MAKALAH PATOFISIOLOGI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:
Salsabila 2001076
Dira Repuja 2001052
Putri Dewica 2001070
Ramadini Fitri 2001071
Nisa Novrianti 2001068
Syairah Afrani 2001084
Hesti Rahmatia 2001056
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
nya kami dapat menyelesaikan makalah Patofisiologi ini yang berisi mengenai Patofisiologi
penyakit pada system urinaria tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas mata kuliah Patofisiologi dan juga untuk menambah pengetahuan kami dan juga
pembaca mengenai patofisiologi penyakit pada system urinaria. Dalam penyusunan makalah
ini, kami selaku penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Terutama dari dosen pengampu dari mata kuliah Patofisiologi, Ibu Dosen
Pengampu yakni Ibu apt.Mira Febrina,M.Sc. Maka pada kesempatan ini kami selaku penulis
mengucapkan banyak terima kasih.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penulis menerima kritik dan saran agar
kedepannya bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah. kami mencakup seluruh
anggota kelompok 5 berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi pembaca. Untuk akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita, aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
2.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Definisi...................................................................................................................................3
2.2 Anatomy Fisiology System Perkemihan................................................................................3
2.3 Gangguan Pada Ginjal.........................................................................................................11
2.4 Gangguan Pada Ureter.........................................................................................................12
2.5 Gangguan Pada Vesika Urinaria..........................................................................................13
2.6 Gangguan Pada Uretra.........................................................................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama
untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel
lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu
fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan
bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem
kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-
zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai
reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan
struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan
penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat
sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium
dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang
disebut urea dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan
ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang
menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah
bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan
bahan kimia dari aliran darah. . Aspek penting lain dari sistem urin adalah
kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang bermanfaat
untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun
dan harus dihilangkan.
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra.
Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih.
Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan
mengeluarkannnya sebagai urin.
Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau penyakit
pada organ dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan karenanya
menganggu biokimia dari aliran bawah. Ginjal adalah organ vital penyangga
kehidupan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi system perkemihan ?
2. Apa itu gangguan system perkemihan ?
3. Apa saja gangguan pada system perkemihan ?
4. Bagaimana pemeriksaan pada gangguan system perkemihan ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada gangguan sytem perkemihan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas system perkemihan berupa makalah tentang gangguan system
perkemihan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi gangguan system perkemihan
b. Untuk mengetahui epidemiologi gangguan system perkemihan
c. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan gangguan system perkemihan
d. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada gangguan system perkemihan
e. Untuk mengetahui terapi pada gangguan system perkemihan
f. Untuk mngetahui gejala klinis pada gangguan system perkemihan
g. Untuk mengetahui diagnose gangguan system perkemihan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Definisi System Perkemihan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh.
System perkemihan pria meliputi system urinarius, system renalis dan system
genetalia atau organ reproduksi pria yang terdiri dari testis, epididymis, vas deferens,
vesikula seminalis, prostat, dan penis. System perkemihan pada wanita meliputi system
urinarius dan system renalis (Purnomo, 2005; Black & Hawk, 2005). Adapun gangguan
system perkemihan dapat berasal dari system renal atau urologi. Gangguan renal
merupakan kelainan pada fungsi ginjal dan gangguan urologi kelainan yang mengenai
kandung kemih, ureter, uretra dan kelenjar prostat di samping kelainan struktur ginjal
(Macaulay, 1997; Smeltzer dan Bare, 2008). Gangguan renal misalnya Gangguan Ginjal
Akut (GgGA) dan Penyakit Ginjal Kronis (PGK), sedangkan gangguan pada urologi
meliputi gangguan pola berkemih. Trauma saluran kemih, obstruksi saluran kemih
berupa: tumor/kanker prostat, stricture uretra (Smletzer & Bare, 2008; Sellers, 2006).
Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih)
Satu vesika urinaria (VU) tempat urin dikumpulkan
a. Ginjal (Ren)
1) Fungsi ginjal:
a) Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun
b) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
c) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
d) Mengeluarkan sisa-sisa inors ism akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
c) Kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat
pada permukaan luar ginjal
3) Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla
renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex.
Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis.
6) Persarafan Ginjal
b. Ureter
Gambar 5: Ureter
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti
buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
d. Uretra
b) Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
d) Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
f) Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
b) Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak
dan kreatinin.
e) Toksin.
f) Hormon.
3) Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian
besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”.
Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi,
sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
2. Gejala Klinis
Gejala awal biasanya berupa hematuria (darah di dalam air kemih). Jika aliran air
kemih tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah antara tulang rusuk dan tulang
pinggul, atau di perut bagian bawah.
3. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau
urografi retrograd. CT scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau
bekuan darah dan menunjukkan pertumbuhan kanker.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa menunjukkan adanya
sel-sel kanker. Ureteroskopi atau nefroskopi digunakan untuk mengamati atau kadang
untuk mengobati tumor yang kecil.
4. Terapi
Jika kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter
(nefroureterektomi). Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita
hanya memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita
akan tergantung kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
E. Gangguan Pada Vesika Urinaria
1. Epidemiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian
telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko :
a. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan
usia.
b. Merokok,merupakan faktor resiko utama
c. Lingkungan kerja Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker
inikarena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan
karsinogenik (penyebabkanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis.
System perkemihan pria meliputi system urinarius, system renalis dan system
genetalia atau organ reproduksi pria yang terdiri dari testis, epididymis, vas deferens,
vesikula seminalis, prostat, dan penis. System perkemihan pada wanita meliputi
system urinarius dan system renalis.
Gangguan renal merupakan kelainan pada fungsi ginjal dan gangguan urologi
kelainan yang mengenai kandung kemih, ureter, uretra dan kelenjar prostat di
samping kelainan struktur ginjal.
Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi oleh banyak
kista. Penyebab kelainan ini adalah heriditas. Bila penyakit ini mengenai anak-
anak, akan bersifat progresif dan dapat menyebabkan kematian. Ginjal dipenuhi
oleh kista yang demikian membesar, mendesak jaringan ginjal dan sekitarnya yang
berangsur-angsur menghancurkan jaringan ginjal, yang. pada akhirnya pasien
menderita kegagalan ginjal.
Faktor risiko terbesar bagi berkembangnya kanker kandung kemih adalah merokok.
Ketika orang merokok, karsinogen diserap ke paru-paru dan masuk ke aliran darah.
Darah kemudian disaring oleh ginjal dan limbah tersebut kemudian dikonversi dalam
urin, yang kemudian akan dialirkan ke kandung kemih untuk keluar dari tubuh.
Namun, karsinogen dari tembakau tetap di sel urin dan menyebabkan kerusakan
kandung kemih, hal ini lah yang berpotensi menyebabkan kanker.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) ditunjukkan dengan adanya mikroorganisme di dalam
urine.
Glomerulonefritis peradangan pada glomerulus, biasanya disebabkan oleh diabetes
mellitus dan hipertensi kronik.
Sistitis atau infeksi kandung kemih (paling sering terjadi infeksi) ditandai dengan
dysuria (nyeri saat mengeluarkan urine).
Gagal ginjal atau penurunan fungsi organ ginjal atau tidak dapat berfungsi sama
sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Pusaka Putra
Guyton, C A dan Hall, E J. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC