Anda di halaman 1dari 23

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Rulisiana Widodo, S.ST


BAB XIV.
PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM
GENITOURINARIUS (N00-N99)
KECUALI:
Penyakit-penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berawal pada masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Gejala, tanda, temuan klinis dan laboratoris abnormal, nec (R00-R99)
Cedera, keracunan dan akibat lain penyebab eksternal injury (S00-T98)
BLOK-BLOK PADA BAB INI
 N00-N08 Penyakit-penyakit glomerulus
 N10-N16 Penyakit-penyakit tubulo-interstitial ginjal
 N17-N19 Kegagalan ginjal
 N20-N23 Urolithiasis
 N25-N29 Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter
 N30-N39 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
 N40-N51 Penyakit-penyakit organ-organ genital pria
 N60-N64 Kelainan-kelainan mammae
 N70-N77 Penyakit-penyakit peradangan organ
panggul wanita
 N80-N98 Kelainan-kelainan bukan-radang pada organ
panggul wanita
 N99 Kelainan-kelainan lain saluran genitourinarius
ORGAN GENITAL PRIA
Asal-usul Istilah
Balano – glans
Orchido - testis
Deferens – membawa pergi
Semen – benih
Vas - saluran
Istilah Anatomik
 Penis, berfungsi sebagai alat senggama dan sebaga
saluran untuk menyalurkan sperma dan air seni.
 Glans, adalah bagian depan atau kepala penis. Glan
banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.
 Foreskin (preputium), adalah kulit yang menutup
bagian glans. Sunat adalah suatu kebiasaan d
beberapa negara. Sunat dianjurkan karena
memudahkan membersihan penis sehingga
mengurangi kemungkinan terkena infeksi.
 Kandung Kencing, adalah tempat penampungan
sementara air yang berasal dari ginjal (air seni).
 Uretra (saluran kencing), yaitu saluran untuk
mengeluarkan air seni dan air mani.
Istilah Anatomik
 Kelenjar Prostat, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan
yang berisi zat makanan untuk menghidupi sperma.
 Vesikula Seminalis, fungsinya adalah menampung sperma
yang telah matang.
 Vas Deferens (saluran sperma), yaitu saluran yang
menyalurkan sperma dari testis menuju vesicle seminalis.
Panjang Vas deferens sekitar 45 cm dengan diameter
sekitar 2,5 mm.
 Prostate – organ yang dilewati oleh urethra dan duktus
ejakulatorius
 Epidydimis, yaitu saluran-saluran yang lebih besar dan
berkelok-kelok yang membentuk bangunan seperti topi.
Sperma yang dihasilkan oleh saluran-saluran testis yang
kecil akan berkumpul di Epidydimis.
Istilah Anatomik
 Testis (pelir), berjumlah dua buah untuk mereproduksi sperma
setiap hari dengan bantuan testosteron. Testis berada di luar
tubuh karena pertumbuhan sperma membutuhkan suhu yang
lebih rendah daripada suhu tubuh.
 Scrotum, adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna
gelap dan berlipat-lipat. Scrotum adalah tempat bergantungnya
testis. Scrotum mengandung otot-otot polos yang mengatur jarak
jauh testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis
agar relatif tetap.
 Tulang kemaluan, terletak di depan kandung kencing.
 Rambut kemaluan, berfungsi untuk menyaring kotoran agar
tidak langsung menempel pada kulit kemal
Istilah Simptomatik
 Azoospermia – semen tanpa sperma hidup
 Oligospermia – jumlah produksi dan pengeluaran sperma
sedikit
 Prostatismus – penyempitan leher bladder oleh prostat yang
hipertrofi
 Strangury – urinasi nyeri, menetes, akibat kontraksi spasme
bladder dan urethra
Istilah Diagnostik
 Prostatitis – radang kelenjar prostat
 Orchitis – radang testis
 Anorchysm – testis tidak ada
 Polyorchism – testis lebih dari dua
 Cryptorchism – testis yang penurunannya tidak
sempurna
 Ectopy of testicle – testis di luar jalur penurunannya
 Epididymitis – radang epididymis
 Hydrocele – penumpukan cairan, bisa pada tunica
vaginalis atau spermatic cord
 Varicocele – pelebaran vena spermatic cord
 Balanitis – radang glans penis
 Syphilis – penyakit hubungan seksual akibat
Treponema pallidum
Patofisiologi pada Sistem
Reproduksi Pria
Epididimitis merupakan salah satu jenis
penyakit kelamin pada pria, yang
merupakan peradangan pada
epididimis atau saluran sperma yang
terletak di bagian belakang testis. Pada
pria penyakit ini dapat menyerang di
segala usia, akan tetapi penyakit ini
sering menyerang saat usia 19 sampai 35
tahun.
Patofisiologi pada Sistem
Reproduksi Pria
Gonore merupakan salah satu penyakit
kelamin yang banyak dialami pria
adalah Gonore. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit ini dapat menyebabkan
masalah pada bagian saluran kencing,
rektum, hingga tenggorokkan.
Patofisiologi pada Sistem
Reproduksi Pria
Urethritis merupakan salah satu penyakit
kelamin pada pria yang disebabkan oleh
infeksi yang menyebabkan peradangan
pada lapisan uretra, yang merupakan
saluran kecil yang berfungsi untuk
mengalirkan air kencing ke luar tubuh.
Patofisiologi pada Sistem
Reproduksi Pria
Herpes genital juga merupakan salah satu
penyakit kelamin yang menyerang pria.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi yang
terjadi pada alat kelamin yang dapat
ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes
simplex atau yang disebut dengan HSV.
Patofisiologi pada Sistem
Reproduksi Pria
Sifilis. Penyakit Sifilis ini disebabkan oleh
bakteri yang menyerang kelamin pria. Tanda-tanda
Penyakit Sifilis akan muncul setelah seminggu atau
sebulan setelah berhubungan seksual dengan
penderita sifilis. Penyakit ini dapat diobati dengan
antibiotik penicilin dalam tubuh, namun bakteri
penyebab penyakit sifilis tetap tumbuh dan
berkembang dalam tubuh penderita dan setiap saat
bisa saja kambuh.
Hipogonadisme. Hipogonadisme adalah
penyakit yang menyerang pria dan ditandai dengan
penurunan fungsi testis. Adanya gangguan pada
interaksi hormon yang menyebabkan infertilisasi,
impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Istilah Operatif
 Prostatectomy – pembuangan prostat
 Orchiectomy, orchentomy, orchidectomy –
pembuangan testis
 Orchiopexy – penjahitan testis yang tidak turun ke
skrotum
 Orchioplasty – perbaikan bentuk testis
 Perineal – melalui sayatan peritoneum
 Transurethral – pembuangan jaringan kelenjar
yang menghambat melalui urethra
 Epididyectomy – pembuangan epididymis
 Vasectomy – pembuangan segemen keci vas
deferens dan menjahit ujung yang terputus
 Circumcision – pembuangan prepuce untuk
membebaskan glans
Latihan Penyelesaian Soal
1. BPH No.
2. Hydrocele testi No.
3. Orchitis No.
4. Phymosis No.
5. Abses Scrotum No.
6. Athrophy testis No.
7. Balanitis No.
8. Oligosperma No.
9. Stenosis prostat No.
10. Radang prostat dengan cystitis No.
11. Prostatitis gonorhea No.
12. Abses penis No.
13. Hydrocele bayi No.
14. Batu Prostat No.
15. Rasa sakit pada saat ereksi No.
Latihan Penyelesaian Soal
1. BPH No. N40
2. Hydrocele testi No. N43.3
3. Orchitis No. N45.9
4. Phymosis No. N47
5. Abses Scrotum No. N49.2
6. Athrophy testis No. N50.0
7. Balanitis No. N48.1
8. Oligosperma No. N46
9. Stenosis prostat No. N42.8
10. Radang prostat dengan cystitis No. N41.3
11. Prostatitis gonorhea No. A54.2Ɨ N51.0*
12. Abses penis No. N48.2
13. Hydrocele bayi No. P83.5
14. Batu Prostat No. N42.0
15. Rasa sakit pada saat ereksi No. N48.3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai