.
laboratorium minum saat R : Menstimulasi
normal. makan bila nafsu makan dan
-          Klien toleran mempertahankan
mengrti dan intake nutrisi yang
mengikuti -               adekuat.
anjuran diet kOlaborasi
-          Tidak dengan ahli
ada mual / gizi pemberian
muntah. makanan
yang
bervariasi

Pathway
Kolitis
merokok ulseratif, Kanker
Faktor obesitas Konsumsi makanan
\ genetik
penyakitk payudara,rahim/o
yg rendah serat
olon varium/masa lalu
,banyak lemak &
KANKER KOLON protein

Perubahan Resiko
Polip metaplasia infeksi
adenomatosa
Kontak agen pada dinding
kolon
MK : nyeri

MK : Kerusakan
Intelorensi jaringan Invasi jaringan &
MK : Resiko MK :
aktivitas vaskular lokal efek kompresi
tinggi injuri Gangguan
oleh tumor
konsep diri

Kompresi anoreksia Intervensi Respon Intervensi


saraf lokal radiasi & psikologis bedah
kemoterapi kolektomi

Asupan nutrisi
tidak adekuat
MK :
Nyeri
kecemasan
dangkal
pemenuhan
informasi

MK aktual/resiko
ketidak
Respon seimbangan nutrisi Perubahan Pasca bedah
serabut kurang dari intake nutrisi
lokal kebutuhan

Krusakan jaringan Luka pasca


lunak pascabedah Port de entree
bedah

Anda mungkin juga menyukai