Anda di halaman 1dari 9

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari


mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.

A. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah
akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.

B. Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring Didalam lengkung faring
terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama
koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari:

1. Bagian superior

Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga

2. Bagian media

Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas
kedepan sampai diakar lidah

3. Bagian inferior

Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.

C. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan
dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani:
οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus
dibagi menjadi tiga bagian:

1. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

2. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

3. Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari
3 bagian yaitu

1. Kardia.

2. Fundus.
3. Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter),
yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan,
yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

1. Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.

2. Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan
usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan
otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan
(ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan
bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama
duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus
dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune
yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton,
jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

F. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

1. Kolon asendens (kanan)

2. Kolon transversum

3. Kolon desendens (kiri)

4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-
zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare.

G. Usus Buntu (Sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora
memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau
hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai
cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang
(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang
lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang
umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal
dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu
sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang
lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

J. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas
jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :


1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke


dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

K. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai
fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran
penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan
glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang
penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai
dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-
zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

L. Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan
karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

https://tedjho.wordpress.com/2012/06/04/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan/
Terminologi Medis pada Sistem Digestif

1. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal
rendah.
2. Appendisitis adalah peradangan pada umbai cacing, insiden terjadi pada Pria lebih cenderung
terkena appendiksitis dibanding wanita. Appendiksitis lebih sering menyerang pada usia 10
sampai 30 tahun.
3. Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas, organ yang mengeluarkan enzim pencernaan
dalam saluran pencernaan, dan sekaligus mensintesis dan mensekresi insulin dan glukagon.
4. Appendiksitis perforasi adalah merupakan komplikasi utama dari appendiks, dimana
appendiks telah pecah sehingga isis appendiks keluar menuju rongga peinium yang dapat
menyebabkan peritonitis atau abses.
5. Appendiktomi adalah pengangkatan terhadap appendiks terimplamasi dengan prosedur atau
pendekatan endoskopi.
6. Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020) dan
seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan emgirasi
7. Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
8. Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina
yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).
9. Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel-sel mastoid yang terletak pada tulang
temporal
10. Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomerulus, yaitu organ kecil di ginjal yang
berfungsi sebagai penyaring.
11. Distensi abdominal merupakan peningkatan tekanan abdomen yang menghasilkan
peningkatan tekanan dalam perut dan menekan dinding perut
12. Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang menrupakan inflamasi akut dinding kandung
empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.
13. Nausea adalah suatu perasaan yang tidak nyaman didaerah epigastrik, cukup sukar
untuk membuat definisi yang sempurna.
14. Kolitis adalah penyakit berupa peradangan usus besar yang menyebabkan gejala nyeri,
meradang, diare dan perdarahan anus.
15. Ascites Akumulasi adalah (terkumpulnya) cairan pada rongga peritoneum
16. Aphagia adalah Kehilangan kemampuan untuk menelan
17. Bulimia adalah Suatu kondisi yang ditandai dengan kelaparanyang tidak pernah puas,
kemudian akan menginduksi muntah.
18. Dysentry (Disentri) Infeksi usus halus oleh bakteri, virus, dan mikrobayang menyebabkan
inflamasi.
19. Gastroesophagial reflux disease (GERD)adalah Terjadinya reflux atau adanya kandungan
lambung pada esofagus.
20. Melena adalahFeses abnormal (bercampur darah).
21. Pruritus ani adalah Kondisi yang sangat gatal di sekitar anus.
22. Anoreksia nervosa adalahHilangnya nafsu makan yang disertai denganperasaan takut untuk
menjadi gemuk yangberlebihan.
23. Enteritis adalah peradangan pada usus halus
24. Tenesmus adalah nyeri akibat peregagan pada pergerakan usus
25. Peritoneum adalah selaput pembungkus rongga perut
26. Peritoneum parietale adalah selaput yang melapisi dinding abdomen
27. Peritoneum viscerall adalah selaput yang melapisi seluruh permukaan organ dalam abdomen
28. Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum
29. Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba
30. Diverticulitis adalah penyakit pencernaan yang terjadi di usus besar
31. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis
perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan.
32. Periodontitis adalah peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi yang lebih
dalam.
33. Oesophagitis adalahsuatu peradangan pada lapisan esofagus
34. Duodenitis adalah peradangan pada usus dua belas jari, bagian pertama dari usus halus.
35. Dyspepsia adalah penyakit yang menyerang usus dan mengindikasikan abnormalitas dalam
sistem pencernaan. Dyspepsia lebih sering dikenal dengan nama indigestion (gangguan
pencernaan).
36. Parotitis (gondong), yaitu gangguan pada kelenjar parotid yang membengkak. Gangguan ini
disebut juga penyakit gondong.
37. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis
perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan.
38. Periodontitis adalah peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi yang lebih
dalam. Penyakit ini bersifat progresif, biasanya dijumpai antara usia 30-40 tahun dan bersifat
irreversible atau tidak dapat kembali normal seperti semula, yaitu apabila tidak dirawat dapat
menyebabkan kehilangan gigi dan bila gigi tersebut sampai hilang atau tanggal berarti terjadi
kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di dalam rongga mulut seumur hidup.
39. Pengobatan intravena, yaitu pengobatan yang dilakukan melalui pembuluh darah vena
40. Gastritis adalah peradangan pada gaster (lambung)
41. Duodenitis adalah peradangan pada usus dua belas jari, bagian pertama dari usus halus.
42. Appendicitis/radang usus buntu adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan
yang menyerang Appendix yaitu sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus
besar yang terletak di sebelah kanan bawah rongga perut.
43. Hyperplasia adalah pembesaran jaringan limfoid.
44. Hernia adalah pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dindingperut. Cacat ini
menyebabkan peninjolan dari dinding perut.atau yang lebih dikenal dengan turun berok,
adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut.
45. Peritoneum merupakan selapis sel mesotelium komplek dengan membran basalis yang
ditopang oleh jaringan ikat yang kaya akan pembu-luh darah.
46. Kanker Peritoneal adalah kanker langka yang berkembang di peritoneum
47. Enteritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada usus halus yang
biasanya disertai diare.
48. Kolitis adalah penyakit berupa peradangan usus besar yang menyebabkan gejala nyeri,
meradang, diare dan perdarahan anus.
49. Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin racun-racun yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan yang dimakan,, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi.
50. Varises adalah pembesaran pembuluh vena
51. Malabsorpsi adalah suatu kondisi di mana nutrisi termasuk karbohidrat, protein, lemak, air,
elektrolit, mineral, dan vitamin yang tidak efektif diserap oleh mukosa usus, mengakibatkan
ekskresi pada tinja.
52. Prodromal : gejala awal suatu penyakit
53. Ikterus : kenaikan kadar bilirubin dlm darah dengan gejala pada kulit,skelea,dan membran
mukosa yg kuning.
54. Malaise : kegelisahan tubuh yg ringan,lesu,yg mendahului timbulnya keadaan sakit yg lebih
gawat.
55. Mialgia : nyeri otot
56. Splenomegali : pembengkakan atau pembesaran limfa secara abnormal
57. Pruritus :
58. Koleskintigrafi : suatu metode menggunakan agen radioaktif IV
59. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah
kandungan air dalam struktur geologi.
60. penurunan peristaltic : perihal gelombang kontraksi berturut-turut pd alat pencernaan yg
mendorongsisa makanan ke arah anus
61. interferon : peristiwa terjadinya proses replikasi jenis virus tertentu pd sel atau jaringan
62. Analog nukleotida: obat penting pada pengobatan kanker, infeksi virus, penyakit otoimun,
dan kelainan genetic
63. Invasi : peristiwa masuknya kuman,serangan ,/penyakit ke dalam tubuh
64. oral fekal : melalui makanan yg terkontaminasi oleh tinja yg terinfeksi.
65. Gastrektomi : pengangkatan sebagian atau seluruh lambung (melalui pembedahan)
66. Piloroplasti : operasi pelebaran saluran pilorus
67. vagotomi : pemotongan terhadap nervus vagus dengan cara bedah
68. Hepatobilier : obstruksi empedu
69. Steatorhoe : berbau
70. Anorexia : tidak adanya nafsu makan
71. Echymosis : memar
72. Hematuria : terdapatnya darah dalam urin
73. Hyperfigmentasi : penggelapan area kulit atau kuku yang disebabkan oleh melanin
meningkat.
74. Flatulence : keadaan mengembangnya lambung atau usus karena udara/gas
75. Hypokalsemia : rendahnya kadar kalsium dalam darah
76. Neuritis :radang urat saraf
77. Edema periper : pembengkakan jaringn karena kandungan cairan bertambah
78. Hypoproteinemia :Menurunnya jumlah protein darah
79. Kolelitiasis/koledokolitiasisadalah adanya batu di kandung empedu, atau pada saluran
kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol.
80. Kolangitis : adanya radang pada saluran empedu.
81. Kolesistitis: adanya radang pada kandung empedu.
82. Diabetes Mellitus adalah sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan
dan suplai insulin.
83. IDDM adalah diabetes yang tergantung pada insulin, pankreas menghasilkan sedikit insulin
atau sama sekali tidak menghasilkan insulin, destruksi sel Beta, defisiensi insulin absolute
84. Diabetes gestasional adalah keadaan sementara pada ibu hamil dimana tubuh tidak
memproduksi cukup banyak insulin untuk zat gula dalam tubuh selama kehamilan.
85. Glycosuria adalah Sering buang air kecil
86. Hipertyroid adalah pembesaran kelanjar tiroid
87. Hipotiroid adalah tingkat pengurangan hormon tiroid (tiroksin). Yaitu suatu keadaan di mana
kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan sedikit tiroksin.
88. Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan
kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak.
89. Parotitisadalah penyakit karena infeksi virus mumps yang menyerang beberapa lokasi
diantaranya kelenjar ludah di bawah lidah, kelenjar ludah di bawah rahang dan dibawah
telinga.
90. Hipoparatiroidisme adalah rendahnya kadar kalsium dalam darah, sering menyebabkan kram
dan berkedut otot atau tetani (kontraksi otot tak sadar).

https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/07/01/terminologi-medis-pada-sistem-digestif/

Anda mungkin juga menyukai