(G40-G47)
KELOMPOK 6
1. M. ALBARURROHIM G41160755 / A
2. EVA TRI WICAHYANTI G41160796 / A
3. NABIILAH QURROTA A’YUN G41160824 / A
4. ELTIGEKA DEVI APRILIANI G41160840 / A
5. DARA AYU NIRWANA G41160854 / B
6. MITHA AMELIA RAHAWATI G41160866 / B
7. ARDHIAN MALIKUL AZIZ G41160867 / B
8. HIKMATUS SURUR G41160888 / B
JURUSAN KESEHATAN
2018
KODE G40 : Epilepsi
Definisi
Epilepsi adalah kejang tanpa provokasi yang terjadi dua kali atau lebih dengan
interval waktu lebih dari 24 jam. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
dan gangguan yang berat misalnya malformasi kongenital, pasca infeksi, tumor,
penyakit vaskuler, penyakit degeneratif dan pasca trauma otak ( Soetomenggolo,
1999; Panayiotopoulos, 2005 ).
Patofisiologi
Epilepsi Epilepsi adalah pelepasan muatan yang berlebihan dan tidak teratur di
pusat tertinggi otak. Sel saraf otak mengadakan hubungan dengan perantaraan pesan
listrik dan kimiawi. Terdapat keseimbangan antara faktor yang menyebabkan eksitasi
dan inhibisi dari aktivitas listrik ( Sankar dkk., 2005; Rho dan Stafstron, 2012 ). Pada
saat serangan epilepsi yang memegang peranan penting adalah adanya eksitabilitas
pada sejumlah neuron atau sekelompok neuron, yang kemudian terjadi lepas muatan
listrik secara serentak pada sejumlah neuron atau sekelompok neuron dalam waktu
bersamaan, yang disebut sinkronisasi. Terjadinya lepas muatan listrik pada sejumlah
neuron harus terorganisir dengan baik dalam sekelompok neuron serta memerlukan
sinkronisasi. Epilepsi dapat timbul karena 10 ketidakseimbangan antara eksitasi dan
inhibisi serta sinkronisasi dari pelepasan neural ( Christensen dkk., 2007; Kleigman,
2005 ). Terdapat berbagai teori patofisiologi epilepsi, di antaranya adalah sebagai
berikut:
Anamnesis
Pengobatan
Hingga kini memang belum ada obat atau metode yang mampu menyembuhkan
kondisi ini sepenuhnya. Meski begitu, obat antiepilepsi atau OAE mampu mencegah
terjadinya kejang sehingga penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
normal dengan mudah dan aman.
Selain obat-obatan, penanganan epilepsi juga perlu ditunjang dengan pola hidup yang
sehat, seperti olahraga secara teratur, tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan, serta diet khusus.
G40.0 Epilepsi idiopatik lokal (fokal) (parsial) dan sindrom epilepsi dengan kejang
onset local
Dalam epilepsi umum idiopatik, sering ada, tetapi tidak selalu, riwayat
keluarga epilepsi. Idiopatik umum epilepsi cenderung muncul selama masa kanak-
kanak atau remaja, meskipun mungkin tidak terdiagnosis sampai dewasa. Dalam jenis
epilepsi, tidak ada sistem saraf ( otak atau sumsum tulang belakang) kelainan, selain
kejang, dapat diidentifikasi di kedua sebuah EEG atau studi pencitraan ( MRI ). Otak
secara struktural normal pada otak magnetic resonance imaging (MRI) scan,
meskipun penelitian khusus dapat menunjukkan bekas luka atau perubahan halus
dalam otak yang mungkin telah hadir sejak lahir.
Orang-orang dengan epilepsi umum idiopatik memiliki kecerdasan normal dan hasil
ujian neurologis dan MRI biasanya normal. Hasil electroencephalogram (EEG - tes
yang mengukur impuls listrik di otak) dapat menunjukkan discharge epilepsi
mempengaruhi area satu atau beberapa area di otak (disebut pembuangan umum).
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) dan sindrom epilepsi dengan kejang
parsial sederhana
Cedera otak
Tumor otak
Penyakit jantung dan pembuluh darah otak (stroke)
Penyakit infeksi otak seperti meningitis dan ensepalitis
Pertumbuhan otak yang terganggu
Kekurangan oksigen selama proses kehamilan
Gula darah dan natrium yang tidak normal di dalam darah
Penyalahgunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang
Kejang ini terjadi tanpa kehilangan kesadaran saat serangan kejang terjadi.
Kejang yang terjadi pun sangat unik, kejang tersebut hanya terjadi pada
sebagian tubuh saja seperti di kaki, tangan, tergantung bagian otak mana yang
mengalami gangguan. Ia ditandai dengan adanya anggota tubuh yang
menyentak, atau timbul rasa kesemutan, pusing, dan aura (perasaan ada
kilatan cahaya).
Selain itu penderita kejang parsial simpel juga mengalami perubahan pada
emosi, seperti merasa gembira atau takut secara tiba-tiba.
G40.2 Epilepsi yang berhubungan dengan lokal (fokal) (parsial) dan sindrom
epilepsi dengan kejang parsial kompleks
Dalam epilepsi umum idiopatik, sering ada, tetapi tidak selalu, riwayat
keluarga epilepsi. Idiopatik umum epilepsi cenderung muncul selama masa kanak-
kanak atau remaja, meskipun mungkin tidak terdiagnosis sampai dewasa. Dalam jenis
epilepsi, tidak ada sistem saraf ( otak atau sumsum tulang belakang) kelainan, selain
kejang, dapat diidentifikasi di kedua sebuah EEG atau studi pencitraan ( MRI ). Otak
secara struktural normal pada otak magnetic resonance imaging (MRI) scan,
meskipun penelitian khusus dapat menunjukkan bekas luka atau perubahan halus
dalam otak yang mungkin telah hadir sejak lahir.
Epilepsy ini disertai sindrom epilepsy dimana syndrome ini ditandai adanya
sekumpulan gejala dan tanda klinis yang terjadi bersama sama, meliputi jenis
serangan, etiologi, anatomi, fajtor pencetus, umur, berat penyakit dan kadang kadang
prognosis juga terjadi pada bayi dan anak anak.
G40.4 Other Generalized epilepsy and epileptic syndrome
EEG adalah tes yang paling penting dan akan membantu dalam membuat diagnosis
Epilepsi dengan Myoclonic-Absences. MRI scan biasanya normal, tetapi diperlukan
untuk mengecualikan kelainan otak.
Etiologi
20% memiliki riwayat keluarga epilepsi. Kehilangan mioklonik (kejang, bukan
sindrom) disebabkan oleh penyebab idiopatik, kriptogenik, atau simtomatik, termasuk
kelainan kromosom.
Patofisologi
Cara Penanganan
Biasanya kejang terjadi antara umur 7 bulan-6 tahun. Tetapi rata rata terjadi antara 2
sampai 4 tahun.
Anak laki-laki cenderung lebih terpengaruh daripada anak perempuan (2/3). Lebih
dari separuh kasus EMAS mulai dengan kejang tonik-klonik umum dengan atau tanpa
demam. Sebulan kemudian, kejang mioklonik-astatik dimulai.
Etiologi
Patofisiologi
Myoclonic-astatic seizures adalah gejala yang menentukan (100%), terjadi dengan
tersentaknya mioklonik simetris lalu diikuti oleh hilangnya tonus otot (komponen
atonic). Dapat menyebabkan tiba tiba tak sadarkan diri(jatuh secara tiba tiba). Lebih
dari separuh pasien memiliki kejang absen singkat sering bersama-sama dengan
tersentak mioklonik, mioklonias wajah, dan manifestasi atonik. Kejang atonik dan
ketidakhadiran sering terjadi dan kadang-kadang banyak terjadi setiap hari.
Cara Penanganan
Infantile Spams
Spasme infantil (SI) merupakan salah satu bentuk sindrom epilepsi pada bayi
yang bersifat katastropik, terjadi antara usia 3 bulan sampai 1 tahun. Secara klinis SI
ditandai dengan kejang berupa spasme simetris pada leher, batang tubuh dan
ekstremitas secara mendadak dan berlangsung singkat .Beberapa istilah yang sering
digunakan yaitu Salaam spasmsatauJackknife seizures. Halini pertama kali
dikemukakan oleh West pada tahun 1841. SI merupakan bagian dari suatu bentuk
evolusi penyakit dan dapat merupakan kelanjutan dari Early Infantile Epileptic
Encephalopathy (EIEE) atau disebut sindrom Ohtahara yang terjadi pada umur 0-3
bulan, yang kemudian berkembang menjadi sindrom west pada umur 3 bulan sampai
1 tahun dan selanjutnya menjadi sindrom Lennox-Gastaut setelah berumur > 1 tahun.
Sesuai dengan klasifikasi ILAE 1989, berdasarkan etiologinya, SI dapat dibagi
menjadi 3 yaitu simptomatis, kriptogenik dan idiopatik. Saat ini kalsifikasi dibagi
menjadi 2 yakni idiopatik dan simptomatis, yang mana kriptogenik dikelompokkan
dalam simptomatik. Sebagian besar SI termasuk kategori simptomatik.
Etiologi
Kehamilan yang abnormal, adanya riwayat infeksi saat kehamilan dan prematuritas
sering menjadi penyebab SI simptomatik. Pada asfiksia perinatal dan trauma
persalinan biasanya jarang terjadi.SI juga dapat terjadi pada penderita sindrom Down,
dengan kejadian sebesar 1-5 per 100 anak sindrom Down.
2. Spasme infantil kriptogenik
Disebut idiopatik bila tidak ada penyakit yang mendasarinya dan penyebab
definitif tidak ditemukan. Perkembangan psikomotor normal sampai onset serangan
muncul atau sebelum terapi dimulai. Tidak didapatkan adanya kelainan neurologis
dan juga kelainan neuroradiologi. Bukti pencetus spasme juga tidak didapatkan.
Kejadian spasme infantil idiopatik dilaporkan sebesar 9-14%. Gambaran karakteristik
bentuk idiopatik yaitu
a. tidak adanya regresi mental secara bermakna dan fungsi visual yang masih
terpelihara;
b. tidak adanya abnormalitas EEG interiktal fokal pada pemberian diazepam
intravena;
c. hipsaritmia muncul secara berulang diantara serangan spasme yang
berkelompok secara berurutan;
d. tidak dijumpai adanya lesi pada otak kortikal;
e. outcome baik.
Patofisiologi
Cara Penanganan
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan neuroradiologis
Pemeriksaan neuroradiologis pada pasien SI sebanyak 70-80% ditemukan
abnormal. Pada CT-scan kepala dapat dilihat adanya anomali struktur otak
seperti hidrosefalus, hydranencephaly, schizencephaly, agenesis korpus
callosum. Kalsifikasi serebri dapat ditemukan pada pasien dengan
tuberosklerosis atau infeksi kongenital. Pasien tuberosklerosis akan dijumpai
kalsifikasi yang umumnya terlihat di daerah foramen Monro atau
periventrikular. Selain itu, dapat pula menunjukkan adanya hematoma
serebral, tumor subependim, ventrikulomegali, dan daerah demielinisasi
difus. MRI lebih superior dibandingkan dengan CT scan karena dapat
mendeteksi disgenesis kortikal, gangguan migrasi neuron atau gangguan
mielinisasi. Gambaran CT scan kepala pasien sindrom Sturge Weber
menunjukkan kalsifikasi intrakranial yang khas yaitu kalsifikasi tersusun
seperti garis yang pararel (jalan kereta api) atau konvolusi seperti ular dan
lebih menonjol di daerah oksipital.
3. Pemeriksaan EEG
Pemeriksaan EEG harus selalu dilakukan apabila kita curiga adanya SI karena
biasanya berhubungan dengan gambaran EEG yang abnormal. Abnormalitas
interiktal klasik yang sering ditemukan yaitu hipsaritmia tanpa kelainan
epileptiform fokal. Tidak semua SI menunjukkan gambaran hipsaritmia pada
EEG dan hipsaritmia juga tidak spesifik untuk SI karena dapat ditemukan
pada sindrom epilepsi yang lain. Pada tuberosklerosis, hanya 1/3 kasus yang
menunjukkan hipsaritmia. Gambaran EEG yang khas yaitu rekaman pada
keadaaan sadar tampak gambaran gelombang irama dasar yang tidak teratur
diseluruh korteks, tak terorganisasi, amplitudo gelombang yang tinggi
mencapai 500 uv disertai dengan gelombang tajam (sharp wave) dan
gelombang paku (spike wave) yang tersebar tidak rata di seluruh korteks serta
tidak sinkron (multifokal). Hipsaritmia berkaitan dengan usia, akan berangsur
berubah sesuai dengan bertambahnya umur dan makin matangnya susunan
saraf pusat. Pada umumnya, resolusi hipsaritmia bersamaan dengan hilangnya
SI, kadang ditemukan hipsaritmia yang menetap walaupun spasme telah
menghilang. Modifikasi atau beberapa variasi yang dapat ditemukan pada SI
yaitu hipsaritmia dengan sinkronisasi interhemisfer, hipsaritmia dengan fokus
epileptiform yang konsisten, hemihipsaritmia, hipsaritmia dengan episode
yang melemah, atau hipsaritmia dengan aktivitas gelombang lambat
bervoltase tinggi yang disertai gelombang paku minimal
West Syndrome
West syndrome atau juga dikenal sebagai kejang infantile yaitu epilepsi yang
berhubungan dengan usia. Biasanya pada bayi usia 3-12 bulan dan merupakan
penyakit yang langka dan serius. Pola khas yang terjadi adalah anak akan
menggelungkan tubuhnya secara tiba-tiba dan anggota tubuhnya kaku. seiring waktu
pola serangan ini menjadi kejang dengan interval yang singkat.
Etiologi
Simtomatik
Pasien didiagnosa dengan simptomatik infantile spasm jika suatu faktor yang
dapat diidentifikasi bertanggung jawab untuk sindroma ini. Tampaknya
kelainan apapun yang dapat menyebabkan kerusakan otak data berkaitan
dengan spasme infantil
Simpatomtik berarti penyebab west sindromenya di ketahui. Dimana
penyebabnya di bagi atas 3 yaitu prenatal, perinatal dan post natal. Daftar
penyebab yang dikelompokkan menjadi gangguan prenatal, gangguan
perinatal, dan gangguan postnatal dapat dilihat dibawah ini.
o Gangguan prenatal mencakup hidrosefalus, mikrosefali, hidransefali,
skizensefali, sindroma Sturge Weber, trisomi 21, ensefalopati
hipoksik-iskemik, infeksi congenital dan trauma
o Gangguan perinatal mencakup ensefalopati hipoksik-iskemik,
meningitis, ensefalitis, trauma dan perdarahan intracranial
o Gangguan postnatal mencakup pyridoxine dependency, non ketotic
hyperglycinemia, penyakit maple syrup, fenilketonuria, ensefalopati
mitokondrial, meningitis, ensefalitis, penyakit degeneratif, defisiensi
biotinidase dan trauma
Memeriksa seorang anak dengan infantile spasm untuk kemungkinan tuberous
sclerosis adalah hal yang sangat penting, dan merupakan kelainan yang paling
sering, dijumpai pada 10-30% kasus prenatal. Tuberous sclerosis merupakan
penyakit yang diturunkan secara otosomal dominan dengan manifestasi yang
bervariasi mencakup tumor jantung, tumor ginjal, malformasi kutaneus seperti
lesi hipopigmentasi ash-leaf, dan kejang. Pada beberapa pasien, diagnosis
familial tuberous sclerosis dijumpai hanya setelah seorang anak mengalami
infantile spasm, dan suatu pemeriksaan ekstensif dari anak tersebut dan
keluarganya menunjukkan penyakit genetic.
Kriptogenik
Idiopatik
Patofisiologi
Cara Penanganan
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Image
CT-Scan
o Anomali struktur otak seperti hidrosefalus, hydranencephali,
skizencephali, dan agenesis corpus callosum dapat dikenali secara
mudah dengan CT-Scan.
o Sebagai tambahan, kalsifikasi serebral dapat dijumpai pada pasien
dengan tuberous sclerosis atau infeksi congenital.
MRI
o MRI dapat lebih baik dari CT-Scan dalam mendeteksi area disgenesis
kortikal, gangguan migrasi neuron, atau gangguan myelinisasi.
Gambaran EEG
Epilepsia partialis continua adalah bentuk langka dari status motorik fokal
sederhana epileptikus yang terutama berasal dari kortikal serebral. Ini bermanifestasi
dengan berulang-ulang, teratur atau tidak teratur otot-otot klonik lokal, berlangsung
selama beberapa milidetik dan berulang setidaknya setiap 10 detik selama berjam-
jam, berhari-hari, atau berbulan-bulan tanpa gangguan kesadaran. Onset terjadi pada
usia berapa pun, tetapi di sepertiga dari kasus dimulai sebelum usia 16 tahun. Kedua
jenis kelamin sama-sama terpengaruh. Prevalensinya sangat kecil, mungkin kurang
dari 1 per juta penduduk.
Etiologi
Ada banyak penyebab kejang semacam ini dan mereka berbeda tergantung
pada usia di mana kejang dimulai. Epilepsi paling sering terjadi pada ekstrem
kehidupan - di masa kanak-kanak atau di usia yang sangat tua - tetapi dapat
berkembang setiap saat sepanjang seseorang.
Meskipun kejang ini biasanya karena lesi otak akut yang besar akibat stroke pada
orang dewasa dan proses inflamasi kortikal fokal pada anak-anak (Rasmussen
encephalitis), kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus kronis, edema, atau proses
autoimun.
Mereka sangat pengobatan dan terapi-tahan, dan tujuan terapi utama adalah untuk
menghentikan generalisasi sekunder. Ada juga banyak alasan lain mengapa kejang ini
terjadi. Misalnya, mereka bisa disebabkan oleh genetika, infeksi, atau masalah
dengan perkembangan otak. Umumnya penyebabnya tidak diketahui.
Latar belakang genetik menentukan fitur seperti tinggi, warna mata, dan potensi
untuk mengembangkan penyakit tertentu seperti diabetes, tetapi juga menentukan
semua bahan kimia dan struktur yang membentuk otak, oleh karena itu memainkan
peran dalam Epilepsia partialis continua. Bahan kimia dan struktur yang membentuk
otak memiliki kesamaan di antara orang yang berbeda, tetapi mereka bervariasi dalam
enzim dan reseptor tertentu. Variasi ini biasanya tidak cukup menyebabkan masalah,
tetapi kadang-kadang mereka lakukan. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki
mutasi pada gen yang menciptakan saluran natrium (bagian dari neuron yang
diperlukan untuk menembak) itu membuatnya lebih mudah untuk menembakkan
saraf agar lepas kendali.
Infeksi otak (encephalitis) juga bisa menjadi faktor penyebab. Meskipun infeksi
semacam ini jarang terjadi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau (sangat jarang)
jamur. Jika kejang terjadi selama infeksi itu sendiri, orang tersebut kemungkinan
besar tidak memiliki epilepsi tetapi memiliki "kejang gejala" atau kejang yang terjadi
karena cedera yang diketahui pada otak. Setelah infeksi dihentikan, kejang akan
berhenti. Infeksi lain yang lebih umum adalah "meningitis", infeksi selaput yang
mengelilingi otak. Karena infeksi ini tidak secara langsung melibatkan otak itu
mungkin tidak muncul sebagai kemungkinan penyebab epilepsi, tetapi telah
menunjukkan bahwa meningitis dapat menyebabkan epilepsi, yang akan
menimbulkan kemungkinan mengembangkan epilepsi partialis continua. Infeksi ini
kemungkinan besar menyebabkan epilepsi ketika terjadi pada usia dini.
Masalah dengan perkembangan otak juga bisa menjadi faktor. Otak mengalami
proses yang rumit selama perkembangan di mana neuron dilahirkan dan harus
berjalan ke permukaan otak. Di sini mereka berakhir dengan hati-hati ditempatkan di
enam lapisan yang berbeda dari korteks serebral. Di seluruh otak, penempatan
neuron-neuron ini biasanya cukup tepat. Jika sistem ini tidak berfungsi dengan tepat,
neuron dapat berkembang di luar area yang sesuai. Jika ini terjadi maka pemecatan
atau sirkuit otak tidak tepat, dan dapat terjadi rangkaian epilepsi yang abnormal.
Patofisologi
Hampir semua pasien juga memiliki kejang lain seperti kejang fokal motorik
di sisi yang sama dan kejang tonik-klonik umum sekunder. Ini dapat dimulai sebelum
atau sesudah onset dan lebih sering diselingi dengan epilepsia partialis continua.
Cara Penanganan
Kejang grand mal disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di seluruh otak.
Pada kebanyakan kasus, kejang grand mal disebabkan oleh epilepsi. Dalam beberapa
kasus, bagaimanapun, kejang jenis ini juga bisa dipicu oleh masalah kesehatan
lainnya, seperti gula darah yang sangat rendah, demam tinggi atau stroke.
Kejang grand mal pada umumnya hanya terjadi sekali, jadi jika seseorang sudah
pernah mengalaminya ia tidak akan pernah terserang kejang ini lagi. Namun,
beberapa orang membutuhkan obat anti-kejang yang dikonsumsi setiap hari untuk
mengendalikan dan mencegah kejang grand mal di masa depan.
Etiologi
Kejang grand mal terjadi ketika aktivitas listrik di seluruh permukaan otak
disinkronkan secara abnormal. Sel-sel saraf otak biasanya berkomunikasi satu sama
lain dengan mengirimkan sinyal-sinyal listrik dan kimia di sinapsis yang
menghubungkan sel. Pada orang yang mengalami kejang, aktivitas listrik normal otak
berubah. Penyebab pasti dari perubahan aktivitas listrik ini masih belum diketahui
pada sebagian kasus. Namun, kejang grand mal kadang-kadang disebabkan oleh
masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti:
Gangguan metabolik
Tingkat glukosa, natrium, kalsium, atau magnesium darah yang sangat rendah
Sindrom penarikan
Menggunakan atau menarik diri dari obat-obatan, termasuk alcohol
Komplikasi
Kegiatan tertentu bisa berbahaya jika Anda mengalami kejang saat melakukannya.
Kegiatan ini meliputi:
Kekuatan kejang atau jatuh akibat kejang dapat menyebabkan cedera. Dalam kasus
yang ekstrim, kejang bisa berakibat fatal, terutama jika seseorang tidak mengonsumsi
obat secara konsisten atau benar.
Dislokasi sendi
Cedera kepala
Patah tulang
Kejang berulang
Kejang berulang dan akibatnya terhadap kerusakan otak telah dipelajari secara
ekstensif, tetapi belum ada jawaban sederhana mengenai hal ini.
Semakin lama kejang berlangsung, semakin besar kemungkinannya
mengakibatkanperubahan fungsi dan struktur otak. Kejang singkat berulang juga
dapat menyebabkan perubahan otak, kadang-kadang menyebabkan otak normal
berubah menjadi otak penderita epilepsi, proses yang dikenal dengan “kindling”.
Keseriusan kejang berulang menekankan pentingnya obat-obatan untuk mengontrol
kejang.
Patofisiologi
Kejang Grand MaL – juga dikenal dengan kejang umum tonik-klonik – dicirikan
dengan hilangnya kesadaran dan kontraksi otot yang begitu hebat. Ini merupakan
jenis kejang yang kebanyakan orang bayangkan ketika mereka berpikir tentang
kejang pada umumnya.
Kejang Grand Mal disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di seluruh otak. Pada
kebanyakan kasus, Kejang Grand Mal disebabkan oleh epilepsi. Dalam beberapa
kasus, bagaimanapun, kejang jenis ini juga bisa dipicu oleh masalah kesehatan
lainnya, seperti gula darah yang sangat rendah, demam tinggi atau stroke.
Gejala
• Fase Klonik. Otot-otot masuk ke tahap kontraksi ritmik, secara meregang dan
kemudian rileks kembali. Kejang biasanya berlangsung kurang dari dua menit.
Tanda-tanda dan gejala berikut terjadi pada beberapa orang tapi tidak semua orang
yang mengalami Kejang Grand Mal:
• Aura. Beberapa orang mengalami sensasi peringatan (aura) sebelum Kejang Grand
Mal terjadi. Peringatan ini bervariasi dari orang ke orang, tetapi mungkin termasuk
rasa takut yang tidak dapat dijelaskan, bau aneh atau sensasi mati rasa.
•Kelelahan. Kantuk adalah kondisi yang umum setelah kejang grand mal.
• Sakit Kepala Hebat. Sakit kepala merupakan kondisi yang cukup lazim tetapi tidak
umum setelah kejang grand mal.
Kejang Grand Mal yang berlangsung lebih dari lima menit, atau segera diikuti
dengan kejang kedua, biasanya dianggap sebagai keadaan medis darurat pada
kebanyakan orang. Kejang ini juga dianggap sebagai keadaan medis darurat pada ibu
hamil, orang yang mengalami cedera atau menderita diabetes. Cari pertolongan medis
darurat secepat mungkin.
Cara Penanganan
Meskipun kejang Anda sudah dapat dikendalikan dengan baik, kondisi ini
masih berpotensi memengaruhi kehidupan Anda. Kejang grand mal bisa terlihat
menakutkan bagi orang-orang di sekitar Anda. Anak-anak mungkin akan dicemooh
atau diolok-olok karena kondisi mereka, dan hal ini dapat menimbulkan frustrasi
karena rasa cemas akan timbulnya kejang selanjutnya. Harga diri yang rendah, risiko
depresi dan bunuh diri meningkat pada orang yang memiliki kejang berulang.
Kebanyakan negara membatasi mereka yang pernah mengalami kejang untuk
mengemudi hingga mereka benar-benar bebas dari kejang. Bahkan kegiatan rekreasi
pun dapat dipengaruhi, karena orang yang menderita kejang tidak dapat melakukan
aktivitas tertentu, seperti berenang, sendirian.
Kejang Petit Mal adalah kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak.
Kejang ini jarang diketahui oleh orang lain, mungkin terlihat seperti orang tersebut
hanya menatap langit selama beberapa detik, padahal dia sedang mengalami kejang.
Kejang ini sering terjadi 10-100 kali per hari. Anak-anak dengan riwayat kejang Petit
Mal harus diawasi dengan hati-hati, apalagi saat berenang karena bahaya tenggelam.
Mereka juga dilarang untuk mengemudi dan kegiatan yang berpotensi berbahaya
lainnya.
– Bibir bergetar
– Mengunyah
– Gerakan tangan
– Pemulihan terjadi dengan cepat. Setelah itu, tidak ada kebingungan, tetapi juga
tidak ingat kejadian tersebut
Etiologi
Dalam kebanyakan kasus, tidak ada penyebab yang mendasari kejang ini. Beberapa
anak hanya tampaknya memiliki kecenderungan genetik. Lampu yang berkedip atau
hiperventilasi, gugup, stres, situasi tidak nyaman, atau rangsangan sensorik yang kuat
lainnya dapat memicu kejang Petit Mal.
Patofisiologi
Kejang Grand Mal terjadi ketika aktivitas listrik di seluruh permukaan otak
disinkronkan secara abnormal. Sel-sel saraf otak biasanya berkomunikasi satu sama
lain dengan mengirimkan sinyal-sinyal listrik dan kimia di sinapsis yang
menghubungkan sel.
Pada orang yang mengalami kejang, aktivitas listrik normal otak berubah.
Penyebab pasti dari perubahan aktivitas listrik ini masih belum diketahui pada
sebagian kasus.
Cara Penanganan
– Ethosuximide
– Asam valproik
– Lamotrigin
Kebanyakan anak dapat menghentikan obat anti-kejang, di bawah pengawasan
dokter, setelah mereka sudah bebas dari kejang selama dua tahun.
Penyakit epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi yang dapat menjadikan
seseorang mengalami kejang secara berulang. Kerusakan atau perubahan di dalam
otak diketahui sebagai penyebab pada sebagian kecil kasus epilepsi. Namun pada
sebagian besar kasus yang pernah terjadi, penyebab masih belum diketahui secara
pasti.
Di dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang merupakan
bagian dari sistem saraf. Tiap sel saraf saling berkomunikasi dengan menggunakan
impuls listrik. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut
dihasilkan secara berlebihan sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh
yang tidak terkendali.
Kejang memang menjadi gejala utama penyakit epilepsi, namun belum tentu orang
yang mengalami kejang mengidap epilepsi. Dalam dunia medis, seseorang dicurigai
menderita epilepsi setelah mengalami kejang sebanyak lebih dari satu kali. Tingkat
keparahan kejang pada tiap penderita epilepsi berbeda-beda. Ada yang hanya
berlangsung beberapa detik dan ada juga yang hingga beberapa menit. Ada yang
hanya mengalami kejang pada sebagian tubuhnya dan ada juga yang mengalami
kejang total hingga menyebabkan kehilangan kesadaran.
Menurut data WHO, kurang lebih 50 juta orang di dunia hidup dengan
epilepsi. Angka ini akan bertambah sekitar 2.4 juta setiap tahunnya. Angka
pertambahan kasus epilepsi lebih tinggi di negara berkembang. Di negara maju, kasus
epilepsi bertambah sekitar 30-50 kasus tiap 100ribu penduduk. Sedangkan di negara
dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah kasus bisa bertambah hingga dua
kali lipatnya.
Etiologi
Epilepsi dapat mulai diderita seseorang pada usia kapan saja, meski umumnya
kondisi ini terjadi sejak masa kanak-kanak. Berdasarkan penyebabnya, epilepsi dibagi
dua, yaitu idiopatik dan simptomatik.
Patofisiologi
Pada kejang parsial atau focal, otak yang mengalami gangguan hanya sebagian saja.
Kejang parsial ini dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu: kejang parsial simpel
(tanpa kehilangan kesadaran) dan kejang parsial kompleks.
Kejang parsial simpel ditandai dengan tidak hilangnya kesadaran penderita saat
kejang terjadi. Gejalanya dapat berupa anggota tubuh yang menyentak, atau timbul
sensasi kesemutan, pusing, dan kilatan cahaya.
Bagian tubuh yang mengalami kejang tergantung kepada bagian otak mana yang
mengalami gangguan. Contohnya jika epilepsi mengganggu fungsi otak yang
mengatur gerakan tangan atau kaki, maka kedua anggota tubuh itu saja yang akan
mengalami kejang. Selain itu, kejang parsial juga dapat membuat penderita berubah
secara emosi, seperti merasa gembira atau takut secara tiba-tiba.
2. Kejang Umum
Pada kejang umum atau menyeluruh, gejala terjadi pada sekujur tubuh dan
disebabkan oleh gangguan yang berdampak kepada seluruh bagian otak. Berikut ini
adalah gejala-gejala yang bisa terjadi saat seseorang terserang kejang umum:
Penanganan
Hingga kini memang belum ada obat atau metode yang mampu
menyembuhkan kondisi ini sepenuhnya. Meski begitu, obat antiepilepsi atau OAE
mampu mencegah terjadinya kejang sehingga penderita dapat melakukan aktivitas
sehari-hari secara normal dengan mudah dan aman.
Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia karena terjadinya
aktivitas yang berlbihan dari sekelompok sel neuron pada otak sehingga
menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia muai dari bengong sesaat,
kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-kejang dan atau kontraksi otot, tetapi tidak
spesifik.
Etiologi :
Patofisiologi :
Cara penanganan :
Sampai saat ini belum ada konsensus baku penatalaksanaan SE
berkaitan dengan pemilihan obat dan dosis. Tidak ada obat yang ideal untuk
tatalaksana SE. Banyak penulis setuju bahwa lorazepam (0,1 mg/kgBB) atau
diazepam (0,15 mg/kgBB) dapat diberikan pada tahap awal, disusul fenitoin
(15-20 mg/kgBB) atau fosfenitoin (18-20 mg/kgBB). Jika benzodiazepin
dan fenitoin gagal, fenobarbital dapat diberikan dengan dosis 20 mg/kgBB,
namun harus mendapatkan perhatian khusus karena dapat menyebabkan depresi
pernapasan. Jika kejang tetap berlanjut, pertimbangkan pemberian anestesi umum,
dapat digunakan agen seperti midazolam, propofol, atau pentobarbital.
Jenis kejang yang paling dikenal. Diawali dengan hilangnya kesadaran dan
sering penderita akan menangis. Jika berdiri, orang akan terjatuh, tubuh
menegang (tonik) dan diikuti sentakan otot (klonik). Bernafas dangkal dan
sewaktu-waktu terputus menyebabkan bibir dan kulit terlihat keabuan/ biru. Air
liur dapat terakumulasi dalam mulut, terkadang bercampur darah jika lidah tergigit.
Dapat terjadi kehilangan kontrol kandung kemih. Kejang biasanya berlangsung
sekitar dua menit atau kurang. Hal ini sering diikuti dengan periode
kebingungan, agitasi dan tidur. Sakit kepala dan nyeri juga biasa terjadi
setelahnya.
Etiologi :
Epilepsi grand mal terjadi ketika aktivitas listrik yang berlebihan pada permukaan
otak sehingga terjadi keadaan yang abnormalitas.
Secara pasti penyebab perubahan terjadinya kejang tidak diketahui pada beberapa
kasus. Beberapa kasus kejang didasari oleh berbagai permasalahan kesehatan,
misalnya:
Pengobatan :
Tidak semua orang yang sudah pernah memiliki satu kali kejang akan mengalami
kejang selanjutnya, dan karena kejang berupa insiden yang terisolasi, dokter mungkin
memutuskan untuk tidak memulai pengobatan sampai kita mengalami lebih dari satu
kali kejang. Pengobatan biasanya bida dilakukan dengan menggunakan obat anti-
kejang.
Terjadi mendadak. Kekakuan singkat pada otot seluruh tubuh, menyebabkan orang
menjadi kaku
dan terjatuh jika dalam posisi berdiri. Pemulihannya cepat namun cedera yang terjadi
dapat bertahan. Kejang tonik dapat terjadi pula saat tertidur.
Episode kejang ini seringkali bermula pertama kali pada usia 4-12 tahun. Episode
kejang absence sendiri seringkali disalahartikan sebagai ketidakmampuan untuk
memfokuskan perhatian dan dapat terjadi 50-100x/hari. Sehingga seringkali sulit
untuk mendiagnosis kejang absence tersebut.
Serangan ini dapat sangat bervariasi, bergantung pada area dimulai dan penyebaran di
otak. Banyak kejang parsial kompleks dimulai dengan tatapan kosong, kehilangan
ekspresi atau samar-samar, penampilan bingung. Kesadaran terganggu dan orang
mungkin tidak merespon. Kadang-kadang orang memiliki perilaku yang tidak biasa.
Perilaku umum termasuk mengunyah, gelisah, berjalan di sekitar atau bergumam.
Kejang parsial dapat berlangsung dari 30 detik sampai tiga menit. Setelah kejang,
penderita sering bingung dan mungkin tidak ingat apa-apa tentang kejang.
G41.8 : Status epileptik lainnya
Unspecified.
KODE G43 : MIGRAINE
Migrain sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu hemicranias (hemi : setengah,
cranium : tengkorak kepala) adalah nyeri kepala yang umumnya unilateral yang
berlangsung selama 4 - 72 jam, sekitar 2/3 penderita migraine predileksinya
unilateral, dengan sifat nyeri yang berdenyut, dan lokasi nyeri umumnya di daerah
frontotemporal dan diperberat dengan aktivitas fisik.
etiologi
4. Stres
Patofisiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya
sakit kepala migraine. Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini telah banyak
penelitian yang menjelaskan patomekanisme terjadinya migraine. Paling tidak ada 3
teori yang diyakini dapat menjelaskan mekanisme migraine.
1. Teori Vascular
Pengobatan
Kriteria diagnosis migren tanpa aura (migraine without aura (common migraine))
diagnostik:
Serangan saat ini pada pasien dengan 1,1 Migrain tanpa aura adalah tipikal
serangan sebelumnya kecuali durasinya Sakit kepala memiliki kedua fitur berikut: tak
henti-hentinya selama> 72 jam intensitas berat Tidak dikaitkan dengan gangguan lain
Patofisiologi
Headache atau nyeri kepala kontraksi otot adalah nyeri yang ditimbulkan akibat
kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang disertai dengan
vasokonstriksi ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita
disekitar kepala dan nyeri tekan di daerah oksipitoservikalis.
Etiologi
Penyebab tension headache belum diketahui pasti, namun kontraksi otot dapat dipicu
oleh factor-faktor psikogenik :
Ansietas (kecemasan)
Physical dan stress emotional (Emergency department factsheet,
2008).
Penyakit lokal pada kepala dan leher (spondilosis servikal, maloklusi
gigi)
Ketegangan/Stress
Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)
Patofisiologi
Kejadian sakit kepala ketegangan tentu lebih besar dari migrain. Namun,
kebanyakan pasien mengobati sakit kepala ketegangan sendiri dan tidak mencari
nasihat medis. Seperti migrain, sakit kepala ketegangan lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria. Tidak seperti migrain, mereka jarang dimulai pada masa
kanak-kanak atau remaja tetapi lebih mungkin terjadi pada usia pertengahan dan
bertepatan dengan kecemasan, kelelahan, dan depresi di saat susah hidup. Pada seri
besar Lance dan Curran, sekitar sepertiga dari pasien dengan sakit kepala ketegangan
terus-menerus telah siap mengakui gejala depresi. Berdasarkan pengalaman praktisi,
kecemasan kronis atau depresi berbagai tingkat keparahan hadir dalam sebagian besar
pasien dengan sakit kepala berkepanjangan. Migrain dan sakit kepala traumatis
mungkin rumit oleh sakit kepala ketegangan, yang, karena ketekunan, sering
membangkitkan kekhawatiran tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya. Namun,
seperti Patten menunjukkan, tidak lebih dari satu atau dua pasien dari setiap ribu
dengan sakit kepala ketegangan akan ditemukan pelabuhan tumor intrakranial, dan
dalam pengalaman kami, penemuan tumor telah paling sering disengaja (lihat lebih
lanjut pada). (5)
Dalam kelompok besar pasien, sakit kepala, bila berat, mengembangkan
kualitas berdenyut, yang istilah ketegangan-ketegangan migrain atau sakit kepala
vaskular-telah diterapkan (Lance dan Curran). Ini terutama terjadi pada pasien dengan
sakit kepala harian berlarut-larut dan kronis. Pengamatan seperti ini cenderung
mengaburkan perbedaan yang tajam antara migren dan sakit kepala ketegangan dalam
beberapa kasus. (5)
Selama bertahun-tahun itu mengajarkan bahwa ketegangan sakit kepala yang
disebabkan kontraksi berlebihan dari otot craniocervical dan penyempitan terkait dari
arteri kulit kepala. Namun, tidak jelas bahwa salah satu dari mekanisme berkontribusi
terhadap usul ketegangan sakit kepala, setidaknya dalam bentuk yang kronis. Sampai
saat ini telah merasa bahwa pada kebanyakan pasien dengan sakit kepala tegang, otot-
otot craniocervical cukup santai (palpasi) dan tidak menunjukkan bukti kontraksi
terus-menerus ketika diukur dengan permukaan (EMG) rekaman elektromiografi.
Anderson dan Frank tidak menemukan perbedaan dalam tingkat kontraksi otot antara
migrain dan sakit kepala tegang. Namun, dengan menggunakan perangkat laser yang
cerdik, Sakai et al telah melaporkan bahwa otot perikranium dan trapezius yang
mengeras pada pasien dengan sakit kepala karena tegang. Baru-baru ini, oksida nitrat
telah terlibat dalam asal-usul ketegangan-jenis sakit kepala, khususnya dengan
menciptakan sensitisasi sentral untuk stimulasi sensorik dari struktur tengkorak.
Dukungan kuat untuk konsep ini berasal dari beberapa laporan bahwa inhibitor oksida
nitrat mengurangi kekerasan otot dan nyeri pada pasien dengan sakit kepala kronis
ketegangan.
Merupakan penyakit lain dari sakit kepala / nyeri kepala yang ditimbulkan
akibat kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang disertai dengan
vasokonstriksi ekstrakranium.
Nyeri fasialis atipikal (Atypical facial pain), neuralgia fasialis atipikal, atau
juga disebut nyeri fasialis psikogenik harus dibedakan dengan neuralgia
trigeminus idiopatik. Nyeri umumnya kronis, unilateral atau kadang-kadang
bilateral; tumpul dan kadang-kadang seperti ditusuk-tusuk, dibakar, atau
terasa kram;dan tidak paroksismal. Nyeri dirasakan pada pipi, rahang atas,
gigi, dan kemudian menyebar ke bagian lain kepala, leher, dan bahu. Kadang-
kadang terdapat juga hiperlakrimasi, membera (flushing) dan tidak terdapat
trigger zone, defisit motoik dan sensorik. Nyeri ini biasanya merupakan
manifestasi kecemasan kronis atau depresi. Umumnya terlihat pada usia lebih
muda sering ditemukan pada wanita daripada laki-laki.
Headache (R51)
Headache atau nyeri kepala kontraksi otot adalah nyeri yang ditimbulkan
akibat kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang disertai
dengan vasokonstriksi ekstrakranium.
Trigeminal neuralgia (G50.0)
Headache
Episodic
Definisi
Cluster headache merupakan suatu jenis nyeri kepala primer akibat gangguan
neurovaskuler. Sesuai namanya, cluster yang berarti pengelompokan, nyeri kepala
tipe cluster melibatkan nyeri kepala yang terkelompok-kelompok, biasanya
berlangsung selama beberapa minggu. Jenis nyeri kepala ini dikenal dengan berbagai
nama, termasuk paroxysmal nocturnal cephalalgia (Adams), migrainous neuralgia
(Harris), histamine cephalalgia (Horton), red migraine, dan erythromelalgia kepala.
Kunkle dan rekan, yang terkesan dengan karakteristik "pola cluster" dari
serangannyeri kepala ini, kemudian mengajukan istilah yang digunakan saat ini -"
ClusterHeadache"
Etiologi
Patofisiologi
Chronic tension type headache : Frekuensi dan rata-rata nyeri kepala > 15
hari/bulan dan berlangsung > 6 bulan serta memenuhi kriteria di atas.
Episodic tension headache : Frekuensi sekurang-kurangnya terdapat 10
serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria di bawah ini dan dengan
jumlah hari nyeri kepala < 15 hari/bulan.
Tension headache NOS
Definisi
Sakit kepala yang disebabkan oleh perubahan vascular yang ditangkap oleh
nociceptor pembuluh darah dan bersifat neurologist.
Etiologi
Ada beberapa jenis sakit kepala karena gangguan pembuluh darah. Migrain adalah
sakit kepala yang terjadi secara periodik karena terhambatnya aliran darah ke otak.
Lebih sering terjadi pada perempuan sekitar 20 – 30 % dari populadi . Pada
umumnya penyakit dimulai dari umur 20 – 30 tahun dan bila mulai pada umur
setelah 50 tahun disebabkan oleh hormon, serta factor keturunan. Hipertensi adalah
sakit kepala karena hipertensi, gangguan ginjal, dan jantung. Sakit kepala
berhubungan dengan gejala histamin, lebih sering terjadi pada pria. Sakit kepala lain
penyebabnya meliputi polusi udara, infeksi, ketergantungan terhadap alcohol, morfin,
keracunan, ensefalitis (radang otak).
Patofisiologi
Pada umumnya, migdrain dan sakit kepala karena histamin adalah kondisi kronis dari
kambuhan dan tidak dapat diobati dengan obat konvensional, rasa nyeri dapat
melemahkan dan menyebabkan banyak kematian. Pengobatan untuk pencegahan
dengan ergotamin dan analgetik narkotik. Sakit kepala karena hipertensi, pencegahan
dengan menjaga naiknya tekanan darah. Sakit kepala karena polutan atau toksin,
hindari polutan dan toksin. Sebaiknya pengobatan migrain dan sakit kepala dilakukan
dengan obat metabolit atau obat tradisional
Etiologi
Faktor muscular (Kontraksi otot di daerah kepala) dan psychogenic (bisa
diinduksi oleh stress).
Patofisiologi
Belum ada perjalanan penyakit yang pasti , namun penyebabnya dapat
disebabkan karena stress yang memicu kontraksi otot-otot di daerah sekitar kepala.
Sehingga saraf-saraf nyeri perifer dikepala terangsang. Biasanya TTH ditandai
dengan nyeri kepala kronis, billateral, rasanya seperti ditekan di bagian kepala. Pada
TTH nyeri kepala tidak disertai dengan gejala penyerta seperti nausea, muntah,
fotofobia, osmophobia, nyeri yang diperparah dengan aktivitas.
Terapi
Pada TTH akut, terapi Analgetik tidak boleh diberikan lebih dari 2 hari/minggu
1. Kontrol diet
2. Terapi fisik (latihan postur, Massage, Manual terapi)
3. Terapi perilaku
4. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin
Etiologi
Kepala dengan bangunan intrakranial (didalam rongga tengkorak), dapat
mengalami jejas (injury) oleh tenaga percepatan/akselerasi (kepala mendadak
bergerak linier), perlambatan/deselerasi (kecepatan linier menddak berkurang), rotasi
(gerak berputar mendadak dari tengkorak dan isinya) dan penetrasi oleh suatu benda,
misalnya peluru. Tenaga akselerasi dan deselerasi mengakibatkan jejas pada isi
intrakranial, karena terdapat perbedaan gerakan pada tulang tengkorak dan otak.
Dasar lobus frontal dapat mengalami kerusakan oleh gesekan dengan permukaan
yang kasar dari fossa anterior, dan puncak lobus temporalis dapat rusak oleh
pinggiran tulang sfenoid. Korpus kalosum dapat rusak oleh pinggiran falks serebri.
Kontak dengan tentorium serebeli dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dibagian
seberang (countercoup).
Rotasi kepala dapat mengakibatkan tenaga merobek di dalam otak dengan robekan
yang difus pada akson di substansia alba di pusat hemisfer. Pembuluh darah dan
selaput otak dapat juga rusak melalui mekanisme
Patofisiologi
Jenis beban mekanik yang menimpa kepala sangat bervariasi dan rumit. Pada
garis besarnya dikelompokkan atas dua tipe yaitu beban statik dan beban dinamik.
Beban statik timbul berlahan-lahan yang dalam hal ini tenaga tekanan diterapkan
pada kepala secara bertahap. Walaupun sebenarnya mekanisme ini tidak lazim,
namun hal ini bisa terjadi bila kepala mengalami gencetan atau efek tekanan yang
lambat dan berlangsung dalam periode waktu yang lebih dari 200 mili detik. Bila
kekuatan tenaga tersebut cukup besar dapat mengakibatkan terjadinya keretakkan
tulang (egg-shell fracture), fraktur multipel atau kominutiva tengkorak atau dasar
tulang tengkorak. Biasanya koma atau defisit neurologis yang khas masih belum
tampil, kecuali bila deformasi tengkorak hebat sekali sehingga menimbulkan
kompresi dan distorsi jaringan otak, serta selanjutnya mengalami kerusakan yang
fatal.
Mekanisme trauma yang lebih umum terjadi adalah akibat beban dinamik, di
mana peristiwa ini berlangsung dalam waktu yang lebih singkat (kurang dari 200 mili
detik). Durasi pembebanan yang terjadi merupakan salah satu faktor yang penting
dalam menentukan jenis trauma kepala yang terjadi. Beban dinamik ini dibagi
menjadi dua jenis: yaitu beban guncangan (impulsive loading) dan beban benturan
(impact loading).
Beban guncangan terjadi bila kepala diguncang secara mendadak atau
sebaliknya, bila kepala yang sedang bergerak tiba-tiba dihentikan tanpa mengalami
suatu benturan atau impak. Peristiwa ini bukanlah suatu hal yang jarang terjadi,
mengingat bahwa pukulan pada dada atau muka kerap mengakibatkan goncangan
kepala yang hebat, di mana hal ini tidak ada benturan pada tengkorak ataupun kontak
tenaga sama sekali.
Beban benturan merupakan jenis beban dinamik yang lebih sering terjadi dan
biasanya merupakan kombinasi kekuatan beban kontak (contact forces) dan kekuatan
beban lanjut (inertial forces). Respon kepala terhadap beban-beban ini tergantung dari
obyek yang membentur kepala. Efek awal dapat sangat minimal pada beban tertentu,
terutama bila kepala dijaga sedemikian lupa sehingga ia tidak bergerak waktu kena
benturan. Sebaliknya, akibat yang paling hebat dapat terjadi bila energi benturan
dihantarkan ke kepala sebesar tenaga kontak dean selanjutnya menimbulkan efek
gabungan yang dikenal sebagai fenomena kontak.
Merupakan sakit kepala yang disebabkan karena obat obatan kimia, menggunakan
kode penyebab eksternal chapter XX.
G44.8 Other specified headache syndrome
Etiologi
Patofisiologi
Gejala Transient ischemic attacks (TIA) identik dengan gejala stroke, dan
tidak mungkin untuk mengetahui apakah gejala tersebut terkait dengan TIA atau
stroke dengan cepat. Perbedaannya membutuhkan evaluasi medis.
Jika Anda mengalami stroke, kemungkinan tidak akan muncul pada CT scan
otak selama 24 hingga 48 jam. MRI biasanya menunjukkan stroke lebih cepat. Dalam
mengevaluasi penyebab TIA atau stroke, Anda perlu USG untuk melihat apakah ada
penyumbatan atau plak yang signifikan di arteri karotid, juga memerlukan
echocardiogram untuk mencari gumpalan darah di hati. Dokter mungkin juga
mengambil EKG dan sinar-X dada.
Cara penanganan
Anatomi Fisiologi
Etiologi
Patofisiologi
Cara penanganan
Anatomi Fisiologi
Arteri karotid adalah pembuluh darah utama di leher yang mensuplai darah ke
otak, leher, dan wajah. Ada dua arteri karotis, satu di sebelah kanan dan satu di
sebelah kiri. Di leher, masing-masing cabang arteri karotis menjadi dua divisi:
Seperti semua arteri, arteri karotis terbuat dari tiga lapisan jaringan:
Etiologi
Aneurisma
Peradangan arteri
Robekan arteri karotis
Displasia fibromuskular
Kerusakan jaringan akibat terapi radiasi
Pembuluh darah kaku
Patofisiologi
Cara penanganan
Anatomi Fisiologi
Etiologi
Patofisiologi
Tergantung pada lokasi dan keparahan dari oklusi, tanda dan gejala dapat
bervariasi dalam populasi yang terkena sindrom MCA. Penyumbatan yang lebih
distal cenderung menghasilkan defisit yang lebih ringan karena percabangan arteri
yang lebih luas dan lebih sedikit respon iskemik. Sebaliknya, oklusi paling proksimal
menghasilkan efek luas yang dapat menyebabkan edema serebral yang signifikan,
peningkatan tekanan intrakranial, kehilangan kesadaran dan bahkan bisa berakibat
fatal. Dalam keadaan seperti itu, mannitol (diuretik osmotik) atau salin hipertonik
diberikan untuk mengeluarkan cairan dari otak serebral untuk meminimalkan cedera
sekunder. Saline hipertonik lebih baik daripada manitol, karena manitol sebagai
diuretik akan menurunkan tekanan arteri rata-rata dan karena perfusi serebral adalah
tekanan arteri rata-rata minus tekanan intrakranial, mannitol juga akan menyebabkan
penurunan perfusi serebral.
Cara penanganan
Penyakit ini muncul karena kurangnya aliran darah menuju retina mata.
Kondisi ini biasanya terjadi secara mendadak dan menghilang dalam waktu beberapa
detik atau menit. Sering terjadi pada kelompok pria dari pada wanita.
Etiologi
1. Emboli: berasal dari jantung (penyakit katup jantung, endokarditis, trombus mural,
mixomaatrium), pembuluh darah besar, atheroma karotis.
2. Mempunyai ganguan penglihatan yang fungsional.
3. Penyumbatan aliran darah menuju mata yang sementara.
4. Pada orang dewasa, didentifikasi berbagai faktor resiko, seperti hipertensi,
hiperkolesterolemia, dan penyakit arteri karotis.
Patofisiologi
Pada sebagian besar kasus Amaurosis Fugax, penyebab dasarnya adalah terjadinya iskemi
pada retina atau nervus optik. Namun, terdapat beberapa penyebab lainnya yang juga dapat
menyebabkan episode hilangnya penglihatan hanya pada satu mata yang reversibel dan dapat
dengan mudah disingkirkan dengan pemeriksaan status ophthalmikus yang seksama.
Amaurosis Fugax yang disebabkan oleh penyakit mata ( selain penyakit arteri) Kelainan-
kelainan mata merubah refraktif error pasien (seperti peninggian gula darah) dan perubahan pada
sifat kornea (seperti mata kering) atau pada transparansi bilik depan mata sehingga menghasilkan
episode kehilangan penglihatan yang mungkin berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa
jam. Peninggian tekanan intraokular mendadak (seperti pada glaukoma sudut terbuka) juga dapat
menyebabkan hilangnya penglihatan pada satu mata yang akut dengan atau tanpa nyeri mata.
Penyebab lain adalah adanya pembengkakan atau anomali kongenital pada diskus optikus
yang dapat menjepit arteri siliaris yang mendarahinya atau arteri sentral retina. Pada kasus tersebut,
episode TMVL berlangsung hanya beberapa detik, berulang dalam sehari, dan selaludiprovokasi
oleh perubahan posisi bola mata, yang lebih sering, jika pasien melihat ke atas (disebut orthostatic
Amaurosis Fugax). Tumor orbita mungkin juga dapat menekan arteri ophtalmikus atau arteri sentral
retina.
Cara penanganan
1. Penetapan kasus didasarkan pada praktek dokter mata dan dokter umum.
2. kasus-kasus amaurosis fugax yang cocok untuk operasi karotis.
3. perawatan bedah pasien dengan serangan iskemik retina tidak terlalu penting
sebagai tindakan pencegahan terhadap stroke di masyarakat.
4. Memeriksa pembuluh darah.
5. Pemeriksaan Ophthalmikus merupakan langkah penting untuk menyingkirkan penyebab
lokal pada mata dan mendeteksi emboli retina, iskemia retina atau nervus optik.
Anatomi Fisiologi
Transient global amnesia (TGA) adalah gangguan sementara atau hampir total
memori jangka pendek dengan berbagai masalah yang dapat diingat. Mendefinisikan
TGA seperti serangan amnesia tanpa gangguan kesadaran. Seseorang dalam keadaan
TGA tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan tetapi mengingat hanya beberapa
saat terakhir kesadaran, serta fakta-fakta yang terkodekan mendalam dari masa lalu
individu, seperti nama mereka sendiri.
TGA biasanya terjadi pada orang lansia dan ditandai oleh amnesia, disertai
dengan pertanyaan berulang. Serangan berlangsung beberapa menit atau jam dan
kemampuan untuk meletakkan kenangan baru secara bertahap pulih.
Etiologi
Patofisiologi
Inti dari setiap fungsi kognitif, mungkin dari setiap perilaku manusia adalah
kemampuan untuk menghafal dan mempelajari proses. Seseorang dengan
kemampuan ingatan yang rusak dari kontak emosional dan kontingen dengan dunia
sekitarnya dan dimanjakan oleh perasaan kontinuitas pribadinya, sehingga menjadi
patuh, lemah dan soliter. Lebih dari 50 tahun setelah deskripsi awal, amnesia global
sementara tetap menjadi salah satu sindrom yang paling misterius dalam neurologi
klinis. Terlepas dari prognosis jinak yang khas, TGA adalah pengalaman yang
menakutkan bagi pasien dan keluarga mereka. Namun, sebagian besar pasien
menjalani beberapa prosedur mahal untuk menegakkan diagnosis, biasanya dengan
hasil negatif. Akhirnya, TGA menghasilkan dilema tentang pilihan terapeutik.
Dengan menggunakan kriteria yang ketat, TGA tetap merupakan sindrom yang
berbeda secara klinis dengan etiologi yang tidak pasti, dengan prognosis yang baik
Cara penanganan
Penyakit serangan iskemik serebral transien dan terkait sindrom yang lainnya
pada kode G45.0 – G45.4
KODE G46
G46 : Vascular Syndromes Of Brain In Cerebrovascular Diseases (I60-I67+)
a. Definisi
Sindrom vascular otak yang terjaadi karena penyakit cerebrovascular (stroke).
Cerebrovascular adalah gangguan fungsi otak akut akibat ggn suplai darah
diotak, atau perdarahan yang terjadi mendadak yang menyebabkan defisit
neurologik (ringan-berat-kematian).
b. Anatomi otak
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)
Arteri vertebralis
Arteri basilar
Arteri serebral anterior kiri dan kanan adalah cabang dari arteri
karotis kiri dan kanan, masing-masing, dan mereka memberikan darah ke
bagian frontal otak, yang mengontrol perilaku dan pikiran.
Arteri serebral tengah
Arteri serebral tengah adalah cabang dari arteri karotis kiri dan
kanan. Arteri serebri memberikan suplai darah ke bagian otak yang
mengontrol gerakan. Ada satu arteri serebri di sisi kiri otak dan satu di
sisi kanan otak.
Arteri retina
d. Etiologi
Vascular Syndromes Of Brain adalah pembesaran pembuluh darah pada otak
akibat dinding pembuluh darah yang lemah.
e. Patofisiologi
Saat aliran darah menekan dinding pembuluh darah, pembuluh darah akan
menggembung seperti balon. Kondisi ini dapat berkembang menjadi sangat
serius ketika aneurisma otak pecah dan terjadi perdarahan subarachnoid.
Sindrom arteri serebral tengah adalah suatu kondisi di mana pasokan darah
dari arteri serebral tengah (MCA) dibatasi, mengarah ke pengurangan fungsi
bagian otak yang disediakan oleh . MCA menjadi yang paling umum untuk
terjadinya stroke iskemik.
b. Anatomi Fisiologi
Arteri serebral tengah adalah cabang dari arteri karotis kiri dan kanan.
Arteri serebri memberikan suplai darah ke bagian otak yang mengontrol
gerakan. Ada satu arteri serebri di sisi kiri otak dan satu di sisi kanan otak.
c. Etiologi
a. Definisi
Sindrom arteri serebral anterior adalah suatu kondisi di mana suplai darah dari
arteri serebral anterior (ACA) dibatasi, yang mengarah ke pengurangan fungsi
bagian otak yang dipasok oleh pembuluh yaitu : aspek medial dari lobus
frontal dan parietal, basal ganglia, fornix anterior dan corpus callosum
anterior.
b. Anatomi fisiologi
Arteri serebral anterior kiri dan kanan adalah cabang dari arteri karotis kiri
dan kanan, masing-masing, dan mereka memberikan darah ke bagian frontal
otak, yang mengontrol perilaku dan pikiran.
c. Etiologi
ACA disebabkan oleh terjadinya penyumbatan pada arteri serebral anterior
yang mengarah ke otak yang mengakibatkan suplai oksigen ke otak
mengalami gangguan sehingga otak kekurangan oksigen.
d. Patofisiologi
Jenis stroke ini terjadi ketika gumpalan darah (trombus) terbentuk di salah
satu arteri yang memasok darah ke otak yang berangsur-angsur menyempit
dan akhirnya arteri serebral anterior tersumbat. Bekuan biasanya terbentuk di
kawasan yang rusak oleh aterosklerosis yaitu penyakit di mana arteri
tersumbat oleh timbunan lemak (plak). Proses ini dapat terjadi dalam satu dari
dua arteri karotis leher yang membawa darah ke otak, serta di arteri lain dari
leher atau otak. Trombosis (penyakit trombo-oklusif) merupakan penyebab
stroke yang paling sering. Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi
serebral adalah penyebab utama trombosis serebral.
a. Definisi
Sindrom arteri serebral posterior adalah suatu kondisi di mana suplai darah
dari arteri serebral posterior (PCA) dibatasi, yang mengarah ke pengurangan
fungsi bagian otak yang dipasok oleh pembuluh tersebut,yaitu : lobus
oksipital, lobus temporal inferomedial, sebagian besar thalamus, dan batang
otak bagian atas dan otak tengah
b. Anatomi fisiologi
c. Etiologi
PCA disebabkan oleh terjadinya penyumbatan pada arteri serebral
anterior yang mengarah ke otak yang mengakibatkan suplai oksigen ke otak
mengalami gangguan sehingga otak kekurangan oksigen.
d. Patofisiologi
Jenis stroke ini terjadi ketika gumpalan darah (trombus) terbentuk di salah
satu arteri yang memasok darah ke otak yang berangsur-angsur menyempit
dan akhirnya arteri serebral posterior tersumbat. Bekuan biasanya terbentuk
di kawasan yang rusak oleh aterosklerosis yaitu penyakit di mana arteri
tersumbat oleh timbunan lemak (plak). Proses ini dapat terjadi dalam satu dari
dua arteri karotis leher yang membawa darah ke otak, serta di arteri lain dari
leher atau otak. Trombosis (penyakit trombo-oklusif) merupakan penyebab
stroke yang paling sering. Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi
serebral adalah penyebab utama trombosis serebral.
a. Anatomi
Brain Stem (atau batang otak) adalah bagian posterior otak. Di otak manusia
batang otak termasuk otak tengah, pons, dan medulla oblongata. Batang otak
berada tepat di atas sumsum tulang belakang. Ini membantu mengontrol
fungsi-fungsi tak sadar, seperti palpitasi, pernapasan, dan tekanan darah. Saraf
yang digunakanuntuk gerakan mata, mendengar, berbicara, mengunyah dan
menelan juga dikendalikan oleh batang otak. Fungsi normal batang otak
sangat penting untuk bertahan hidup.
b. Gejala
Gejala-gejala vertigo, pusing atau ketidakseimbangan biasanya terjadi
bersamaan; pusing saja bukan tanda stroke. Stroke batang otak juga dapat
menyebabkan diplopia, bicara cadel dan penurunan tingkat kesadaran. Hasil
yang lebih serius adalah sindrom terkunci.
c. Etiologi
- Gangguan vaskular : stroke non-hemoragik dan hemoragik pada batang otak
- SOL : tumor
- Proses inflamasi
a. Anatomi
b. Etiologi
c. Faktor resiko
a. Definisi
Lakunar stroke atau infark lakunar (LACI) adalah jenis stroke iskemik yang
paling umum, dan hasil dari oklusi arteri yang memberikan darah ke struktur
dalam otak. Pure Motor Strokes adalah jenis yang paling umum dari stroke
lakunar, yaitu lebih dari 50% dari semua kasus. Beberapa orang menggunakan
istilah “pure motor hemiparesis” untuk menggambarkan pure motor
strokes, meskipun ini berlebihan. Kata hemiparesis berarti lemahnya satu sisi
tubuh, dan kata “lemah” , menurut ahli medis, adalah sebuah kata yang hanya
berlaku untuk komponen motorik dari sistem saraf.
b. Anatomi
Corona radiata
Kapsul internal
Pons
Medullary pyramids
c. Etiologi
a. Definisi
Sesuai namanya, pure sensory stroke lakunar merupakan satu-satunya gejala
kelainan sensorik, seperti mati rasa atau nyeri, mati suhu, atau mati tekanan.
b. Anatomi
Mayoritas pure sensory stroke lakunar mempengaruhi area otak yang disebut
thalamus, area yang sangat terlibat dalam pemrosesan indra dari seluruh
tubuh. Indra yang terkena pure sensory stroke termasuk sentuhan, nyeri, suhu,
tekanan, penglihatan, pendengaran, dan rasa.
c. Gejala
Sebagian besar kasus pure sensory stroke lakunar menghasilkan sensasi tidak
biasa pada wajah, lengan, kaki, dada, alat kelamin, dan anus, tetapi hanya
pada satu sisi tubuh.
G46.7* Other Lacunar Syndromes
a. Ataxic Hemiparesis
Stroke jenis ini paling sering disebabkan karena kurangnya aliran darah ke
salah satu bagian otak ini yaitu:
Kapsul internal
Corona radiata
Pons
Seperti namanya, fitur yang menonjol dari sindrom ini adalah gangguan
berbicara yang disebut dysarthria. Dysarthria dapat didefinisikan sebagai
kesulitan mengucapkan atau membentuk kata-kata karena gerakan yang tidak
memadai dari otot-otot di kotak suara seperti laring, lidah, dan otot-otot lain di
mulut.
Gejala insomnia
Sulit untuk menentukan ukuran tidur normal karena kebutuhan tidur berbeda-beda
bagi tiap orang. Hal tersebut dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola
makan. Gejala-gejala insomnia yang paling umum di antaranya:
a. Susah tidur.
b. Terbangun di malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.
c. Merasa lelah, uring-uringan, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan
aktivitas secara baik pada siang harinya.
d. Tidak bisa tidur siang meskipun tubuh lelah.
Etiologi insomnia
a. Masalah psikologi
Insomnia dapat dipicu oleh kebiasaan atau pola hidup tertentu yang kita jalani,
salah satunya adalah waktu tidur yang tidak tetap. Waktu tidur kita yang terus
berubah-ubah dapat menyebabkan ritme sirkadian yang berfungsi mengatur
metabolisme tubuh, termasuk siklus tidur dan bangun, menjadi terganggu.
d. Pengobatan insomnia
Dalam mengobati insomnia, hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah
mencari tahu apa yang menjadi penyebab. Jika insomnia didasari oleh
kebiasaan atau pola hidup tertentu yang tidak sehat, maka dokter akan
menyarankan pasien untuk memperbaikinya. Jika insomnia disebabkan oleh
gangguan kesehatan (misalnya gangguan kecemasan), maka dokter akan
terlebih dahulu mengatasi kondisi yang mendasari rasa cemas tersebut.
Jika dirasa perlu, dokter dapat meresepkan obat tidur untuk beberapa waktu.
Obat tidur merupakan solusi yang bersifat sementara saja. Menangani gejala
insomnia tanpa mencari solusi untuk akar penyebabnya, jarang berhasil
sepenuhnya.
Hipersomnia adalah kondisi yang ditandai dengan episode berulang kantuk di siang
hari yang berlebihan atau tidur nyenyak di malam hari yang berlebihan. Orang yang
mengalami hipersomnia dapat tertidur kapan saja, seperti melansir WebMD misalnya
di tempat kerja atau saat mereka mengemudi. Mereka mungkin memiliki masalah
terkait tidur lainnya, termasuk kurangnya energi dan kesulitan berpikir jernih.
etiologi hypersomnia
Hipersomnia primer diduga disebabkan oleh masalah dalam sistem otak yang
mengontrol fungsi tidur dan bangun. Hipersomnia sekunder adalah hasil dari kondisi
yang menyebabkan kelelahan atau kurang tidur. Misalnya, sleep apnea dapat
menyebabkan hipersomnia karena dapat menyebabkan kesulitan bernapas di malam
hari, memaksa orang untuk bangun beberapa kali sepanjang malam. Berikut
penyebab hipersomnia lainnya:
Obat-obatan
1. Clonidine (Catapres)
2. Levodopa (Larodopa)
3. Bromokriptin (Parlodel)
4. Antidepresan
5. Penghambat monoamine oxidase
Saat tidur, otot di belakang tenggorokan yang menopang jaringan lunak dari langit-
langit (uvula), tonsil, dinding samping tenggorokan dan lidah, mengendur. Hal ini
menyebabkan saluran udara menyempit atau tertutup saat kita menarik napas
sehingga tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Situasi tersebut dirasakan otak yang
bereaksi membangunkan kita agar saluran udara kembali terbuka. Gangguan tidur
obstuktif ini biasanya berlangsung sangat singkat dan berulang dalam satu jam.
Sedangkan gangguan tidur lain atau apnea tidur sentral membuat kita tidak bisa
bernapas sesaat pada waktu otak tidak mengirimkan sinyal ke otot pernapasan.
Akibatnya, kita merasa sulit untuk meneruskan tidur nyenyak atau terbangun dengan
napas pendek.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami apnea tidur:
Pengobatan apnea tidur dilakukan berdasarkan kondisi dan tingkat keparahan yang
dialami. Untuk apnea tidur yang ringan, penanganan yang dianjurkan adalah dengan
mengubah gaya hidup seperti:
Etiologi Narkolepsi
Penyebab narkolepsi belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar penderita
narkolepsi memiliki kadar hipokretin rendah. Hipokretin adalah zat kimia dalam otak
yang membantu mengendalikan waktu tidur. Penyebab rendahnya hipokretin diduga
akibat sistem imun yang menyerang sel-sel sehat (autoimun). Berikut ini kondisi yang
dapat memicu timbulnya proses autoimun tersebut, hingga akhirnya mengarah pada
narkolepsi.
Narkolepsi juga dapat disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang menghasilkan
hipokretin akibat penyakit lain, seperti:
1. Tumor otak.
2. Cedera kepala.
3. Ensefalitis atau peradangan otak.
4. Multiple sclerosis.
Pengobatan Narkolepsi
Gejala :
1. Halusinasi
2. Gampang emosi
1. https://www.alodokter.com/epilepsi/penyebab
2. https://www.epilepsy.com/learn/types-epilepsy-syndromes/epilepsy-
myoclonic-absences
3. https://www.epilepsy.com/learn/professionals/about-epilepsy-
seizures/idiopathic-generalized-epilepsies/epilepsy-myoclonic-0
4. http://sikkahoder.blogspot.co.id/2013/04/infantile-spasm-west-syndrome-
penyebab.html
5. https://www.epilepsy.org.uk/info/syndromes/west-syndrome-infantile-spasms
6. https://www.epilepsy.com/learn/types-epilepsy-syndromes
7. https://id.linkedin.com/pulse/epilepsi-tipe-grand-malpetit-mal-epilepsy-petit-
rahmi-sofa-ilc
8. https://www.alodokter.com/epilepsi/gejala
9. ANONYMOUS/http://erepo.unud.ac.id/9142/3/f8f57fbf25ed516c0b91ed72c9
3dd08d.pdf/diakses pada tanggal 15.5.2018
10. ANONYMOUS/Majalah Kesehatan
Anda/https://banuasehat.com/penyakit/epilepsi-penyebab-gejala-komplikasi-
dan-pengobatan/diakses pada tanggal 16.5.2018
1. http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/8314/kharisma_ma
k_tinjauan_penyakit_nyeri_kepala_2017_sv.pdf?sequence=1&isAllowed=y
2. http://erepo.unud.ac.id/17406/3/1102106064-3-BAB%202.pdf
3. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-
2-_-Cluster-Headache.pdf
4. https://id.scribd.com/doc/194818877/Penanggulangan-Sakit-Kepala-Vaskuler
1. 2008 - February 13, 2018, The Ohio State University Wexner Medical Center.
https://patienteducation.osumc.edu/Documents/EffectsCerebellarStroke.pdf
2. https://en.wikipedia.org/wiki/Cerebellar_stroke_syndrome
3. https://en.wikipedia.org/wiki/Brainstem_stroke_syndrome
4. https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/stroke-2/mengetahui-pembuluh-
darah-mana-yang-dipengaruhi-oleh-stroke/
5. Miller Fisher. M.D., Neurology Service. Massachusetts General Hospital,
Fruit Street. Boston, Mass., U.S.A. 02114.
https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-
core/content/view/02C050FA13E7598C5741A53BB50B0862/S03171671000
36337a.pdf/div-class-title-the-posterior-cerebral-artery-syndrome-div.pdf
6. Booty Road, Bariatu,Ranchi-834 009, (Jharkhand). Journal, Indian Academy
of Clinical Medicine. http://medind.nic.in/jac/t00/i3/jact00i3p213.pdf
1. https://www.healthline.com/health/kleine-levin-syndrome#management
2. https://www.alodokter.com/insomnia
3. https://www.alodokter.com/narkolepsi
4. https://www.alodokter.com/hypersomnia
5. https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/3737451/4-gejala-khas-
narkolepsi
6. https://www.google.co.id/url?q=http://olvista.com/apa-itu-
hipersomnia/&sa=U&ved=2ahUKEwiu46_jp4rbAhWJfisKHfwrAx0QFjARe
gQIBBAB&usg=AOvVaw0GQ_66TFGW10YMUgI7glqC
7. https://www.alodokter.com/sleep-apnea
8. https://www.docdoc.com/id/info/condition/apnea-tidur-obstruktif/