Anda di halaman 1dari 20

10

LAPORAN PENDAHULUAN
KOLIK ABDOMEN

A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal, Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya
normal. (Amin Huda: 2015)
Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang
timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut).
Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ di dalam perut
(mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan
dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). (Hardi Kusuma: 2015)
Kolik abdomen merupakan nyeri yan gdapat terlokalisasi dan
dirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total baik oragan tubuh
berongga atau organ yang terlibat tersebut dipengaruhi peristaltik.
(gilroy, 2013).
Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara
tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang
sangat ringan sampai yang bersifat fatal. (Amin Huda: 2015).

2. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.

10
11

Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar


saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Gambar 2.1 Anatomi system pencernaan


a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan
dan air pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan
umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap
yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih
rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong
oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
12

(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri


secara langsung.  Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis.
b. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema
melintang mulut, hidung, faring, dan laring Didalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas tulang belakang, Keatas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata
yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam
lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring
pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus dibagi
menjadi tiga bagian:
1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3) Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu: Kardia, Fundus,
Antrum
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan
13

menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya


kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting Lendir, Asam klorida (HCl),
Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
e. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding
usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta.
1) Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.
2) Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
3) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu.
14

f. Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus
antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah
menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
1) Kolon asendens (kanan)
2) Kolon transversum
3) Kolon desendens (kiri)
4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
g. Usus Buntu (Sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam
istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan
karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
h. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada
usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang
umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks
pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
i. Rektum dan Anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”)
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di
15

dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan


keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan
terjadi.
j. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki
dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta
beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus
dua belas jari).
k. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran
penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam
pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya
dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
l. Kandung Empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ
berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang
dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang
kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap –
bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan
usus dua belas jari melalui saluran empedu.
16

3. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang
berdekatan karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus
di dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi
usus tidak dapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam
darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
4. Klasifikasi
Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, visceral
dimana intervasi berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap
distensi dan kontraksi otot, bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka
karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar,
dan cenderung beralih ke area dengan struktur embrional yang sama.
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya
serangan dan lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang
kemudian dibagi lagi atas kasus bedah dan non bedah (pediatrik).
Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur penderita, yang di
bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat
17

dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar


gastrointestinal.
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2
golongan: organik (fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya
harus dicari dulu penyebab organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan
kemungkinan penyebab psikogenik . Cara pendekatan seperti ini tentu
akan banyak memakan waktu dan biayaPada umumnya batu empedu
dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Tipe kolesterol.
b. Tipe pigmen empedu.
c. Tipe campuran.
Batu kolesterol terjadi akibat gangguan hati yang
mengekskresikan kolesterol berlebihan hingga kadarnya diatas nilai
kritis ke larutan kolesterol dalam empedu.
Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke
dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi
bilirubin bebas yang mungkin dapat menjadi Kristal kalsium bilirubin.
(amin huda:2015)
5. Patofisiologi
Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus
seoanjang traktus intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang
timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal
yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung
empedu, radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu
empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen
yang dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba
dan berlangsung kurang daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri
perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala
gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal
dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan
dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada
18

lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian


nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari tempat lain. Oleh
karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri
tersebut atau sekunder dari tempat lain.(Gilroy: 2013)
6. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana – usus halus atas
 Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu   awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
b. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit
atau tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi
“hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
c. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul
terakhir, kemudian terjadmuntah (fekulen), peningkatan bising usus,
nyeri tekan difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
f. Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus
menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah
samar.
7. Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)
19

d. Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian
sel/jaringan. Gangren kandung  empedu, saluran empedu dan
pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut.
e. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke
seluruh tubuh melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat
menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.
f. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ.
Batu empedu mengerosi dinding kandung empedu atau salurang
empedu, menimbulkan saluran baru ke lambung, usus dan rongga
perut.
g. Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga
perut yang steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu
fistula ke rongga perut.
h. Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila
batu berukuran cukup  besar.(Amin huda: 2015)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmoid yang tertutup.
c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah;
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh
lipatan usus.
d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik. (Amin huda: 2015)
20

9. Penatalaksanaan
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
b. Terapi Na+, K+, komponen darah
c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke
area penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif
dengan pasien berbaring miring ke kanan.
f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena
obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi.
h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko.
j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai
prosedur kedua.
(Amin huda: 2015)
21

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Amin Huda (2015) dalam buku Aplikasi Nanda dan
NIC-NOC tinjauan ulang catatan prenatal adanya indikasi untuk
kelahiran normal adalah sebagai berikut :
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status
perkawinan, Terdapat juga identitas penanggung jawab misal suami.
b. Status kesehatan saat ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini
c. Kebutuhan Dasar Khusus
1) Pola nutrisi
Nafsu makan meningkat, kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg
2) Pola eliminasi/sistem urogenital
a) Konstipasi , tidak mampu berkemih, retensi urine.
b) Edema pada kandung kemih , uretra dan meatus urinarius
terjadi karena trauma.
c) Pada fungsi ginjal : proteinuria,diuresis mulai 12 jam
3) Pola personal Hygiene
Bagaimana frekuensi personal hygien klien, seperti mandi, pral
hygiene, maupun cuci rambut.
4) Pola istirahat dan tidur
Kurang tidur, mengantuk
5) Pola Aktivitas dan latihan
Terganggu karena nyeri
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun
ketergantungan obat.
7) Seksualitas / reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri
8) Peran
22

Perubahan peran sebagai ibu


9) Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) GCS
b) Tingkat Kesadaran
c) Tanda-tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit, Jam II : tiap 30 menit, Jam III : tiap 4
jam, Setelah 24 jam : 8 jam
d) Berat badan
e) Tinggi badan
2) Head to toe
a) Kepala
Memeriksakan apakah terjadi edema pada wajah
b) Wajah
Memeriksakan apakah kongjungtiva pucat, apakah skelera ikterus.
c) Leher
1. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada
kelenjar tiroid membear, pembuluh limfe, pelebaran vena
jungularis.
d) Thoraks
1. Payudara
a. Terdapat perubahan payudara , payudara membesar.
Putting mulai erektil,
2. Jantung
a. Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu.
e) Abdomen
1. Memeriksakan bising usus pada empat kuadran
23

2. Memeriksakan fundus uteri,konsistensi, kekuatan kontraksi,


posisi, tinggi fundus.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilalan klinis tentang
respon individu, keluarga. atau kornunitas terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan
memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan dimana perawat bertanggung gugat.
Menurut Amin Huda, 2015 diagnosa keperawatan yang lazim
muncul pada kasus Kolik Abdomen adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan
kontraksi organ)
b. Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri karena tarikan,
kontraksi berlebihan.
24

3. Pathway

KOLIK ABDOMEN

Apendisitis akut Kehamilan ektopik


Kolesistitis akut Hernia strangulate Aneurisma yang pecah
Pancreatitis akut Hernia inkarserata Pendarahan limpa, hati
Volvulus usus Perforasi organ dalam

Peradangan Perdarahan
Obstruktif

Hambatan pasase dalam Peningkatan


RESIKO INFEKSI
organ regangan/tarikan, organ,
kontraksi berlebih

Mual, muntah Peningkatan tekanan intra


Merangsang peritoneum
luminer
viseral
RESIKO
DEFISIT VOLUME
CAIRAN Penurunan aliran darah Nyeri viseral

Hipoksia jarinagn dinding GANGGUAN RASA


saluran NYAMAN NYERI

Peningkatan metabolism
anaerob

Penumpukan asam laktat

NYERI

Gelisah gerak paksa

RESIKO CIDERA
25

4. Rencana Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan

kontraksi organ)

Tabel 2.1 Intervensi nyeri akut


Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi
(NIC)
Paint level Manajemen Nyeri
Pain control Definisi : mengurangi nyeri
Comfort level dan menurunkan tingkat nyeri
Criteria hasil: yang dirasakan pasien.
1. Mengenali faktor penyebab Intervensi :
2. Mengenali onset (lamanya 1. lakukan pengkajian nyeri
sakit) secara komprehensif
3. Menggunakan metode termasuk lokasi,
pencegahan karakteristik, durasi,
4. Menggunakan metode frekuensi, kualitas dan
nonanalgetik untuk faktor presipitasi
mengurangi nyeri 2. gunakan teknik komunikasi
5. Menggunakan analgetik terapeutik untuk
sesuai kebutuhan mengetahui pengalaman
6. Mencari bantuan tenaga nyeri pasien
kesehatan 3. kaji kultur yang
7. Melaporkan gejala pada mempengaruhi respon
tenaga kesehatan 4. evaluasi pengalaman nyeri
8. Menggunakan sumber- masa lampau
sumber yang tersedia 5. kontrol lingkungan yang
9. Mengenali gejala-gejala dapat mempengaruhi nyeri
nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
26

6. kurangi faktor presipitasi


7. berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
9. tingkatkan istirahat
10. kolaborasikan dengan
dokter jika keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
ANALGETIC
ADMINISTRATION
1. tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. pilih analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
4. tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri

b. Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi


27

Tabel 2.4 Intervensi resiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Immune status Kontrol infeksi
Knowledge: infection control Definisi: meminimalkan
Risk control mendapatkan infeksi dan
criteria hasil: transmisi agen infeksi
1. tidak didapatkan infeksi Intervensi :
berulang 1. Bersihkan lingkungan setelah
2. tidak didapatkan tumor dipakai pasien lain
3. status respirasi sesuai yang 2. Cuci tangan sebelum dan
diharapkan sesudah tindakan keperawatan
4. temperatur badan sesuai yang 3. Tingkatkan intake nutrisi dan
diharapkan cairan
5. tidak didapatkan fatigue 4. Berikan terapi antibiotik bila
kronis perlu
6. reaksi skintes sesuai paparan 5. Observasi dan laporkan
7. Mendeskripsikan proses tanda dan gejal infeksi
penularan penyakit seperti kemerahan, panas,
nyeri, tumor
6. Istirahat yang adekuat
7. Kaji warna kulit, turgor dan
tekstur, cuci kulit dengan
hati-hati
8. Ajarkan klien dan anggota
keluarga bagaimana
mencegah infeksi

c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri karena tarikan

berlebihan
28

Tabel 2.5 intervensi gangguan rasa nyaman


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Ansiety Anxiecty Reduction (Penurunan
Fear leavel kecemasan)
Sleep deprivation 1. Gunakan pendekatan yang
Comfort, readiness for menyenangkan
enchanced 2. Nyatakan dengan jelas
Kriteria hasil: harapan terhadap pelaku
1. Mampu mengontrol pasien
kecemasan 3. Jelaskan semua prosedur dan
2. Status lingkungan yang apa yang disarankan selama
nyaman prosedur
3. Mengontrol nyeri 4. Pahami perspektif pasien
4. Kualitas tidur dan istirahat terhadap situasi stres
adekuat 5. Temani pasien untuk
5. Agresi pengendalian diri memberikan keamanan dan
6. Respon terhadap pengobatan mengurangi rasa takut
7. Control gejala 6. Dorong keluarga untuk
8. Status kenyamanan menemani anak
meningkat 7. Identifikasi tingkat
9. Dapat mengontrol ketakutan kecemasan
10. Support social 8. Bantu pasien mengenai
11. Keinginan untuk hidup situasi yang menimbulkan
kecemasan
9. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
10. Intruksikan pasien
menggunakn teknik relaksasi
11. Berikan obat untuk
29

mengurangi keceamasan
(Amin huda: 2015)

5. Implementasi

Implementasi merupakan kegiatan dari tahap proses

keperawatan, implementasi mencakup empat aspek yaitu observasi,

tindakan mandiri, health education (HE), dan kolaborasi. Implementasi

yang dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan dan

disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien.

6. Evaluasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(peningkatan kontraksi organ) teratasi.

b. Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi teratasi.

c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri karena

tarikan, kontraksi berlebihan teratasi

Anda mungkin juga menyukai